Design
Penentuan persyaratan, spesifikasi dan kriteria teknik yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan
dan sasaran kegiatan serta urutan teknis pelaksanaannya. Di industri pertambangan juga dikenal
rancangan tambang (mine design) yang mencakup pula kegiatan-kegiatan seperti yang ada
pada perencanaan tambang tetapi semua data dan informasinya sudah rinci.
Rancangan Pada Tambang Batubara
garis besar dan baru dipandang dan beberapa segi yang terpenting, kemudian akan dikembangkan agar sesuai
data dan informasi hasil penelitian laboratorium serta literature, dilengkapi dengan hasil-hasil pemeriksaan
keadaan lapangan.
TAHAPAN
PERENCANAAN
PENAMBANGAN
Tahap Kesiapan Penambangan
• Penaksiran cadangan bahan tambang
1
• Penjadwalan produksi
4
• Perancangan tempat penimbunan material limbah (waste dump), pembuatan stockpile dan penyaliran tambang
5
1. Kegiatan
pembersihan
2.Kegiatan lahan / front
pengupasan penambangan (la
3. Kegiatan tanah pucuk (top nd clearing)
penambangan soil removal)
4. Kegiatan bahan galian dan overburden
removal
pemuatan dan
5. Kegiatan pengangkutan
pengolahan bahan galian
6. Kegiatan lebih lanjut
penyaliran terhadap
tambang. bahan galian.
Reklamasi
• Reklamasi Tambang adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya.
• Rehabilitasi Lokasi Penambangan dilakukan sebagai bagian dari program pengakhiran tambang yang mengacu pada penataan lingkungan hidup
yang berkelanjutan.
• Salah satu kegiatan pengakhiran tambang adalah reklamasi sebagai upaya penataan kembali daerah bekas tambang agar bisa menjadi daerah
bermanfaat dan berdayaguna. Reklamasi tidak berarti akan mengembalikan seratus persen sama dengan kondisi rona awal. Sebuah lahan atau
gunung yang dikupas untuk diambil isinya hingga kedalaman ratusan meter walaupun sistem gali timbun (back filling) diterapkan tetap akan
meninggalkan lubang besar.
BIDANG YANG BERKAITAN DENGAN MINE
PLAN ENGINEER
! Tantangan !
SWIPE
TANTANGAN SEORANG MINE PLAN ENGINEER
Bill Wilkinson, seorang mantan insinyur senior di Pennsylvanian Coal Company menjabarkan bahwa planner dan scheduler harus
menciptakan perencanaan tambang seakurat mungkin; sesuai dengan kondisi lapangan. Ini adalah tugas yang tidak mudah, dan kekeliruan yang
terjadi dapat menyebabkan cost yang besar dan tidak teridentifikasi, serta secara signifikan menyebabkan hilangnya kesempatan memperoleh lebih
banyak revenue.
Ahli geologi dan insinyur pertambangan harus memperhitungan susunan dari beberapa variabel: sampel geologis dan data tambang, kapasitas
produksi dan ketersediaan peralatan, ketersediaan mesin dan tenaga kerja, permintaan pasar dan harga komoditas, asumsi biaya produksi dan
Umumnya, data sampel yang diambil tidak sama persis dengan realita yang terjadi di lapangan. Terlebih lagi, proses pengembangan perencanaan
tambang tidak selalu menggunakan sistem yang sama. Hal ini dapat menyebabkan inefisiensi dan lebih banyak kemungkinan terjadi kesalahan.
Inefisiensi tersebut dapat disebabkan oleh teknologi yang dipakai, khususnya di daerah yang kompleks secara geologis, juga di area dimana sejumlah
Model geologis yang dibuat pada studi kelayakan awal sering tidak cukup rinci untuk memberikan gambaran
akurat mengenai tambang, sedangkan akurasi tersebut diperlukan untuk menciptakan rencana produksi
yang mendetail. Model geologi pada tambang batubara seringkali dibuat terlalu simpel, khususnya di bagian
pemodelan fault (patahan). Hal ini akan mempersulit prediksi dan produksi di area pertambangan.
Untuk menyasar variasi yang timbul antara perencanaan dan proses produksi yang sebenarnya, perusahaan
tambang harus menyeimbangkan pembuatan mine model yang sesuai dengan kondisi lapangan seakurat
mungkin. Modeling juga harus sesuai dengan database geografis. Patahan geografis yang ada harus tertangani
Karena lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuat pemodelan geologi dan melakukan
perencanaan tambang, frekuensi penyusunan planning mungkin tidak akan bisa selaras dengan
frekuensi terjadinya perubahan. Perencanaan tambang dan schedule akan sulit beradaptasi
dengan perubahan kondisi sumberdaya perusahaan, seperti SDM, plant, dan peralatan yang
tersedia. Insinyur dan ahli geologi lebih fokus kepada mekanisme pengembangan perencanaan
tambang dibandingkan dengan peningkatan kinerja operasional. Hasilnya, proses yang dijalankan
cenderung lebih manual.
Perusahaan harus bisa meningkatkan otomatisasi proses perencanaan tambang, mungkin dengan
menerapkan tool ‘self documenting’, serta mengotomatisasi prosedur pembuatan laporan. Dengan
demikian, insiyur, ahli geologi dan staf teknis bisa lebih leluasa untuk mencari langkah efisiensi
operasional, seperti optimasi program drilling exploration, meningkatkan produksi tambang
dengan menemukan cara inovatif dalam melakukan penambangan di lingkungan geografis yang
sulit, dan menerapkan skill yang dimiliki untuk memastikan eksekusi final plan yang efisien
dalam kegiatan operasional di lapangan.
Tantangan 5:
Memperlancar aliran informasi antara pemodelan geologi, perencanaan
tambang, dan penjadwalan tambang
Jika perencanaan dan penjadwalan tambang tidak berjalan dalam satu sistem yang terintegrasi, pemodelan
geologi, perencanaan dan penjadwalan tambang tersebut harus dipindah dan dimasukkan ulang, meningkatkan
kemungkinan terjadi kesalahan dan memperlambat waktu proses turnaround.
Karena itulah perusahaan harus bisa mengusahakan sebuah platform yang meng-cover pekerjaan dari
mengambil raw-data geologi, membuat model geologi, dan rancangan tambang untuk meng-update jadwal
jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Cara ini akan menghemat waktu update perencanaan tambang
jangka panjang sebanyak 40-60%.
! Team Work !
TERIMA KASIH