Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/314093226

Analisis Variabilitas Spasial Ketebalan dan Nilai Kalori Pada Persebaran


Cadangan Batubara Menggunakan Metode Ordinary Kriging (Studi Kasus: Pit
1B Selatan - Lamin Mine Operation P...

Thesis · May 2016


DOI: 10.13140/RG.2.2.17600.74245

CITATIONS READS

0 283

1 author:

Anshar Ajatasatru
Bandung Institute of Technology
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Anshar Ajatasatru on 28 February 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


1

ANALISIS VARIABILITAS SPASIAL KETEBALAN DAN NILAI


KALORI PADA PERSEBARAN CADANGAN BATUBARA
MENGGUNAKAN METODE ORDINARY KRIGING
(STUDI KASUS: BLOK SELATAN PIT 1B - LAMIN MINE OPERATION PT MEGA
ALAM SEJAHTERA, KAB. BERAU, PROV. KALIMANTAN TIMUR)

Anshar AJATASATRU1,a, Agustinus Bambang SETYADJI2,b, Mohamad Nur HERIAWAN3,c


1
Program Studi Sarjana Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Ilmu dan Teknologi
Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
2
Kelompok Keahlian Geodesi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi
Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
3
Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya Bumi, Fakultas Teknik Pertambangan dan
Perminyakan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
Email: aanshar.ozil@students.itb.ac.id, bbsetyadji@gd.itb.ac.id, cheriawan@mining.itb.ac.id

ABSTRAK
Batubara merupakan kekayaan alam dengan kontinuitas spasial yang relatif homogen
mengikuti bidang perlapisan batuan. Lapisan batubara (seam) memiliki parameter ketebalan
dan nilai kalori yang secara spasial direpresentasikan oleh sebaran titik bor. Pada kenyataannya,
sebaran variabel tersebut cukup sulit diketahui polanya karena pengaruh kondisi geologis pada
saat atau setelah proses pengendapan batubara, sehingga kontinuitas pola sebaran dapat menjadi
heterogen. Area penelitian yang terletak di Kalimantan Timur memiliki luas 33,73 Ha dengan
endapan batubara sebagai objek penelitian terbagi menjadi seam utama dari atas ke bawah,
yaitu AA1 dan A yang direpresentasikan oleh persebaran 72 lubang bor dengan kedalaman rata-
rata 40 m. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat variabilitas spasial dari ketebalan
dan nilai kalori batubara menggunakan metode geostatistik ordinary kriging yang kemudian
dijadikan acuan untuk menentukan area pengembangan tambang yang efektif. Sebaran data
ketebalan dan nilai kalori batubara seam AA1 dan A diasumsikan valid, stasioner dan tidak
mengandung outliers. Analisis semivariogram dilakukan untuk mengetahui kontinuitas spasial
ketebalan dan nilai kalori dari masing-masing seam yang disesuaikan dengan spasi titik bor
rata-rata 50 m. Setelah itu dilakukan estimasi terhadap ketebalan dan nilai kalori batubara
menggunakan metode ordinary kriging. Hasil estimasi sebaran ketebalan seam AA1 dengan
RMSE 0,19 menunjukkan sebaran yang homogen dibandingkan dengan sebaran ketebalan seam
A dengan RMSE 0,25. Sedangkan, sebaran nilai kalori seam AA1 dengan RMSE 34,61 relatif
lebih heterogen dibandingkan dengan sebaran nilai kalori seam A dengan RMSE 33,77. Proses
cross validation terhadap hasil estimasi menunjukkan hasil yang unbiased. Dari hasil estimasi
tersebut dapat dihitung rasio ketebalan overburden terhadap seam yang kemudian dihubungkan
dengan Harga Batubara Acuan (HBA). Penelitian ini menunjukkan bahwa akurasi dan presisi
dari hasil estimasi ketebalan dan nilai kalori batubara dari kedua seam dapat dikatakan tinggi
dengan variabilitas spasial cenderung rendah, sehingga pengaruh kondisi geologis tampaknya
tidak terlalu signifikan atau dapat dikatakan bahwa lapisan batubara diendapkan pada kondisi
geologi yang relatif stabil. Area yang optimal untuk pengembangan tambang terletak pada
koordinat luasan grid (538.700 – 538.850) m dan (228.050 – 228.200) m atau di sekitar bagian
tengah barat wilayah tambang dengan total rasio ketebalan overburden terhadap seam sebesar
6,21 dan nilai kalori rata-rata sebesar 5.278 kkal/kg (adb).

Kata kunci: lapisan batubara, ketebalan, nilai kalori, kontinuitas spasial, ordinary kriging
2

1 Latar Belakang
Endapan batubara memiliki karakteristik yang dapat dijadikan acuan untuk menilai
tingkat kelayakan tambang, salah duanya yaitu ketebalan lapisan batubara dan nilai kalori
batubara. Kedua hal tersebut merupakan fenomena alam yang mempunyai sifat distribusi
spasial yang berbeda di suatu area sehingga variabilitas spasial ketebalan lapisan batubara dan
nilai kalori batubara akan mempengaruhi tingkat prospek pada awal eksplorasi hingga awal
penambangan (Kennedy, 1990). Variabilitas adalah derajat persebaran nilai-nilai variabel
tertentu yang menunjukkan kecenderungan (tendency) dalam suatu distribusi data (Cressie,
1993). Geometri ketebalan dan nilai kalori batubara merupakan variabel terregional dengan
pola mineralisasi yang cenderung homogen (Journel & Huijbregts, 1978).
Salah satu masalah utama dalam menilai tingkat korelasi spasial dari variabel ketebalan
dan nilai kalori batubara yaitu mengkuantifikasi derajat kontinuitas spasial kedua variabel
tersebut karena pada kenyataannya persebaran variabel ketebalan dan nilai kalori batubara
sangat sulit untuk diketahui polanya di dalam bumi karena terdapat kondisi geologis lingkungan
pengendapan yang ikut serta mempengaruhi persebaran ketebalan dan nilai kalori batubara pada
saat atau setelah proses pengendapan batubara sehingga pola persebaran kedua variabel tersebut
cenderung heterogen dan variabilitas spasialnya juga semakin tinggi (Wackernagel, 1995).
Penelitian ini menggunakan variabel kuantitas batubara yaitu geometri ketebalan lapisan
batubara (m) dan kualitas batubara yaitu nilai kalori (kkal/kg). Variabel tersebut dapat
terkorelasi secara spasial pada lokasi yang sama sehingga analisis geostatistik menjadi sangat
penting dilakukan untuk mengetahui tingkat korelasi spasial dari ketebalan dan nilai kalori
batubara di area penambangan. Derajat kontinuitas spasial dari persebaran endapan mineral
atau batubara dapat ditunjukkan oleh model semivariogram yang dipengaruhi oleh jarak rata-
rata titik bor pada aktivitas eksplorasi (Armstrong, 1998). Berdasarkan model tersebut, maka
kemudian akan digunakan metode interpolasi ordinary kriging yang dapat memberikan hasil
estimasi terhadap variabel ketebalan dan nilai kalori batubara dengan tingkat akurasi dan presisi
yang tinggi (Bancroft & Hobbs, 1986; Youkuo, et al., 2015).
Seiring dengan kenaikan permintaan kebutuhan batubara di dunia, aktivitas eksplorasi
dan produksi batubara juga harus meningkat. Hal tersebut menuntut pentingnya mengetahui
pola distribusi spasial dari ketebalan dan nilai kalori batubara untuk mengontrol berjalannya
rencana pengembangan tambang agar berjalan secara efektif dan efisien sehingga proses
produksi hingga penjualan batubara akan menjadi lebih ekonomis.

2 Cakupan Wilayah Penelitian


Area penelitian adalah Site Lamin yang berlokasi di Teluk Bayur, Kalimantan Timur,
Indonesia (Gambar 1) dan termasuk dalam cekungan Tarakan. Cekungan Tarakan memiliki 4
sub-cekungan yaitu Berau, Tidung, Tarakan, dan Muras. Area penelitian berada pada Formasi
Labanan yang tergolong sub-cekungan Berau dengan luas area IUP sebesar ±3.274 Ha dan area
longterm Pit 1B Selatan seluas 33,37 Ha. Litologi area penelitian didominasi oleh material
klastik berupa batupasir kuarsa dan batulempung yang diendapkan pada lingkungan fluviatil
dan dilingkupi oleh kondisi geologi struktur yang relatif sederhana (Gambar 2).

3 Cakupan Data Penelitian


Terdapat 2 lapisan batubara (seam) utama yang dijadikan acuan sebagai seam prospek
penambangan yaitu seam AA1 dan seam A yang berurut dari atas ke bawah (Gambar 2). Kedua
seam tersebut memiliki karakteristik ketebalan dan kandungan nilai kalori berbeda yang secara
spasial direpresentasikan oleh 72 lubang bor dari hasil metode pemboran touch coring sampai
kedalaman 40 m hingga didapatkan target sampel batubara kedua seam pada litologi tetentu.
3

Gambar 1. Lokasi penelitian di Teluk Bayur, Kalimantan Timur (kiri) dengan sebaran titik bor area longterm dalam area IUP (kanan).
4

Gambar 2. Profil litologi umum dan batubara pada Site Lamin PT Mega Alam Sejahtera

4 Analisis Korelasi Spasial


Sebelum melakukan estimasi geostatistik menggunakan ordinary kriging, analisis
semivariogram, γ(h), dilakukan untuk menggambarkan kontinuitas spasial yang dipisahkan
oleh jarak tertentu terhadap sebaran variabel ketebalan dan nilai kalori batubara pada seam AA1
dan seam A sebagai domain spasial acak, Z(si). Pada penelitian ini sebaran data ketebalan dan
nilai kalori batubara diasumsikan valid, stasioner, dan tidak mengandung outliers. Fungsi
semivariogram dapat dirumuskan sebagai berikut (Cressie, 1993):
N(h)
1 2 (1)
γ(h) = ∑ [Z(si ) - Z(si + h)]
2N(h)
i=1
Nilai suatu variabel dengan vektor koordinat si(xi,yi) dalam jarak vektor lag (h) antar
dua data akan dipengaruhi oleh setiap pasangan data pada lag tertentu N(h). Semivariogram
directional dibuat terhadap variabel ketebalan dan nilai kalori dari kedua seam dengan lag size
disesuaikan pada jarak rerata titik bor sebesar 50 m dan jumlah pasangan data sebanyak 16 lag.
Persamaan aproksimasi menggunakan model matematis spherical dalam persamaan 2 dan
Gaussian dalam persamaan 3 terhadap ketebalan dan nilai kalori pada seam AA1 dan A.
h h 3
C0 + C [1,5 ( ) - 0,5 ( ) ] 0<h≤a
γ(h) = a a (2)
C0 + C h>a
{ 0
5

3h2 (3)
γ(h) = C0 + C [1 - exp ( 2 )] h>0
a
Semivariogram tersebut selanjutnya diaproksimasi dengan dua model matematis secara
visual berdasarkan searching ellipsoid (φ) sepanjang empat arah utama (E-W, N45°E, N-S, dan
N45°W) dari range (a) masing-masing sebaran variabel ketebalan dan nilai kalori pada kedua
seam. C0 merupakan koefisien nugget effect dan C adalah sill dari setiap range (a) dalam satuan
meter. Model semivariogram terhadap variabel objek penelitian ditunjukkan pada Tabel 1.
Persebaran ketebalan dan nilai kalori dari kedua seam bersifat geometric anisotropy yang
menggambarkan sill sama pada range berbeda sesuai dengan arah anisotropisme data.
Kemudian, hasil fitting semivariogram terhadap ketebalan dan nilai kalori pada seam AA1 dan
A akan menunjukkan lag distance dalam meter terhadap variansi ditunjukkan pada Gambar 3.
Tabel 1. Parameter model semivariogram ketebalan dan nilai kalori pada seam AA1 dan A
Parameter struktur semivariogram
Variabel Seam Nugget Major/minor Arah searching
Sill (C) Model
Effect range (m) ellipsoid (°)
AA1 0,225 0,5 Spherical 150/80 EW/NS
Ketebalan
A 0,75 - Gaussian 320/150 N80E/N10W
Nilai AA1 17500 - Gaussian 400/120 EW/NS
Kalori A 48000 - Gaussian 700/120 EW/NS
*Keterangan: “-” menunjukkan tidak mengandung nugget effect pada korelasi spasial data.

5 Estimasi Geostatistik
Pada penelitian ini, metode estimasi spasial yang digunakan yaitu metode geostatistik
univariat berupa ordinary kriging (OK) dengan memberikan bobot pada sampel data
sebenarnya (n(s)), λj (j=1,2,..n(s)). λj dirumuskan sebagai berikut (Cressie, 1993):
n(s)

∑ λOK
j (s)γ(si ,sj ) + μOK = γ(si ,s) i = 1,2,…n(s) (5)
j=1
n(s)

∑ λ𝑗OK (s) = 1 (6)


j=1
γ(si,sj) merupakan semivariogram antara dua titik s(xi,yi) dan s(xj,yj), μOK merupakan
parameter Lagrange, dan γ(si,s) merupakan rata-rata semivariogram antara xi dan s sebagai
lokasi titik pada nilai yang diestimasi, Z(si).

