Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 2 ,Agustus 2020 E-ISSN 2615-5176

Geofisika FMIPA UNMUL

IDENTIFIKASI SEBARAN DAN KETEBALAN LAPISAN BATUBARA


BERDASARKAN DATA WELL LOGGING DI PT BORNEO EMAS HITAM LOA
TEBU KALIMANTAN TIMUR
1
Yuyun Ernia, 1,2Djayus, 1,2Supriyanto
1
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman
2
Laboratorium Geofisika, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman

*Email : yuyun.hernia@gmail.com

ABSTRACT

The increase of coal demand must followed by the exploration, including distributin
and thickness of coal seam. The data that has beeen used in this research was recondary data
in the form of Well Logging data (Gammar Ray Log and Density Log) and coring data.
Gamma Ray Log and Density Log was interpreted to obtain rock lithology, then processed by
using software to obtain. Seread and thickness of coal seam, correlation between boreholes.
The result are identification of seread direction, depth and thickness of coal seams bared on.
Coal’s distribution analysis at research area, identified area of coal seams distribution.
Relative to the southwest and north east. With four coal seams. Three seams having split or
branching. Seam A with average thickness value 0,43 m, seam B with average thickness
value 0,26 m and seam D with average thickness value 0,24 m. the widest seam distribution
was seam A and B while the fewest seam was seam D.

Keywords: Well Logging, Gamma Ray Log, Density Log and Seam

ABSTRAK

Peningkatan permintaan batubara harus diimbangi dengan kegiatan eksplorasi yang


diantaranya adalah mengetahui sebaran dan ketebalan lapisan batubara. Tujuan dilakukan
penelitian ini untuk mengetahui sebaran dan ketebalan lapisan batubara. Data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data Well Logging (Log Gamma Ray
dan Log Densitas) dan data Coring. Log Gamma Ray dan Log Densitas diinterpretasi
sehingga mendapatkan litologi batuan, kemudian diolah menggunakan Software untuk
penyebaran lapisan batubara, korelasi antar lubang bor sehingga menghasilkan identifikasi
arah penyebaran, kedalaman dan ketebalan lapisan batubara. Berdasarkan hasil analisa
Sebaran batubara pada daerah penelitian diidentifikasi memiliki arah penyebaran lapisan
batubara relatif ke arah Barat Daya-Timur Laut dengan terdapat empat seam batubara. Dari
tiga seam lapisan batubara mengalami split atau percabangan lapisan batubara yaitu pada
seam A dengan memiliki nilai rata-rata ketebalan 0,43 m, Seam B dengan ketebalan 0,26 m
dan Seam D dengan rata-rata ketebalan 0,14 m. Untuk seam C memiliki rata-rata ketebalan
0,24 m. Pesebaran seam yang paling banyak terdapat pada seam A dan B, sedangkan seam
yang paling sedikit terdapat pada seam D

1. PENDAHULUAN batubara dari endapan organik dari sisa-


Batubara adalah salah satu bahan sisa tumbuhan serta melalui proses
bakar fosil yang mudah terbakar dan pembatubaraan terdiri dari unsur-unsur
berasal dari batuan sedimen. Terbentuknya karbon, hidrogen dan oksigen. Energi

1
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 2 ,Agustus 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

