Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN PERTAMBANGAN

1.1 Definisi Manajemen


Manajemen mempunyai beberapa pengertian, antara lain sebagai proses.
Manajemen merupakan suatu kumpulan atau proses untuk mencapai tujuan.
Manajemen juga mempunyai pengertian tentang kumpulan atau sekelompok orang
yang secara bersama-sama melalui suatu organisasi melakukan proses manajemen.
Pengertian lainnya adalah bahwa manajemen itu suatu ilmu atau dalam banyak hal
juga merupakan suatu seni atau art.
Dengan demikian walaupun ilmunya sama, sukses seseorang manajer yang satu
berbeda dengan yang lain, karena ada unsur seni didalamnya.
Dengan demikian Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin, mengendalikan usaha-usaha dan proses penggunaan sumberdaya dana,
sumberdaya manusia, sumberdaya energi dan sumberdaya lainnya untuk mencapai tujuan
atau gagasan atau cita-cita yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian manajemen
yang didefinisikan diatas adalah salah satu dari banyak definisi tentang manajemen.
Namun pada dasamya dari defmisi manajemen diatas, dapat diambil pengertian, bahwa :
1. Manajemen itu terjadi dalam suatu organisasi (dalam badan usaha).
2. Manajemen itu ada, dengan maksud untuk mencapai tujuan.
3. Untuk mencapai tujuan itu, menggunakan proses-proses tertentu.
4. Didalam manajemen terlibat manusia-manusia, teknologi atau metode, dana dan
sumberdaya-sumberdaya lain (atau sarana lain).
5. Dalam pencapaian tujuan, dilakukan dengan cara (metode) yang paling baik, paling
murah, paling hemat dan paling efisien.
Telah disebutkan, bahwa manajemen adalah suatu proses untuk memanfaatkan
segala sumberdaya untuk mencapai suatu tujuan, dan segala sumberdaya yang
diperlukan itu disebut dengan unsur-unsur manajemen atau ada yang menyebut
dengan sarana manajemen.
Unsur-unsur manajemen atau sarana manajemen itu dapat dikelompokkan menjadi :
Sumberdaya manusia (Man)
Sumberdaya dana (Uang/Money)
Sumberdaya Material
Sarana Machine (peralatan)
Sarana Metode
Sarana Pasar (Market)

Moment
Sumberdaya bahan (Materials), bisa berujud misai sumberdaya mineral (bahan
galian) atau tak berujud misai sumber informasi

1.2 MACAM-MACAM SISTEM MANAJEMEN


Macam-macam system dalam manajemen antara lain, Management By Objective
(MBO), Management Information System (MIS).
Dalam kaitannya dengan tujuan suatu kegiatan pada manajemen sumberdaya
mineral & batubara adalah untuk mendapatkan produksi, yang umumnya
produksinya dapat diukur, misalnya sekian juta Ton/Tahun. Maka yang akan
diurai lebih lanjut adalah MBO (Management By Objective), karena dalam
menjalankan manajemen, faktor-faktor yang obyektif dijadikan dasar
pertimbangan. MBO dapat menjadi pendorong atau motivator untuk
meningkatkan kegiatan (produksi), karena semua yang dilakukan akan dinilai
dengan obyektif. Dengan demikian, dengan sistem terbuka ini, peluang
terbuka untuk memenuhi pengembangan potensi diri, yang oleh Maslow
disebutkan sebagai salah satu kebutuhan manusia, atau dalam hal ini
kebutuhan karyawan organisasi (sebagai sarana manajemen Man). Dengan
cara ini, motivasi akan meningkat dan ada rasa sense of belonging, yaitu
merasa memiliki.

