Anda di halaman 1dari 6

PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014

The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition

INDIKASI ZONA OUTFLOW DARI SISTEM PANAS BUMI DAERAH BANTARKAWUNG,


BREBES, JAWA TENGAH

Oktoberiman1, Dimas Aji R. Prawiranegara1, Rizal T. Alya1, Fajar R. Widiatmoko1


1
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
*Corresponding author: dimasrp34@yahoo.com

Abstrak yang terdiri dari 7 desa (Karang Pari, Waru, Pangebatan,


Telaga, Bantarkawung, Ciomas dan Tambakserang).
Meningkatnya kebutuhan energi pada masyarakat modern Bantarkawung merupakan daerah yang menarik untuk
serta menurunnya produksi energi konvensional
dilakukan penelitian khususnya panas bumi. Sekitar daerah
mendorong adanya usaha untuk mencari sumber daya
energi non konvensional diantaranya panas bumi. Letak penelitian terdapat beberapa mata air panas yang
geografis Indonesia dilalui oleh jalur gunung api mengindikasikan adanya manifestasi dari sistem panas
menjadikan Indonesia sebagai negara dengan potensi panas bumi, litologi yang menarik dan struktur geologi yang
bumi yang besar. Daerah Bantarkawung terletak di barat kompleks. Panas bumi di daerah penelitian dipengaruhi
daya gunung slamet memliki manifestasi panas bumi oleh tektonik Jawa yang berkebang dengan baik (Kastowo,
berupa mata air panas yang mengindikasikan sistem panas 1975).Secara umum ada tiga pola struktur yang
bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
berkembang di Jawa, yaitu pola meratus yang berarah
sistem panas bumi dan zona outflow serta kaitannya dengan
kondisi geologi daerah penelitian. Penelitian ini meliputi Timur laut-Barat Daya (NE-SW), pola Sunda yang berara
studi inderaja, studi lapangan, dan studi laboratorium. Studi Utara-Selatan (N-S), dan pola Jawa yang berarah Timur-
inderaja menggunakan metode Fault and Fracture Density Barat (E-W).
(FFD) yang bertujan mengetahui potensi panas bumi
berdasarkan densitas struktur geologi. Studi lapangan Stratigrafi regional daerah penelitian tersusun atas formasi
meliputi pemetaan geologi, pengukuran suhu mata air Rambatan, formasi halang, lahar slamet, formasi lempeng
panas, dan pengambilan sampel yang bertujuan untuk dan retas.. Bagian bawah formasi rambatan tersusun atas
mengetahui kondisi geologi dan karakteristik air panas di
batu pasir gampingan dan konglmerat yang berseilng
lapangan. Studi laboratorium meliputi analisi kimia air
panas dengan metode AAS, Flamefotometri, dan titrasi dengan lapisan tipis napal dan serpih, sedangkan bagian
untuk menentukan jenis fluida air panas serta suhu air atas terdiri dari batupasir gampingan kelabu terang sampai
panas reservoir. Analisis FFD menunjukan potensi kebiruan. Formasi halang tersusun atas batupsir tufaan,
geothermal berada di bagian tengah dan utara daerah konglomerat, napal dan batulempung yang berseling dan
penelitian. Hasil dari pemetaan geologi, daerah penelitian berlapis dengan baik. Endapan slamet tersusun atas lapisan
tersusun atas satuan batulempung, batupasir dan intrusi lava dibagian bawah yang membentuk topografi hampir
andesit dengan struktur geologi berupa sesar anjak mengiri
pangebatan, sesar anjak mengiri karangpari, sesar mendatar rata dan punggungan tajam sepanjang tepi sungai. Formasi
kanan bisole, sesar mendatar kanan pangebatan, sesar anjak retas lempeng dan retas tersusun atas andesit hornblende
menganan Ci Picung, Antiklin Karangpari dan Sinklin dan basalt piroksen.
Pangebatan, ditemukan mata air panas dengan suhu 47 oC
dan 65oC di selatan bagian tenggara dan barat daya yang Potensi panas bumi daerah Brebes telah banyak diteliti.
sesuai dengan hasil analisis FFD. Analisis laboratorium Iswahyudi dkk (2013) mendefinisikan manifestasi air panas
berdasarkan perbandingan komposisi ion utama Cl-, SO42-,
Paguyangan, Brebes sebagai zona outflow sistem panas
dan HCO3- disimpulkan jenis air panas bertipe bikarbonat
dan klorida, hal ini menunjukan bahwa air panas daerah bumi Gunung Slamet. Zona outflow mempunyai daerah
penelitian diperkirakan merupakan hasil pencampuran air luasan 5-20 km dari sumber panas. Daerah Bantarkawung
tanah dengan air panas reservoir di zona outflow. mempunyai jarak lebih dari 20km dari Gunung Slamet,
sehingga perlu diteliti sistem panas bumi yang berada di
Pendahuluan Bantarkawung.
Daerah penelitian berada di daerah Bantarkawung,
Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dengan luas daerah 24km2
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition

Metode dan data berhungan dengan potensi panas bumi yang lebih tinggi
Fault and fracture density (FFD) bergantung dengan sumber panasnya.
FFD adalah metode interpretasi jarak jauh yang bertujuan
untuk mengetahui area panas bumi berdasarkan densitas
rekahan yang terdapat di daerah penelitian. Hasil FFD Pemetaan Geologi
didapatkan dari kelurusan struktur yang diilustrasikan dari Dari pemetaan geologi diketahui daerah penelitian tersusun
kelurusan sungai, kelurusan lembah, sesar atau rekahan, atas empat satuan dari tua ke muda yaitu satuan
kontak litologi (Bujung dkk, 2011) sehingga diketahui batulempung, batupasir, intrusi andesit, endapan aluvia-
daerah anomali yang mengindikasikan potensi panas bumi fluvial. Satuan batulempung ini terdiri dari batulempung
di daerah penelitian. berselingan dengan batupasir serta sisipan batugamping.
Batulempung secara megaskopis memiliki ciri litologi
Pemetaan geologi antara lain berwarna abu-abu gelap, kompak sedang,
Pemetaan geologi bertujuan untuk membuat peta geologi. bersifat karbonatan dan dibeberapa lokasi terlihat
Peta geologi adalah peta yang memuat persebaran dan batulempung mengalami oksidasi sehingga berwarna merah
susunan perlapisan batuan berdasarkan pengamatan tua. Ciri litologi batupasir pada daerah ini berwarna abu-
lapangan, sehingga dapat dibuat refleksi tiga dimensi abu cerah, besar butir pasir halus - kasar, bentuk butir
perlapisan batuan. Pemetaan geologi dilakukan dengan membundar-membundar tanggung, dominan terpilah baik,
mengumpulkan data-data geologi seperti litologi,stratigrafi, matriks lempung, karbonatan, kemas tertutup, porositas
dan struktur geologi, sehingga dapat menjelaskan baik, kompak dan tersingkap dalam keadaan segar serta
kenampakan manifestasi panasbumi seperti mata air terdapat pula struktur graded bedding. Batugamping pada
panas,fumarol. satuan ini merupakan batugamping klastik yang memiliki
deskripsi megaskopis yaitu berwarna abu-abu (segar),
Analisis Geokimia sangat kompak, besar butir pasir halus, terpilah baik, kemas
Analisis geokimia meliputi analisis unsur-unsur kimia tertutup.
seperti HCO3- , SO42-, Na, Ca, Mg, K, Cl, B, dan pH.
Berdasarkan analisis geokimia dapat diketahui hubungan Satuan batupasir terdiri dari batupasir perselingan batupasir
antara manifestasi panas bumi dengan potensi panas bumi dan batulempung serta sisipan konglomerat (oktoberiman.
di daerah penelitian (Nicholson, K. 1993). 2014) . Secara megaskopis batupasir pada satuan ini
umumnya mempunyai ciri litologi antara lain ukuran butir
Hasil dan Diskusi kasar dan semakin ke atas semakin menghalus begitu juga
dengan ketebalannya semakin menipis, terdapat struktur
Analisa Fault Fracture Density (FFD) sedimen yang beragam yaitu graded bedding, konvolut,
Berdasarkan kalkulasi dari distribusi intensitas struktur paralel laminasi, load cast, flute cast serta bioturbasi.
dengan menggunakan FFD, daerah Bantarkawung dapant Batupasir berukuran butir halus - kasar, abu-abu cerah,pilah
dibagi menjadi tiga intensitas struktur yang memiliki baik –buruk ,kemas terbuka - tertutup, fragmen bat.beku,
intensitas tinggi, cukup tinggi, dan intensitas rendah. batulempung, dengan komposisi mineral kuarsa, feldspar,
Daerah dengan intensitas tinggi ditunjukkan dengan warna mineral mafik. Terdapat pula batupasir berfragmen dengan
ukuran fragmen kerikil-kerakal.. Batulempung berwarna
merah, intensitas cukup tinggi ditunjukkan dengan warna
abu-abu gelap, karbonatan, kompak, tersingkap dalam
kuning hingga merah, dan Intensitas struktur rendah keadaan segar. Sedangkan konglomerat dicirikan oleh
ditunjukkan dengan warna hijau hingga biru. Daerah warna abu-abu - hitam, ukuran butir kerikil - kerakal,
dengan intensitas tinggi terletak di utara deerah penelitian, fragmen membundar - membundar tanggung, kemas
sedangkan daerah dengan intensitas cukup tinggi berada di terbuka, pilah buruk, kompak, karbonatan, matriks
bagian selatan barat daya dan tenggara. Daerah dengan batupasir sedang dengan fragmen dominan batuan beku
intensitas rendah dianggap sebagai daerah non anomali.
Intrusi andesit terletak di bagian utara daerah penelitian,
Daerah dengan anomali baik dibagian utara ataupun selatan
Pola pengaliran yang terdapat pada satuan ini adalah radial
berasosiasi dengan source rock, karena intensitas struktur .Pola aliran sungai radial ini membentuk pola melingkar
tersebut berasosiasi dengan sistem fluida. Kehadiran dari yang berpusat pada suatu titik yang kemudian menyebar ke
fault pada topografi mengindikasikan sebagai kontrol segala arah. Pemerian litologi secara makroskopis pada
deformasi dan fracture di daerah penelitian (Siswono, dkk. satuan ini adalah berwarna abu-abu terang, berstruktur
2013). masif, memiliki tekstur porfiritik, hipokristalin, dan
inequigranular.
Peta FFD menunjukkan anomali densitas struktur (merah,
Satuan endapan aluvial-fluvial merupakan satuan paling
dan kuning-merah) yang terletak di utara serta di selatan
muda daerah penelitian berumur resen (parlindungan,
bagian barat daya dan tenggara daerah penelitian. Densitas 2014), terdiri atas endapan butir berukuran pasir hingga
struktur berhubungan dengan manifestasi panas bumi berangkal yang belum terkonsolidasi, Satuan ini tersusun
kerana densitas struktur yang lebih tinggi umumnya
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition

atas material lepas hasil sedimentasi yang sudah mengalami dari utara daerah penelitian. Intrusi andesit yang berada di
pelapukan berupa batuan beku maupun batuan sedimen. utara daerah penelitian berperan sebagai sumber panas
sistem panas bumi Bantarkawung, hal tersebut diperkuat
Identifikasi struktur pada daerah penelitian diawali dengan dengan jarak manifestasi dengan intrusi yang semakin
interpretasi kelurusan-kelurusan topografi, diketahui daerah dekat semakin tinggi suhunya. Intrusi andesit muncul di
ini memiliki pola kelurusan NW-SE. Struktur geologi yang daerah penelitian karena menerobos rekahan-rekahan atau
berkembang di daerah penelitian yaitu sesar anjak mengiri bidang lemah akibat kompresi yang intensif. Sesar-sesar
pangebatan, sesar anjak mengiri karangpari, sesar mendatar tersebut juga mengontrol aliran fluida panas, rekahan-
kanan bisole, sesar mendatar kanan pangebatan, sesar anjak rekahan memungkinkan adanya pengaliran fluida panas
menganan Ci Picung, Antiklin Karangpari dan Sinklin sehingga mata air panas muncul di permukaan. Intrusi
Pangebatan. batuan beku yang nampak dipermukaan diperkirakan masih
menyimpan panas di bawah permukaan, panas inilah yang
Manifestasi permukaan berupa mata air panas yang terelak menjadi sumber energi di sekitar manifestasi panas bumi
di selatan bagian tenggara daerah penelitian, memiliki daerah penelitian.
temperatur 450C, 430C, dan 650C. Manifestasi mata air
panas terletak diatas satuan batupasir. Kehadiran mata air panas juga dikontrol oleh karakteristik
batupasir yang terletak di daerah penelitian. Satuan
Analisa Geokimia batupasir memiliki permeabilitas yang lebih baik dibanding
Manifestasi dari air panas memiliki suhu 450C, dan 650C. satuan batulempung. Permeabilitas yang lebih baik akan
Hasil analisis geokimia yang dilakukan pada dua sampel air menjadi media yang lebih efektif sebagai media alir baik
panas tersebut tersaji dalam tabel 2. Sampel air panas SH 2 secara horizontal ataupun vertikal.
memiliki pH air cenderung basa. Pada diagram Cl-SO4-
HCO3 (gambar 3) menunjukkan karakteristik air bikarbonat
dengan persentase HCO3 yang cukup besar. Pada diagram Kesimpulan
Na-K-Mg (gambar 4) menunjukkan partial equilibrium Daerah penelitian terdiri atas empat satuan batuan yaitu
yang mengindikasikan proses kimia di dalam air hampir satuan batupasir, batupasir, intrusi Andesit, dan aluvial.
stabil atau telah terjadi sebagian interaksi batuan dengan Manifestasi panas bumi daerah ini dipengaruhi oleh satuan
fluida panas, tersebut sebelum ke permukaan. Pada batupasir serta struktur geologi berupa sesar anjak dan
diagram Cl-Li-B (gambar 5) menunjukan kandungan Boron mendatar. Sumber panas daerah penelitian berasal dari
(B) yang relatif tinggi diakibatkan oleh adanya interaksi intrusi andesit yang berada di utara, yang didukung oleh
antara air panas dengan batuan yang dilaluinya, dalam hal analisis geokimia air panas berupa air klorida-bikarbonat
ini adalah batuan sedimen di daerah penelitian. yang menunjukkan batas antara zona upflow dan outflow
sistem panas bumi. Model sistem panas bumi
Sampel air panas SH 3 yang terletak lebih utara dari SH 2 Bantarkawung dapat menjadi landasan baru untuk
cenderung menunjukkan pH air yang lebih basa. Sampel eksplorasi panas bumi di Brebes yang diyakini selama ini
SH 3 memiliki karakteristik air klorida pada diagram Cl- berasal dari Gunung Slamet.
SO4-HCO3- ditunjukkan dengan persentase Cl- yang
cukup tinggi. Pada diagram Na-K-Mg (gambar 4) Referensi
menunjukkan partial equilibrium dengan karakteristik yang Bujung, A.N. Cyrke, S. Alamte, M. Dicky, H. Febri ,dan
lebih stabil dibanding sampel SH 2. Pada diagram Cl-Li-B S. Adjat. 2011. Identifikasi prospek panas bumi
menunjukkan Boron yang relatif tinggi dibandingkan berdasarkan Fault and Fracture Density
sampel SH 2. (FFD):Studi kasus Gunung Patuha, Jawa Barat,
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 2 No. 1
Diskusi : Sistem Panas Bumi Bantarkawung April 2011 2011: 67 – 75
Berdasarkan hasil analisis FFD pada daerah penelitian, Iswahyudi, Sachrul. A. Widagdo, Subana, N. R. Herdianita
menunjukkan bahwa anomali panas bumi diindikasikan (2013),“Outflow Zone Indication of Geothermal
pada bagian utara tenggara-barat daya dengan warna merah System In Paguyangan Hotspring, Brebes, Central
– kuning. Sampel air panas daerah penelitian ini terletak Java” PROCEEDINGS, 2nd ITB Geothermal Workshop
pada bagian tenggara-barat daya dengan suhu 430C-650C, 2013
dimana semakin ke utara suhu mata air panas semakin Kastowo, 1975, “Peta Geologi, Lembar Majenang, Jawa,
meningkat disertai oleh adanya uap sulfur pada mata air Skala 1:100.000”, Direktorat Geologi, Departemen
panas yang lebih utara. Berdasarkan data geokimia mata air Pertambangan Republik Indonesia.
panas di daerah penelitian merupakan air klorida- Nicholson, K. 1993, “Geothermal Fluids, Chemistry and
bikarbonat menunjukkan air panas keluar sebagai Exploration Techniques”, Springer Verlag, Berlin, 15.
manifestasi dari batas antara zona upflow dan outflow. Parlindungan, Albert., 2014, Laporan Praktek Kerja
Selain itu semakin ke utara sifat kimia air cenderung lebih Lapangan Geologi Daerah Pangebatan Dan Sekitarnya
stabil dan semakin sedikit fluida panas yang berinteraksi Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes Provinsi
dengan air permukaan. Kondisi tersebut mengindikasikan Jawa Tengah, Universitas Jenderal Soedirman,
sumber panas sistem panas bumi Bantarkawung berasal Purwokerto
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition

Siswono, Yupi. Y.Listiawan, and R. Sahri. Galunggung


Geothermal Prospect Condition : An Assesment For
Further Development”Prosiding Seminar Kebumian
Ke-6 Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, 11-12
Desember 2013

Ucapan Terima Kasih


Terima kasih kepada Bapak Sachrul Iswahyudi selaku
dosen Teknik geologi Unsoed yang telah membimbing
hingga terselesaikannya makalah ini.

Tabel 1. Hasil analisis dua sampel air panas dan satu Gambar 1. Peta fault fracture density
sampel air dingin
Parameter SH2 SH3 CW1
Ca 10,074 1,109 5,65
Mg 0,167 0,005 0,225
Na 67,16 67,16 85,07
K 1,836 1,972 0,947
HCO3- 3,36 1,6 0,74
SO42- 0,29 0,202 0,135
Cl- 3,4 3 3,2
B 2,126 8,893 1,322
Li 0,02 0,017 0,005
pH 7,52 8,13 8,03
*satuan dalam ppm (kecuali pH)

Tabel 2. Data pengukuran mata air panas dan air sungai


Gambar 2. Peta geologi
No. Koordinat Elev T.
Sample UTM (m) C0
SH1 26590ME 9197402MN 162,5 43
SH2 268539ME 9197386MN 162,5 45
SH3 270343ME 9198341MN 87,5 65
CW1 268925ME 9198003MN 125 26

Tabel 3. Perhitungan rasio konsentrasi Cl- SO42- dan


HCO3- SH 2
Parameter ppm %
Cl 3,4 48,22695 Gambar 3. Triangular diagram Cl- SO42- dan HCO3-
SO4 0,29 4,113475
HCO3- 3,36 47,65957
Total 7,05 100

Tabel 4. Perhitungan rasio konsentrasi Cl- SO42- dan


HCO3- SH 3
Parameter ppm %
Cl 3 62,47397
SO4 0,202 4,206581
HCO3- 1,6 33,31945
Total 4,802 100
Gambar 4. Diagram K-Na-Mg
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition

Gambar 5. Diagram Cl-Li-B


a. b.N2500
N1880 E
E

c d.
a b . N1350E
Gambar 7. minor fault (a and b), breksiasi (c), gores
garis(d)

Gambar 8. Penampang sayatan geologi C-D Bantarkawung

c d

Gambar 6. Lokasi HS1 (a), lokasi HS2 (b), Sinter travertin


(c), lokasi HS3 (d)

Gambar 9. Model sistem panas bumi Bantarkawung


PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition

Anda mungkin juga menyukai