Anda di halaman 1dari 17

SURVEI GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH WAESANO,

KABUPATEN MANGGARAI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Mochamad Nur Hadi, Dedi Kusnadi, Robertus S.L. Simarmata


Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI
Daerah penyelidikan terletak di sekitar Danau Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai
Barat, Nusa Tenggara Timur. Terletak pada busur vulkanik Banda Bagian Dalam di sebelah
barat Pulau Flores. Survei ini dilakukan dengan metode geologi dan geokimia melalui
pendekatan prinsip vulkanostratigrafi dengan pengamatan di lapangan dan didukung oleh
analisis laboratorium alterasi, batuan, kimia air, isotop, dan gas.
Daerah Sano Nggoang didominasi oleh batuan vulkanik dengan komposisi batuan
beku asam yang membentuk morfologi perbukitan curam hingga pedataran. Proses erupsi
besar di bagian utara membentuk Kaldera Mbeliling yang membuka kearah Danau dan
tersusun oleh endapan piroklastik terelaskan (ignimbrite) yang sangat tebal. Di bagian selatan
terbentuk produk vulkanik Poco Dedeng dan Sano Nggoang yang membentuk kawah luas
dengan diameter mencapai 2 km.
Struktur dalam berarah NW-SE memfasilitasi terbentuknya kaldera yang sejajar
dengan kelurusan pusat erupsi dan munculnya manifestasi panas bumi di sekitar Danau.
Temperatur air panas tertinggi mencapai 89 C dengan pH netral dan juga disekelilingnya
tersebar endapan sulfur dengan bau yang menyengat. Alterasi batuan dengan mineral ubahan
kaolin, alunit, dan ilit dijumpai di bagian selatan Danau. Perhitungan panas yang hilang
mencapai 1.36 Kwth. Air panas yang terbentuk bertipe klorida pada posisi partial equilibrium.
Diagram Cl-Li-B berperan dalam menentukan lingkungan terbentuknya sistem panas bumi di
Wae Sano yang terletak di lingkungan vulkanik sedimen.
Sistem panas bumi daerah Waesano dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik Produk Sano
Nggoang dengan batuan penudung berasal dari ubahan hidrotermal. Permeabilitas yang
terbentuk dibagian selatan Danau memberikan peluang pengembangan dan daerah prospek
di sekitar Desa Waesano untuk pembangkitan tenaga listrik dengan luas areal prospek 5 km2.
Potensi sumber daya hipotetis sekitar 32 MWe.

PENDAHULUAN kawasan Indonesia bagian timur, salah


Pengembangan panas bumi di satunya berada di Pulau Flores. Daerah
Indonesia saat ini sudah mulai menggeliat. Manggarai Barat dengan hadirnya
Terbitnya Undang undang panas bumi manifestasi di sekitar Danau Sano
yang baru (UU No.21 tahun 2014) menjadi Nggoang merupakan areal yang menjadi
harapan akan terealisasinya target prioritas pada survei kali ini.
pemerintahan sekarang. Beberapa Metode yang digunakan dalam
hambatan mulai dipangkas seperti Survei ini adalah pemetaan geologi dengan
masalah tumpang tindih dengan kehutanan menggunakan prinsip vulkanistratigrafi.
dan juga mengenai harga pembelian listrik Beberapa objek yang di teliti seperti
yang menarik. Pengembangan panas bumi pemerian batuan, penentuan pusat erupsi
di Indonesia bagian barat memang lebih beserta produk produknya, pengamatan
maju dibanding di bagian timur. Oleh morfologi, sifat fisik dan kimia pada masing
karena itu dalam rangka mengejar masing manifestasi dan analisis struktur
ketertinggalannya dilakukanlah survei melalui analisis rekahan dan kelurusan
survei lanjutan maupun survei awal di pada peta citra landsat, SRTM, dan
topografi. Analisis laboratorium meliputi terjal dan berpotensi terhadap longsoran.
studi petrografi dan alterasi batuan hingga Tersusun oleh komponen lava dasit riolit
pentarikhan umur absolut batuan dengan berwarna putih ke abuan, dengan matrik
metode jejak belah. Metode Geokimia tufa keras, di beberapa tempat tersusun
dilakukan untuk mengetahui karakteristik oleh lapisan tufa tebal, massif dan keras.
fluida yang terbentuk pada sistem panas Satuan Vulkanik Ranaka, tersebar
bumi di daerah Waesano dengan di bagian tenggara membentuk morfologi
pendekatan analisis air, gas, tanah, dan kaki Ranaka dengan relief halus dan
pengukuran sifat fisik dan kimia manifestasi landau. Tersusun oleh litologi berupa
panas bumi di sekitar daerah survei. laharik dan aliran piroklastik halus dengan
ukuran komponen lapilli berupa lava
HASIL PENYELIDIKAN andesit.
GEOLOGI Satuan vulkanik Poco Dedeng,
Satuan geomorfologi di daerah menempati bagian selatan daerah
Wae Sano disusun berdasarkan penyelidikan dan terbagi menjadi tiga
morfogenesa dan morfometri dengan satuan batuan, yaitu lava poco dedeng,
mempertimbangkan aspek geologi dan aliran piroklastik poco dedeng 1 dan 2.
lingkungan. Kondisi bentang alam daerah Morfologi yang terbentuk berupa tubuh
Wae Sano dikelompokkan menjadi delapan vulkanik dengan puncak yang terpancung
satuan geomorfologi, yaitu geomorfologi dan ditempati oleh produk lava dasit
tubuh Mbeliling Curam, Tubuh Watuwanga berwarna abu abu terang keputih-putihan,
Curam, Tubuh Golo Leleng Curam, Puncak porfiritik, vesicular dan beberapa tempat
Poco Dedeng Terjal, Tubuh Poco Dedeng menunjukkan struktur berlembar / sheeting
Bergelombang, Kaki Poco Dedeng Landai, joint. Lava dasit keras dan tebal mencapai
Tubuh Sano Nggoang Curam dan Kaki 3 4 m dijumpai di bagian selatan danau
Ranaka Landai. Sano Nggoang. Hasil pentarikhan umur
batuan pada lava ini, dengan
Stratigrafi menggunakan metode K-Ar diperoleh umur
Hasil pemetaan geologi di daerah sekitar 0,3 0,2 juta tahun yang lalu, yang
penyelidikan membagi masing masing berarti terbentuknya erupsi Poco dedeng
satuan batuan dengan prinsip pada Masa Pleistosen (Kuarter). Aliran
vulkanostratigrafi dan litostratigrafi tidak piroklastik terbentuk di lereng bagian timur
resmi. Penentuan satuan batuan tubuh ini, melampar hingga daerah Lembor
didasarkan atas umur batuan tertua hingga dan terisi oleh batuan vulkanik jenis aliran
produk erupsinya (Gambar 3). piroklastik berwarna abu abu kecoklatan
Satuan batupasir, merupakan dengan komponen dasit berukuran lapilli
satuan tertua yang juga diduga sebagai hingga bongkah. Matrik berupa abu
basement dari daerah Survei. Singkapan vulkanik kasar hingga halus beberapa
batupasir berlapis baik berada di bagian masih nampak pumice. Satuan aliran
timur laut dengan tebal mencapai 50 m. piroklastik poco dedeng 1 ini ditindih oleh
Karbonatan, keras padu dan terkekarkan. alian piroklastik poco dedeng dua yang
Merupakan sedimen laut berumur Miosen penyebarannya tidak mencapai Lembor,
Tengah. namun dijumpai di sekitar Desa Pandang
Satuan vulkanik Mbeliling, dan Tere.
didominasi oleh batuan vulkanik dengan Satuan Vulkanik Golo Tantong,
jenis ignimbrite, aliran piroklastik dan lava menempati bagian timur laut daerah
riolit. Ignimbrite berwarna kelabu keputih- penyelidikan dengan morfologi yang curam
putihan dan keras, membentuk dinding hingga bergelombang. Tersusun oleh
batuan vulkanik dengan jenis lava basal Komposisi komponen berupa lava dasit
serta di beberapa tempat ditemukan aliran dengan ukutan lapilli sampai bom. Lava
piroklastik. Sano Nggoang ke 2 berada di bagian
Satuan vulkanik Golo Leleng, selatan danau, komposisinya sama dengan
menempati bagian tenggara dari Danau lava pertama. Erupsi besar kedua
Sano Nggoang, membentuk morfologi menghasilkan aliran piroklastik 3 5 yang
curam dengan depresi Waemunting yang mengalir ke bagian barat laut dan ke timut
membuka ke bagian selatan. Terdiri dari laut. Dan pembentukan lava terakhir
batuan vulkanik dengan jenis lava andesit. berada di bagian timur laut danau dengan
Satuan Lava Golo Kempo, tersebar komposisi dasit. Hasil pentarikhan
di bagian selatan dari Golo Tantong umurnya adalah 0,2 0,2 juta tahun yang
membentuk morfologi curam dengan lalu. Produk erupsinya berupa aliran
depresi Golo Leleng yang membuka ke piroklastik 6 dan 7 yang menutupi aliran
arah timur. Tersusun oleh batuan vulkanik piroklastik 3,4, dan 5. Erupsi terakhir
dengan jenis lava basal berwarna menghasilkan aliran piroklastik pada
kehitaman dengan tekstur columnar joint, periode sebelumnya menjadi terelaskan/
tersingkap di jalan menuju Lembor dari welded, seperti yang nampak di pinggir
arah Bambor. jalan kearah danau di sekitar Kampung
Satuan Lava Golo Tanadeng, Taal.
tersingkap di bagian tenggara dari Sano
Nggoang, membentuk morfologi curam Struktur Geologi
dengan batuan penyusun berupa lava dan Analisis struktur geologi dilakukan
aliran piroklastik. Lava berwarna abu-abu sesuai dengan hasil pengamatan lapangan
kemerahan tersilisifikasi, masif dan dan didukung oleh data penarikan
teroksidasi. Aliran piroklastik berwarna kelurusan pada citra landsat dan peta
kecoklatan tersebar mengisi depresi ke Digital Elevation Mode (Gambar 4). Data di
bagian timur dan tertahan di sekitar lapangan ditunjukkan oleh gawir gawir
Lengkongkayu. tegak dan munculnya longsoran dan zona
Satuan Vulkanik Sano Nggoang, hancuran di beberapa lokasi pengamatan
berada di bagian selatan daerah survei geologi. Pembagian struktur geologi
dengan membentuk morflogi perbukitan dikelompokan menjadi sesar sebagai
curam hingga bergelombang. Produk akibat dari proses vulkanisme seperti
vulkanik Sano Nggoang melampar dari terbentuknya kaldera dan kawah serta arah
danau sebagai pusat erupsi ke bagian kelurusan sesar.
utara pada umumnya, karena di bagian Struktur Vulkanik, nampak di
selatannya tertahan oleh produk Poco bagian depresi vulkanik Mbeliling, pada
Dedeng yang umurnya lebih tua. Produk pembentukan kawah Sano Nggoang yang
Sano Nggoang ini kemudian di bagi berbentuk ellipsoid dan di sekitar Golo
menjadi erupsi pusat dalam bentuk lava Leleng yang membentuk setengah
dasit 1 3 dan aliran piroklastik 1 6. Lava lingkaran, diduga merupakan produk
sanonggoang 1 berada di bagian utara ekpslosif dari letusan yang bersifat asam,
danau, membentuk tebing yang terjal seperti Kaldera Mbeliling, Depresi Golo
hingga hampir 90, tersusun oleh jenis lava Leleng, Depresi Waemunting, Kawah Sano
dasit dengan komposisi plagioklas, kuarsa, Nggoang terbentuk di sekitar Sano
dan piroksen. Pembentukan lava ini Nggoang dan berupa danau yang terisi
setelah terjadi erupsi pertama yang oleh air dengan pH asam. Kenampakan di
memuntahkan aliran piroklastik lapangan berupa dinding kawah yang terjal
Sanonggoang 1 dan 2 ke arah barat daya. dan juga berbentuk radial. Kawah ini
merupakan hasil erupsi dari produk Sano merupakan jalur lemah yang memfasilitasi
Nggoang dan terdapat sedikitnya tiga kali munculnya air panas Nampar Making dan
proses letusan besar serta menghasilkan endapan traventin dalam jumlah yang luas,
endapan sulfur dan mata air panas di sedangkan Sesar Taal berhubungan
bagian tenggara danau. Kawah ini dengan terbentuknya depresi Waemunting
menghasilkan produk letusan berupa aliran dan G.Leleng.
piroklastik yang tersebar ke bagian utara Analisis Fracture Density/ Kerapatan
danau hingga ke baratdaya danau, Rekahan
sedangkan di bagian selatannya terhalang Struktur geologi yang berkembang
oleh produk yang lebih tua yang berasal di daerah penyelidikan didominasi oleh
dari Poco Dedeng. arah tegasan barat laut tenggara sebagai
Struktur berarah Baratlaut Tenggara sesar utama yang dalam, sedangkan
Sesar ini terbentuk oleh tektonik berdasarkan analisis kelurusan rekahan
regional yang bisa mencapai hingga yang ditarik dari citra landsat +457
basemen dari pembentukan geologi di mengindikasikan beberapa lokasi yang
daerah Survei. Salah satu sesar yang memiliki intensitas tinggi. Penarikan
berarah baratlaut tenggara yang intensitas kerapatan rekahan berdasarkan
kemungkinan memfasilitasi munculnya frekuensi/ banyaknya rekahan, anomali
erupsi Danau Sano Nggoang dan Poco nampak pada bagian utara dari danau
Dedeng adalah Sesar Poco Dedeng, sesar Sano Nggoang sekitar Taal dan sedikit di
ini Nampak dari kelurusan topografi dan bagian barat laut. Anomali juga Nampak di
kelurusan pusat erupsi produk Sano bagian tenggara danau tepat di sekitar
Nggoang dan Poco Dedeng didukung munculnya air panas, dan alterasi yang
munculnya manifestasi airpanas dan silica kuat di dekat desa Waisano. Sedangkan
residu. Sesar besar lainnya adalah sesar penarikan kerapatan rekahan berdasarkan
Tantong dan Watuwangka yang panjang rekahan anomali nampak di
membatasi batuan sedimen dan produk bagian barat daya, di mana terdapat
vulkanik Golo Tantong. Bagian yang turun alterasi di sana dan juga di bagian timur
adalah bagian selatannya. Disini juga laut pada batuan sedimen dan terdapat
ditunjukan oleh munculnya manifestasi traventin yang sangat luas.
airpanas dan sinter karbonat dalam jumlah Hasil penggabungan antara
yang besar dan luas seperti di daerah Golo intensitas dan panjangnya rekahan
Lara. Sesar lainnya adalah sesar Ndaring ditunjukkan oleh peta selanjutnya dimana
yang ditunjukan oleh objek wisata air terjun terdapat anomali yang terpisah antara tiga
Cunca Rami dengan ketinggian mencapai lokasi, yaitu sekitar tenggara danau pada
50 m. Sesar lain yang berarah Baratlaut pemunculan airpanas Waisano, bagian
adalah sesar Werang yang ditarik barat laut pada alterasi dan di bagian
berdasarkan kelurusan topografi dan tengah sekitar Waemunting. Ketiga spot
munculnya air dingin Wae Bobok dengan tersebut diduga berkaitan dengan daerah
temperatur 36C. permeabel yang mengakomodir naiknya
fluida panas kepermukaan.
Struktur berarah Baratdaya - Timurlaut
Kelurusan sesar yang berarah Manifestasi
baratdaya timurlaut ini merupakan Kenampakan gejala panas bumi di daerah
pasangan sesar yang berarah sebaliknya panas bumi Wae Sano dan sekitarnya
atau biasa disebut antitetik. Ditunjukkan berupa batuan terubah, sinter, mata air
oleh Sesar Taal, Lempe, dan Nampar. panas, air hangat, dan air dingin asam
Sesar Lempe dan Nampar diduga (danau), yang lokasinya terdistribusi di
sekitar Danau Sano Nggoang, Kecamatan Air panas Wae Sano 4 Mata air
Sano Nggoang, dan Kecamatan Mbeliling. panas berlokasi 2 meter sebelah timur dari
Air panas Wae Sano 1 Mata air pinggir Danau Sano Nggoang, Desa Wae
panas berlokasi 20 meter sebelah tenggara Sano, Kecamatan Sano Nggoang,
di pinggir Danau Sano Nggoang, Desa Kabupaten Manggarai Barat, sebelah utara
Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, dari lokasi APWS1 berada pada koordinat
Kabupaten Manggarai Barat, berada pada 119 59' 52" BT dan 8 42' 37" LS dengan
koordinat 120 00' 11" BT dan 8 43' 02" LS elevasi 646 mdpl. Temperatur air panas
dengan elevasi 647 mdpl. Temperatur air 53,90 oC pada temperatur udara 25,00 oC,
panas 81,57 oC pada temperatur udara debit 0,1 liter/detik, pH 5,98 dan daya
24,91 oC, debit 0,1 liter/detik, pH 5,79 dan hantar listrik 11.200 S/cm. Di sekitar mata
daya hantar listrik 53.200 S/cm. Mata air air panas muncul sinter silika, air panasnya
panas muncul pada batuan terubah, jernih, berbau H2S, dan tidak berasa.
terdapat sinter silika, air panasnya jernih, Air hangat Nampar Macing,
berbau H2S sangat kuat, berasa sangat Merupakan mata air hangat, Desa Nampar
asin, dan air panas mengalir ke Danau Macing, Kecamatan Sano Nggoang,
Sano Nggoang. Kabupaten Manggarai Barat, berada pada
Air panas Wae Sano 2 Mata air koordinat 120 06' 05" BT dan 8 39' 23" LS
panas berlokasi 2 meter sebelah tenggara dengan elevasi 159 mdpl. Temperatur
di pinggir Danau Sano Nggoang, Desa 36,00 oC pada temperatur udara 32,03 oC,
Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, debit 0,1 liter/detik, pH 6,75 dan daya
Kabupaten Manggarai Barat, sebelah hantar listrik 16.950 S/cm, air hangat
selatan dari lokasi APWS1 berada pada jernih, tidak berbau, agak asin, dan
koordinat 120 00' 04" BT dan 8 43' 07" LS terdapat sinter karbonat.
dengan elevasi 646 mdpl. Temperatur air Air hangat Golo Lara merupakan
panas 71,13 oC pada temperatur udara mata air hangat, Desa Kaca, Kecamatan
24,91 oC, debit 0,1 liter/detik, pH 6,21 dan Beliling, Kabupaten Manggarai Barat,
daya hantar listrik 36.000 S/cm. Mata air berada pada koordinat 120 06' 38" BT dan
panas muncul pada sinter silika, air 8 38' 18" LS dengan elevasi 111 mdpl.
panasnya jernih, berbau H2S sangat kuat, Temperatur 36,00 oC pada temperatur
berasa sangat asin, dan air panas mengalir udara 32,03 oC, debit 0,1 liter/detik, pH
ke Danau Sano Nggoang. 6,75 dan daya hantar listrik 17.990 S/cm,
Air panas Wae Sano 3 Mata air air hangat jernih, tidak berbau, agak asin,
panas berlokasi 300 meter sebelah dan terdapat sinter travertin. Air Danau
tenggara dari pinggir Danau Sano Sano Nggoang 1, Merupakan sampel air
Nggoang, Desa Wae Sano, Kecamatan danau, yang diambil di tepi Danau Sano
Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Nggoang sebelah tenggara, Desa Wae
Barat, sebelah timur dari lokasi APWS1 Sano, Kecamatan Sano Nggoang,
berada pada koordinat 120 00' 15" BT dan Kabupaten Manggarai Barat, berada pada
8 43' 09" LS dengan elevasi 680 mdpl. koordinat 120 00' 09" BT dan 8 43' 00" LS
Temperatur air panas 36,8 oC pada dengan elevasi 646 mdpl. Temperatur air
temperatur udara 24,30 oC, debit 0,5 30,27 oC pada temperatur udara 24,91 oC,
liter/detik, pH 3,67 dan daya hantar listrik pH 2,52 dan daya hantar listrik 3.930
627 S/cm. Mata air panas muncul pada S/cm, Air Danau jernih, tidak berbau, tidak
aluvial dan batuan terubah, air panasnya berasa.
jernih, berbau H2S sangat kuat, dan tidak
berasa.
Alterasi yang memiliki debit air yang paling tinggi.
Daerah Wae Sano dan sekitarnya Total kehilangan panas dari hasil
banyak tersebar batuan ubahan baik yang perhitungan adalah sekitar 1,36 kwth.
masih berupa batuan keras maupun sudah
menjadi tanah / soil. Terdapat 11 sampel GEOKIMIA
alterasi yang kemudian di pecah kembali Data hasil pengamatan dan
dalam analisisnya sehingga total analisa pengukuran di lapangan dari mata air
batuan ubahannya menjadi 21 sampel. panas, air hangat, dan air dingin, daerah
Kehadiran batuan ubahan ini mencirikan panas bumi Wae Sano dan sekitarnya
bahwa daerah tersebut telah mengalami dilakukan pengambilan sampel dan
proses hidrotermal yang berhubungan diperoleh 13 sampel air (untuk analisis
dengan fluida panas berpH netral maupun anion, dan kation), serta 15 sampel isotop,
asam. Sesuai dengan klasifikasi yang yang terdiri dari 3 sampel air panas, 3
dikeluarkan oleh Corbett and Leach, 1995 sampel air hangat, dan 9 sampel air dingin.
maka beberapa jenis alterasi dikelompokan
berdasarakan temperatur Kimia Air
pembentukannya dan juga jenis fluida Pada diagram segi tiga Cl -SO4-
panas yang mempengaruhinya. HCO3 (gambar 6.) air panas dan air danau
Berdasarkan hasil analisis spectra bertipe klorida dan klorida-sulfat, sebagai
diperoleh 14 jenis alterasi seperti Haloysite, indikasi kemungkinan deep water dan
kalsit, montmorilonite, kaolinite, pyrophilite, vulkanik sangat kuat, namun faktor batuan
illite, paragonite, dickite, K _ Na Alunite, sedimen harus dipertimbangkan, oleh rasa
paligorskite, gypsum, diaspore, dan jarosite air yang asin, daya hantar listrik tinggi >
yang terbentuk selama periode 52.000 mhos/cm dari air panas netral
pembentukan sistem hidrotermal di sekitar APWS1, serta dari air dingin air danau
Wae Sano. Oleh karena itu kemudian Sano Nggoang pH asam.
