21/10/2009 2
Tahun 1972 – UN Conference on the human environment di
Stockholm – rekomendasi rencana kerja dan UNEP (UN
Environmental Programme)
Tahun 1983 – sebagai tindak lanjut dari Keputusan Majelis
Umum PBB dibentuk World Commission on Environment and
Development (WCED) yang dipimpin oleh Gro Harlem
Brundtland, komisi ini dikenal sebagai “Komisi Brundtland”
yang menerbitkan hasil kajiannya berjudul Our Common
Future pada tahun 1987 - yang mengusulkan strategi untuk
memperkuat upaya yang mendorong pembangunan yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan – sustainable
development
Tahun 1992 – Earth summit di Rio de Janeiro
Tahun 2002 – World summit di Johannesburg
21/10/2009 3
Deklarasi Rio – dikenal sebagai Earth chapter, terdiri
dari 27 prinsip yang memacu dan memprakarsai
kerjasama internasional
◦ Agenda 21 – Action Programs for Sustainable Development:
Programs related to the social economic aspect
Programs related to conservation and natural resources utilization
Programs related to the empowerment of main groups in the
society
Programs related to the development of facilities for
implementation
◦ Konvensi tentang perubahan iklim – Gas Rumah Kaca
◦ Konvensi keanekaragaman hayati
◦ Pernyataan tentang prinsip kehutanan – pedoman untuk
pengelolaan hutan
21/10/2009 4
Pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masa kini
tanpa mengganggu pemenuhan kebutuhan di masa depan
Pembangunan untuk pemenuhan kebutuhan masa kini
tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhannya
Perdebatan tentang pembangungan berkelanjutan:
◦ Negara maju vs negara berkembang
◦ Anthropocentrism vs biocentrism
◦ Pendekatan ekonomi, sosial dan ekologi
◦ Nilai manfaat vs nilai tukar dari lingkungan biofisik
◦ Makro vs mikro
21/10/2009 5
21/10/2009 6
Anthropocentrism (from Greek: άνθρωπος, anthropos, "human
being"; and κέντρον, kentron, "center") is the idea that, for humans,
humans must be the central concern, and that humanity must judge all
things accordingly: Anthropos (the term, like “human”, refers to both
men and women) must be considered, looked after and cared for,
above all other real or imaginary beings
Biocentrism (from Greek: βίος, bio, "life"; and κέντρον, kentron,
"center") is a term that has several meanings but is most commonly
defined as the belief that all forms of life are equally valuable and
humanity is not the center of existence. Biocentric positions generally
advocate a focus on the well-being of all life in the consideration of
ecological, political, and economic issues. Biocentrism in this sense has
been contrasted to anthropocentrism, which is the belief that human
beings and human society are, or should be, the central focus of
existence.
Ecocentrism is a philosophy that recognizes that the ecosphere, rather
than any individual organism, is the source and support of all life and
as such advises a holistic and eco-centric approach to government,
industry, and individual
21/10/2009 7
Anthropocentrism adalah konsep yang memandang
bahwa manusia adalah pusat dari perhatian dan
kemanusiaan yang mengatur segalanya
Biocentrism adalah konsep yang menganggap bahwa
semua bentuk kehidupan sama nilainya
Ecocentrism adalah filosofi yang menganggap bahwa
ecosfer, bukan organisme individual, yang mendukung
semua kehidupan
21/10/2009 8
Respecting, maintaining and caring for the living
community
Improving the life quality of human beings
Conserving natural vitality and ecology
Minimizing the consumption of non-renewable resources
Maintaining the earth support capability
Changing individual attitudes and practices
Building the communal capacity to maintain its own
environment
Preparing a national framework to synchronize
development and conservation
Building global alliances
21/10/2009 9
Tahun 1972 atas prakarsa Prof. Otto Soemarwoto di UNPAD
diselenggarakan Seminar Nasional Lingkungan dan Pembangunan –
yang hasilnya menjadi laporan delegasi Indonesia di konferensi
Stockholm
Mulai tahun 1976 – mulai disusun RUU Lingkungan Hidup, pada
tahun 1981 RUU tsb diajukan ke DPR
Pada tanggal 25 Februari 1982 – disahkan Undang-undang No. 4
tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Peraturan pemerintah PP No. 29 tahun 1986 tentang Analisis
mengenai Dampak Lingkungan yang kemudian mengalami
penyempurnaan – PP no. 51 tahun 1993
Perkembangan dunia (WCED) mendorong perubahan UU No.
4/1982 menjadi UU No. 23 tahun 1997
Peraturan pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang AMDAL
21/10/2009 10
UU No. 4 tahun 1982 merupakan kebijakan nasional pertama
di bidang lingkungan:
◦ Memperkenalkan konsep tata penyelenggaraan lingkungan, partisipasi
luas dan menyeluruh
◦ Menegaskan wewenang sektor dan wilayah, memperkuat kebijakan
sektoral
◦ AMDAL sebagai instrumen pengendalian
Perubahan menjadi UU No. 23 tahun 1997:
◦ Menekankan penegakan hukum, membuka peluang untuk class action
◦ Memperkuat command & control
◦ Partisipasi lebih selektif – melalui organisasi lingkungan
◦ Memperkuat Menteri LH: perintah audit, izin limbah
◦ Selain AMDAL juga ada instrumen lain: Audit Lingkungan
21/10/2009 11
Lingkungan Hidup:
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain
Pengelolaan Lingkungan Hidup:
upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi
kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk
sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan
21/10/2009 12
Ekosistem:
tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan,
stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup
Daya dukung lingkungan hidup:
kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya
Daya tampung lingkungan hidup:
kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau
komponen lain yang dibuang ke dalamnya
Sumberdaya:
unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumberdaya manusia,
sumberdaya alam, baik hayati maupun non hayati, dan sumberdaya
buatan
21/10/2009 13
Baku Mutu Lingkungan:
ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang
ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumberdaya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup
Pencemaran Lingkungan Hidup:
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya
Perusakan Lingkungan Hidup:
tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung
terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan
hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan
21/10/2009 14
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3):
setiap bahan yang karena sifat atau konsentrasi, jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusakkan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya
Dampak Lingkungan Hidup:
pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu
usaha dan/atau kegiatan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup:
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan
21/10/2009 15