Anda di halaman 1dari 6

9.

Faktor Pengembangan (Swell Factor)


Material dialam diketemukan dalam keadaan padat dan terkonsolidasi
dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian-bagian yang kosong atau
ruangan-ruangan yang terisi udara (voids) diantara butir-butirnya, lebihlebih kalau butir-butir itu halus sekali. Akan tetapi bila material tersebut
digali dari tempat aslinya, maka akan terjadi pengembangan atau pemuaian
volume (swell).
Jadi 1,00 cu yd tanah liat dialam bila telah digali dapat memiliki volume
kira-kira 1,25 cu yd. ini berarti terjadi penambahan volume sebesar 25%
dan dikatakan material tersebut mempunyai faktor pengembangan (swell
factor) sebesar 0,80 atau 80%. Sebaliknya bila bank yard ini dipindahkan
lalu dipadatkan ditempat lain dengan alat gilas (roller) mungkin volumenya
berkurang, karena betul-betul padat sehingga menjadi berkurang dari 1,00
cu yd. tanah sesudah dipadatkan hanya memiliki volume 0,90 cu yd, ini
berarti susut 10%, dan dikatakan shrinkage factor nya 10 %.
Contoh :
Sebuah power scraper yang memiliki kapasitas munjung 15 cu yd akan
mengangkut tanah liat basah dengan factor pengembangan 80%, maka alat
itu sebenarnya hanya mengangkut 80% x 15 cu yd = 12 cu pay yard atau
bank cu yd atau insitu cu yd.
Beberapa persamaan faktor -faktor diatas :

V loose
Percent Swell = ( - 1) x 100%
V undisturbed
V undisturbed
Swell Factor = ( - ) x 100%
V loose
V compacted
Shrinkage Factor = ( 1 ) x 100%
V undisturbed

Kalau angka untuk shrinkage factor tidak ada biasanya dianggap sama
dengan percent swell. Beberapa istilah penting yang berkaitan dengan
kemampuan penggalian yaitu :
1.

Faktor Bilah (blade factor), yaitu perbandingan antara volume


material yang mampu ditampung oleh bilah terhadap kemampuan
tampung bilah secara teoritis.

2.

Faktor Mangkuk (bucket factor), yaitu perbandingan antara volume


material yang dapat ditampung oleh mangkuk terhadap kemampuan
tampung mangkuk secara teoritis.

3.

Faktor Muatan (payload factor), yaitu perbandingan antara volume


material yang dapat ditampung oleh bak alat angkut terhadap
kemampuan bak alat angkut menurut spesialisasi teknisnya.10. Berat
material (Weight of Material)Berat material yang akan diangkut oleh
alat-alat angkut dapat mempengaruhi :

1.
1.

Kecepatan kendaraan dengan HP mesin yang dimilikinya.

2.

Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan


kemiringan dan tahanan gulir dari jalur jalan yang dilaluinya.

3.

Membatasi volume material yang dapat diangkut.Oleh sebab itu


berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap
kapasitas alat muat maupun alat angkut.Bobot Isi dan Faktor
Pengembangan dari Berbagai Material
Bobot

Macam Material

(Density)

Isi
Swell Factor

lb/cu yd insitu
1. Bauksit
2.700 4.325
2. Tanah liat, kering
2.300
3. Tanah liat, basah
2.800 3.000
4. Antrasit (anthracite)
2.200
5. Batubara bituminous (bituminous
1.900
coal)

(in bank correction


factor)
0,075
0,85
0,82 0,80
0,74
0,74

6. Bijih tembaga (cooper ore)


3.800
7. Tanah biasa, kering
2.800
8. Tanah biasa, basah
3.370
9. Tanah biasa bercampur pasir dan
3.100
kerikil (gravel)
10. Kerikil kering
3.250
11. Kerikil basah
3.600
12. Granit, pecah-pecah
4.500
13. Hematit, pecah-pecah
6.500 8.700
14. Bijih besi (iron ore), pecah3.600 5.500
pecah
15. Batu kapur, pecah-pecah
2.500 4.200
16. Lumpur
2.160 2.970
17. Lumpur sudah ditekan (packed) 2.970 3.510
18. Pasir, kering
2.200 3.250
19. Pasir, basah
3.300 3.600
20. Serpih (shale)
3.000
21. Batu sabak (slate)
4.590 4.860

0,74
0,85
0,85
0,90
0,89
0,88
0,67 0,56
0,45
0,45
0,60 0,57
0,83
0,83
0,89
0,88
0,75
0,77

Angel Of Repose
Kemiringan lereng yang terjal juga merupakan faktor lain yang dapat
menyebabkan terjadinya pergerakan tanah. Pada kondisi dimana partikel yang
lepas dan tidak terganggu membentuk kemiringan yang stabil, sudut
kemiringannya maksimum dimana material penyusunnya tetap stabil disebut
angle of repose. Besar angle of reposebergantung pada ukuran dan bentuk
partikel penyusunnya, besar sudut lereng bervariasi dari 25 o sampai 40o. Semakin

besar dan menyudut partikelnya, semakin besar pulasudut kemiringan stabilnya.


Jika kemiringan bertambah, rombakan batuan akan menstabilkan kedudukannya
dengan meluncur ke bawah. Banyak kondisi di alam yang menyebabkan keadaan
tersebut, antara lain sungai yang menggerus dinding lembahnya, dan ombak yang
mengikis bagian dasar dari tebing pantai. Kegiatan manusia juga dapat
menyebabkan kemiringan lereng menjadi semakin besar sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya perpindahan massa.
Bila suatu bahan padatan yang mengalir bebas (free flowing) dikeluarkan
melalui suatu bukaan vertikal maupun horisontal, akan membentuk suatu
unggunan dengan sudut tertentu dengan bidang horisontal, sudut ini disebut
angle of repose. Angle of repose bervariasi sedikit tergantung pada komposisi
ukuran butiran dan bentuk partikel butiran.
Padatan curah yang lembab dan mengandung butiran-butiran halus
menunjukkan efek gaya kohesi dan angle of reposenya lebih besar dari bahan
yang mengalir bebas (free flowing material). Angle of repose dari padatan
kohesiv bertambah d engan ketinggian tumpukan bahan. Untuk sua tu bukaan
yang kecil dari Gb. 1.1 (a) padatan kohesiv akan tetap memp ertahankan
permukaan bebas vertikal dengan angle of repose 90.
Angle of repose tidak sama untuk berbagai pengukuran pada Gb 1.1(a),
(b), dan (c). Angle of rep ose pada Gb 1.1(c) Iebih kecil dari Gb 1.1(a) dan (b)
tergantung pada ketinggian jatuhnya. Partikel-partikel mencapai tumpukan dari
hopper mempunyai nergi kinetik tertentu dan akan berguling l ebih lanjut
dibanding dengan partikel yang bergerak melalui suatu slot pada Gb. 1.1(a) atau
dari silinder berlubang dari Gb. 1.1(b). Tambahan lagi, tergan tung pada jumlah
butiran halus dalam campuran partikel-partikel bijian, aka n menjadi terfluidisasi
atau teraerasi dan menjadi lebih mobile membawa bijian lebih jauh dari pusat
tumpu kan. Dengan alasan tersebut maka pengukuran dengan cara seperti Gb.
1.1(a) dan (b) akan memberikan hasil yang lebih konsisten.

Gb. 1.1 Berbagai cara pengukuran angle of repose


Dalam mekanika padatan istilah angle of repose mengacu pada sudut
suatu bidang terhadap bidang datar dari suatu benda ketika benda
padat yang lain
mulai meluncur. Dalam hal ini koefisien gesek diberikan oleh :
Ado rumus nyo liat gambar yg kukirim
Dan
Ado rumus nyo liat gambar yg kukirim
dimana F adalah gaya gesek yang menimbulkan gerakan dan N
adalah tekanan normal pada permukaan. Bila W adalah berat benda
yang meluncur,
maka :
Ado rumus nyo liat gambar yg kukirim
Dan
Ado rumus nyo liat gambar yg kukirim
Dalam pustaka aliran bahan curah sudut digunakan dalam mekanika
padatan disebut sebagai sudut luncur (angle of slide).

Sudut Repose Dari Berbagai Kondisi/Bahan


Berikut adalah daftar dari berbagai bahan dan sudut Repose.
Tabel 12.1 Bahan (kondisi) Sudut Repose (derajat)
Abu
40
Aspal (hancur)
30-45
Kulit kayu (kayu menolak)
45
Bran
30-45
Kapur
45
Clay (benjolan kering)
25-40
Clay (basah digali)
15
Clover benih
28
Kelapa (diparut)
45
Biji kopi (segar)
35-45
Bumi
30-45
Tepung (gandum)
45
Granit
35-40
Kerikil (longgar kering)
30-45
Kerikil (w alam / pasir)
25-30
Malt
30-45
Pasir (kering)
34
Pasir (air diisi)
15-30
Pasir (basah)
45
Gandum
28

Anda mungkin juga menyukai