merupakan kebutuhan infrastruktur dasar sedimen delta front dan prodelta. Proses
manusia, yang akan digunakan dalam pengendapan sedimen cekungan kutai
segala bidang untuk memenuhi kebutuhan dimulai pada kala Eosen Awal yaitu
manusia. Batubara sebagai salah satu dengan fase transgresif sampai kala
sumber energi yang banyak digunakan. oligosen awal dan pada oligosen akhir
Sumber energi batubara dimanfaatkan pengendapan berkembang ke timur.
berbagai macam saat ini seperti sebagai Kondisi geologi daerah penelitian
sumber energi listrik, kereta api, bahan berdasarkan geologi lokal secara umum
bakar dasar dan katalisator dalam industri pada cekungan kutai terdapat endapan
semen, baja serta kimia (Suendra, 2016). batubara dengan penyebaran yang cukup
Untuk memenuhi kebutuhan energi dari luas, pada geologi daerah penelitian
batubara harus terus-menerus dieksplorasi memiliki empat blok, tetapi pada
diharapkan dapat dimanfaatkan dan diolah penelitian ini menggunakan 1 blok saja
lebih lanjut secara ekonomis. yang dinamakan blok CD, Formasi pada
Salah satu metode geofisika yang daerah penelitian termasuk formasi
digunakan dalam eksplorasi untuk Balikpapan (Tmbp), dimana morfologi
mendapatkan data geologi batubara bawah pada daerah penelitian berupa perbukitan
permukaan yaitu metode Well Logging. bergelombang landai hingga sedang,
Menurut Harsono (1997) Metode Well lithologi terdapat pada daerah penelitian
Logging adalah suatu perekaman besaran- didominasi perselingan batupasir dan
besaran fisis di sumur pemboran yang batulempung serta batubara, kekerasan
biasanya dilakukan dari dasar sumur sedang hingga lunak, kemiringan lapisan
kemudian ditarik ke atas secara perlahan- relatif landai antara 8 sampai 20 derajat.
lahan dengan maksud agar sensor atau Struktur geologi yang terbentuk
probe yang diturunkan ke dalam sumur memperlihatkan struktur lipatan sinklin
lubang bor mendeteksi batuan di dinding landai dengan jurus batuan antara U 30 –
sumur. Metode ini dapat mengetahui 40 T sampai U180 T. Lingkungan
gambaran dan menilai batuan-batuan yang pengendapan pada daerah penelitian
mengelilingi lubang bor serta dapat termasuk dalam lingkungan pengendapan
memberikan keterangan kedalaman lapisan Delta.
yang mengandung mineral batubara. Batubara
Oleh karena itu, diperlukan Batubara merupakan sisa tumbuhan
pemahaman tentang karakteristik lapisan yang telah menjadi fosil yang mudah
batubara berdasarkan analisis data Well terbakar dan mengandung unsur – unsur
Logging supaya menghasilkan interpretasi yang terdiri dari karbon, hidrogen,
yang akurat. Serta mengetahui kedalaman, oksigen, nitrogen dan sulfur dengan
ketebalan dan sebaran lapisan batubara karakteristiknya berwarna gelap, padat,
pada daerah penelitian tersebut. dan dibakar (Sukandarrumidi, 2009).
2. TEORI Tahap pembatubaraan (coalification)
Geologi Regional adalah proses pembentukan batubara dari
Pada Geologi Regional pada daerah gambut, merupakan gabungan proses
penelitian di PT Bornoe Emas Hitam biologi, kimia dan fisika yang terjadi
termasuk dalam lingkungan pengendapan karena pengaruh pembebanan dari
“Cekungan Kutai” yang merupakan sedimen yang menutupinya, temperatur,
komplek lingkungan endapan delta yang tekanan dan waktu terhadap komponen
terdiri beberapa siklus endapan delta. Tiap organik dari gambut. Pada tahap ini
siklus dimulai dengan endapan delta plain prosentase karbon akan meningkat
yang terdiri dari endapan rawa, endapan sedangkan prosentase hydrogen dan
alur sungai, point bar, tanggul sungai dan oksigen akan berkurang. Proses ini akan
di tempat yang lebih dalam diendapkan menghasilkan batubara dalam berbagai

2
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 2 ,Agustus 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

