Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KERJA PRAKTIK

AKTIVITAS GRADE CONTROL PADA PENAMBANGAN


BIJIH NIKEL LATERIT PADA KOMPARTEMEN 9
PT. GERBANG MULTI SEJAHTERA

OLEH

MUH FURQHAN FAHMI


219 17 007

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

KENDARI
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1. Latar Belakang....................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3. Tujuan.................................................................................................................
1.4. Batasan Masalah..................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................
2.1. Nikel Laterit........................................................................................................
2.2. Grade Control......................................................................................................
2.3. Metode Sampling................................................................................................
2.4. Peta Lokasi Kerja Praktik....................................................................................
BAB III METODE KERJA PRAKTIK.................................................................
3.1. Pengambilan Data...............................................................................................
3.2. Jadwal Kerja Praktik...........................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................
4.1 Tahapan Grade Control.......................................................................................
4.2 Tahapan Pengambilan Sampel.............................................................................
BAB V PENUTUP....................................................................................................
5.1. Kesimpulan.........................................................................................................
5.2. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sebaran Sumber Daya Laterit...........................................................


Gambar 2. Profil Nikel Laterit............................................................................
Gambar 3. Peta Lokasi Kerja Praktik.................................................................
Gambar 4. Pengawasan Ore Getting...................................................................
Gambar 5. Pengawasan Stripping OverBurden..................................................
Gambar 6. Pengambilan Sample Check..............................................................
Gambar 7. Sample Mining (Cara 1)...................................................................
Gambar 8. Sample Mining (Cara 2)...................................................................
Gambar 9. Sample Stockpile..............................................................................
Gambar 10. Peralatan Sampling.........................................................................
Gambar 11. Sample Check (Channel & Grab Sampling)..................................
Gambar 12. Sample Mining (Dumping).............................................................
Gambar 13. Sample Mining (Bucket)................................................................
Gambar 14. Sample Stockpile (Production Sampling)......................................
Gambar 15. Pengkodean Sampel.......................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kerja Praktik................................................................................


Tabel 2. Peralatan Sampel.......................................................................................

4
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil
Kerja Praktik yang berjudul “Aktivitas Grade Control Pada Penambangan Bijih
Nikel Laterit Pada Kompartemen 9 PT. Gerbang Multi Sejahtera” tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan hasil kerja praktik ini adalah
sebagai syarat lulus matakuliah kerja praktik (KP) di program studi teknik
pertambangan.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada


semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga
laporan hasil kerja praktik ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis
tujukan kepada Pembimbing Kerja Praktik, Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan serta rekan-rekan dosen lainnya.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan laporan hasil kerja praktik ini


sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa laporan hasil kerja praktik ini masih
ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan laporan hasil kerja praktik.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan hasil kerja praktik ini
berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

........, ...., Februari 2022

Penulis

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya melimpah,


terkhusus bahan galian tambang yang berupa sumberdaya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Salah satu contoh sumberdaya alam tersebut yang sangat penting
adalah bijih nikel. Nikel merupakan bahan galian ekonomis yang dibutuhkan
industri. Nikel banyak dimanfaatkan untuk industri berat, komponen kendaraan
bermotor, peralatan laboratorium, hingga sebagai bahan campuran pembuatan
baja tahan karat. Di Indonesia, nikel hanya ditemukan dalam bentuk nikel
sekunder atau biasa disebut nikel laterit (Isjudarto, 2013).
Bijih nikel laterit merupakan salah satu sumber daya mineral yang
melimpah di Indonesia. Banyak bahan paduan yang dibuat berbasis bahan nikel
karena memiliki kekuatan struktur terhadap proses creep, fatigue dan kestabilan
permukaan (oksidasi dan korosi) pada suhu tinggi seperti digunakan pada mesin
pesawat dan turbin gas pembangkit listrik. (Sujiono, Diantoro, & Samnur, 2014).
Komditas nikel salah satu yang sangat berharga dan bernilai jual tinggi
dalam pasokan pasaran dunia, dikarenakan nikel memiliki potensi besar dalam
kebutuhan hajat manusia untuk kehidupan sehari-hari. Bahan galian tambang
nikel digunakan sebagai bahan baku pembuatan baja tahan karat atau stainless
steel dengan jumlah persentase yakni 60%. Sedangkan sisanya digunakan sebagai
superalloy dan paduan nirbesi.
Penambangan, pengolahan dan pemanfaatan bijih nikel telah banyak
dilakukan dalam lingkup industri pertambangan untuk memenuhi kebutuhan hajat
manusia serta strategis pertahanan negara. Berdasarkan pemanfaatannya, salah
satu parameter dalam nilai jual bahan galian berupa kadar, hal tersebut karena
bijih nikel memiliki sebaran yang tidak merata dalam permukaan bumi sehingga
sangat berpengaruh terhadap daya produksi. Kadar bijih nikel yang tinggi akan
menghasilkan nilai jual yang tinggi dan dapat memberikan keuntungan yang besar
bagi industri maupun perusahaan.

6
Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil judul kerja praktik mengenai
aktivitas pengendalian atau grade control kadar bijih nikel baik dari front
penambangan sampai dengan aktivitas muat angkut ke atas tongkang (Barging),
sehingga kualitas dan kadar bijih yang diproduksi dapat terus terjaga yang
berdasarkan dengan spesifikasi konsumen dalam pemasaran komoditas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah


sebagai berikut:
1. Bagaimana tahapan kegiatan grade control pada penambangan bijih nikel
laterit.
2. Bagaimana metode pengambilan sampel (sampling) yang diterapkan pada
penambangan bijih nikel laterit.
3. Untuk mengetahui tahapan pengambilan sampel (sampling) yang diterapkan
pada penambangan bijih nikel laterit.

1.3. Tujuan

Tujuan Kerja Praktik ini adalah:


1. Untuk mengetahui tahapan kegiatan grade control pada penambangan bijih
nikel laterit.
2. Untuk mengetahui metode pengambilan sampel (sampling) yang diterapkan
pada penambangan bijih nikel laterit.
3. Untuk mengetahui tahapan pengambilan sampel (sampling) yang diterapkan
pada penambangan bijih nikel laterit.

7
1.4. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam kerja praktik ini yakni mengetahui cara


pengendalian/pengontrol kadar bijih nikel laterit baik pada front penambangan
(aktivitas stripping overburdendan ore getting) maupun Exportable Temporary
Ore (ETO), dan Exportable Final Ore (EFO).

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nikel Laterit

Endapan nikel laterit merupakan endapan hasil proses pelapukan lateritik


batuan induk ultramafik (peridotit, dunit dan serpentinit) yang mengandung Ni
dengan kadar tinggi, agen pelapukan tersebut berupa air hujan, suhu, kelembaban,
topografi, dan lain-lain. Umumnya pembentukan endapan nikel laterit terjadi pada
daerah tropis atau sub tropis (Jafar, Erwin, & Djamaludin, 2016).
Nikel sebagai salah satu sumber daya mineral ekonomis di bumi ini perlu
ditemukan keberadaannya untuk dapat memenuhi kebutuhan dibidang
perindustrian. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni nikel
bersifat lunak, tetapi jika dipadukan (alloy) dengan besi, krom, dan logam lainnya
dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi
menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada
peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan
gedung, serta komponen industri (Sukandarrumidi, 2007).
Dalam usaha pemenuhan kebutuhan nikel tersebut, kegiatan eksplorasi
mutlak untuk dilakukan khususnya pada daerah dengan potensi cadangan nikel
laterit terbesar. Dalam industri pertambangan, eksplorasi adalah suatu kegiatan
yang dilakukan bertahap dan sistematik dalam rangka menemukan area yang
representatif yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk menjadi daerah
penambangan (Syahrul & Dermawan, 2020).
Dialam ada dua jenis bijih nikel, yaitu nikel sulfida dan nikel oksida yang
lajim disebut laterit. Pada umumnya nikel sulfida berada dibelahan bumi subtropis
sedangkan laterit berada dikhatulistiwa, dan jumlah sumber daya alam laterit lebih
besar dari pada nikel sulfida.
Adapun lokasi sumber daya laterit di Indonesia berada di Kawasan Timur
Indonesia (KTI) terutama di Sulawesi Tenggara, Halmahera Maluku Utara, dan
pulau Gag kepulauan Waigeo Papua seperti yang ditunjukkan pada gambar 1
dibawah ini.

9
Gambar 1. Sebaran Batuan Ultra Basa, Sumber Daya Laterit,
dan Cadangan Laterit. (Prasetyo, 2016)

Tentunya keberadaan endapan nikel laterit tersebut, memiliki perbedaan


karakteristik pada masing-masing daerah. Perbedaan tersebut dapat diketahui dari
sifat fisik yang nampak di atas permukaan meliputi jenis laterit, litologi, vegetasi
yang tumbuh, dan kondisi morfologi (Arifin, Widodo, & Anshariah, 2015).
Pembetukan nikel laterit dipengaruhi oleh beberapa faktor penting,
diantaranya adalah batuan induk, topografi, iklim, struktur geologi, waktu serta
senyawa kimia dan vegetasi.
1. Batuan induk merupakan tempat terbentuknya endapan nikel laterit dan
umumnya terdapat pada batuan ultrabasa yang diantaranya adalah peridotit.
2. Topografi setempat sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta reagen-
reagenlain. Pada daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan
sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih
dalam. Akumulasi endapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang
landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan
pelapukan mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara
teoritis, jumlah air yang meluncur (run off) lebih banyak daripada air yang

10
meresap, sehingga dapat menyebabkan pelapukan kurang intensif (Hasria,
Anshari, & Rezky, 2019).
3. Iklim, adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana
terjadi kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat
menyebabkan terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur.
Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu terjadinya
pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan
yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan.
4. Struktur geologi, struktur yang sangat dominan yang terdapat adalah
struktur kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur patahannya. Seperti
diketahui, batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil
sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-
rekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses
pelapukan akan lebih intensif.
5. Waktu, waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup
intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.
6. Reagen-reagen kimia dan vegetasi, yang dimaksud dengan reagen-reagen
kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang membantu
mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2
memegang peranan penting di dalam proses pelapukan kimia. Asam-asam
humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat mengubah pH larutan.
Asam-asam humus ini erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini,
vegetasi akan mengakibatkan: penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih
mudah dengan mengikuti jalur akar pohon-pohonan, akumulasi air hujan
akan lebih banyak, humus akan lebih tebal.
Hasil proses laterititisasi berupa formasi gradasi pelapisan yang membentuk
profil laterit. Profil nikel laterit keseluruhan yang terdiri dari 4 zona gradasi yakni
overburden, limonit, saprolit dan bedrock yang ditunjukkan pada gambar 2
dibawah ini.

11
Gambar 2. Profil Nikel Laterit (Ahmad, 2006)

a. Overburden
Tanah penutup atau top soil (biasanya disebut “Iron Capping”) merupakan
tanah residu berwarna merah tua yang merupakan hasil oksidasi yang terdiri
dari masa hematit, geothit serta limonit. Kadar besi yang terkandung sangat
tinggi dengan kelimpahan unsur Ni yang sangat rendah.
b. Zona Limonit
Pada lapisan limonit berwarna merah coklat atau kuning, berukuran butir
halus hingga lempungan, lapisan kaya besi dari limonit soil yang
menyelimuti seluruh area.
c. Zona Saprolit
Zona saprolit merupakan campuran dari sisa – sisa batuan, bersifat pasiran,
saprolitic rims, vein dari garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada
beberapa kasus terdapat silika bozwork, bentukan dari suatu zona transisi
dari limonit ke bedrock. Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat.
d. Batuan dasar (Bedrock),

12
Batuan dasar tersusun atas bongkahan atau blok dari batuan induk yang
secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis (kadarnya sudah
mendekati atau sama dengan batuan dasar). Bagian ini merupakan bagian
terbawah dari profil laterit (Kurniadi, dkk, 2017).

2.2. Pengontrol Kadar


Pengontol kadar atau biasa disebut dengan grade control merupakan
kegiatan pengendalian kadar dengan sistem pengawasan stripping overburden dan
getting ore untuk menghindari penurunan kualitas bijih. Untuk mendapatkan hasil
prouksi bijih yang maksimal dengan tetap menjaga kualitas sesuai dengan
kebutuhan pelanggan. Pemeriksaan kualitas bijih dilakukan (pengambilan sampel)
pada beberapa tempat yakni pemuka kerja tambang, pemeriksaan kualitas
produksi bijih, pemeriksaan kualitas produksi bijih untuk menurunkan kadar
Moisture Content (MC), pemeriksaan kualitas produksi bijih hasil penyaringan
undersize dan oversize, pemeriksaan kualitas hasil pemberaian oversize, dan
pemeriksaan kualitas pada saat pengapalan (Masuara, 2018). Tujuan dari grade
control adalah untuk memaksimalkan nilai bijih yang ditambang terutama untuk
memberikan keuntungan dengan mengurangi risiko yang terkait dengan geologi
(Anatama, 2016).
Dalam proses penambangan grade control melakukan pengawasan terhadap
operator alat gali muat. Tujuannya adalah dengan keahlian dan pengalaman
operatornya memudahkan pada proses ore getting pemisahan mineral-mineral
pengotor saat kegiatan selective mining yang dapat menurunkan kadar bijih nikel
apabila material tersebut terkontaminasi (Firmansyah, 2015).
Pengotoran bijih akan mempengaruhi kadar yang didapat. Pengotoran
disebabkan karena adanya material yang sedikit mengandung nikel ikut tercampur
dalam bijih. Ada beberapa hal yang mempengaruhi pengotoran bijih adalah:
1. Posisi waste, bijih, dan cuaca
Daerah penggalian bijih yang lebihrendah dari lokasi pengupasan tanah
penutup akan lebih rawan terhadappengotoran, sebab jika ada aliran air
atauhujan dari atas ke bawah, maka daerahpenggalian bijih akan mengalami

13
dilusi dari material yang terbawah bersama air. Selainitu banyak dijumpai
material wasteyang berada diantara badan bijih yang berbentuk
massive/tidak beraturan.

2. Medan Kerja
Medan kerja berpengaruh pada kemampuan kerja alat. Pada daerah yang
datar alat akan lebih baik bekerja, sedangkan pada daerah yang
bergelombang atau berbukit alat akan sukar menempati yang baik dalam
melakukan penggalian, sehingga bijih yang kualitasnya baik tidak bisa
ditambang.
3. Keterampilan Operator
Operator alat harus mempunyai kemampuan memilih bijih yang berkadar
tinggi dengan yang tidak walaupun dengan penilaian secara visual.
Sehingga target untuk memperoleh bijih yang berkadar tinggi dapat dicapai.
Namun tetap di bawah kontrol dari grade control.
Untuk dapat meminimalkan perbedaan kadar antara eksplorasi dengan
realisasi penambangan, maka cara penambangan juga perlu diperhatikan. Metode
penambangan dengan penggalian langsung oleh alat gali seperti selective mining
maupun back filling dengan alat gali, dorong dan muat akan berpengaruh terhadap
kadar, karena metode penambangan tersebut rawan terhadap pengotoran/dilusi
(Masuara, 2018).
Suatu bahan galian dapat diketahui kadarnya dengan akurat berdasarkan
hasil dari pengambilan conto/sampel melalui kegiatan penentuan kadar bijih nikel
yang meliputi pengambilan conto eksplorasi dan pengambilan conto produksi.
a. Pengambilan conto eksplorasi
Pada tahap eksplorasi, penentuan kadar cadangan bijih nikel merupakan
bagian yang terpenting untuk menentukan jumlah cadangan yang telah ada.
Penentuan kadar bijih nikel yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah
“Cut Off Grade” yang telah ditetapkan sehingga dari data kadar rata-rata

14
tiapmeter kedalaman lubang bor dapat ditentukan kadar dari titik bor
tersebut.
b. Pengambilan conto produksi
Penentuan kadar produksi produksi bijih nikel dilakukan melalui dua tahap,
yaitu tahap pertama penentuan kadar produksi Exportable Temporary Ore
(ETO), hal ini dilakukan sebagai koreksi dari hasil penentuan kadar
eksplorasi. Apakah titik bor yang ditambang dilanjutkan penambangan atau
tidak. Tahap yang kedua adalah penetuan kadar hasil produksi Exportable
Final Ore (EFO), hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kadar
rata-rata setiap harian pada stockpile sebelum diekspor (Masuara, 2018).
2.3. Metode Sampling
Parameter dalam penentuan ekonomis bahan galian adalah salah satunya
kadar yang dapat memenuhi spesifikasi pemasaran. Parameter tersebut dapat
diketahui melalui tahapan awal penentuan kadar berupa metode pengambilan
sampel/conto atau yang disebut sebagai kegiatan sampling. Tujuan pengambilan
sampel adalah untuk mengantisipasi penurunan kadar bijih nikel laterit yang akan
ditambang. Metode pengambilan sampel terdiri dari beberapa yaitu (Riyadi,
2019):
1. Channel Sampling
Teknik pengambilan sampel ini merupakan pengambilan conto pada face
badan bijih nikel yang akan digali atau dibongkar untuk dilakukannya metode
selective mining pada titik bor atau daerah pengaruh titik bor tersebut. Pada
metode ini dilakukan pengambilan sampel pada dinding atau lantai front
penambangan.
2. Grab Sampling
Secara umum, grab sampling dilakukan dengan mengambil bagian/fragmen
dari suatu kumpulan material baik secara langsung di lapangan atau pada suatu
tumpukan ore.
3. Production Sampling
Teknis pengambilan conto pada sampel produksi dengan cara mengambil
sampel pada saat dilakukannya hauling ore oleh dumptruck yang akan

15
menumpahkan muatannya pada stockyard atau grizzly. Pengambilan conto
produksi ini dilakukan untuk mendapatkan kadar bijih nikel realisasi hasil
penambangan yang sudah dilakukan penggalian.
4. Coning & Quartering
Coning quartering merupakan salah satu teknik sampling yang paling
sederhana. Coning dan quartening pengertiannya dalam analisa kimia adalah
suatu kegiatan pengurangan ukuran sampel bubuk atau butiran dengan
membentuk tumpukan berbentuk kerucut yang tersebar dalam suatu bidang datar.
Bentuk kerucut seperti kue berbentuk radial dibagi menjadi empat buah bagian
kerucut yang sama rata dan saling berlawanan dimana ada jeda jarak di antara
keempatnya. Tiga dari empat bagian kerucut tadi dibuang dan sisanya dilakukan
proses pengerucutan kembali.
Proses pengambilan sampel ini diulang sebanyak diperlukan untuk
memperoleh sampel sesuai dengan kuantitas yang dikehendaki (misalnya untuk
uji laboratorium atau sampel untuk uji sampel) dan cukup untuk mewakili ke
pengujian selanjutnya. Jika proses dilakukan hanya sekali, coning dan quartering
tidak lebih efisien daripada mengambil alternatif discarding dari bagian yang lain.

2.
2.4. Lokasi Kerja Praktik
Kerja praktik ini dilaksanakan selama kurun waktu 3 bulan pada blok
amesiu kompartemen 9 PT Gerbang Multi Sejahtera. Lokasi kerja praktik secara
administratif terletak pada Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan,
Provinsi Sulawesi Tenggara dengan titik koordinat 122°53’45” BT dan 4°14’15”
LS.

16
Gambar 3. Peta Lokasi Kerja Praktik

17
BAB III

METODE KERJA PRAKTIK

3.
3.1. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang mahasiswa lakukan adalah pengambilan
data secara langsung kelapangan melalui observasi/pengamatan langsung yang
disebut dengan data primer dan pengambilan data melalui dokumen/arsipan dari
perusahaan maupun berbagai literatur yang disebut dengan data sekunder.

3.1.1. Data Primer


Data primer adalah data yang diambil melalui kegiatan lapangan atau
observasi langsung. Data primer yang dibutuhkan seperti:
a. Pengambilan sampel/conto (sampling) pada front penambangan baik
sample stripping maupun sample check, Exportable Temporary Ore (ETO)
dan Exportable Final Ore (EFO).
b. Pengendalian kadar melalui aktivitas blending apabila kadarnya tidak
sesuai spesifikasi/kontrak penjualan.

3.1.2. Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang dikumpulkan berdasarkan literatur dari
berbagai referensi terkait dengan judul kerja praktik ini serta data yang dimiliki
oleh perusahaan (dokumen). Data sekunder yang dibutuhkan seperti:
a. Cut Off Grade (COG) penambangan maupun kontrak penjualan.
b. Geologi regional site perusahaan terkait.

18
3.2. Jadwal Kerja Praktik
Jadwal dari kegiatan kerja praktik ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Kerja Praktik
Waktu (Tahun 2021)
No Kegiatan Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Kajian Pustaka
3. Kegiatan Lapangan
4. Pengolahan Data
5. Penyusunan Laporan
6. Seminar

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Grade control merupakan aktivitas pengendalian atau pengawasan terhadap


proses penambangan baik stripping overburden maupun ore getting. Grade
control memiliki ruang lingkup dalam pengawasan dan pengambilan sampel
untuk memastikan kadar bijih sesuai dengan Cut Off Grade penambangan maupun
kontrak penjualan.
Metode penambangan yang diterapkan dapat berpengaruh terhadap kualitas
ore atau kadar, karena hasil dari stripping overburden tidak diangkut ke disposal
area untuk ditampung. Oleh karenanya dibutuhkan seorang grade control untuk
melakukan pengawasan dalam proses penambangan.
4.
4.1. Tahapan Kegiatan Grade Control
Adapun tahapan kegiatan Grade Control yang diterapkan pada
penambangan bijih nikel laterit pada Kompartemen 9 PT Gerbang Multi Sejahtera
sebagai berikut:
1. Mengarahkan serta mengawasi operator excavator dalam melakukan
kegiatan stripping overburden (OB) maupun ore getting. Dalam melakukan
stripping overburden (OB) maupun ore getting seorang grade control
mengawasi operator excavator untuk mencegah terjadinya pencampuran
antara ore dengan waste (kotoran) agar tidak terjadinya penurunan kadar
(dilusi).

20
Gambar 4. Pengawasan Ore Getting

Gambar 5. Pengawasan Stripping OverBurden

2. Pengambilan sampel check (SC) diberlakukan sebelum dilakukan ore


getting dengan metode channel maupun grab sampling. Sampel check juga
diberlakukan untuk menentukan lapisan top ore. Sample check ini dilakukan
untuk memastikan kadar ore memenuhi spesifikasi COG penambangan
sebesar 1.4%. Sample check ini termasuk dalam kategori pengambilan
sampel/conto produksi.

21
Gambar 6. Pengambilan Sample Check

3. Sampel check diteruskan ke preparasi sampel sebelum dilakukan analisis


laboratorium. Jika hasil dari analisis kadar sesuai spesifikasi Cut Off Grade
(COG) penambangan sebesar 1.4% maka dilanjutkan dengan ore getting,
jika tidak sesuai maka tidak dilanjutkan ore getting dan pada penentuan top
ore jika kadar pada top ore tidak sesuai COG penambangan maka tetap
dilanjutkan stripping overburden (OB).
4. Mengumpulkan hasil ore getting dalam tumpukan ore atau biasa disebut
dengan dome kemudian dilakukan pengambilan sample mining (SM).
Sample mining merupakan pengambilan sampel pada tumpukan ore hasil
dari ore getting atau biasa disebut dengan dome. Sample mining ini untuk
menentukan kadar sesuai spesifikasi COG pasaran/kontrak penjualan
sebesar 1.65%. Sample mining ini termasuk dalam pengambilan
sampel/conto produksi. Pada pengambilan sample mining ini terbagi dua
cara yakni pertama, pengambilan sampel dilakukan setelah excavator
menumpahkan muatan pada area dome. Cara kedua, pengambilan sampel
pada bucket excavator. Sistem pengambilan sampel baik pada cara pertama

maupun cara kedua memiliki perlakuan sama yakni sebanyak 11


increament, 1 increament 10 bucket dengan 2 kali pengambilan, jadi dalam
perlakuan sampel mining tiap 5 bucket excavator dilakukan pengambilan
sampel.

22
Gambar 7. Sample Mining (Cara 1) Gambar 8. Sample Mining (Cara

2)

5. Sample Mining diteruskan ke preparasi sebelum dilakukan analisis


laboratorium. Jika hasil analisis laboratorium sesuai dengan COG pasaran
maka dapatlah dilakukannya Hauling ke stockpile sedangkan apabila tidak
sesuai spesifikasi COG pasaran maka ore pada dome/tumpukan tersebut
tetap di area front penambangan dan ditutupi oleh terpal untuk mencegah
terjadinya turunnya kadar serta dilakukannya blending pada ore yang kadar
tinggi untuk memanfaatkan bijih kadar rendah.

23
6. Tumpukan ore/dome pada stockpile dilakukan pengambilan sample
stockpile (STP). Sample stockpile ini untuk memastikan kadar ore tetap
berada pada batas Cut Off Grade (COG) kontrak penjualan/pasaran.
Dilakukan pengambilan Sample stockpile (STP) dikarenakan adanya
perpindahan ore dari front ke stockpile yang disebut dengan metode
production sampling Pengambilan sampel tersebut dilakukan ketika
Dumptruck menumpahkan ore pada area stockpile dengan sistem
pengambilannya adalah 1 increament 2 Dumptruck dengan 2 kali
pengembalian, jadi dalam pengambilan sample stockpile dilakukan setengah
increament pada tiap Dumptruck setelah melakukan dumping. Sample
stockpile (STP) kemudian diteruskan ke preparasi sebelum dilakukan
analisis laboratorium. Hasil dari analisis sampel stockpile jika tidak sesuai

dengan spesifikasi COG pasaran maka tetap ditumpuk saja pada stockpile
dan nantinya akan diblending dengan ore kadar tinggi (high).
Gambar 9. Sample Stockpile

7. Sampel diberikan perlakuan Pra-Shipment Inspection (PSI). Perlakuan


tersebut diberlakukan pada tumpukan ore/dome yang siap dikapalkan baik di
stockpile maupun di front penambangan dengan cara mengambil sampel
pada tiap-tiap bagian tumpukan ore/dome.
8. Hasil Pra-Shipment Inspection (PSI) pada ore tiap tumpukan/dome kadar
baik sesuai COG pasaran maupun tidak tetap akan dilakukan barging
dengan diberikan perlakukan blending dan perlakuan blending tersebut
dilakukan didalam tongkang.

24
4.2. Tahapan Pengambilan Sampel
Tahapan pengambilan sampel (Sampling) pada penambangan bijih nikel
laterit pada kompartemen 09 PT Gerbang Multi Sejahtera adalah sebagai berikut:
1. Persiapan alat
Menyiapkan segala peralatan dalam pengambilan sampel seperti sekop,
karung, pita, dan spidol.
Tabel. 2 Peralatan Sampel
No. Peralatan Kegunaan
1. Sekop Mengambil sampel
2. Karung Sampel Menyimpan/membungkus sampel
3. Pita Sampel Tempat ditulisnya kode sampel
4. Spidol Menulis kode sampel

Gambar 10. Peralatan Sampling


2. Keamanan sampling
Memastikan keamanan lokasi kerja aman dengan menjaga jarak dengan alat
berat yang sedang beroperasi.
3. Pengambilan Sampel
Perlakuan dalam pengambilan sampel berdasarkan pada kategori atau jenis
pengambilan sampel dan dilakukan secara manual menggunakan peralatan yang
sudah disiapkan. Mengambil sampel idealnya 5 kg per kantong sampel.

25
Gambar 11. Sample Check (Channel & Grab Sampling)

Gambar 12. Sample Mining (Dumping) Gambar 13. Sample Mining (Bucket)

Gambar 14. Sample Stockpile (Production Sampling)

26
4. Pemberian Kode Sampel
Memberikan kode sampel serta tanggal pengambilan pada tiap sampel yang
telah diambil dan dikirim ke preparasi sampel dan di laboratorium.

Gambar 15. Pengkodean Sampel

27
BAB V

PENUTUP

5.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktik melalui pengamatan langsung dilapangan
mengenai Aktivitas Grade Control Pada Penambangan Bijih Nikel Laterit Pada
Kompartemen 9 PT Gerbang Multi Sejahtera dapat memberikan kesimpulan
sebagai berikut:

1. Aktivitas grade control memiliki ruang lingkup pengawasan dalam proses


penambangan baik pada saat stripping overburden maupun ore getting agar
tidak terjadi kontaminasi waste (kotoran) sehingga menghasilkan ore yang
sesuai dengan kadar spesifikasi kontrak penjualan atau Cut Off Grade
(COG) pasaran. Tahapan dari kegiatan grade control yakni dimulai dari
adanya sistem pengawasan atau mengontrol proses stripping overburden
dan ore getting, pengambilan sampel baik sample check, sample mining
hingga dengan sample stockpile serta dapat juga melakukan Pra-Shipment
Inspection (PSI).
2. Metode pengambilan sampel berdasarkan pada jenis atau kategori
pengambilan sampel. Pada pengambilan sample check metodenya
menggunakan channel dan grab sampling. Pengambilan sample mining
diterapkan 2 metode yakni pengambilan sampel dilakukan setelah excavator
menumpahkan muatan pada area dome dan pengambilan sampel pada
bucket excavator. Pengambilan sample stockpile dilakukan pada saat
dumptruck menumpahkan muatan pada area stockpile, metode ini disebut
sebagai production sampling. Sedangkan perlakuan Pra-Shipment
Inspection (PSI) diberlakukan cara pengambilan sampel pada tiap-tiap
baigan tumpukan ore/dome.
3. Kegiatan dalam pengambilan sampel merupakan salah satu tahapan dari
aktivitas grade control pada proses penambangan. Adapun tahapan
pengambilan sampel adalah persiapan segala peralatan, mengetahui atau

28
memastikan kondisi keamanan front/area kerja, pengambilan sampel dan
pengkodean sampel.

5.2. Saran
Diperlukan pengawasan yang lebih ketat dalam proses penambangan
terutama pada bidang grade control yang mengacu pada pengendalian atau
pengontrolan kadar, hal ini dikarenakan untuk menjaga kualitas dan kadar bijih
yang diproduksi dapat terus terjaga yang sesuai dengan Cut Off Grade (COG)
pasaran. Serta kadar bijih nikel yang tinggi akan menghasilkan nilai jual yang
tinggi dan dapat memberikan keuntungan yang besar bagi industri pertambangan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, W., 2006, Fundamentals Off Chemistry, Mineralogy, Weathering


Processes, And Laterites Formations, PT. INCO.

Ahmad, W. 2008.Laterite: Fundamental of Chemistry, Mineralogy, Weathering


Processes and Laterit Formation. Sorowako, South Sulawesi: PT.
International Nickel Indonesia.

Anatama, W., 2016, Proposal Tugas AkhirKajian Grade Control Untuk Material
Bijih (Ore) Emas Pada Front Penambangan Pt Kasongan Bumi Kencana Di
Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan
Tengah, Banjarbaru : ULM-Teknik Pertambangan.

Arifin, A., Widodo, S., & Anshariah, 2015, Karakteristik Endapan Nikel Laterit
Pada Blok X Pt. Bintangdelapan Mineral Kecamatan Bahodopi Kabupaten
Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, Jurnal Geomine, Vol 01, April 2015.
Hal 37-45.

Firmansyah, Y., 2015, Kegiatan Penanganan material Bijih Nikel di Tanjung


Leppe Sebagai Umpan Pabrik Fero Nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk,
UBPN Sultra.Skripsi.Institut Teknologi Bandung.

Hasria, Anshari, E., & Rezky, T.B., 2019, Pengaruh Batuan Dasar dan
Geomorfologi Terhadap Laterisasi dan Penyebaran Kadar Ni dan Fe Pada
Endapan Nikel laterit PT. Tambang Bumi Sulawesi, Desa Pongkalaero,
Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Jurnal Geografi Aplikasi Dan
Teknologi, Vol.3 No.1, ISSN: 2549 -9181.

Isjudarto, A. (2013), "Pengaruh Morfologi Lokal Terhadap Pembentukan Nikel


Laterit", Seminar Nasional ke 8: Rekayasa Teknologi Industri dan
Informasi,

Kurniadi, A., Rosana, M.F., Yuningsih, E.T., & Pambudi, L., 2017, Karakteristik
Batuan Asal Pembentukan Endapan Nikel Laterit Di Daerah Madang Dan

30
Serakaman Tengah, padjadjaran Geoscience Journal, Vol. 1, No. 2, Hal
149-163, i-ISSN: 2597-4033.

Masuara, A., 2018, Evaluasi Kadar Produksi Nikel Laterit Di PT. ANTAM TBK,
Jurna Dintek, Vol. 11, No., Hal. 33 – 45.

Noor, D, 2017, Perhitungan Cadangan Nikel Dengan Metoda Area Of Influence


Daerah Uko, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi
Tenggara, Pakuan: FT-Teknik Geologi.

Prasetyo, Puguh. 2016, Sumber Daya Mineral di Indonesia Khususnya Bijih Nikel
Laterit Dan Masalah Pengolahannya Sehubungan Dengan UU Minerba
2009, Jurnal.umj, Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2016, p-ISSN:
2407 – 1846, e-issn :2460 – 8416.

Riyadi, M.A., 2019. Aktivitas Grade Control Pada Penambangan Bijih Nikel
Laterit Di Pt Indrabakti Mustika, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi
Sulawesi Tenggara, Kerja Praktik. Departemen Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

Sujiono, E.H., Diantoro, M., & Samnur, 2014, The Physical Properties Of Nickel
Ore In Sorowako South Sulawesi, Jurnal Pendidika Fisika Indonesia, Vol.
10, No. 2, Hal 163 – 167, p-ISSN: 1693 – 1246.

Sukandarrumidi., 2007, Geologi Mineral Logam, Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

Syahrul, & Demawan, A. (2020). Penyebaran Nikel Laterit Mengunakan Korelasi


Lapisan Pada PTVale Indonesia Site Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi
Tenggara, Jurnal Geomine, Vol. 8, No. 1, Hal. 44 –50, ISSN 2443 – 2083.

31

Anda mungkin juga menyukai