6 Hasil dan Pembahasan


Pada saat estimasi menggunakan ordinary kriging, ukuran dimensi grid yang disesuaikan
dengan jarak rerata titik bor adalah 50 m  50 m. Kemudian, minimum 2 titik bor dan
maksimum 12 titik bor digunakan dalam radius searching ellipsoid 800 m. Hasil estimasi
terhadap ketebalan dan nilai kalori pada seam AA1 dan A ditunjukkan pada Gambar 4.
Hasil estimasi menunjukkan ketebalan seam A terpusat pada wilayah tengah barat pit
penambangan dan ketebalan seam AA1 relatif tersebar homogen. Sedangkan, nilai kalori seam
AA1 mengalami tren kenaikan serta nilai kalori seam A yang relatif meningkat ke arah utara.
Dengan asumsi bahwa sebaran data tidak mengandung outliers, maka RMSE (Root Mean
Square Error) digunakan untuk melihat kecenderungan data. Tingkat akurasi dan presisi hasil
estimasi menggunakan ordinary kriging ditunjukkan pada Tabel 2.
6

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3. Model fitting variogram (a) ketebalan seam AA1, (b) nilai kalori seam AA1, (c) ketebalan seam A, dan (d) nilai kalori seam A
7

(a) (b)

(d)
(c)

Gambar 4. Hasil estimasi terhadap (a) ketebalan seam AA1,(b) nilai kalori seam AA1,(c) ketebalan seam A, dan (d) nilai kalori seam A
8

Tabel 3. Nilai akurasi dan presisi hasil estimasi ketebalan dan nilai kalori seam AA1 dan A
Variabel Seam RMSE Standard Deviation (σ)
AA1 0,199 m 0,56 m
Ketebalan
A 0,256 m 0,96 m
AA1 34,617 kkal/kg 147,07 kkal/kg
Nilai kalori
A 33,772 kkal/kg 222,27 kkal/kg
Tabel 3 menggambarkan bahwa ketebalan seam AA1 dengan RMSE 0,19 m cenderung
tampak lebih homogen dibandingkan dengan ketebalan seam A dengan RMSE 0,25 m. Namun,
nilai kalori seam AA1 dengan RMSE 34,61 kkal/kg (adb) tampak cenderung lebih heterogen
terhadap nilai kalori seam A dengan RMSE yang lebih rendah yaitu 33,77 kkal/kg (adb).
Apabila confidence level dipilih sebesar 95%, maka Tabel 4 menunjukkan keseluruhan
variabel objek penelitian menghasilkan nilai estimasi yang unbiased karena true mean masih
berada dalam rentang mean estimasi dengan simpangan baku hasil estimasi. Hal tersebut dapat
dilihat pada hasil cross-validation dengan model fitting regresi linier pada Gambar 5.
Tabel 4. Unbiasedness level hasil estimasi ketebalan dan nilai kalori pada seam AA1 dan A
Variabel Seam True mean St.dev. (σ) Min. mean Max. mean
AA1 1,10 0,56 0,96 1,23
Ketebalan
A 2,41 0,96 2,14 2,77
AA1 5198,13 147,07 5166,17 5238,23
Nilai kalori
A 5112,64 222,27 5031,12 5176,34

Gambar 5. Cross-validation nilai estimasi ketebalan dan nilai kalori pada seam AA1 dan A
Informasi hasil estimasi ketebalan dan nilai kalori seam AA1 dan seam A dapat
digunakan sebagai salah satu acuan dalam pengembangan tambang yang efektif berdasarkan
rasio ketebalan overburden (OB) terhadap seam di Pit 1B Selatan yang disesuaikan dengan
HBA (Harga Batubara Acuan) tingkat domestik untuk keperluan PLTU periode 1-31 Mei 2016.
Menurut Kementrian ESDM, HBA Domestik berdasarkan ICI (Indonesian Coal Index)
periode 1-31 Mei 2016 sebesar USD 51,2/ton atau ±Rp 692.000,00/ton. Harga jual yang rendah
tersebut tentunya akan menimbulkan langkah darurat, salah satunya yaitu dengan mengurangi
nilai Stripping Ratio (SR) yang secara tidak langsung terkait dengan rasio ketebalan overburden
terhadap seam AA1 dan A. Area pengembangan tambang efektif dan optimal dari hasil estimasi
dan rasio ketebalan overburden terhadap kedua seam ditunjukkan oleh Gambar 6.
9

228050

228050
Ketebalan estimasi
seam AA1

228200

228200
538700 538850

228050
538700 538850
Nilai kalori estimasi
Rasio OB terhadap
seam AA1
seam AA1

228200
538700 538850

Rasio OB terhadap
seam A

228050

228050
Ketebalan estimasi
seam A

228200
228200
538700 538850

228050
538700 538850

Nilai kalori estimasi


seam A

228200
538700 538850

Gambar 6. Area efektif pengembangan tambang berdasarkan hasil estimasi ketebalan dan nilai kalori seam AA1 dan A dan rasio ketebalan
overburden terhadap kedua seam pada luasan grid (538.700-538.850) m dan (228.050-228.200) m dalam sistem proyeksi UTM Zona 50N.
10

Area optimal pengembangan tambang terletak pada luasan grid (538.700-538.850) m


ke timur dan (228.050-228.200) m ke utara sesuai dengan sistem koordinat proyeksi UTM
Zona 50N. Area tersebut memiliki ketebalan seam AA1 sebesar 1,5 - 1,9 m dengan nilai
kalori 5200-5300 kkal/kg (adb) dan ketebalan seam A sebesar 2 - 2,8 m dengan nilai kalori
±5200 kkal/kg (adb).
Pada grid tersebut terdapat tiga titik bor yang menembus seam AA1 dan A yaitu P1-
53, P1-55RD1, dan DP-26RD1 dengan rasio kumulatif ketebalan overburden terhadap kedua
seam sebesar 6,21 disertai kualitas nilai kalori rata-rata sebesar 5279 kkal/kg (adb).

7 Kesimpulan
Dengan menggunakan 72 lubang bor pada area longterm Pit 1B Selatan, hasil akurasi
dan presisi dari estimasi terhadap variabel ketebalan dan nilai kalori seam AA1 dan seam A
menggunakan metode ordinary kriging dengan grid 50 m  50 m dan lag size 50 m
memberikan hasil yang unbiased sehingga akurasi dan presisi hasil estimasi dapat dikatakan
tinggi dan dapat diandalkan.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa area longterm pit penambangan memiliki
variabilitas spasial yang cenderung rendah atau memiliki tingkat kontinuitas spasial yang
relatif tinggi terhadap sebaran ketebalan dan nilai kalori dari seam AA1 dan A serta dapat
dikatakan bahwa kondisi geologi struktur area penelitian tampak tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap sebaran lapisan batubara atau dengan kata lain, sebaran lapisan batubara
yaitu seam AA1 dan A terendapkan pada daerah dengan kondisi geologis yang relatif stabil.
Kemudian, area optimal yang sesuai untuk memulai pengembangan tambang menurut
HBA (Harga Batubara Acuan) berdasarkan Kementerian ESDM periode 1 - 31 Mei 2016
yaitu terletak pada posisi (538.700-538.850) m dan (228.050–228.200) m pada sistem
proyeksi UTM Zona 50N dengan rasio kumulatif ketebalan overburden (OB) terhadap seam
AA1 dan A yaitu sebesar 1 : 6,21 serta rata-rata nilai kalori batubara 5279 kkal/kg (adb).

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak PT Mega Alam Sejahtera Coal Mining
yang telah memberikan izin untuk menggunakan data perusahaan sebagai objek penelitian.

Daftar Pustaka
Armstrong, M. (1998). Basic Linear Geostatistics. Heidelberg, Germany: Springer-Verlag
Berlin, 160 pp.
Bancroft, B., & Hobbs, G. (1986). Distribution of kriging error and stationarity of the
variogram in a coal property. Mathematical Geology Vol.18 No.7, 635-651
Cressie, N. (1991). Statistics for Spatial Data. New York, USA: Wiley & Sons, Inc., 931 pp
Journel, A., & Huijbregts, C. (1978). Mining Geostatistics. London, England: Academy
Press, 600 pp.
Kennedy, B. (1990). Surface Mining (Vol. 2nd Edition). Littleton, Colorado, USA: Society
for Mining, Metallurgy, and Exploration, Inc., 1.207 pp.
Wackernagel, H. (1995). Multivariate Geostatistics. New York, USA: Springer-Verlag
Berlin Heidelberg, 263 pp.
Youkuo, C., Yongguo, Y., & Wangwen, W. (2015). Coal Seam Thickness Prediction based
on Least Squares Support Vector Machines and Kriging Method. EJGE, 167-176

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai