TKP 270214
K04-STRATEGIC TO GROW
DOSEN PENGASUH :
Ir. Mukiat, MS
Ir. Makmur Asyik, MS
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengenalkan
kreativitas
sebagai
modal
penting
seorang
wirausahawan,
Menjelaskan hambatan berpikir kreatif yang dapat menghambat
progress sebuah usaha,
Mengenalkan cara mengukur potensi kreatif,
Mengenalkan cara meningkatkan kreativitas dan membebaskan diri
dari belenggu,
Memperoleh pemahaman tentang bagaimana strategi yang dilakukan
dari seorang entrepreneur mempengaruhi tingkat kesuksesannya
dalam bertumbuh.
BACAAN TAMBAHAN
I.
Lapangan Agraris
Lapangan Peternakan
Lapangan Perkebunan
Lapangan Pemberi jasa Pendidikan, Kesehatan & Perdagangan.
Lapangan Pertambangan dan energi
Lapangan Industri dan Kerajinan.
2.
Kedermawanan dan
Tidak sekali-kali mencoba berbuat dusta atau bohong.
3.
90 presen orang kaya itu karena bisnis bukan menjadi pegawai atau
karyawan perusahan.
4.
5.
6.
Dapat dipercaya.
7.
8.
9.
yang kurang lazim, melebihi apa yang orang lain telah lakukan,
mencoba dunia baru, tidak mudah putus asa meski ditolak sana sini
atau diabaikan atau dicibir, mau untuk belajar dari kegagalan
sebelumnya, dan sebagainya.
2.
3.
4.
Kapabilitas
untuk
Pasar yang kita hadapi adalah pasar bebas yang membuka pintu
lebar-lebar terhadap siapa saja. Jangan pernah memasuki sebuah
pasar bebas tanpa melakukan kalkulasi yang matang sebelumnya.
Perhitungkan pula apa yang sedang dan akan dilakukan oleh para
kompetitor. Pastikan bahwa pelanggan akan memilih Anda. Nasihat
ini perlu dipikirkan baik-baik: "Be better not behind, if you are not
better, be different!". Jika Anda belum bisa untuk lebih baik dan
berbeda maka tugas kita sebagai entrepreneur belum selesai.
5.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
Risiko adalah bagian dari kehidupan seorang wirausaha seharihari. Risiko itu berujung pada aspek finansial yang dapat mematikan
usaha, yang tidak bisa diatasi, bahkan dapat merusak reputasi dan
kepercayaan terhadap diri anda. Hanya manusia kreatif yang dapat
lolos dari bencana dan kerugian. Kreativitas membuat anda mampu
menembus pintu-pintu baja kesulitan.
6.
Kreativitas itu selalu beranjak dari sebuah ide yang muncul dari
pengamatan terhadap keadaan sehari-hari di sekeliling kita. Misalnya
saja, pada awal 1980-an, ada seorang mantan pegawai PT Pertamina
yang melihat banyak orang asing yang tidak berani minum dari air keran di
hotel-hotel di Indonesia. Padahal di luar negeri, air keran bisa langsung
diminum. Mereka merasa air kita tidak higienis dan mengandung banyak
bakteri yang mematikan.
Setelah pensiun dari PT Pertamina, orang ini, yaitu Tirto Oetomo,
segera membangun usaha air yang layak diminum dalam kemasan.
Sasaran awalnya adalah orang-orang asing yang berkunjung ke Indonesia.
Kelak, air mineral dalam kemasan buatannya dikenal sebagai air minum
dalam kemasan terbesar di Indonesia, yaitu Aqua. Dengan kreativitasnya,
Aqua berhasil mengganti ceret-ceret yang biasa dipakai di rumah-rumah,
dan konsumen dapat langsung mengonsumsi tanpa harus memasaknya
terlebih dahulu. Aqua sekarang telah tumbuh menjadi perusahaan besar
dan ratusan merek sejenis beredar di pasar. Semua itu dimulai dari manusia
kreatif yang melihat celah di pasar dan mau mengomersialisasikannya dan
menanam risiko.
ORANG DEWASA YANG TIDAK KREATIF
Disadari atau tidak, sejak lahir, manusia sudah dibekali modal yang
jauh lebih penting dari sekedar uang, yaitu OTAK. Dengan modal tersebut,
kita dapat berpikir, bertindak, dan menyelesaikan masalah jauh lebih baik
dari mesin atau makhluk hidup lainnya. Dengan otak yang sehat, kita dapat
berpikir kreatif sehingga timbul gagasan-gagasan dan terobosan-terobosan
usaha yang inovatif.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa pada masa kanak-kanak kita
jauh lebih kreatif dibandingkan saat dewasa. Saat kita berusia 5 tahun,
kebanyakan dari kita mempunyai tingkat kreativitas sebesar 96,5%. Pasa
saat itu, kita bertanya lebih banyak lima kali daripada orang dewasa. Pada
usia 17 tahun, manusia mengalami penurunan tingkat kreativitas sehingga
potensinya tinggal sekitar 86%. Dan pada saat berumur 30 tahun, secara
rata-rata tingkat kreativitas kita tinggal 40%.
Penurunan tingkat kreativitas sejalan dengan makin lanjutnya usia
seseorang disebabkan oleh hubungan antara intensitas eksperimen
dengan keinginan mencari aman. Semakin tua, langkah-langkah dan
keinginan bereksperimen seseorang menjadi semakin rendah. Ini berarti,
semakin tua, manusia semakin cenderung menghindari risiko dan ingin
menjalani hal-hal yang aman saja (status quo).
PEMBUKA PINTU KESULITAN
Dalam bukunya yang berjudul Toward a Theory of Instruction,
Bruner mendefinisikan kreativitas sebagai kejutan yang efektif. Bila
diduga hasil dari proses kreativitas adalah sesuatu (bisa produk atau
gagasan) yang mengejutkan. Misalnya karena baru, belum pernah ada,
belum pernah terpikirkan, unik, dan sebagainya. Karena terkejut itulah,
pasar bisa sangat menaruh perhatian, berpikir atau menolak (karena belum
terbiasa).
Newel, Shaw dan Simon dalam penelitian ilmiah yang berjudul
The Process of Creative Thinking membagi suatu kreativitas ke dalam
tiga unsur, yaitu,
Ide yang ideal dan bermanfaat adalah pikiran yang terarah pada
Invensi (pengembangan gagasan), Inovasi (mengubah gagasan
menjadi produk), dan Paten (proteksi produk). Dengan paten, seorang
wirausaha dapat mencegah masuknya pendatang-pendatang baru secara
illegal dalam kurun waktu tertentu.
lapor lagi. Lama-lama pemilik toko ini percaya. O, anak ini bisa dipercaya.
Kemudian boleh bawa dua toples. Terus tiap hari lapor, tiap hari
menyetorkan uang. O, anak ini bisa dipercaya. Jualan tiga toples. Nah,
terus berkembang begitu. Tapi harus sabar. Mulainya dari satu toples.
Jangan belum-belum menginginkan saya mau membawa sepuluh toples.
Dia tidak akan dipercaya orang. Nah, ini tanpa modal. Lama-lama setelah
dia bisa berjualan belasan toples, dia berpikir, Saya kan bisa bikin sendiri
permen. Tiap hari dia jualan permen, jadi tiap hari dia tahu bungkusnya
bagaimana, permen yang rusak dia perbaiki, lama-lama, Lho, saya khan
bisa bikin permen ini? Kan tinggal beli gula sama adonannya.
Nah, kemudian dia bikin permen sendiri. Tapi tetep jualan permennya
orang lain. Dia campur di situ, dia jualan permen sendiri, lama-lama
permennya laku. Lama-lama dia memperbesar. Ya, bukan pabrik permen,
tapi industry dia di rumah lah. Mula-mula satu kilo gula, kemudian dua kilo,
tiga kilo, sampai berkuintal-kuintal. Akhirnya dia bikin pabrik permen kecilkecilan, tetangga-tetangganya jadi karyawannya. Lama-lama dia berpikir,
Lho, saya ini kok beli gula berkuintal-kuintal? Mendingan saya kulakan
sendiri saja daripada beli di toko harganya lebih mahal. Lama-lama dia ke
pabrik gula, boleh nggak beli satu ton ke pabrik gula? Akhirnya dia beli gula
sendiri. Lama-lama pabrik permennya juga tambah besar, keperluan
gulanya juga tambah banyak, dia akhirnya punya hubungan dengan pabrik
gula. Kok ini angkutannya mahal?. Dia beli truk. Beli truk satu, kemudian
permennya berkembang, beli truk dua.
Setelah punya truk dua, kok ini berangkatnya kosong ya?. Pulang
dari pabrik gula penuh dengan gula, tapi berangkatnya kosong. Ini rugi.
Kemudian dia hubungan dengan pabrik gula, barang apa yang bisa
diangkut ke pabrik gula. Lama-lama truknya berangkat membawa barangbarangnya pabrik gula, pulang dia membawa gula yang dia beli dari pabrik
gula. Jadi, dia sudah punya pabrik permen, punya usaha dagang gula,
punya usaha truk.
Lama-lama dia dipercaya oleh pabrik gula. Suruh ngangkut barangbarang yang lain. Karena memang orang ini bisa dipercaya. Lama-lama dia
beli truk, beli truk lagi, beli truk lagi, akhirnya punya 20 truk. Setelah punya
20 truk, dia berpikir, Lho, pabrik gula ini khan tidak sepanjang tahun
menggiling. Hanya delapan bulan, yang empat bulan truknya nganggur. Ini
kan rugi truk nganggur?. Dia cari pintu lagi apa yang bisa diangkut ketika
tidak ada angkutan gula? Kemudian dia lihat ada kopra. Waktu itu dia
ngangkut bahan minyak kelapa. Akhirnya pada saat tidak ada order dari
pabrik gula, dia ngangkut kelapa. Ngangkut kelapa terus, untuk apa ya
kelapa ini? O, dikirim ke pabrik minyak goreng. Lama-lama dia kenal di
orang minyak goreng di pabrik minyak goreng itu beberapa hari ke situ
lama-lama bikin pabrik minyak goreng. Nah, kemudian besar, besar, besar,
besar, tetep sampai hari ini pabrik permennya yang kecil itu tetep dia
melakukan suatu Quantum Leap atau yang Pak Ciputra bilang suatu
loncatan secara fenomenal dari memberikan advice, kita menjadi investor
dan menjadi partner daripada perusahaan yang berkembang tersebut.
Mulai berkembang bukan hanya dari sepuluh ke dua puluh, tetapi dari dua
puluh ke seratus, seratus ke lima ratus, lima ratus ke lima ribu. Hari ini grup
kami sudah mempekerjakan sekitar 30.000 di berbagai sector industry.
Ada tiga tantangan yang harus diperhatikan untuk melakukan
scale up, yaitu,
1. Access to Human Capital.
Hal ini merupakan tantangan scaling up pertama yang selalu
menjadi kesulitan bagi para entrepreneur.
Human capital atau yang kita sering sebut sebagai SDM. Sumber
daya manusia itu menjadi batu sandungan pertama, atau anak
tangga pertama yang perlu kita lalui untuk bisa melakukan scaling
up.
Dalam setiap usaha yang kita lakukan, selalu kita menganalisa
angka, kita menganalisa produk, kita menganalisa jasa, tetaapi di
belakang angka, di belakang jasa, di belakang produk itu ada
orangnya. Ada people. There are people behind number, there are
number behind product, there are number behind services.
Kita harus menitik beratkan kepada people skills, human capital
tersebut. Tanpa kemampuan kita mengakses human capital yang
mumpu, yang bisa memberikan kita suatu tambahan dari pada
performance kita, susah men-scale up bisnis kita.
2. Access to Market.
Akses kita kepada pasar. Bagaimana di pasar ini, ini adalah
sebuah Kawah Candradimuka di mana kita hanya punya satu
choice yaitu untuk membesarkan usaha kita. Kalau kita jalan di
tempat atau kita tidak berkembang, kita pasti akan diimbas oleh
pesaing kita. Jadi, kalau kita memiliki akses kepada market atau
market memiliki environment yang kondusif kepada dunia usaha,
kita akan mampu melakukan scale up itu. Karena market akan
mendorong kita.
Pasar yang semakin besar itu akan mendorong kita untuk scale
up. Misalnya kalu kita sebagai pebisnis kuliner, tiba-tiba rakyat
Indonesia yang masuk menjadi kelas menengah itu adalah bukan
hanya menjadi 45 juta seperti sekarang ini, tapi consuming class
akan growth menjadi 100-115 juta dalam 10-15 tahun ke depan.
Ini pasar, inilah yang mendorong kita untuk scale up. Kalau kita
berhenti, ya memang ada konsep Small is Beautiful, tapi kalau
kita mampu bisa untuk meng-scale up, kita akan mampu
menangkap peluang dari pasar itu.
3. Akses to Capital.
Tidak akan kita bisa bertumbuh, scale up tanpa ada akses terhadap
Capital.
Permodalan itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Tapi modal
itu akan mengejar kita kalau kita punya SDM yang bagus, punya
produk yang bagus, dan punya akses terhadap market.
Ini dana-dana, capital-capital baik itu pedapatan capital maupun
perbankan akan bukan kita yang mengejar mereka, mereka yang
akan mengejar kita kalau kita sudah mumpunyai pada akses
pertama terhadap SDM, dan akses kedua terhadap pasar tadi.
Scaling up ini adalah key untuk kita maju.
Starting up is one thing, tapi scaling up is the completely different
more GAME.
Selamat bagi scale up untuk para entrepreneur. Dan saya rasa juga
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari akses untuk SDM tadi adalah
Mentorship. Saya yakin mentorship dan tentunya kegiatan yang berkaitan
dengan kewirausahaan adalah entrepreneurship khususnya sekarang yang
berbasis online akan menjadi sarana yang bagus untuk para entrepreneur
meng-scaling up bisnis.
DARI
PELANGGAN
Hambatan Kultural
Hambatan Lingkungan
Hambatan Intelektual
CONTOH
1. Hambatan Persepsi,
Yaitu, merupakan hambatan yang membuat manusia sulit
mempersepsikan masalah atau menangkap informasi yang relevan.
Beberapa jenis hambatan kreativitas ini adalah,
a. Pola Pikir Stereotip
Misalnya, Anda sedang menumpang sebuah pesawat terbang yang
terpaksa mendarat darurat di sebuah gurun pasir. Sebagai satusatunya penumpang yang selamat, Anda harus menggunakan apa
saja yang ada untuk mempertahankan hidup sampai tim SAR datang.
Di dekat Anda ada sebuah senter. Secara stereotip, senter adalah alat
untuk menerangi, menemukan sesuatu dalam gelap, atau memberi
sinyal. Sebenarnya, senter juga dapat dimanfaatkan lebih dari yang
distereotipkan. Baterai dipakai untuk membuat api, selongsongnya
dapat dimanfaatkan untuk menampung air minum, reflektornya dapat
dipakai untuk membuat sinyal SOS (pertolongan) di siang hari, dan
seterusnya. Stereotip mengabaikan pandangan Anda, membuat Anda
tidak kreatif.
4. Hambatan Lingkungan
Merupakan hambatan kultural yang lebih luas. Iklim organisasi atau
budaya perusahaan dapat menjadi penghambat atau perangsang
kreativitas organisasi/perusahaan di mana dapat mengupayakan
lingkungan yang kondusif terhadap kreativitas. Elemen organisasi dari
nilai-nilai yang dianut manajer, bawahan, anggota kelompok, pelanggan,
dan pesaing juga dapat menghambat atau merangsang kreativitas.
Beberapa elemen penghambat misalnya,
a. Tidak ada kerja sama dan rasa saling percaya antara tim kerja.
b. Atasan bersikap otoriter, tidak menghargai pendapat orang lain.
c. Gangguan rutin, misalnya telepon, tamu yang tak putus-putus, dan
ruang kerja yang riuh rendah.
d. Kurangnya dukungan untuk mematangkan gagasan.
e. Budaya kebersamaan (solidaritas) atau anti persaingan.
5. Hambatan Intelektual
Biasanya disebabkan oleh sikap mental yang tidak efisien atau
keengganan untuk menggunakan pendekatan baru, misalnya,
a. Kecenderungan yang sangat kuat untuk mempertahankan tradisi,
menggunakan metode atau cara yang dulu pernah terbukti efektif,
b. Terlalu mengandalkan logika,
c. Enggan menggunakan intuisi,
d. Terlalu mengandalkan statistic dan pengalaman masa lalu sehingga
gagasan-gagasan baru terlalu cepat diuji secara mental.
Fogler & LeBlanc (2000) menambahkan satu faktor hambatan lagi
berupa hambatan Ekspresif, yaitu ketidakmampuan seseorang untuk
mengkomunikasikan gagasan, baik secara lisan maupun tertulis.
Sebenarnya, mutu gagasan tidak harus selalu dikemukakan secara lisan.
Bila kita kurang lancar berbicara, kekurangan tersebut bisa diatasi dengan
membuat gambar, ilustrasi, bagan, atau memanfaatkan bahasa tubuh
untuk lebih ekspresif. Kita tidak perlu ragu menghabiskan waktu untuk
menyampaikan gagasan.
Carol Kinsey Goman, Ph.D. dalam bukunya yang berjudul
Creativity in Business (2001) mengidentifikasi hambatan kreativitas
beserta pendorong untuk keluar dari hambatan tersebut adalah sebagai
berikut,
PENGHAMBAT KREATIVITAS
Sikap negatif
Taat pada Aturan
Membuat Asumsi
Stress yang Berlebihan
PENDORONG KREATIVITAS
Sikap positif
Melanggar Aturan
Memeriksa Asumsi
Mampu Menyalurkan Stress
Takut Gagal
Berkeyakinan Bahwa Diri Sendiri
Tidak Kreatif
Terlalu Mengandalkan Logika
kita melihat bisnis itu sesuatu yang harus dikelola untuk membangun
sebuah network, sebuah web, maka akan lain bahwa kita membutuhkan
alam. Alam juga membutuhkan campur tangan manusia. Nah kita
membutuhkan dukungan dari share holder, tapi share holder juga
memerlukan karyawan. Kita diperlukan suplier, tapi sebaliknya kita juga
butuh suplier.
Kalau konsumer? Sama. Kita butuh konsumer, konsumer butuh kita
nggak kita nggak? Oh butuh, kalau nggak ada barang mau mengkonsumsi
apa? Jadi hidup nggak seperti itu, itulah sebetulnya pandangan hidup
bahwa bisnis itu harus dilihat sebagai sebuah pendekatan network sentric.
Sebuah network jaringan. Inilah sebetulnya apa yang saya katakan western
wisdom itu. Ini adalah sudut pandang dari dunia timur yang melihat
kehidupan itu tidak secara individualistik. Kalau kita antroposentric, kita
human sentric, maka dari situlah munculnya individualisme. Dan begitu
terjadinya individualisme ya sudah alam rusak tidak ada urusan. Saya
untung sendiri, supplier saya rugi nggak masalah. Dia nggak mau supply,
saya cari supplier yang lain. Bisa seperti itu. Pertanyaannya, berapa lama?
Kalau nggak bisa lama dan pasti tidak bisa lama, itu kan akan mengganggu
bisnis kita. Lalu apakah memang bisnis itu memang hanya dibangun
dengan cara hit and run. Untung, habis itu besok tutup, nggak masalah.
Bisa seperti itu tapi anda bukan seorang entrepreneur, kalau anda seorang
entrepreneur horizonnya pasti jangka panjang.
Jadi di sini makanya seorang pengusaha seorang entrepreneur
utamanya itu harus membangun bisnis itu dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai tertentu yang dia yakini kebenarannya. Nilai-nilai itu saya
sarankan galilah dari dunia timur. Timur itu lebih khususnya lagi mau cari di
Indonesia itu banyak, karena nenek moyang kita itu mewariskan terlalu
banyak wisdom. Jangan terlalu hanya terpana dan terpesona dengan nilainilai yang dibawa dari belahan yang lainnya. Barat, dia memberikan
kontribusi yang baik sekali kepada sains, tapi dari aspek nilai-nilai manusia,
dunia timur tidak kalah baiknya. Nah, seperti itu.
Permasalahan yang paling sulit dalam membesarkan usaha itu apa?
Setiap industri itu mempunyai tantangan sendiri-sendiri. Setiap
industri saya selalu mengatakan di sana saya menggunakan kata-kata
tantangan. Challenges, dari pada Difficulties. Karena kalau difficulties itu
ada kecenderungan akan berfikirnya itu pesimis. Tapi kalau challenges itu
kita akan bergairah. Namanya tantangan kita hadapi. Setiap industri pasti
ada tantangannya masing-masing. Ada tantangannya di raw material,
ada tantangannya di produksi. Di produksi ada lagi tantangannya kalau
dipecah lagi di teknologi, bisa di manusianya, bisa di sistemnya bermacammacam. Bisa juga di pasar. Pasar bisa di pedagang, bisa juga di konsumen.
Tetapi memang ini perlu diidentifikasikan challenges itu ada di mana.
Setiap industri itu perlu ditanyakan where are the better future.
Padang Gurum sentra itu ada dimana, kalau saya sekarang di Garuda Food
kalau ditanya dimana padang Gurum setra Garuda Food di industri
makanan dan minuman termasuk FMCG yang lainnya? Itu ada di pasar.
Pasar itu tentunya nomor satu konsumen, dan juga pedagang. Tetapi bukan
berarti tidak ada tantangan di raw material. Ada, tetapi begitu industri yang
lain misalnya katakanlah saya sekarang membantu anak saya memulai
usaha baru di bidang kelapa sawit, resources ini sekarang saya
terjemahkan dari mulai kelapa sawit. Kelapa sawit itu kalau ditanya dimana
padang pertempurannya, where is the battlefield nya. Padang kuru setranya
dimana? Bukan di pasar. Kalau menurut saya lebih di land acquisition. Anda
punya tanah nggak? Kalau nggak punya tanah, nggak bisa menanam. Jadi
tantangannya masing-masing industrinya.
Saya punya industri katakanlah, misalnya di stainless steel misalnya,
itu padang kuru setranya lain lagi. Raw material, itu tantangan dia. Market,
battlefieldnya. Proses produksinya, battle fieldnya. Nah, lalu kemudian itu
yang saya ajarkan kepada anak saya pada waktu mau masuk usaha baru
sebagai seorang calon pengusaha anda kan pertama kali yang bertanya itu
yang ditanyakan adalah What industry are you going to be create? Mau
masuk industri mana, ini yang kemudian perlu diidentifikasikan. Tantangantantangan mana yang paling banyak dan mana industri yang tantangannya
relatif paling sedikit atau barangkali relatif lebih mudah diatasi? Nah kalau
di industri barang konsumsi itu memang cukup melelahkan. Tantangannya
dari ujung ke ujung, from end to end. Makanya saya dorong anak saya
sudahlah jangan masuk di industri itu, biarkan itu papi saja yang sudah
melewatinya kamu masuk ke industri yang berikutnya. Nah ini berarti
mencari peluang dan mencari peluang itu tidak hanya berdasarkan
knowledge versus knowledge, tapi bisa juga dengan menggunakan sistem
tadi, menggunakan tools, pendekatan scientific itu bisa. Menemukan
industri mana yang menarik itu kan bisa diawali dengan environment
scanning dulu.
Kita tahu secara makro industri mana yang sedang tumbuh dengan
pesat. Industri yang bagus itu kan seharusnya tumbuhnya pesat,
kompetisinya belum banyak, profitnya tebal. Kan begitu. Orang kan
maunya tiga-tiganya begitu kan, tapi ya tentunya sulit ya mengharapkan
ketiga-tiganya begitu. Tapi dengan parameter tadi, kalau kita melakukan
scanning kita pilih yang seperti itu. Nanti di antara itu baru kita shortlist yang
mana yang anu. Karena bisa saja tumbuh pesat, profitnya tebal, tapi
kompetisinya minta ampun. Sudah, jangan masuk. Kalau kita tidak punya
capability yang bisa melampaui kita punya kompetitor. Seperti itu kira-kira.
Jadi semua itu relatif. Makanya bisnis itu memang supaya bisa
sustainable, terus ciptakanlah nilai tambah. Karena pada akhirnya ini pesan
saya terakhir, apapun industri dimana anda berada, terlepas dimana
industri anda berada anda tidak menjual barang atau jasa, yang anda jual
bukan barang atau jasa , yang anda jual adalah nilai tambah. Nilai dan
tambah. Ada kata kuncinya. Nilai artinya yang dibeli oleh konsumen itu
adalah hasil bagi, dan nilai orang marketing itu adalah total quality dibagi
dengan total cost. Total quality itu tidak hanya dalam artian quality of
produk, tetapi juga quality of apa namanya mengenai services, quality of
brandnya dan sebagainya. Cost juga tidak dalam artian hanya monetery
cost, tapi juga cost yang lainnya, time cost, energi cost dan seterusnya inilah
value hasil baginya. Semakin value nya semakin tinggi, berarti kita
memberikan value yang semakin baik kepada konsumen.
Tapi apakah sudah memberikan nilai tambah? Belum tentu, karena
kalau misalnya kita ukur nilai yang kita berikan nilainya 3, kompetitor
memberikan nilai 3.5 berarti kita belum memberikan nilai tambah, lalu itu
yang harus dicari tahu kita kalahnya di bagian mana itu yang harus
diperbaiki. Sepanjang anda memberikan nilai tambah anda akan terus
didatangi oleh konsumen. Dan nilai tambah itu tadi seperti yang saya
katakan differentation yang dipersepsi penting bagi konsumen. Jadi ini yang
terus kita pikirkan. Makanya jadi pengusaha seperti yang Einstein bilang
never stop questioning. Terus kita harus terus berpikir, dari pada
ngerumpi kan lebih baik berpikir. Apalagi berpikir itu untuk menghasilkan
sesuatu yang bermakna dan berfaedah bagi orang lain orang banyak. Itu
kan hidupnya jauh lebih berbahagia, lebih berguna.
SUSTAINABLE
INFORMASI,
ulang. Jadi, kita bisa mengidentifikasi peluang bila kita bisa memahami
ada pelanggan yang bawa uang atau memiliki daya beli yang akan datang
berulang-ulang. Untuk bisa terjadi seperti itu, apa yang harus kita lakukan?
Ada tiga kata kunci di dalam entrepreneurship, yaitu,
1. PELUANG, Peluang kita dapatkan dengan cara mengubah masalah,
yaitu Masalah jadi peluang.
2. SOLUSI, untuk mengembangkan solusi harus diinovasikan. Harus ada
inovasi.
3. RESIKO, pasti ada faktor resiko. Resiko harus dikelola, dikecilkan, jika
perlu dihapus.
Bagaimana melakukannya secara praktis? Kita semua bersamasama sudah mendengar tentang bagaimana kalimat pak Ciputra yang
mengatakan bahwa pelanggan adalah sumber informasi, inspirasi, dan
inovasi. Bagaimana dari pelanggan kita memperoleh informasi dan
kemudian menjadi inspirasi dan kemudian kita berinovasi. Dan dengan cara
itu kita menumbuhkan usaha kita.
PELANGGAN ADALAH SUMBER INFORMASI, INSPIRASI & INOVASI.
Di ilustrasikan bahwa, ada sebuah kisah yang tidak sesungguhnya
terjadi tetapi sengaja dikarang sedemikian rupa supaya semirip mungkin
dengan dunia nyata. Tujuannya apa? Supaya kita belajar tentang sesuatu
yang lebih praktis dan bisa digunakan di dalam bisnis kita masing-masing.
Dikatakan bahwa, cerita Mas Joko, atau cerita Joko Mempersiapkan
Pertumbuhan Usahanya. Simak dan dengarkanlah apa yang dilakukan
Joko dan apa saja yang dipersiapkannya supaya usahanya bertumbuh?
Terdapat suatu Kios Kuliner Selera, terletak di sebuah basement
gedung tinggi ada Foodcourt atau ada Pujasera tempat kios-kios
makanan disediakan untuk para karyawan. Kalau Anda pergi ke gedunggedung, di Jakarta biasanya bertemu dengan ini. Dalam satu ruangan bisa
ada sepuluh, kadang ada yang dua puluh kios. Harga yang dijual biasanya
tidak mahal. Sehingga banyak karyawan gedung yang datang ke sana.
Nah, alkisah ada seseorang yang namanya Joko memiliki sebiah kios
di sana. Di sebuah kantin karyawan yang namanya Seroja. Dan di
tempat itu ada sepuluh kios. Ternyata tidak semua laku. Hanya kira-kira dua
puluh persen yang laku. Lima puluh persennya ya hanya biasa-biasa saja
penghasilannya dan tiga puluh persen termasuk yang sepi. Dan yang sepi
adalah salah satunya milik Joko ini.
Joko rupanya ingin maju. Dia sadar tahun depan anaknya akan
masuk TK, akan masuk SD. Ada biaya yang harus dikeluarkan. Ada
tambahan biaya untuk setiap bulannya. Sehingga dia mengatakan, Tahun
depan penjualanku harus naik dua kali. Tapi bagaimana caranya?.
Nah, rupanya Joko senang belajar dan kemudian dia ikut Pelatihan. Dia
belajar bagaimana menumbuhkan usahanya. Mari kita ikuti kisahnya dari
Joko ini menumbuhkan usahannya. Joko belajar bahwa peluang
bersumber dari masalah. Lalu peluangnya harus diinovasikan dan
kemudian resikonya harus dikelola. Sekarang bagaimana caranya?
Praktisnya bagaimana? Dari masalah bisa menemukan peluang.
Nah, inilah yang Joko lakukan. Joko menggunakan Rumus ABBA.
Anya apa? Amati, Bertanya, Berdiskusi, dan Analisa. Siapa yang
diaamati? Siapa yang diajak bertanya? Siapa yang diajak berdiskusi? Siapa
lagi kalau bukan pelanggan? Nah, Joko rupanya sudah paham bahwa
pelanggan adalah sumber informasi, sumber inspirasi, dan sumber inovasi,
seperti yang dikatakan oleh Pak Ciputra. Sehingga mereka harus diamati,
harus ditanya, diajak diskusi, dan hasilnya kita analisa.
AMATI/MENGAMATI
Bagaimana mengamati secara praktis? Nah, Joko belajar mengamati
dengan menggunakan Lima Panca Indera. Ketika mengamati sesuatu,
sang entrepreneur menggunakan seluruh panca inderanya. Menggunakan
matanya, menggunakan telinganya, menggunakan hidungnya,
menggunakan mulutnya untuk mengecap, dan menggunakan
tangannya untuk merasa. Dia meneropong pasar dengan panca
inderanya dia. Dan inilah yang dilakukan oleh Joko, dia mengamati kantin,
sekarang seluruh panca inderanya digunakan.
Mata, ternyata ketika dia menggunakan matanya dengan lebih awas, dia
melihat kiosnya dia lebih berantakan. Tidak rapi, tidak bersih. Sementara
yang lain bersih dan rapi. Khususnya yang punya antrian panjang dia
lihat, Wah, yang ini memang lebih bersih dan lebih rapi dari dia.
Mulut, dan ketika dia menggunakan lidahnya, dia datang kepada kios
yang paling laku. Rupanya dia suruh orang lain untuk membeli dan
membandingkan dengan masakan yang dia miliki. Dia harus akui ada
masakan yang lebih enak. Yang lebih enak punya lebih banyak
pelanggan.
berkenalan dan sambil dia berkenalan dia memperhatikan, ini orangorang yang disekitar sini memilih menunya apa saja dan dia membuka
diskusi kenapa pilih ini, kenapa bukan ini dan lain-lain.
Kemudian apa yang dia temukan sangat menarik, ternyata Joko bertemu
dengan sekelompok orang yang sering bertemu bersama-sama disana,
mereka menamakan dirinya sebagai sebuah komunitas tersendiri, yaitu
Komunitas "PanSel", apa itu PanSel.
Pansel adalah Pantai Selatan mereka berasal dari pantai selatan Jawa
Tengah dan semua dari mereka lulusan SMK, ada yang dari jurusan
mesin dan ada yang dari elektro, mereka semua atau kebanyakan
mereka bekerja di Engineering mereka senang bertemu satu sama lain
di Kantin Seroja yang merupakan adalah salah satu tempat untuk
bertemu.
Masalah dan usulan dari kiosnya Joko telah menciptakan inspirasi dan
inovasi, namun untuk dapat mengumpulkan lebih banyak gagasan Joko
menggunakan sebuah Rumus Kreatifitas yang namanya
TAKUTIRUKO.
ANALISA
Anda sudah mendengar cerita tentang Joko dan kiosnya yang bisa
mengidentifikasi peluang dari masalah-masalah. Sekarang bagaimana
Joko mengembangkan kreativitas dan inovasi sehingga dia menghasilkan
produk dan layanan baru yang juga inovatif. Apa itu Takutiruko?
Takutiruko adalah sebuah metoda bantu untuk membantu kita bisa
mengahasilkan ide lebih banyak sehingga kita menjadi lebih kreatif.
TaKuTirUKo, Ta adalah tambah, Ku adalah kurang, Tir Tiru, Ubah,
dan Kombinasi. Jadi kita berusaha memancing gagasan-gagasan
lebih banyak.
Tir = Tiru, Joko berpikir dia bisa meniru dari perusahaan sukses mana
saja. Dia terpikir KFC dan MC Donald. Salah satu hal yang dia ingin tiru
adalah pesanan via telepon. Dia baru sadar, dia tidak pernah memberi
tahu nomor teleponnya kepada pelanggan, padahal pelanggan bisa
memesan. Sehingga dia mengatakan, Nanti akan saya pasang nomor
telepon di depan supaya pelanggan tahu.
Joko sekarang sudah mendapatkan berbagai solusi yang dia pikir ini
cukup inovatif. Dan Joko akhirnya memutuskan untuk fokus pada menu
khas pantai selatan. Dia sekarang ketemu dengan sesuatu yang dia bisa
tonjolkan. Ia melihat ini sebagai sebuah keunikan dan selain itu, sekarang
dia sudah kenal komunitasnya. Dia sudah mendapatkan calon pelanggan
yang fanatik. Untuk lebih memantapkan strateginya, warungnya dia,
kiosnya dia yang tadinya namanya Warung Selera, diubah sekarang
menjadi warung Selera Pansel, atau Warung Selera Pantai Selatan. Dan
dia berpikir ada empat produk unggulannya, yaitu nasi jumbo pasel, nasi
langsing pansel, teh pansel, dan kopi pansel. Joko sudah
menyelesaikan bagian yang solusi yang inovatif.
Setelah joko bisa mengidentifikasi peluang, mengembangkan
gagasan yang kreatif dan inovatif, sekarang tiba saatnya dia memverifikasi
semua yang sudah dia persiapkan supaya resikonya bisa
dikendalikan. Dan di bagian ini juga kita akan bersama-sama akan
mendengar tentang kesimpulan dari semua yang sudah kita bahas
bersama-sama. Masih ada satu lagi, bagaimana dia mengelola
resikonya? Untuk itu ada rumus sederhananya. Namanya VIP, dimana,
Hambatan Kreativitas
Membatasi penyelesaian problem dengan asumsi yang tidak perlu,
Stereotyping (Berpikir konvensional),
Terlalu banyak informasi.
TIPS PRAKTIS
Ada banyak tips yang dapat diberikan untuk memperbaiki kreativitas
Anda. Semua itu harus dimulai dari diri Anda yang menyadari bahwa
suasana atau cara berpikir yang tidak kreatif akan berbahaya bagi
kesejahteraan dan kedamaian hidup Anda di kemudian hari, oleh sebab itu
Anda harus Kreatif, caranya,
1.
Jangan batasi diri (to limit self). Jangan batasi diri Anda atau anakanak Anda, kecuali itu masalah moral dan integritas. Jangan batasi
hidup dengan rutinitas, mengambil langkah yang mudah atau takut
berlebihan.
2.
Cobalah menjalani dan menjelajahi jalan-jalan baru saat
mengendarai kendaraan Anda. Kendarailah seorang diri dan jangan
khawatir akan tersesat. Kalau ada anggota keluarga yang selalu
mengganggu dan membatasi Anda, turunkanlah dia di tempat yang
aman, atau mintalah orang itu menghargai keputusan Anda.
3.
Eksposlah diri Anda dengan orang yang berbeda-beda, datangilah
mereka, ajaklah berbicara dan kawani orang-orang yang hidupnya
tidak rutin. Ubah pergaulan Anda.
4.
Tempa diri dalam hidup yang berwarna ketidakpastian. Beranilah
menghadapi tantangan-tantangan baru. Keluarlah dari selimut rasa
amanmu. Merantaulah. Hiduplah dalam lingkungan baru yang jauh
dari aturan-aturan dan proteksi keluarga besar.
5.
Buatlah selalu suasana-suasana baru. Ubah letak susunan mejakursi, letak lukisan atau hiasan, tempat tidur beberapa bulan sekali.
Latihlah berpikir dari hal-hal kecil.
6.
Gunakan Cara berpikir Paradoks. Ingatlah dunia ini serba paradoks,
carilah selalu pasangan paradoks pada setiap informasi yang Anda
terima.
7.
Kembangkan Cara berpikir besar. Jangan berpikir yang kerdil-kerdil
seperti rumah kecil, hidup seadanya, karier sekadar untuk hidup,
warung bakso, dan seterusnya. Mulailah berpikir bahwa Anda bisa
membuat hal yang besar-besar. Bangunan tertinggi dan terbesar di
dunia, bisnis termaju, restoran paling ramai, istri terbaik dan tercantik,
dan seterusnya.
8.
Jangan turuti mitos-mitos. Ingatlah, tak semua guru-guru Anda
scientist sejati, mereka juga bisa terbelenggu oleh mitos-mitos.
Demikian juga orangtua, teman, atasan, ulama, konsultan, dan
sebagainya.
9.
Berpikirlah kritis, tetapi selalu terbuka dan positif. Jangan
menggunakan hujatan, kritik atau pendekatan-pendekatan kontra
produktif yang menimbulkan konflik. Tinggalkan saja mitos-mitos itu
sambil tersenyum dan berpikir bebas.
10. Lakukan perjalanan-perjalanan baru. Perluaslah wawasan Anda
dan kunjungilah daerah-daerah baru. Jangan bepergian di saat liburan
sehingga Anda tidak bisa berpikir bebas. Jangan bepergian ke tempat-
tempat biasa yang selalu dikunjungi banyak orang. Lihatlah daerahdaerah baru dan datangilah kehidupan-kehidupan yang belum Anda
kenal.
11. Bacalah bacaan-bacaan yang beragam. Perluas wawasan Anda
dan tutuplah buku-buku yang datar dan tidak menantang. Perkaya diri
Anda dengan buku-buku self help dan teori.
12. Ambillah kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan hal-hal
yang baru. Ambillah risiko itu dan telusuri terus apa yang terjadi.
Pelajarilah dan bertindak proaktif dan memperbaiki segala hal yang
muncul.
Ada beberapa macam strategi untuk bertumbuh bagi usaha kecil.
Tentunya setiap pengusaha ingin usahanya makin lama makin berkembang
kerena dengan makin berkembang tentunya akan semakin banyak profit
atau untung yang bisa diperoleh, tetapi kalau kita salah strategi akibatnya
bisa fatal, bukannya untung yang diperoleh, mungkin malah buntung.
Setiap perusahaan akan melalui sebuah proses perjalanan
kehidupannya, tahapannya adalah,
1. Proses Start Up,
Pertama-tama sebuah usaha akan diawali dengan proses start up,
yaitu memulai dari nol. Ibarat manusia usaha tersebut baru lahir.
Setelah lahir, masuklah ke tahap yang disebut dengan tahap
Perkenalan atau Introduction.
2. Tahap Perkenalan atau Introduction
Pada tahap ini usaha mulai dikenalkan kepada pasar, kepada para
pelanggan dan kepada masyarakat. Apakah pelanggannya bisa
menerima atau tidak merupakan sebuah proses dalam masa-masa
perkenalan.
Setelah masa perkenalan lewat, perusahaan akan memasuki ke
dalam fase yang disebut dengan Fase Pertumbuhan.
3. Fase Pertumbuhan,
Fase Growth. Apa yang membedakan? Atau pada titik ini ditentukan
oleh apa?,
Ketika perusahaan itu dikatakan masih dalam Fase Perkenalan dan
Fase Pertumbuhan, anda bisa melihat bahwa pada fase pertumbuhan
itu diawali dengan mulainya perusahaan melewati titik impas. Artinya
perusahaan sudah mulai mendapatkan keuntungan.
Dengan kata lain, semua keuntungan atau biaya biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan bisa dicover oleh pendapatan yang
diterima.
Pada saat itulah perusahaan mulai mengalami keuntungan dan
dengan adanya keuntungan perusahaan bisa bertumbuh.
Ada banyak perusahaan yang dimodali dengan dana yang besar
sehingga mungkin tidak ada masalah ketika masih dalam tahap-tahap
4. Fase Kematangan,
Berbeda dengan fase pertumbuhan. Fase pertumbuhan itu ditandai
dengan peningkatan market share yang sangat cepat.
Misalnya, sebuah perusahaan Majalah, maka pelanggan majalannya
pada fase pertumbuhan ini akan meningkat secara cepat, katakanlah
bulan di bulan Januari pelanggannya 100 orang, Februari 200, bulan
Maret 300 orang dan naik terus, tetapi ketika di fase kematangan,
peningkatan market share ini sulit.
Pada fase kematangan ini uang masuknya itu banyak. Kenapa?
Karena pada saat itu perusahaan telah mendapatkan atau mencapai
sebuah tahapan yang disebut Economic of Scale, ataupun
Economic of Scoop, artinya adalah bahwa Perusahaan semakin ahli
menghasilkan sebuah produk dengan biaya yang lebih ekonomis dan
memiliki keahlian-keahlian untuk berkembang yang lebih besar
sehingga perusahaan bisa mendapatkan pendapatan lebih banyak.
Misalnya untuk produk majalah, oplahnya atau tirasnya sudah
mencapai dua ratus ribu (misalnya) dan itu tidak bisa naik lagi dengan
signifikan, tetapi di angka dua ratus ribu itu perusahaan bisa
mengahasilkan pendapatan melalui iklan dengan sangat besar. Jadi,
2.
4.
5.
6.
perumahan, transportasi, asuransi, pension, serta tunjangantunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan perusahaannya.
Tentu hal ini akan tercapai apabila entrepreneur yang memiliki
perusahaan bekerja sama membangun sinergi dengan para
pegawainya agar bisnis perusahaannya maju, menguntungkan, dan
semakin besar. Dengan demikian, sebaliknya perusahaan pun dapat
pula meningkatkan kesejahteraan para pegawainya.
Tanpa entrepreneur tidak ada bisnis yang bisa membuka lapangan
kerja, tetapi tanpa pegawai yang baik, perusahaan tidak akan bisa
maju, untung dan berkembang usahanya.
7.
8.
Mana yang anda pilih ?, perhatikan risiko & manfaat untuk jangka
panjangnya dan renungkan, bagaimana kualitas kehidupan anda di masa
mendatang. Lebih berkualitas sebagai karyawan atau entrepreneur.
ENTREPRENEUR VS KARYAWAN (Menurut Stevenson)
1. Berdasarkan Orientasi Strategi,
Entrepreneur didorong oleh persepsi adanya peluang, Karyawan
didorong oleh kendali sumberdaya,
Entrepreneur selalu mencari peluang tanpa terlalu memperhatikan
apakah mereka mempunyai sumberdaya atau tidak,
KORUPTOR
DALAM
USAHA
Rp 0,3 M,
Rp 3,0 M
2. MENDENGAR,
Mendengar dalam hal ini maksudnya adalah bagaimana kita mengetahui
secara langsung tentang kebenaran masalah yang terjadi di pasar.
Mendengar disini juga memiliki tujuan agar kita mengenal lebih dekat
dengan konsumen, sehingga masalah yang didapatkan lebih tepat
sasaran.
3. MEMBACA,
Setelah kita melihat dan mendengar mengenai masalah yang terjadi,
kemudian semuanya kita baca perlahan tentang apa yang telah kita lihat
dan dengar.
Penting untuk diingat, kita membaca bukan untuk menghafal, tetapi
untuk memahami.
Demikian juga yang terjadi pada tahap membaca berikut ini, usaha kita
tidak akan pernah sukses apabila kita terpatok pada teori.
Sebaliknya apabila kita memahami apa yang telah kita lihat dan dengar,
hasilnya akan lebih baik daripada kita menghafal.
Selain itu juga dalam tahap membaca ini, perlu diingat bahwa jangan ada
satupun poin yang terlewatkan untuk dibaca, dipahami, dan dianalisis,
karena seberapa kecilpun poin yang telah dihasilkan, akan memiliki
peranan yang cukup dapat diperhitungkan dalam kesimpulan akhir yang
dibuat.
4. MENULIS
Menulis adalah tahap terakhir dari keempat hal yang dilakukan oleh
seorang anak kecil kita ia akan mempelajari hal baru.
Setelah kita melihat, mendengar, dan membaca, kita perlu untuk
menuangkan semua analisis yang telah diambil dalam tahap membaca.
Semua poin harus tertuang baik-baik di dalam sebuah tulisan yang
kemudian akan menjadi tolak-ukur atau pegangan yang akan menuntun
kita saat kita benar-benar terjun dalam mengaplikasikan semua itu.
Sebelum anda memulai suatu usaha, anda juga harus
mempertimbangkan hal penting dalam memulai usaha. Seperti,
Jenis usaha,
Jenis produk,
Target konsumen (pasar),
Lingkungan (usaha disekitar),
Legalitas,
Beresiko kecil,
Modal.
1. JENIS USAHA,
Sebagai wirausahawan kita harus mempunyai visi dan misi.
Jika usaha bersifat tren, usaha itu tidak akan berlangsung lama
setelah bergantinya tren jaman, namun usaha itu akan mempunyai
prospek saat tren itu menjadi top topik jaman itu.
Jika usaha bersifat intuisi, atau dengan kata lain adalah obsesi, citacita, sebaiknya pikirkan ulang dan buat suatu hal yang unik dan
berbeda, juga kembangkan bisnis panggilan jiwa (intuisi) tersebut.
2. JENIS PRODUK,
Teliti dan kaji baik-baik produk yang akan dipasarkan, karena kita
akan mendapatkan keuntungan hanya dari produk yang terjual.
Apakah produk tersebut cepat habis, sehingga pelanggan mempunyai
traffic atau perputaran omzet yang banyak?
Apakah produk tersebut lama habisnya tetapi keuntungan besar ketika
produk terjual?
3. TARGET KONSUMEN (PASAR),
Produk bisa terjual jika terdapat pasar yang mana produk tersebut
akan terjual di dalamnya.
Tentukan pasar, atau tempat entah itu kota lain, pulau lain, bahkan
ekspor ke negara lain jika perlu agar produk tersebut terjual.
4. LINGKUNGAN (USAHA DISEKITAR),
Apakah ada usaha di sekitar, Banyaknya pesaing mengakibatkan
produk kurang terjual, bahkan yang mengerikan adalah tidak
terjualnya produk yang akan dipasarkan.
Harus melihat para pesaing dan harus yakin kita akan berhasil,
terlebih kita harus mencobanya! Jangan takut mencoba, karena kita
tahu bahwa langkah yang jauh dimulai dari langkah pertama.
Contoh, Menjual beberapa produk makanan pedas karena pada saat
itu makanan tersebut sedang tren, dijualnya kepada para mahasiswa
karena harga tersebut sangat terjangkau dikalangan mahasiswa, atau
menjual pulsa dikelas karena dilihat dari posisi lingkungan sekitar
disekitar tersebut jarang ditemui para penjual pulsa sehingga saya
berfikiran untuk memanfaatkan kondisi tersebut dengan menjual pulsa
dari mulut ke mulut.
Peluang bisnis dapat muncul dari hobi kita sendiri, yang sebelumnya
mungkin Anda tidak sadar bahwa hobi Anda bisa dijadikan sebagai usaha.
Kalau hobi atau bidang yang Anda kuasai saat ini belum layak untuk
dijadikan peluang bisnis, Anda membutuhkan ide-ide yang menimbulkan
peluang bisnis. Bagaimana cara menimbulkan ide itu?
dilakukan
dengan
1. Makna entrepreneur,
2. Karakteristik entrepreneur,
3. Paradigma entrepreneur.
Percayalah pada diri anda sendiri, ciptakan diri anda yang akan
membuat anda senang untuk menjalaninya. Maksimalkan diri
anda dengan memperbesar kemungkinan yang sangat kecil
dalam diri anda menjadi kobaran kesuksesan. (Foster C
McClellan).
MAKNA ENTREPRENEUR
Artinya, Jiwa seseorang yang diekspresikan melalui SIKAP &
PRILAKU yang Kreatif & Inovatif dalam melakukan suatu kegiatan untuk
mencapai Kesuksesan dalam Kehidupan. Setiap Entrepreneur yang sukses
pasti memiliki empat unsur pokok, yaitu,
Diketahui bahwa,
IQ, Kecerdasan untuk berhubungan dan mengelola alam,
EQ, Kecerdasan untuk berhubungan dan bekerjasama dengan sesama
manusia (mengelola Emosi),
SQ, Kecerdasan untuk berhubungan dan mengabdi kepada TUHAN
YME.
KARAKTERISTIK ENTREPRENEUR
Karakteristik atau ciri-ciri khusus seorang Entrepreneur yang telah
sukses dalam start up adalah,
Memperluas kesempatan,
Menggali sumberdaya,
Mempercepat akses informasi,
Menjadi sentra produksi dari beberapa pabrik,
Memanfaatkan teknologi,
Melakukan r & d meningkatkan mutu produk.
KARAKTERISTIK
SIKAP
&
PRILAKU
(McCLELLAND) YANG SUKSES, ADALAH,
ENTREPRENEUR
UNIK, berarti bahwa Kepribadian antara orang yang satu tidak ada yang
sama dengan kpribadian orang lain.
STRUKTUR KPRIBADIAN
Perpaduan alam sadar dan alam bawah sadar disebut Four Basic
Function (empat fungsi dasar) yang akan menghasilkan Gerakan Energi
Kepribadian berupa kegiatan, yaitu,
CERITA MENARIK
Disuatu wilayah hiduplah dua orang bersaudara.
Setelah besar, kakaknya menjadi seorang pemabuk berat, sementara
adiknya menjadi pengusaha sukses.
Ketika seseorang bertanya kepada kakaknya, apa yang
menyebabkan Anda menjadi pemabuk? Ia Menjawab, Ayahku, Ia
adalah pemabuk berat dan pecandu obat-obatan
Kemudian orang itu bertanya lagi kepada adiknya, apa yang
menyebabkan anda sukses? si adik menjawab, Ayahku, ia adalah
pemabuk dan pecandu obat-obatan, dan itu adalah sesuatu yang
buruk , maka dari kecil aku berniat tidak menjadi seperti dia
KENALILAH DIRIMU
2.
Semua pengusaha besar dan sukses pasti berawal dari kecil. Carilah
tokoh entrepreneur sukses dari Indonesia yang sukses dan bermula
dari usaha yang kecil. Bisa dicari lewat google, youtube atau lainnya,
seperti buku biografi pengusaha sukses. Anda juga dapat memilih
pengusaha lain yang Anda kenal telah berhasil sukses melipatkan
usahanya. Setelah itu, cobalah analisis apa kunci keberhasilannya,
inspirasi apa yang Anda peroleh serta apa strateginya dalam
mengembangkan usahanya.
Salah satu keberhasilan pembelajaran adalah dengan melakukan
refleksi. Buatlah tulisan refleksi Tulisan refleksi adalah sebuah esai
tentang pembelajaran apa yang telah Anda dapatkan dalam minggu
ini, bagaimana perasaan Anda atau apa saja yang bisa Anda bagikan.