1.3 APLIKASI MANAJEMEN


Aplikasi manajemen yang dimaksudkan disini adalah manajemen (pengelolaan)
sumberdaya mineral dan batubara. Karena, pengelolaan sumberdaya mineral &
batubara pada dasarnya mencakup dari kegiatan hulu, yaitu pencarian mineral
dan atau batubara, dan kegiatan hilir yaitu pemanfaatanya. Sehingga tahapan

manajemennya pun dapat dikelompokan dalam tahap-tahap yang lebih besar


yaitu, tahap penyelidikan umum, tahap eksplorasi, tahap studi kelayakan, tahap
konstruksi/development,

tahap

eksploitasi,

tahap

pengolahan,

tahap

pengangkutan dan tahap pemasaran.


Dari tahapan tersebut, terlihat bahwa manajemen/pengelolaan sumberdaya
mineral & batubara diperlukan berbagai keahlian atau tim ahli disamping juga
mencakup lintas sektoral sektor hukum (untuk pemahaman mengenai
penyusunan kontrak jual beli komoditas mineral dan/atau batubara), sektor
kehutanan, dan sektor keekonomian yang lain

1.4 TAHAPAN DALAM MANAJEMEN


Menurut Henry Fayol ada 4 tahapan manejemen yaitu POAC, tahap-tahap
kegiatan tersebut dinamakan Planning (disingkat P), Organizing (O), Actuating
(A), dan Controlling (C). Kegiatan manajemen melalui keempat tahapan
tersebut sudah pasti sering kita lakukan di lapangan selama ini, dalam rangka

menjalankan manajemen yang baik untuk mencapai tujuan.


Walaupun inti tahapan manajemen ada 4 (empat), namun masih dapat
dikembang-kan menjadi tahapan manajemen yang lebih rinci. Yang oleh ahli
manajemen Sloan dalam bukunya Mine Management, ada 8 tahapan
manajemen, yang urutannya:
1. Penetapan tujuan
5. Koordinasi
2. Organisasi
6. Pelaporan
3. Staffing
7. Pengendalian& Pengawasan (Controlling)
4. Directing
8. Evaluasi

1.4.1 Penetapan Tujuan dan Perencanaan


Penetapan Tujuan
Dalam menetapkan tujuan, harus diketahui macam kegiatan pada tahapan
pengelolaan/manajemen sumberdaya mineral & batubara, apakah pada tahapan
Penyelidikan umum atau tahapan eksplorasi atau tahapan eksploitasi. Apabila

tahapannya adalah tahapan eksploitasi, maka harus ditetapkan terlebih dahulu


berapa besar/jumlah produksi yang akan dikerjakan setiap satuan waktu (per
tahun, atau per bulan atau per hari); ini biasa disebut dengan sasaran produksi
atau target produksi. Dari sasaran produksi ini kemudian dijabarkan menjadi anak
kegiatan - anak kegiatan yang diperlukan untuk tercapainya sasaran produksi
tersebut. Anak kegiatan - anak kegiatan ini jumlahnya banyak, mulai dari
kegiatan yang berkait dengan aspek hukum (Peraturan-peraturan yang berlaku),
aspek ekonomi, aspek teknik dan aspek sosial.

Manajer Pertambangan dalam menetapkan tujuan usaha nya, maka penetapan


tujuan tersebut harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut:
1.Spesifik: jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh
2.Realistk: bisa dicapai dan bukan sekadar angan-angan
3.Terukur: memiliki ukuran tertentu untuk menentukan keberhasilannya
4. terbatas waktu : mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan

tersebut harus bisa dicapai.


Dalam penetapan tujuan usaha ini, harus dilihat:
1.peluang pasar sekarang, peluang pasar mendatang,
2.pesaing (Perusahaan yang sudah ada),
3.pesaing potensial (Perusahaan sejenis yang akan berdiri),
4.arah kebijakan Pemerintah (Pusat/Daerah) sekarang maupun yang akan datang,

5.faktor-faktor pendukung (dana, perizinan, kemudahan memperoleh sarana),


6.faktor-faktor penghambat.
Manajer Pertambangan dalam menetapkan tujuan usaha nya, maka penetapan tujuan
tersebut harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut:
1.Spesifik: jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh
2.Realistk: bisa dicapai dan bukan sekadar angan-angan
3.Terukur: memiliki ukuran tertentu untuk menentukan keberhasilannya
4. terbatas waktu : mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan

tersebut harus bisa dicapai.


Dalam penetapan tujuan usaha ini, harus dilihat:
1.peluang pasar sekarang, peluang pasar mendatang,
2.pesaing (Perusahaan yang sudah ada),
3.pesaing potensial (Perusahaan sejenis yang akan berdiri),

4.arah kebijakan Pemerintah (Pusat/Daerah) sekarang maupun yang akan


datang,
5.faktor-faktor pendukung (dana, perizinan, kemudahan memperoleh sarana),
6.faktor-faktor penghambat.
1.4.2 Pembentukan Organisasi (Organizing)
Untuk mencapai tujuan atau untuk menjalankan pekerjaan dalam suatu kesatuan, satu
system, atau dalam satu keharmonisan yang dapat menimbulkan sinergi,
dibentuklah/dibuatlah organisasi. Tiap pekerjaan dianalisis jenis dan bobotnya
sehingga diketahui persyaratan apa yang diperlukan untuk pelaksanaannya; ini disebut
job analysis, job description dan job requirement. Dengan cara demikian, tempat
seseorang dalam organisasi dapat diketahui dengan tepat. Organisasi dibentuk karena
kebutuhan untuk mengorganisasikan berbagai pekerjaan yang ada untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Karena itu bentuk organisasi bisa berbeda- beda,
tergantung pada kebutuhan yang ditentukan oleh tujuan yang telah ditetapkan.
Lebih jelasnya definisi-definisi mengenai organisasi adalah sbb:
1. Organisasi adalah wadah sekelompok orang yang saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Organisasi adalah suatu pola dari cara-cara dalam mana sejumlah orang yang saling
berhubungan, bertemu muka, sacara intim dan terikat dalam suatu tugas yang bersifat
kompleks, berhubungan satu dengan yang lainnya secara sadar, menetapkan dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula secara sistimatis.
3. Organisasi adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan dan pengelompokan
kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang maupun tanggung jawab dan
menentapkan hubungan-hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang
yang bekerja sama secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan
1.4.3 Penyusunan Personil/Staf (Staffing)
Staffing adalah proses manajemen pertambangan (dan manajemen lainnya) yang
berkenaan dengan: - penarikan (recruitment), - penempatan, - pelatihan, - dan
pengembangan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu usaha yang

sudah di organisasikan (Badan Usaha) untuk mencapai tujuan seperti yang sudah
ditetapkan pada awai kegiatan usaha dimulai.
Pada manajemen Pertambangan, atau Pengelolaan sumberdaya mineral & batubara
dalam melakukan staffing sebaiknya didasarkan pada langkah-langkah berikut:
1. Perencanaan sumberdaya manusia, yaitu tahapan penentuan akan kebutuhan tenaga
kerja dalam suatu organisasi dengan mempertimbangkan rencana organisasi seperti
pengembangan yang akan dilakukan disamping juga mempertimbangkan faktor luar
seperti kondisi pasar tenaga kerja.
2. Pengerahan/penarikan tenaga kerja (recruitment) yang dapat berasal dari pasar
tenaga kerja maupun berasal dari promosi didalam organisasi itu sendiri.
3. Seleksi, yaitu proses pemilihan tenaga kerja yang sesuai dengan posisi yang akan diisi
dari sekumpulan orang yang didapat dari proses recruitment
4. Pelatihan (training), setelah didapatkan orang yang sesuai untuk satu posisi tertentu,
maka langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan bagi orang tersebut sehingga
memenuhi kualifikasi persyaratan jabatannya.
5. Penilaian kinerja (performance appraisal) setiap tenaga keija yang ada untuk melihat
kemungkinan promosi, mutasi, atau bahkan mungkin pemberian hukuman, setelah
jangka waktu tertentu (secara berkala).
Perencanaan sumberdaya manusia dalam suatu organisasi dilakukan melalui analisa

terhadap :
1. Faktor-faktor intern
Ketrampilan atau kualifikasi yang dibutuhkan pada saat ini dan dimasa mendatang,
Kemungkinan adanya perluasan atau penciutan organisasi.
2. Faktor-faktor ekstern
Situasi dan kondisi pasaran tenaga kerja
Sehingga dalam perencanaan sumberdaya manusia, haruslah didasarkan pada:
1.
Perencanaan kebutuhan untuk masa menndatang
Hal ini berkenaan dengan kompetisi (menyangkut jenis dan jumlah) tenaga kerja yang
akan dibutuhkan organisasi (Badan Usaha) untuk masa mendatang.
2.
Perencanaan untuk keseimbangan personil dimasa depan
Hal ini berkaitan dengan perkiraan jumlah dan jenis karyawan yang ada pada saat ini,
serta yang diharapkan dapat tetap tinggal dalam organisasi (Badan Usaha) dimasa

mendatang. Dengan demikian dapat diketahui jumlah kebutuhan tenaga kerja


(lowongan) yang masih harus diisi.
3. Perencanaan untuk rekruitment dan seleksi, atau untuk pemberhentian sementara
Untuk mencapai jumlah personil yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat,
kemungkinan yang dapat terjadi adalah masih perlunya untuk melakukan rekruitment
atau melakukan pemutusan hubungan kerja (baik yang bersifat tetap maupun untuk
sementara waktu).
4.
Perencanaan untuk pengembangan
Merencanakan program training dan perpindahan (mutasi, promosi) dalam rang-ka
pengembangan personil organisasi, sehingga pengisian yang kontinyu akan tenagatenaga yang berpengalaman dan berkemampuan bagi organisasi akan dapat terjamin
Berdasarkan perencanaan sumberdaya manusia, selanjutnya dilakukan rekruitment
personil sesuai dengan yang dibutuhkan. Rekruitment merupakan suatu keputusan
tentang dimana dan bagaimana caranya mencari/memperoleh calon tenaga kerja yang

dibutuhkan. Rekruitment bisa dilakukan dengan :


Memanfaatkan sumber intern
Memanfaatkan Kantor penempatan tenaga kerja
Menggunakan jasa karyawan/pegawai lama
Melalui advertensi/iklan
Mengambil dari Perusahaan lain
Mencari langsung ketempat sumber tenaga kerja.
Setelah rekruitment dilakukan, biasanya pihak organisasi (Badan Usaha) akan
memperoleh banyak calon tenaga kerja yang dibutuhkan, yaitu melalui lamaranlamaran yang diajukan oleh setiap calon tenaga kerja tersebut
Untuk mengetahui kesesuaian antara calon tenaga kerja yang berminat, dengan
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan organisasi, maka perlu dilakukan suatu
seleksi; yaitu proses penilaian yang dilakukan oleh pengambil keputusan mengenai
sampai sejauh mana calon tenaga kerja yang dibutuhkan, sesuai dengan kebutuhan

organisasi. Dengan demikian seleksi akan menyangkut prediksi tentang keberhasilan


calon tenaga kerja dimasa yang akan datang, pada suatu jabatan tertentu.
Perencanaan Pengembangan personil, dibuat dalam rangka untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman seorang pekerja. Pengembangan personil
dilakukan melalui pemberian program pelatihan, sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Program pelatihan diberikan baik kepada calon tenaga kerja yang masih baru, maupun
yang sudah bekerja lama.
Secara teoritis, pelatihan harus diberikan kepada setiap personil/karyawan untuk

mengembangkan karier nya. Pelatihan akan diberikan, jika :


Jika ada perubahan/perkembangan teknologi.
Diperlukan untuk refreshing.
Diperlukan untuk promosi.
Jika saat pertama kali masuk kerja (tenaga kerja baru).
1.4.4 Pengarahan (Directing)
Directing atau pengarahan adalah usaha-usaha untuk memobilisasi sumber- sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat. Directing ini juga terkandung usaha usaha
bagaimana memotivasi orang agar dapat bekerja dengan baik, bagaimana proses
kepemimpinan yang memungkinkan pencapaian tujuan serta dapat memberikan
suasana hubungan kerja yang baik, dan bagaimana mengkoordinasikan orang-orang
dan kegiatan-kegiatan dalam suatu badan usaha (organisasi).
Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dari dalam diri
manusia, yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Sehingga motivasi kerja
akan berpengaruh terhadap performansi pekerja. Beberapa motif yang ada pada
manusia sebagai faktor pendorong dari perilaku manusia :
1. Motif Kekuasaan
Motif kekuasaan dapat diartikan sebagai kebutuhan manusia untuk memanipulasi
manusia

lain

melalui

keunggulan-keunggulan

yang

dimilikinya.

Clelland

menyimpulkan, bahwa motif kekuasaan dapat bersifat negatif atau positip. Motif
kekuasaan yang bersifat negatif berkaitan dengan kekuasaan perseorangan.

Sedangkan motif kekuasaan yang bersifat positip beerkaitan dengan kekuasaan sosial
(power yang dipergunakan untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan kelompok).
2. Motif berprestasi
Oleh Clelland, motif berprestasi dinyatakan sebagai keinginan/kehendak untuk
menyelesaikan suatu tugas secara sempuma atau sukses didalam situasi persaingan.
3. Motif untuk bergabung (Affiliation Motive)
Menurut Schachter, affiliation motive diartikan sebagai kebutuhan untuk berada
bersama orang lain. Kesimpulan ini diperoleh oleh Schachter dari studi nya yang
mempelajari hubungan antara rasa takut dengan kebutuhan berafiliasi
4. Motive Keamanan (Security Motive)
Secara singkat motif keamanan diartikan sebagai kebutuhan untuk melindungi diri
dari segala hambatan atau gangguan yang akan mengancam keberadaannya. Dalam
Perusahaan Tambang, salah satu cara untuk menjaga agar para karyawan merasa
aman dihari tuanya kelak, adalah dengan memberikan jaminan hari tua, pesangon,
asuransi dan sebagainya.
5. Motif Status (Status Motive)
Motif status atau motif prestise merupakan kebutuhan manusia untuk mencapai atau
menduduki tingkatan (ranking) tertentu didalam suatu kelompok, organisasi (Badan
Usaha) atau didalam masyarakat. Parsons, seorang ahli sosiologi menyimpulkan

adanya beberapa sumber status seseorang, yaitu :


Keanggotaan didalam suatu keluarga. Misalnya, seorang anggota keluarga yang
memperoleh status yang tinggi oleh karena keluarga tersebut mempunyai status yang

tinggi di lingkungannya
Kualitas Perseorangan. Yang termasuk didalam kualitas perseorangan antara lain

karakteristik fisik, usia, jenis kelamin, dan kepribadian.


Prestasi yang dicapai oleh seseorang dapat mempengaruhi status nya. Misalnya

pekerja yang mempunyai gelar, yang berpengalaman dan sebagai nya.


Aspek materi dapat menentukan status seseorang didalam lingkungannya. Sebagai

contoh adalah jumlah kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.


Kekuasaan dan Kekuatan ( Authority and Power). Dalam suatu organisasi, individuindividu yang mempunyai kekuasaan atau kewenangan yang formal, akan

memperoleh status yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu- individu yang
berada dibawahnya.
1.4.5 Koordinasi (Coordinating)
Aspek yang penting dalam directing adalah koordinasi. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan koordinasi adalah :
1. Rentang kendali (span of control) yaitu banyaknya orang yang masih dapat dikendalikan oleh seseorang secara efektif. Pada dasamya makin banyak bawahan yang
harus dikendalikan maka koordinasi juga semakin sulit. Namun harus pula diingat
bahwa jenis pekerjaan dan tingkat manajemen juga mempengaruhi kemampuan
tersebut.
2. Hirarki organisasi sesedikit mungkin, sehingga perintah atau informasi jangan
sampai terlambat atau menyimpang.
3. Adanya kesatuan komando (Unity in command).
Koordinasi didefinisikan sebagai interaksi langsung antara individu-individu dalam
suatu organisasi (Badan Usaha) untuk mencapai kinerja serta tujuan organisasi
tersebut.
1.4.6 Pelaporan (Reporting)
Dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja, agar terketahui sejauh mana suatu
pelaksanaan kegiatan kerja berlangsung, maka harus ditimbulkan mekanisme
pelaporan (Reporting). Secara umum dalam suatu laporan kegiatan kerja atau kegiatan

usaha yang menyeluruh, harus tercantum hal-hal sebagai berikut:


Project cost (fixed investment maupun working capital)
Means of financing (sumber-sumber pembiayaan)
Biaya (dan perinciannya) daripada fixed assets.
Construction and installation schedule.
Cost of production.
Rate of production yang direncanakan.
Sales (baik dalam kwalitas barang maupun uang)
Profitability.
Development value dari kegiatan Usaha.
Pada kegiatan Pertambangan, diperlukan adanya laporan fisik, paling sedikit untuk
tiap tiga bulan sekali. Bila perlu disertai dengan kunjungan pihak manajemen ke

lokasi kerja (plantsite visit). Umumnya peninjauan utnuk penyusunan laporan


diutamakan pada masalah teknik/operasional dan pembiayaan.
Pada kegiatan pertambangan. Ada tahap yang disebut dengan
a. tahap development (pekerjaan persiapan/pekerjaan

konstruksi),

setelah

development dilanjutkan dengan tahap eksploitasi atau tahap produksi (tahap operasi).
Apabila kegiatan usaha Pertambangan yang dilakukan ditunjang dari pinjaman Bank,
mak; setelah pekerjaan konstruksi diselesaikan dan akan dimulai trial-run operation
harus dibuat/disusun laporan akhir dari konstruksi dan disampaikan pada pihal
Bank/Lembaga Keuangan yang membantu. Jadi pada tahap development in

diperlukan adanya laporan :


Quarterly Inspection Report on Construction
Final Construction Report
Pada kedua laporan tersebut, perlu dikemukakan aspek-aspek sebagai berikut:
Penggunaan dana pembiayaan
Apakah terjadi keterlambatan dalam time schedule ? Apa yang dapat dilakukan untuk
memecahkan persoalan ini ? Sejauh mana hal tersebut dapa meningkatkan biaya ?
Cost overrun (kelebihan biaya)
Apakah peningkatan biaya tersebut karena asumsi semula terlalu rendah
memperkirakan biaya ? Apakah ada faktor-faktor atau alasan-alasan yang dapat
diterima ? Bagaimana overrun tersebut akan dibiayai ?
b. Dalam tahap eksploitasi (tahap produksi/operasi) biasanya (sesuai dengar hal-hal
yang dicantumkan dalam Loan Agreement) dari pihak Perusahaar Pertambangan

diharapkan disusun laporan-laporan sebagai berikut:


Laporan flsik dan laporan kegiatan setiap 3 bulan, atau selambat-lambatnye setiap 6
bulan. Bila perlu diikuti suatu Plantsite Visit (dari pihak Bank) untuk pengechekan

dari dekat.
Pada akhir tahun buku, pihak Perusahaan Pertambangan harus menyampaikan
Financial report (termasuk Neraca dan Rugi/Laba), Biasanya diminta yang sudah di

audit oleh Akuntan yang disetujui bersama. Plantsite visit biasanya dilakukan oleh

orang teknik (Insinyur) dan ahli ekonomi (Financial Analyst).