tingkat kematangan material organiknya Gambar 1. Respon Log Gamma Ray


mulai dari lignit, Sub bituminous, (Telford, dkk., 1990)
bituminous, semi antrasit, antrasit hingga Log Densitas
meta antrasit, proses pembentukan Merupakan log yang mengukur
batubara dimulai sejak zaman batubara densitas atau berat jenis total formasi
pertama ( coarboniferous period / periode prinsip cara kerja log ini yaitu dengan
pembentukan karbon atau batubara), yang menggunakan prinsip Compton Scatering.
berlangsung antara 360 juta sampai 290 Pada kejadian hamburan Compton, foton
juta tahun yang lalu ( Sulistiawati, 1992). sinar gamma bertumbukan dengan
Konsep Dasar Well Logging elektron dari atom di dalam batuan, foton
Logging merupakan metode akan kehilangan tenaga karena proses
pengukuran besaran-besaran fisik batuan tumbukan dan dihamburkan ke arah yang
terhadap kedalaman lubang bor. Sesuai tidak sama dengan arah foton awal,
dengan tujuan Logging untuk memperoleh sedangkan tenaga foton yang hilang
data kedalaman, ketebalan dan kualitas sebetulnya diserap oleh elektron sehingga
lapisan batubara yang dikombinasikan elektron dapat melepaskan diri dari ikatan
dengan data pengeboran (Harsono, 1997). atom menjadi elektron bebas (Harsono,
Log Gamma Ray 1997).
Prinsip dari GR adalah perekaman
radioaktivitas alami bumi. Radioaktivitas
GR berasal dari 3 unsur radioaktif yang
ada dalam batuan yaitu Uranium -U,
Thorium -Th dan Potasium -K, yang
secara kontinu mamancarkan GR dalam
bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi
Sinar Gamma ini mampu menembus
batuan dan dideteksioleh sensor sinar
gamma yang umumnya berupa detector
sintilasi. Setiap GR yang terdeteksi akan
menimbulkan pulsa listrik pada detektor.
Parameter yang direkam adalah jumlah Gambar 2. Respon Log Desnitas (
dari pulsa yang tercatat per satuan waktu Suaendra 2016)
(sering disebut cacah GR) (Harsono,
1997). 3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT Borneo
Emas Hitam Loa Tebu, Tenggarong serta
di Laboratorium Geofisika, Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas
Mulawarman, Samarinda, Kalimantan
Timur yang akan dilaksanakan dimulai
dari bulan Juni-Desember dengan judul
penelitian “ Identifikasi sebaran dan
ketebalan lapisan batubara berdasarkan
data Well Logging di PT Borneo Emas
Hitam”. Peta lokasi penelitian dapat
dilihat pada Gambar 3 (Halaman 7)
Rancangan Penelitian
Secara umum penelitian ini dilakukan
beberapa tahapan, data log yang diperoleh

3
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 2 ,Agustus 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

berupa data sekunder, tahapan penelitian


ini memiliki tahapan akusisi meliputi
kajian pustaka (literature), data well log. Diagram Alir
Hasil dari akuisisi Well Logging
menghasilkan respon log gamma ray dan
log densitas. Selanjutnya dilakukan
identifikasi litologi bawah permukaan
yang akan menghasilkan berupa lapisan
batubara, ketebalan, dan kedalaman
lapisan berdasarkan respon Logging serta
sebaran lapisan batubara.
Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian di
antaranya:
1. Interpretasi data log
Data log sumur yang dimiliki berupa
data LAS file yang selanjutnya akan
dilakukan interpretasi dan di olah
dengan menggunakan Software untuk
mendapatkan tampilan berupa grafik
log sumur yang terdiri dari log Gamma
Ray, dan Log Densitas. Grafik log Gambar 4 . Diagram Alir
diinterpretasikan litologi batuannya
berdasarkan besar kecilnya nilai log 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gamma Ray dan Log Densitas. Penelitian ini dilaksanakan di PT
2. Pengolahan Data Borneo Emas Hitam yang terletak di
Setelah mengetahui litologi pada Kelurahan Loa Tebu, Kecamatan
masing-masing data log sumur, maka Tenggarong, Kabupaten Kutai
langkah selanjutnya adalah melakukan Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
korelasi penampang untuk melihat Letak koordinatnya berada terletak pada
kondisi bawah permukaan dan melihat 117o 10' 52.2" BT - 117o 12' 28.5" BT dan
penyebaran lapisan batubara. Pada 4o 11' 38.6" LS - 4o 6' 38.4” LU. Situasi
pengolahan data ini berbentuk daerah IUP Borneo Emas Hitam mencakup
penampang 2D (Dimensi) dan 3D luas wilayah seluas 1.002 Hektar.
(Dimensi) dengan tampilan berupa peta Kondisi geologi daerah penelitian
persebaran lapisan batubara dengan berdasarkan geologi lokal secara umum
mendapatkan nilai elevasi dan pada cekungan kutai terdapat endapan
kedalaman lapisan batubara pada batubara dengan penyebaran yang cukup
daerah penelitian luas, pada geologi daerah penelitian
3. Analisis Data memiliki empat blok, tetapi pada
Setelah identifikasi litologi bawah penelitian ini menggunakan 1 blok saja
permukaan di analisis dengan melihat yang dinamakan blok CD, Formasi pada
pola penyebaran untuk mengetahui daerah penelitian termasuk formasi
karakteristik lapisan batubara sehingga Balikpapan (Tmbp), dimana morfologi
menghasilkan lapisan, kedalaman dan pada daerah penelitian berupa perbukitan
ketebalan batubara dibawah permukaan. bergelombang landai hingga sedang,
lithologi terdapat pada daerah penelitian
didominasi perselingan batupasir dan
batulempung serta batubara, kekerasan
sedang hingga lunak, kemiringan lapisan

4
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 2 ,Agustus 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

relatif landai antara 8 sampai 20 derajat.


Struktur geologi yang terbentuk
memperlihatkan struktur lipatan sinklin
landai dengan jurus batuan antara U 30 –
40 T sampai U180 T. Lingkungan
pengendapan pada daerah penelitian
termasuk dalam lingkungan pengendapan
Delta. Dapat dilihat pada Gambar 5
merupakan Peta Geologi Lokal Daerah
Penelitian. (Halaman 7)
Topografi daerah penelitian, dimana
memperlihatkan morfologi daerah
penelitian terdiri dari perbukitan dan
pendataran. Pada topografi ini meliputi
batas IUP PT Borneo Emas Hitam dan
batas blok titik bor pada daerah penelitian.
Pada blok daerah penelitian termasuk
perbukitan dengan memiliki ketinggian
menengah sampai atas yaitu 35 – 75 meter.
Peta topografi pada daerah penelitian ini Gambar 7. Hasil Interpretasi Data log
diolah menggunakan software dengan Pada pengolahan data selanjutnya
parameter data koordinat dapat dilihat membuat penampang litologi penyusun
pada Gambar 6 yang merupakan batas bore dari hasil interpretasi data Log dalam
Operasi PT Bornoe Emas Hitam serta titik bentuk tiga dimensi (3D) yang berbentuk
bor pada blok CD di daerah Penelitian. log-log yang tersusun sesuai dengan
(Halaman 8) koordinat borehole. Hasil dari korelasi
Data penelitian ini merupakan data penampang well log tiga dimensi (3D)
sekunder yang terdiri dari Data koordinat merupakan gambaran bawah permukaan
daerah penelitian, data titik Bor dan data bawah tanah pada daerah penelitian, terdiri
Well Logging, dalam penelitian ini dari 18 titik bor yang tersusun dari litologi-
memiliki 18 titik bor. Data bor bertujuan litologi hasil dari data log. Dapat dilihat
untuk mengetahui sebarannya bor/ lubang pada Gambar 8 merupakan hasil dari
sumur pada daerah penelitian. Selain itu, korelasi penampang Well Logging 3D
data – data pada penelitian ini digunakan (Halaman 8) pada Berdasarkan hasil
untuk interpretasi lithologi, sebaran dan sebaran batubara dalam 3D dapat dilihat
ketebalan batubara pada daerah penelitian. pada Gambar 9 (Halaman 9) merupakan
Dari hasil analisa log yang diperoleh sebaran batubara. Dimana pada sebaran
dari software berupa data Las.File yang tersebut memilki sebaran batubara
kemudian di interpretasi dapat diketahui menyebar ke arah timur laut – barat daya,
bahwa pada lubang bor tersebut terdapat terlihat dari permukaan sebaran batubara
beberapa litologi batuan. Seperti pada titik bor BEH1-001, BEH1-002,
batulempung, batupasir dan batubara yang BEH1-030, BEH1-010, BEH1-011,
banyak ditemukan. Dapat dilihat pada BEH1-012 dan BEH1-008. Pada sebaran
Gambar 7 merupakan hasil analisa log lapisan batubara memiliki 4 seam batubara
dari software pada titik bor BEH1-001. dengan di berikan warna berbeda-beda
pada seam A berwarna merah, Seam B
berwarna kuning, Seam C berwarna
Navy/biru gelap dan seam D berwarna
Ungu

5
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 2 ,Agustus 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Berdasarkan hasil analisis untuk lapisan batubara dari Barat Daya-Timur


mempermudah penyebaran dibuat Laut dengan terdapat empat seam
penampang korelasi dengan cara membuat batubara. Dari tiga seam lapisan batubara
profil atau Cross Section dari setiap Cross mengalami split atau percabangan lapisan
line, dimana setiap titik bor diletakkan batubara yaitu pada seam A, Seam B dan
pada sayatan secara lateral dan vertikal. Seam D. Pesebaran seam yang paling
Profil penampang bertujuan untuk banyak terdapat pada seam A dan B,
mengetahui kondisi bawah permukaan dan sedangkan seam yang paling sedikit
melihat kemenerusan lapisan batubara. terdapat pada seam D.
Dapat dilihat pada Gambar 10 merupakan Ketebalan seam batubara terdapat
Cross line dan sebaran batubara (Halaman di setiap seam, seam yang memiliki
9). Gambar 11 merupakan cross section ketebalan rata-rata yang terbanyak terdapat
3D dan Gambar 12 merupakan cross pada seam A dan C yaitu dengan dengan
Section Seam (Halaman 10). rata-rata ketebelan masing-masing seam
Berdasarkan hasil analisis ketebalan yaitu, seam A batubara 0,43 m. Pada seam
setiap seam dapat dilihat bahwa ketebalan B memiliki nila rata-rata ketebalan
dan kedalaman lapisan batubara setiap titik batubara sekitar 0,26 m. pada seam C
bor memiliki empat seam yaitu seam A, memiliki ketebalan 0,24 m. Sedangkan
seam B, Seam C dan seam D. ketebalan pada seam D nilai rata-rata ketebalan
dan kedalaman lapisan batubara dengan batubara 0,14 m.
semua seam yang telah dikolerasikan, UCAPAN TERIMA KASIH
dimana korelasi seam ini memperlihatkan Ucapan terima kasih kepada PT
pesebaran lapisan batubara dari masing- Borneo Emas Hitam atas izin untuk
masing titik bor. Berdasarkan tabel dapat mengolah kembali data Batubara pada
dilihat bahwa ketebalan dan kedalaman daerah Penelitian.
lapisan batubara yang memiliki cukup DAFTAR PUSTAKA
banyak pada seam A, dimana pada seam A Harsono, A. 1997. Evaluasi Formasi dan
hampir semua titik bor mendapatkan seam Aplikasi Log, Edisi Revisi-8 Mei
A dengan nilai rata – rata ketebalan 1997. Jakarta: Schlumberger
batubara 0,43 m. pada seam B memiliki Oilfield Service.
jumlah nila rata-rata kebetalan batubara Sukandarrumidi. 2009. Batubara dan
sekitar 0,26 m. pada seam C memiliki Pemanfaatannya. Yogyakarta:
ketebalan 0,24 m. Sedangkan pada seam D Penerbit Universitas Gadjah Mada
mendapatkan lapisan batubara paling Sulistiawati. 1992. Proses Pembentukan
sedikit dari 3 seam tersebut dengan nilai Batubara, Analisa Penelitian dan
rata-rata ketebalan batubar 0,14 m. Pengembangan Geologi ITB.
Tabel 1. Nilai Rata-rata Ketebalan Telford, W. M., Geldart, L. P., Sheriff, R.
masing-masing seam E., and Keys, D. A., 1990, Applied
Seam Rata-rata Ketebalan (m) Geophysics, Cambridge University
Seam A 0.43 Press, London.
Seam B 0.26 Suaendra, D. P. 2016. Analisis Log
Seam C 0.24 Densitas Terhadap Data Proksimat
Seam D 0.14 Dan Perhitungan Volume Batubara
Menggunakan Data Log Pada
5. KESIMPULAN Lapangan “ DEA” Sumatera
Berdasarkan dari hasil analisis dapat Selatan. Universitas Lampung:
disimpulkan bahwa: Sumatra Selatan
Sebaran batubara pada PT Borneo
Emas Hitam di daerah X Loa Tebu
diidentifikasi memiliki arah penyebaran

6
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 2 ,Agustus 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Gambar 3. Peta Lokasi Daerah Penelitian

Gambar 5. Peta Geologi Lokal

7
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 2 ,Agustus 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Gambar 6. Peta Topografi Daerah Penelitian

Gambar 8. Hasil Sebaran titik bor well log 3D

8
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 2 ,Agustus 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Gambar 9. Sebaran Seam Batubara 3D

Gambar 10. Cross Line

9
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 3 Nomor 2 ,Agustus 2020 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL

Gambar 11. Cross Section 3D

Gambar 12. Cross Section

10

Anda mungkin juga menyukai