Anda di halaman 1dari 3

Metode USGS 1984

Data yang digunakan dalam penghitungan hanya berupa data singkapan, maka metode
yang digunakan untuk penghitungan sumber daya daerah penelitian adalah metode Circular
(USGS).
Penghitungan sumber daya batubara menurut USGS dapat dihitung dengan rumus
Tonnase batubara = A x B x C, dimana:
A = bobot ketebalan rata-rata batubara dalam inci, feet, cm atau meter
B = berat batubara per stuan volume yang sesuai atau metric ton.
C = area batubara dalam acre atau hektar
Kemiringan lapisan batubara juga memberikan pengaruh dalam perhitungan sumber daya
batubara. Bila lapisan batubara memiliki kemiringan yang berbeda-beda, maka perhitungan
dilakukan secara terpisah.
1.

Kemiringan 00 100
Perhitungan Tonase dilakukan langsung dengan menggunakan rumus Tonnase = ketebalan
batubara x berat jenis batubara x area batubara

2.

Kemiringan 100 300


Untuk kemiringan 100 300, tonase batubara harus dibagi dengan nilai cosinus kemiringan
lapisan batubara.

3.

Kemiringan > 300


Untuk kemiringan > 300, tonase batubara dikali dengan nilai cosinus kemiringan lapisan
batubara.

METODE PERHITUNGAN CADANGAN


STANDAR USGS
Perhitungan sumberdaya dan cadangan batubara merupakan hal yang sangat penting
dalam kegiatan eksplorasi. Dalam hal ini penulis menggunakan metode circular United States
Geological Survey ( USGS, 1983 ) yang merupakan pengembangan dari sistem blok dan
perhitungan volume biasa. Sistem USGS ini dianggap sesuai untuk diterapkan dalam
perhitungan sumberdaya batubara, karena sistem ini ditujukan pada pengukuran bahan galian
yang berbentuk perlapisan ( tabular ) yang memiliki ketebalan dan kemiringan lapisan yang
relatif konsisten. Sumberdaya yang dihitung dari sumberdaya terukur ( measured coal ) dan
sumberdaya terunjuk ( indicated coal ), yang keduanya termasuk kedalam jenis sumberdaya
demonstrated coal. Prosedur atau teknik perhitungan dalam sistem USGS adalah dengan
membuat lingkaran-lingkaran ( setengah lingkaran ) pada setiap titik informasi endapan
batubara, yaitu singkapan batubara dan lokasi titik pemboran ( Gambar 1 ).
Daerah dalam radius lingkaran 0-400 m adalah untuk perhitungan sumberdaya terukur
dan daerah radius 400-1200 m adalah untuk perhitungan sumberdaya terunjuk (USGS/Wood
dkk, 1983).
Teknik perhitungan seperti diatas hanya berlaku untuk kemiringan lapisan lebih kecil
atau sama dengan 30. Sedangkan untuk batubara dengan kemiringan lapisan lebih besar dari
30 caranya adalah mencari harga proyeksi radius lingkaran-lingkaran tersebut kepermukaan
terlebih dahulu ( Gambar 2 ).
Selain itu aspek-aspek geologi daerah penelitian seperti perlipatan, sesar, intrusi dan
singkapan batubara di permukaan, ikut mengontrol perhitungan sumberdaya batubara
( Gambar 3 ).

Anda mungkin juga menyukai