Dari laporan-laporan tersebut, perlu didalami/diselidiki dan dianalisa hal-hal berikut:
Produksi. Apakah tidak terdapat kesulitan-kesulitan teknis ?
Pemasaran. Apakah hasil produksi (bahan galian - bijih/konsentrat) dapat dijual
seluruhnya sesuai proyeksi-proyeksi semula ? Berapa banyaknya stock (persediaan)
produksi? Apakah besarannya persediaan tersebut dianggap normal dalam batas-batas
yang diperhitungkan ? Bagaimana sinkronisasi antara produksi dan penjualan ?
Adakah masalah-masalah persaingan di pasaran ? Apakah ada saingan-saingan
(competitor) baru yang muncul ? Dan sebagainya.

Bahan baku (reagent, bahan peledak dan lainnya); Apakah supply nya (pasokannya)

cukup lancar ? Apakah tidak ada kenaikan harga ? Atau penurunan kwalitas ?
Modal kerja. Apakah tersedia dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan modal
kerja ? (pembelian bahan baku minimal , persediaan/stock daripada goods inprocess,
persediaan/stock daripada barang jadi, account receivable yang normal, dan minimum

cash yang layak).


Manajemen. Apakah team manajemen cukup capable dan dapat bekerja sama dalam
memecahkan masalah sehari-hari. Apakah unit-unit: - produksi, - penjualan, keuangan, - dan - personalia telah terorganisir dan terpimpin dengan baik ?

1.4.7 Pengendalian & Pengawasan (Controlling)


Pengendalian ini sangat erat hubungannya dengan kegiatan perencanaan, sebab pada
pengendalian inilah ditumpukan apa-apa yang sudah ditetapkan (dan direncanakan)

dapat dicapai atau tidak.


Proses pengendalian/pengawasan dapat diterangkan sebagai berikut:
Sebagai langkah pertama dilakukan pengukuran terhadap kinerja yang telah

ditampilkan dalam selang waktu pengendalian/pengawasan tertentu.


Kemudian hasil kegiatan kerja/usaha yang telah dicapai diperbandingkan dengan
standard-standard yang telah ditetapkan dalam rencana untuk menentukan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Dengan

adanya

informasi-informasi

yang

diperoleh

dari

laporan

penga-

wasan/pengendalian pelaksanaan suatu kegiatan usaha/kerja, maka dapat diperoleh


umpan balik (feed-back) mengenai sampai seberapa jauh sebenarnya efektifitas kerja
yang telah berlangsung di kegiatan kerja/usaha tersebut.
1.4.8 Evaluasi (Evaluating)
Pada kegiatan manajemen Pertambangan dengan tujuan untuk merealisasikan atau
mewujudkan gagasan manajemen, setelah ditetapkan tujuan usaha yang diinginkan,
melalui suatu bentuk badan usaha/organisasi dan kemudian menetapkan sarana yang
diperlukan (sumberdaya manusia-staffing & directing, maupun sumberdaya yang
lain), dapat berhasil (sesuai yang telah ditetapkan/ditarget kan) tetapi dapat juga
gagal ataupun megalami kemacetan. Bila demikian sebab- sebabnya perlu dicari
dengan mengkaji atau melihat ulang apa-apa yang telah dilakukan, dan apa-apa yang
tidak dilakukan, yang demikian ini disebut melakukan evaluasi.
Ada banyak sekali faktor-faktor luar yang dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya

suatu usaha. Sebagai gambaran, dapat dikemukakan beberapa diantaranya:


