Anda di halaman 1dari 18

BARA | SEMINAR ONLINE

BASIC MINE PLAN & DESIGN


DALAM
TAMBANG BATUBARA OPEN-PIT
Kamis 10 Juni 2021

19.00 – 21.00 WIB


Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah beberapa proses memulai dengan sasaran-


sasaran, kebijakan, batasan strategi, serta juga rencana terperinci
untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk menerapkan
keputusan, serta juga termasuk tinjauan kinerja dan juga umpan
balik terhadap pengenalan siklus perencanaan baru
Mine Planing
(mine planning) dapat mencakup kegiatan-kegiatan prospeksi, eksplorasi,
studi kelayakan (feasibility study) yang dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), persiapan penambangan dan konstruksi
prasarana (infrastructure) serta sarana (facilities) penambangan, kesehatan
dan keselamatan kerja (K3), pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

Design
Penentuan persyaratan, spesifikasi dan kriteria teknik yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan
dan sasaran kegiatan serta urutan teknis pelaksanaannya. Di industri pertambangan juga dikenal
rancangan tambang (mine design) yang mencakup pula kegiatan-kegiatan seperti yang ada
pada perencanaan tambang tetapi semua data dan informasinya sudah rinci.
Rancangan Pada Tambang Batubara

1. Rancangan konsep (conceptual design)


yaitu suatu rancangan awal atau titik tolak rancangan yang dibuat atas dasar analisis dan perhitungan secara

garis besar dan baru dipandang dan beberapa segi yang terpenting, kemudian akan dikembangkan agar sesuai

dengan keadaan (condition) nyata di lapangan.

2. Rancangan rekayasa atau rekacipta (engineering design)


adalah suatu rancangan lanjutan dan rancangan konsep yang disusun dengan rinci dan lengkap berdasarkan

data dan informasi hasil penelitian laboratorium serta literature, dilengkapi dengan hasil-hasil pemeriksaan

keadaan lapangan.
TAHAPAN
PERENCANAAN
PENAMBANGAN
Tahap Kesiapan Penambangan
• Penaksiran cadangan bahan tambang
1

• Pemilihan metode dan penetapan batas – batas penambangan


2

• Pentahapan tambang (mine sequence)


3

• Penjadwalan produksi
4

• Perancangan tempat penimbunan material limbah (waste dump), pembuatan stockpile dan penyaliran tambang
5

• Perancangan dan pemeliharaan jalan angkut


6

• Perhitungan kebutuhan alat dan tenaga kerja


7
Pentahapan Tambang

1. Kegiatan
pembersihan
2.Kegiatan   lahan / front
pengupasan penambangan (la
3. Kegiatan tanah pucuk (top nd clearing)
penambangan soil removal)
4. Kegiatan bahan galian dan overburden
removal
pemuatan dan
5. Kegiatan pengangkutan
pengolahan bahan galian
6. Kegiatan lebih lanjut
penyaliran terhadap
tambang. bahan galian.
Reklamasi
• Reklamasi Tambang adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya.
• Rehabilitasi Lokasi Penambangan dilakukan sebagai bagian dari program pengakhiran tambang yang mengacu pada penataan lingkungan hidup
yang berkelanjutan.
• Salah satu kegiatan pengakhiran tambang adalah reklamasi sebagai upaya penataan kembali daerah bekas tambang agar bisa menjadi daerah
bermanfaat dan berdayaguna. Reklamasi tidak berarti akan mengembalikan seratus persen sama dengan kondisi rona awal. Sebuah lahan atau
gunung yang dikupas untuk diambil isinya hingga kedalaman ratusan meter walaupun sistem gali timbun (back filling) diterapkan tetap akan
meninggalkan lubang besar.
BIDANG YANG BERKAITAN DENGAN MINE
PLAN ENGINEER
! Tantangan !

SWIPE
TANTANGAN SEORANG MINE PLAN ENGINEER

Bill Wilkinson, seorang mantan insinyur senior di Pennsylvanian Coal Company menjabarkan bahwa planner dan scheduler harus
menciptakan perencanaan tambang seakurat mungkin; sesuai dengan kondisi lapangan. Ini adalah tugas yang tidak mudah, dan kekeliruan yang

terjadi dapat menyebabkan cost  yang besar dan tidak teridentifikasi, serta secara signifikan menyebabkan hilangnya kesempatan memperoleh lebih

banyak revenue.

Ahli geologi dan insinyur pertambangan harus memperhitungan susunan dari beberapa variabel: sampel geologis dan data tambang, kapasitas

produksi dan ketersediaan peralatan, ketersediaan mesin dan tenaga kerja, permintaan pasar dan harga komoditas, asumsi biaya produksi dan

kesehatan / keselamatan kerja buruh.

Umumnya, data sampel yang diambil tidak sama persis dengan realita yang terjadi di lapangan. Terlebih lagi, proses pengembangan perencanaan

tambang tidak selalu menggunakan sistem yang sama. Hal ini dapat menyebabkan inefisiensi dan lebih banyak kemungkinan terjadi kesalahan.

Inefisiensi tersebut dapat disebabkan oleh teknologi yang dipakai, khususnya di daerah yang kompleks secara geologis, juga di area dimana sejumlah

besar data sedang dibuat.


Tantangan 1:
Menangkap dan mengenali kompleksitas deposit.

Model geologis yang dibuat pada studi kelayakan awal sering tidak cukup rinci untuk memberikan gambaran

akurat mengenai tambang, sedangkan akurasi tersebut diperlukan untuk menciptakan rencana produksi

yang mendetail. Model geologi pada tambang batubara seringkali dibuat terlalu simpel, khususnya di bagian

pemodelan fault (patahan). Hal ini akan mempersulit prediksi dan produksi di area pertambangan.

Untuk menyasar variasi yang timbul antara perencanaan dan proses produksi yang sebenarnya, perusahaan

tambang harus menyeimbangkan pembuatan mine model yang sesuai dengan kondisi lapangan seakurat

mungkin. Modeling juga harus sesuai dengan database geografis. Patahan geografis yang ada harus tertangani

dengan baik saat proses modeling.


Tantangan 2:
Meng-update perencanaan tambang dengan data
baru dari lapangan
Membuat perencanaan dan penjadwalan tambang biasanya sangat menyita waktu dan tenaga, yang mempersulit pembuatan
perencanaan (plan) yang update dan plan baru bersamaan dengan diterimanya data baru. Dengan kata lain, data selalu datang lebih
cepat daripada pembuatan plan baru. Hal ini diperparah oleh kecenderungan pergantian staf dan kurangnya tenaga ahli dalam
geologi dan perencanaan tambang untuk mengeksekusi kegiatan perencanaan.
Perusahaan harus bisa menemukan cara yang lebih cepat dalam membuat model geologi, perencanaan dan penjadwalan tambang
dengan cara meng-otomatisasi proses yang ada. Perencanaan harus bisa ter-update dengan berkesinambungan sesuai dengan
berubahnya kondisi di lapangan, seperti keadaan pekerja, plant, dan ketersediaan peralatan. Dengan demikian, update perencanaan
tambang yang tadinya butuh waktu beberapa hari dapat dilakukan dalam hitungan jam.
Tantangan 3:
Membuat perkiraan produksi dan budget yang akurat
Mengelola variasi alami dari bentuk dan ukuran barang tambang, seperti misalnya batubara,
sangatlah sulit. Inefisiensi proses dan defisiensi teknologi berakibat pada terhambatnya aliran
data tambang (mine data) baru yang akan melengkapi model geologis dan perencanaan tambang
dalam operasional.
Mining plan harus menggabungkan informasi-informasi terbaru dari lapangan untuk
meningkatkan akurasi dalam membuat model geologis. Model geologi inilah yang menjadi
pondasi dan memberikan asumsi bagi perencanaan tambang. Model geologi yang akurat akan
menghasilkan perencanaan tambang dan scheduling yang juga akurat. Perencanaan tambang dan
scheduling yang akurat akan mengurangi variasi produksi terencana dibandingkan dengan
produksi aktual, yang artinya akan meningkatkan prediktibilitas produksi. Dengan secara rutin
mengupdate plan berbasis kepada data lapangan, banyak pekerjaan tambahan yang dapat
dihindari.
Tantangan 4:
Memanfaatkan perubahan pasar yang cepat untuk meningkatkan
kondisi operasional

Karena lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuat pemodelan geologi dan melakukan
perencanaan tambang, frekuensi penyusunan planning mungkin tidak akan bisa selaras dengan
frekuensi terjadinya perubahan. Perencanaan tambang dan schedule akan sulit beradaptasi
dengan perubahan kondisi sumberdaya perusahaan, seperti SDM, plant, dan peralatan yang
tersedia. Insinyur dan ahli geologi lebih fokus kepada mekanisme pengembangan perencanaan
tambang dibandingkan dengan peningkatan kinerja operasional. Hasilnya, proses yang dijalankan
cenderung lebih manual.
Perusahaan harus bisa meningkatkan otomatisasi proses perencanaan tambang, mungkin dengan
menerapkan tool ‘self documenting’, serta mengotomatisasi prosedur pembuatan laporan. Dengan
demikian, insiyur, ahli geologi dan staf teknis bisa lebih leluasa untuk mencari langkah efisiensi
operasional, seperti optimasi program drilling exploration, meningkatkan produksi tambang
dengan menemukan cara inovatif dalam melakukan penambangan di lingkungan geografis yang
sulit, dan menerapkan skill yang dimiliki untuk memastikan eksekusi final plan yang efisien
dalam kegiatan operasional di lapangan.
Tantangan 5:
Memperlancar aliran informasi antara pemodelan geologi, perencanaan
tambang, dan penjadwalan tambang
Jika perencanaan dan penjadwalan tambang tidak berjalan dalam satu sistem yang terintegrasi, pemodelan
geologi, perencanaan dan penjadwalan tambang tersebut harus dipindah dan dimasukkan ulang, meningkatkan
kemungkinan terjadi kesalahan dan memperlambat waktu proses turnaround.
Karena itulah perusahaan harus bisa mengusahakan sebuah platform yang meng-cover pekerjaan dari
mengambil raw-data geologi, membuat model geologi, dan rancangan tambang untuk meng-update jadwal
jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Cara ini akan menghemat waktu update perencanaan tambang
jangka panjang sebanyak 40-60%.
! Team Work !
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai