OPERASIONAL TAMBANG
Oleh :
Luas wilayah konsesi KPC mencapai 90.938 hektar. Desain dan konstruksi dimulai
pada bulan Januari 1989 dan selesai sesuai dengan target yang ditentukan pada tanggal 1
September 1991. Pengiriman batubara ke para pelanggan telah meningkat dari 7 juta ton
pada tahun 1992 menjadi 53,2 juta ton pada tahun 2013. Operasi pertambangan KPC
sepenuhnya teringrasi dan berdikari.
Selain produktivitas dan kualitas, aspek lingkungan merupakan prioritas utama kami.
Sejak tahap awal sebelum proses penambangan dilakukan, tim geologi KPC melakukan
survei dan pemodelan guna mengidentifikasi seluruh risiko dan potensi dampak yang dapat
terjadi. Hasil survei dan permodelan tersebut selanjutnya digunakan untuk merencanakan
kegiatan penambangan dan reklamasi lahan paska tambang.
Sebelum proses pemindahan tanah penutup dilakukan, KPC melakukan identifikasi
flora dan fauna. Selanjutnya, kami mengumpulkan anakan pohon yang selanjutnya dirawat
di fasiltas nursery sebagai bibit. Selain itu, kami juga mengumpulkan biji dari hutan yang
akan dibuka untuk disimpan sebagai benih. Bibit dan benih yang dikumpulkan di nursery ini
nantinya akan digunakan pada tahap reklamasi dan rehabilitasi lahan paska tambang.
MINING (MENAMBANG)
Proses penambangan dilaksanakan menggunakan truk dan shovel dengan metode
open-pit. Sejumlah pit-pit pertambangan dioperasikan oleh KPC dan para kontraktor kami.
Saat ini total fleet capacity KPC mencapai 545 juta BCM per tahun
Batubara diangkut dari Sangatta pit ke stok Run of Mine (ROM) atau langsung ke
Coal Preparation Plant (CPP). Kapasitas Sangatta Coal Preparation Plant penghancur kami
sebesar 7.100 ton per jam dengan Wash Plant Feed (batubara kotor) penghancur
berkapasitas 300 ton per jam. Ukuran nominal teratas batubara sebesar 50 mm. Mayoritas
batubara ROM adalah insitu abu rendah, bersih, dan langsung dihancur tanpa persiapan
lebih lanjut yang diperlukan. Sekitar 1,4 mtpa batubara kotor dari atap dan lapisan lantai
diproses melalui dense medium cyclone preparation plant.
ROM batubara dari pit Bengalon diangkut ke fasilitas penanganan batubara Lubuk
Tutung untuk dihancurkan dan ditimbun di fasilitas 2.500 ton per jam.
Sistem pengambilan sampel mekanik, detektor logam, Belt scales, dan sensor
temperatur yang terletak di belt conveyor di seluruh rantai batubara digunakan untuk
memantau kualitas produk dan kontiniu kuantitas
KPC memulai operasi transshipping pada tahun 2005. Kami memiliki dua
tongkang fasilitas: Tanjung Bara dan Lubuk Tutung, dengan kapasitas total rata-rata 8.000
ton yang memuat 3.000 ton per jam.
KPC memiliki dua metode transhipping:
1. Batubara diangkut ke arah kapal di Tanjung Bara atau Lubuk Tutung pelabuhan,
masing-masing sekitar 1 km dari tepi laut pada tingkat 12.500 tpd.
2. Batubara diangkut ke arah kapal (hingga Capeside) melalui Floating Transfer
Station (FTS kapasitas 1.200 ton per jam) dan Floating Crane Station (FCS
kapasitas 1.000 ton per jam), mengambil batu bara dari tongkang dengan twin
grabs yang dilepaskan ke FTD konveyor bahwa pakan langsung ke kapal. FTS
kami dilengkapi dengan sistem sampling, detektor logam, dan dapat dimuat
dengan hingga 6.000 ton batubara, maka dapat dipastikan tidak menganggu
proses pemuatan kapal.
OPERATIONS INFRASTRUCTURE
Peningkatan bisnis KPC, bersama dengan keamanan, perekrutan staf, pelatihan dan
program pengembangan yang dirancang untuk mempromosikan lingkungan kerja yang
aman, harmonis dan progresif.
Sebagian besar karyawan KPC dan keluarganya tinggal di kota Swarga Bara, Sangatta
Lama, dan Teluk Lingga. Kota Swarga Bara, yang terletak di utara dari Sungai Sangatta
dilengkapi dengan berbagai kompleks perumahan, fasilitas rekreasi, sekolah dasar /
menengah, rumah sakit, dan fasilitas gawat darurat.
Kami juga didukung oleh bandara Tanjung Bara yang menghubungkan langsung
lokasi tambang kami dengan Bandara Internasional Balikpapan.
SAFETY (KEAMANAN)
Keselamatan penduduk kita adalah prioritas utama kami. Kami menerapkan Prima
Sistem Keselamatan Nirbhaya yang mengadopsi NOSA, internasional, dan regulasi
keselamatan Indonesia. Kami berkomitmen untuk menjamin keselamatan kerja dan
meminimalkan risiko kecelakaan
COMMUNITY DEVELOMENT PROGRAM (PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT)
Kegiatan pertambangan tidak dapat dipungkiri telah memberikan dampak positif dan
negatif pada kehidupan sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat di sekitar wilayah
operasional tambang kami. Dampak positifnya dimulai dari penyerapan tenaga kerja
langsung dan tidak langsung, berkembangnya berbagai usaha pendukung baik yang
bekaitan dengan operasional tambang maupun akibat peningkatan populasi serta lainnya.
Selain dampak positif terhadap perekonomian, terjadi juga dampak negatif seperti
meningkatnya penyebaran penyakit akibat migrasi penduduk, kesenjangan daya saing
tenaga kerja pendatang dan penduduk lokal, pemenuhan berbagai kebutuhan dasar dan
tentu saja perubahan bentang alam yang mempengaruhi lingkungan.
Praktek penambangan yang baik dan benar mengharuskan perusahaan untuk dapat
meminimalisir semua dampak negatif yang mungkin ditimbulkannya serta memaksimalkan
semua dampak positif yang ada.
Kegiatan pertambangan tidak dapat dipungkiri telah memberikan dampak positif dan
negatif pada kehidupan sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat di sekitar wilayah
operasional tambang kami. Dampak positifnya dimulai dari penyerapan tenaga kerja
langsung dan tidak langsung, berkembangnya berbagai usaha pendukung baik yang
bekaitan dengan operasional tambang maupun akibat peningkatan populasi serta lainnya.
Selain dampak positif terhadap perekonomian, terjadi juga dampak negatif seperti
meningkatnya penyebaran penyakit akibat migrasi penduduk, kesenjangan daya saing
tenaga kerja pendatang dan penduduk lokal, pemenuhan berbagai kebutuhan dasar dan
tentu saja perubahan bentang alam yang mempengaruhi lingkungan.
KPC, dalam proses pembangunan daerah mengambil peran sebagai katalisator.
Untuk mendorong kemandirian wilayah, khususnya ditingkat desa di sekitar tambang,
maka tujuh bidang program yang dirumuskan pada tahun 2003 tersebut, dalam
implementasinya disesuaikan dengan arah pembangunan daerah mulai dari tingkat
Kabupaten sampai desa dengan juga memperhatikan berbagai issue nasional dan
internasional. Ke tujuh bidang program tersebut adalah :
• Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Desa dan Masyarakat,
• Peningkatan Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat
• Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan
• Pengembangan Agribisnis
• Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
• Pelestarian Alam dan Budaya
• Peningkatan Infrastruktur
• Program pemanfaatan lahan pascatambang yang sudah dimulai sejak tahun
2008 juga mengacu pada agenda pembangunan pemerintah. Diproyeksikan
program ini dapat menjadi penggerak perekonomian lokal dengan
memaksimalkan synergy dan kolaborasi antar pemangku kepentingan.
PEMASARAN KPC
KPC berkomitmen untuk memberikan produk batubara yang terbaik disertai dengan
pelayanan pelanggan yang unggul. Zero Breach, Zero Contaminant & Zero Reject tidak
hanya menjadi motto KPC, namun telah menjadi tujuan utama keunggulan produk dan
pelayanan pelanggan. KPC berkomitmen untuk memberikan produk batubara yang terbaik
disertai dengan pelayanan pelanggan yang unggul. Zero Breach, Zero Contaminant & Zero
Reject tidak hanya menjadi motto KPC, namun telah menjadi tujuan utama keunggulan
produk dan pelayanan pelanggan.
SPESIFIKASI BATUBARA
KPC memproduksi tiga brand batubara:
1. Batubara Prima
Batubara Prima merupakan salah satu kualitas tertinggi yang diperdagangkan secara bara
termal internasional. Ini adalah batubara bitumen bervolatilitas tinggi disertai dengan nilai
kalori yang tinggi, abu yang sangat rendah, sulfur moderat, dan jumlah kelembaban yang
relatif rendah. Ini adalah batubara mengkilat dengan kandungan vitrinite yang tinggi. Prima
terutama berasal dari enam lapisan utama dalam lubang yang terletak dekat dengan
Pinang Dome. Suhu yang lebih tinggi dan tekanan dalam lapisan batubara dekat Dome
menghasilkan batubara dengan kelembaban rendah dan menyebabkan kandungan panas
yang lebih tinggi.
2. Batubara Pinang
Batubara Pinang hampir mirip dengan batubara Prima, namun dengan tingkat kelembaban
dan energi yang lebih rendah.
3. Batubara Melawan
Batubara Melawan merupakan batubara sub-bitumen yang paling bersih dengan tingkat
debu yang paling rendah dan mengandung sulfur. Batubara Pinang dan Melawan terdapat
jauh dari Dome dan terkandung dalam lapisan yang pada umumnya lebih tinggi dalam
urutan stratigrafi.
Adapun produk kami yang berasal dari area Bengalon, didominasi oleh kualitas Pinang,
dengan Calorific Value (CV) yang dapat disesuaikan dengan spesifikasi yang dibutuhkan
baik di pasar ekspor dan domestik.
KUALITAS CADANGAN
1.073,1 juta ton total cadangan batubara (berdasarkan perhitungan coal reserve estimasi
akhir 2019).
MEMASTIKAN KUALITAS
Coal Technology: Zero Breach, Zero Reject
KPC mengetahui bahwa pelanggan merupakan elemen penting dalam keberlanjutan.
Reputasi KPC sebagai produsen batubara dibangun diatas kepercayaan pelanggan-
pelanggan kami. Untuk itu, KPC berkomitmen untuk selalu memberikan yang terbaik bagi
setiap pelanggan, baik dari sisi kualitas dan spesifikasi produk, pelayanan pelangan,
pendampingan teknis dan layanan purna jual lainnya.
KPC memiliki Coal Technology Department yang secara khusus memiliki fokus terhadap
Coal Quality and Quantity Management and Technical Marketing.
Coal Quality Management merupakan bagian integral dari seluruh operasi KPC. Target
telah ditetapkan untuk manajemen kualitas batubara yang meliputi:
• Memaksimalkan Optimizing Production and Demand Schedules
• Memaksimalkan sumber daya, serta
• Memastikan seluruh pengiriman kepada pelanggan sesuai dengan spesifikasi
KPC Coal Technology memberikan Technical Assistance kepada End User Costomers untuk
Coal Handling and Combustion dan secara aktif terlibat dengan pelanggan untuk
memastikan bahwa kualitas batubara memenuhi persyaratan dan dalam waktu yang sama
sesuai dengan Standard Operating Procedure and International Shipping Regulation yang
berlaku.