Forecasting (peramalan) pemasaran kurang jitu.
Adanya fluktuasi harga pasaran, baik secara seasonal maupun tidak.
Kelambatan dalam memproses prosedur-prosedur yang ditentukan Peme- rintah,
seperti izin-izin , fasilitas PMA/PMDN, perpajakan, peraturan- peraturan impor dan

lain sebagainya.
Evaluasi Teknik yang kurang sempuma dan lain-lain.
Bagan yang menggambarkan tingkat-tingkat keahlian manajemen yang dituntut bagi
seorang manajer akan tampak seperti sebuah segi empat yang dibelah dengan
beberapa garis horizontal dan diagonal. Gambar di bawah ini adalah tingka-tingkat
penguasaan keahlian dan manajemen

Makin keatas makin besar tuntutan akan keahlian manajemennya, bahkan keahlian ini
harus konseptual, mendasar, dan strategis. Dibagian tengah diperlukan kemampuan
manajerial teknis dengan porsi pengetahuan teknis yang makin besar. Bagian
pelaksana (manajer bawah/dasar) dituntut untul menguasai teknis, sehingga bagian ini
merupakan porsi terbesar, sedangkar pengetahuan manajerial makin sedikit porsinya.
1.6. FUNGSI PEMERINTAH TERKAIT DENGAN PENGELOLAAIN SUMBERDAYA
MINERAL & BATUBARA

Peran Pemerintah secara umum ada 2 (dua), yaitu :


Sebagai agen Pembangunan (Agent of Development)
Sebagai pemersatu Bangsa dan Wilayah Negara (Balancing Agent)
Agar peran sebagai pemersatu Bangsa, wilayah Negara dan Kedaulatan Negara, maka
Pemerintah Pusat menguasahi dan mengontrol: - Tentara & Polisi, - Keuangan
Negara, -Kehidupan ber Agama, - Bidang Hukum.
Peran sebagai Agent Pembangunan, diwujudkan dengan mendorong dan memberi
kemudahan-kemudahan daerah-daerah untuk melaksanakan pembangunan diberbagai
sektor. Yaitu dengan cara memfasilitasi penanaman modal asing (melalui Pemerintah
Pusat) di suatu Daerah, selalu memonitor pelaksanaan Undang-Undang yang
mengatur Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah serta Undang-Undang yang
mengatur mengenai otonomi Daerah.
1.7 ANALISA SWOT

Terdapat beberapa teknik untuk menganalisa posisi organisasi terhadap keadaan


lingkungan yang cepat berubah. Teknik analisa ini juga dipakai dalam perencanaan
dan pengawasan. Teknik pertama yang dipakai adalah analisa tentang kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman. Dengan cara mengetahui posisi organisasi dapatlah
diambil keputusan untuk melaksanakan, mengembangkan atau membatalkan suatu
kegiatan. Dengan cara ini, seorang manajer dapat menetapkan strategi yang harus
ditempuh agar berhasil mencapai tujuan. Analisa mengenai posisi organisasi ini,
seringkah disebut sebagai analisa SWOT, yaitu singkatan dari strength (S), Weakness

(W), opportunity (O), threat (T).


Keempat unsur ini biasanya digambarkan dalam koordinat, yaitu S pada absis positif,
W pada absis negatif, O pada ordinat positif, dan T pada ordinat negatif sehingga total
bobot akan memperlihatkan posisi organisasi. Bila bobot jatuhnya pada kuadran I
(kanan atas), tidak diragukan bahwa tujuan akan tercapai. Sebaliknya, bila letaknya

pada kuadran III (kiri bawah), sebaiknya rencana dibatalkan.


Selain itu , diperlukan pula analisa rinci. Setiap unsur kelemahan yang tidak dapat
diukur secara matematik harus dicari cara mengatasinya. Dengan mengurai setiap
unsur kekuatan dan mempertimbangkan kelemahan serta memanfaatkan setiap
peluang dengan tepat, diharapkan tujuan dapat dicapai dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai