Tambang Emas Martebe yang menjadi lumbung penghasilan PT Agincourt sendiri memiliki
luas wilayah 1.639 km2 berdarsarkan Kontrak Karya dengan pemerintah Indonesia, namun
pada akhir tahun 2017 wilayah operasi perusahaan dibatasi hingga 452 hektar.
Konstruksi Tambang Martabe dimulai sejak 2008, dan produksi emas dan perak dimulai pada
tahun 2012. Per Desember 2017, Tambang Emas Martabe telah beroperasi selama lima
setengah tahun, dengan rencana produksi hingga tahun 2033.
Penambangan di Tambang Emas Martabe merupakan penambangan terbuka (open-cut) dari
pit relatif dangkal yang terletak di perbukitan atau punggung bukit yang mengandung
mineral. Penambangan dimulai di penyimpanan Purnama pada tahun 2011, kemudian
dilanjutkan di dekat deposit Barani pada Juli 2016.
Mulai tahun 2017, perusahaan mengembangkan lokasi penambangan ketiga, yakni pit Ramba
Joring, yang saat ini telah bisa dilakukan aktivitas penambangan penuh. Sementara itu,
perusahaan juga terus melakukan kegiatan operasi di wilayah prospektif sesuai kontrak
dengan tujuan menambah cadangan.
Per Desember 2017, cadangan sumber daya mineral Tambang Emas Martabe bertambah
menjadi 8,8 juta troy ounce emas dan 72 juta troy ounce perak. Naiknya cadangan ini tidak
lepas dari program eksplorasi dan pengembangansumber daya meliputi pengeboran 120
meter oleh 15 rig yang tersedia.
Setelah studi literatur, berikutnya survei udara/geofisika atau satelit. Metode ini dibagi
menjadi dua bagian besar, yaitu foto udara (menggunakan satelit) dan geofisika
(menggunakan helikopter) dengan hasil akhir berwujud analisa rekahan-rekahan yang
berpotensi membawa mineral ekonomis naik ke atas.
III. Survey tinjau lapangannya? Dilakukan berapa lama? Apa sja yg di lakukan?
Kegiatan penambangan terdiri dari survei dan perencanaan, analisis geoteknik, pengeboran
kontrol kadar bijih, peledakan, pengangkutan batuan buangan (waste rock) dan bijih, serta
penimbunan bijih
Konstruksi Tambang Emas Martabe dimulai sejak 2008 dan produksi emas dan perak dimulai
pada tahun 2012. Per Desember 2017, Tambang Emas Martabe telah beroperasi selama lima
setengah tahun, dengan rencana produksi sampai tahun 2033
EKSPLORASI
Selain mendukung kegiatan penambangan dan pengolahan, Tambang Emas Martabe juga
berfungsi sebagai basis program eksplorasi regional perusahaan.Fasilitas eksplorasi site
meliputi kantor, core shed, dan pangkalan operasi helikopter.
PT Agincourt Resorces menganggap potensi yang ada di Martabe masih sangat tinggi karena
ukuran sistem dan area yang dapat dieksplorasi masih sangat luas. Program eksplorasi yang
aktif terus berlanjut sepanjang 2017, hingga 15 rig pengeboran yang beroperasi setiap waktu
PENAMBANGAN
Penambangan di Tambang Emas Martabe merupakan penambangan terbuka (open-cut) dari
pit relatif dangkal yang terletak di perbukitan atau punggung bukit yang mengandung
mineral.Penambangan dimulai di penyimpanan Purnama pada tahun 2011. Penambangan di
dekat deposit Barani dimulai Juli 2016, dan penambangan di Ramba Joring dimulai pada
2017. Persetujuan saat ini sedang diupayakan untuk pit keempat.
PENGOLAHAN
Fasilitas pengolahan di Tambang Emas Martabe merupakan pabrik carbon-in-leach (CIL)
konvensional dengan kapasitas rancang sebesar 4,5 juta ton bijih per tahun. Pabrik
pengolahan biasanya beroperasi secara terus menerus kecuali pada saat pemeliharaan
(shutdown). Sebagaimana tambang emas pada umumnya, pengolahan ekstraksi emas dan
perak dari bijih relatif sederhana, dengan langkah-langkah utama, yakni Pertama,
penggerusan dan penimbunan bijih. Kedua, penggilingan dan pengubahan bijih untuk
membentuk slurry (lumpur konsentrat).Ketiga, pemisahan (leaching) emas dan perak dari
slurry dengan menggunakan sianida. Keempat, adsorpsi larutan emas dan perak dalam larutan
menjadi butiran karbon. Kelima, pemindahan emas dan perak dari butiran karbon melalui
proses yang disebut elusi. Keenam, perolehan emas dan perak melalui electrowinning.
Ketujuh, peleburan untuk menghasilkan dore bars (batangan logam berharga emas dan perak)
yang siap untuk dikirimkan. Semua bullion yang diproduksi di Tambang Emas Martabe
dimurnikan di Jakarta. Setelah emas dan perak dipisahkan, slurry menjalani proses
detoksifikasi sianida, yaitu proses yang menurunkan kadar sianida, sebelum dipompa menuju
fasilitas penyimpanan tailing untuk dibuang secara permanen.
RANTAI PASOKAN
Operasi Tambang Emas Martabe didukung oleh berbagai kontraktor dan pemasok. Seluruh
kegiatan penambangan site dan pekerjaan sipil terkait, termasuk pembangunan fasilitas
penyimpanan tailing yang berlangsung, dilakukan oleh perusahaan kontraktor jasa
penambangan. Seluruh logistik ke dan dari site dilakukan oleh kontraktor logistik dengan
PTAR yang mengatur pergudangan dan kontrol stok di site. Kontrak penting lainnya adalah
untuk pembelian reagen, bahan bakar, dan suku cadang. PT Agincourt Resources memiliki
kebijakan untuk mendukung usaha lokal dan, apabila memungkinkan, membeli barang dan
jasa dari pemasok dan kontraktor lokal dan dalam negeri.
Kegiatan penambangan terdiri dari survei dan perencanaan, analisis geoteknik, pengeboran
kontrol kadar bijih, peledakan, pengangkutan batuan buangan (waste rock) dan bijih, serta
penimbunan bijih
Konstruksi Tambang Emas Martabe dimulai sejak 2008 dan produksi emas dan perak dimulai
pada tahun 2012. Per Desember 2017, Tambang Emas Martabe telah beroperasi selama lima
setengah tahun, dengan rencana produksi sampai tahun 2033
Dari pengolahan Tambang Emas Martebe di tahun 2017, PT Agincourt Resources berhasil
menjual emas sebanyak 351.828 troy ounce. Naik sekitar 13,69% dari capaian tahun
sebelumnya. Peningkatan ini didukung oleh peningkatan produksi emas perusahaan yang
meningkat 14% hingga mencapai rekor 355.000 troy ounce.
Namun, tidak hanya emas, PT Agincourt Resources juga menambang perak dari Martebe.
Apabila ditotal antara emas dan perak, korporasi mampu mendulang pendapatan penjualan
sebesar US$484,44 juta (sekitar Rp6,78 triliun menggunakan kurs Rp14.000/US$) pada tahun
2017. Jumlah itu meningkat 13,6% dari tahun sebelumnya.
Dengan pendapatan sebesar itu, korporasi mampu membukukan laba bersih sebesar
US$151,34 juta (Rp2,12 triliun) pada tahun lalu, melonjak 25,42% dari tahun 2016. Selain
akibat meningkatnya pendapatan, kenaikan laba bersih juga didorong oleh semakin
efisiennya beban pokok penjualan perusahaan, yang tercatat turun 1,22% secara tahunan
(year-on-year/YoY) menjadi US$217,57 juta (Rp3,05 triliun) di tahun lalu.