mineral tersebut dikelompokan menjadi Pada diagram segitiga Na-K-Mg
mineral ubahan yang berasosiasi sebagai (gambar 7) air panas Waesano 1,
batuan penudung (caprock) dengan Waesano 2, Air hangat Golo Lara, dan air
temperatur rendah dan pH netral seperti hangat Nampar Macing, terletak pada
munculnya mineral montmorilonite, zona partial equilibrium, terjadi
haloysite dimana kisaran temperaturnya keseimbangan sebagian, namun faktor
mencapai < 150 C dengan pH netral dan kontaminasi dengan batuan sedimen harus
berada pada zona argilik. Munculnya dipertimbangkan, sedangkan sampel air
mineral piropilit, illite, kaolinite, dicklite dan lainnya terletak pada zona immature water,
alunite mencerminkan temperatur mengindikasikan tingginya pengaruh air
pembentukan yang cukup tinggi <200 C permukaan pada pembentukan mata air
dengan pengeruh pH asam. Adapun panas tersebut.
kehadiran mineral gypsum sebagai indikasi Berdasarkan diagram segi tiga Cl,
mineral tersebut mencirikan pengaruh gas Li, B (gambar 8) posisi semua mata air
sulfur yang bereaksi dengan kalsit dan panas dan air hangat cenderung ke arah
dicirikan oleh munculnya endapan sulfur di Cl-B, ada indikasi air panas berinteraksi
permukaan. dengan sistem vulkanik sebelum mencapai
permukaan, namun pengaruh sedimen
Kehilangan Panas (Heat Loss) harus dipertimbangkan.
Untuk daerah panas bumi Wae Plotting data isotop pada grafik D
Sano, nilai kehilangan panas tertinggi terhadap 18O (gambar 9), mencerminkan
ditunjukkan oleh air panas Wae Sano 3 beberapa indikasi, yaitu untuk air dingin pH
netral (air dingin Sapo, air dingin Bobo, air Geotermometer
dingin Lolos 1, dan air dingin Lolos 2), Manifestasi Panas Bumi di Wae
terletak pada garis Meteoric Water Line Sano berupa air danau dingin pH asam,
(MWL), sesuai dengan karakteristik air dan air panas pH netral, merupakan
meteorik atau air permukaan yang umum campuran vulkanik dan batuan sedimen,
detemukan. Sementara air dingin pH asam, telah menyebabkan variasi temperatur dan
air hangat, dan air panas lainnya tersebar karakteristik kimianya. Komposisi gas yang
menjauh ke sebelah kanan dari garis diperoleh dari bubble gas air panas Wae
meteoric water, terutama air panas Sano 1, tidak mencerminkan kandungan
Waesano 1, dan Waesano 2, sebagai gas dari fumarol, sehingga dari
indikasi bahwa pembentukan mata air geotermometer gas hanya menghasilkan
panas berhubungan dengan terjadinya temperatur 150oC. Air panas Waesano 2
interaksi antara fluida panas pada sistem yang memungkinkan digunakan untuk
panas bumi dengan batuan yang memperkirakan temperatur bawah
menyebabkan terjadinya pengkayaan 18O, permukaan, dari Geotermometer SiO2
o
terjadi karena reaksi substitusi oksigen 18 menunjukkan temperatur 150 C
dari batuan dengan oksigen 16 dari fluida (temperatur terlalu rendah), dan dari Na/K
panas pada saat terjadi interaksi fluida diperoleh 237 oC (temperatur terlalu tinggi),
panas dengan batuan sebelum muncul ke sedangkan dengan geotermometer Na/Li,
permukaan, yang berarti kemungkinan air diperoleh 193 oC, maka temperatur
panas Waesano 1 dan Waesano 2, berasal reservoir panas bumi daerah Wae Sano
langsung dari kedalaman (deep water) dan adalah 200 oC.
pengenceran oleh air meteoriknya sangat
kecil, Namun pengaruh batuan sedimen Sebaran Hg dan CO2
harus dipertimbangkan, yang ditunjukkan Konsentrasi Hg tanah setelah
daya hantar listrik, kadar Na, dan Cl yang dikoreksi oleh nilai konsentrasi H2O-,
cukup tinggi, serta rasa air yang asin. sangat bervariasi dari paling terendah 9
Di daerah panas bumi Waesano ppb (TF 25), sampai paling tertinggi 17420
diperkirakan terdapat fumarol, terletak di ppb (TN2). Variasi Hg tanah, memberikan
sekitar Danau Sano Nggoang terendam air nilai background 2235 ppb, nilai treshold
Danau, diindikasikan oleh air Danau ber pH 4073 ppb, dan nilai rata-rata 398 ppb. Peta
asam (sampel air Danau, serta air buangan distribusi nilai Hg tanah (gambar 6),
Danau yang debitnya >100 L/detik pH nya memperlihatkan anomali relatif sangat
masih asam), walaupun temperatur yang tinggi > 2000 ppb terletak di sebelah
terukur berupa air dingin. Pada pinggir tenggara dan sebelah barat dari lokasi
Danau Sano Nggoang sebelah tenggara Danau Sano Nggoang, sedangkan Hg
terdapat air panas pH netral, bertemperatur 400-2000 ppb hanya sebagian kecil daerah
81oC, disertai batuan ubahan, bau gas H2S penyelidikan yang terletak di sebelah timur
cukup menyengat, dan suara berdesis, dan dan sebelah utara dari lokasi Danau Sano
bubble gas. Komposisi gas CO2, dan N2 Nggoang, sementara Hg <400 ppb
lebih dominan dari pada gas lainnya, menempati luas paling dominan di daerah
sementara CO serta CH4 tidak terdeteksi, penyelidikan. (Gambar 10)
mencerminkan bubble gas pada Konsentrasi CO2 tanah sangat
manifestasi air panas pH netral, tidak bervariasi dari terendah 0.57 % (TF 1)
merefleksikan bisa gas-gas magmatik di sampai dengan konsentrasi tertinggi 19,21
daerah penyelidikan Waesano, sehingga % (BW 1). Variasi CO2 Udara tanah,
temperatur hasil plotting hanya diperoleh memberikan nilai background 5,10 %, nilai
150 oC yang terlalu rendah. treshold 7,62 %, dan nilai rata-rata 2,59 %.
Peta distribusi nilai CO2 Udara tanah lalu. Tubuh Poco Dedeng kemudian
(gambar 7), memperlihatkan anomali tinggi tertutup bagian utaranya akibat
> 5 % berada di sebelah tenggara, utara pembentukan vulkanisme Sano Nggoang
dan timur laut dari lokasi Danau Sano yang hingga saat ini berbentuk danau
Nggoang. Konsentrasi CO2 antara 2,5-5 kawah dengan pH airnya yang asam.
%, terdistribusi di sebelah selatan, utara Produk Sano Nggoang berkomposisi yang
dan timur laut dari danau Sano Nggoang, sama dengan Poco Dedeng dan hasil
sedangkan nilai < 2,5 % tersebar merata erupsi eksplosifnya menghasilkan endapan
hampir mendominasi daerah penyelidikan. piroklastik bersifat asam dengan dijumpai
(Gambar 11) pumice yang terdapat di daerah Taal.
Umumnya terendapkan ke lereng bagian
DISKUSI utara ke sekitar Werang dan terhenti pada
Geologi Sejarah tinggian kaldera Mbeliling.
Sejarah pembentukan daerah
Waisano berawal pada Zaman Tersier Sistem Panas Bumi
pada Kala Miosen Pliosen, dimana Sistem panas bumi di daerah
secara geologi terbentuk cekungan yang Waisano berhubungan dengan sistem
menghasilkan deposit sedimen dengan vulkanik kuarter yang diduga masih
jenis batupasir di bagian barat laut sekitar memiliki potensi dari aktivitas gunungapi
Labuan Bajo dan dijumpai pula di bagian yang terpendam di dalam Kawah Sano
timur laut daerah Survei sekitar Nggoang (Gambar 12). Elevasi dari kawah
Watuwangka. Kegiatan tektonik itu sendiri berada pada ketinggian 700
menghasilkan sesar sesar mendatar mdpl sehingga bisa dikaitkan dengan
berarah baratlaut tenggara yang sistem vulkanik high terrain atau sistem
merupakan struktur basement di daerah panas bumi pada daerah tinggian. Aktivitas
survei yang juga memfasilitasi vulkanisme yang masih aktif hingga saat ini
pembentukan batuan vulkanik dengan jenis bisa dilihat dengan nilai pH air danau yang
riolit - dasit (Produk vulkanik Mbeliling). asam serta di permukaan di sekitar danau
Diduga erupsi besar terbentuk pada Kala bagian selatan ditemukan manifestasi
Pliosen sehingga menghasilkan Kaldera berupa air panas dengan temperatur
Mbeliling yang membuka kearah selatan mencapai 89C, bau belerang yang
sebagai hasil amblasnya bagian selatan menyengat dan munculnya endapan sulfur
akibat kekosongan massa. Produk erupsi serta terdapatnya leaching / pencucian
banyak di jumpai berupa ignimbrit di sekitar batuan sekitarnya oleh fluida asam.
Bambor hingga ke Werang dan juga air Secara umum, fluida yang
terjun Cunca Rami. Pembentukan terbentuk dalam bentuk cairan maupun gas
vulkanisme berlanjut di bagian barat sekitar dengan konten H2S, CO2 naik ke
Kempo, Golo Tantong, Golo Leleng, dan permukaan akibat efek Buoyansi dan
Golo Tanadereng yang berkomposisi basal terikat dengan H2O dalam bentuk senyawa
serta sebagian telah tersilisifikasi. Proses kimia sehingga pH air menjadi asam,
vulkanisme masih terus berlangsung permukaan danau yang permeabel
hingga saat ini. Sejak Pliosen terbentuk menahan air untuk lolos di permukaan
vulkanisme Poco Dedeng di bagian selatan sehingga memiliki kolom air yang cukup
daerah Survei yang menghasilkan lava tinggi. Air meteoric dari luar masuk
dengan komposisi dasit dengan aliran menginfiltrasi permukaan Lereng Poco
piroklastik tersebar di bagian tubuhnya ke Dedeng, Sano Nggoang dan Mbeliling
arah Lembor. Lava Poco Dedeng masuk kedalam tanah membentuk akuifer
diidentifikasi berumur 300.000 tahun yang dalam dan kemudian terperangkap dalam
suatu reservoir yang diduga berada pada dengan ditemukannya batuan sedimen
batuan sedimen sebagai basement di pada ketinggian 350 mdpl dan komposisi
sekitar Sano Nggoang, hal tersebut di air yang memiliki nilai DHL yang tinggi,
ketahui berdasarkan munculnya batuan maka batuan reservoir pada sistem ini
sedimen dengan jenis batupasir di sekitar diduga berada pada batuan sedimen
Waemunting yang berada pada elevasi 350 dengan jenis batupasir karbonat pada
mdpl. Fluida tersebut bercampur dengan kedalaman yang masih belum dapat
fluida magmatik yang berasal dari aktifitas ditentukan.
vulkanik Sano Nggoang sehingga Batuan Penudung, merupakan
berdasarkan hasil isotope terjadi shifting shield / tameng yang membatasi naiknya
yang mengarah ke kanan dari meteoric fluida ke permukaan. Batuan penudung
water line (MWL). Terperangkapnya fluida bisa berupa batuan sedimen dengan jenis
dengan jenis klorida dalam reservoir lempung ataupun akibat proses hidrotermal
diakibatkan oleh batuan di atasnya yang yang mengubah batuan dasar menjadi
bersifat permeabel karena di dominasi oleh batuan alterasi yang didominasi oleh
mineral lempung dengan jenis mineral lempung seperti montmorilonit
montmorilonite hingga kaoline, alunite, illite ataupun kaolinit. Berdasarkan data analisis
yang merupakan tipe alterasi argilik mineral ubahan yang dilakukan dengan
argilik lanjut yang muncul di bagian menggunakan metode spektra infra merah,
tenggara danau Sano Nggoang. diperoleh jenis mineral ubahan seperti
Sumber Panas, merupakan montmorilonit, haloysit yang merupakan
komponen terpenting dalam pembentukan penciri zona alterasi argilik dan juga
sistem panas bumi. Di daerah survei yang mineral alunit, kaolinit dan illit yang
merupakan daerah gunungapi aktif dan merupakan penciri zona alterasi argilik
masih di pantau kandungan gasnya diduga lanjut. Sedangkan batuan sedimen yang
masih memiliki dapur magma sebagai ada berupa batupasir. Sehingga diduga
pusat erupsi di bawah permukaan Danau batuan penudung yang terbentuk pada
Sano Nggoang. Di samping itu hasil sistem ini adalah batuan ubahan. Alterasi
penentuan umur batuan dengan metode yang terbentuk akibat proses pemanasan
Fission Track/ Jejak belah oleh secara hidrotermal dengan jenis argilik
laboratorium Pusat Survei Geologi, Badan argilik lanjut.
Geologi diperoleh batuan termuda produk
Lava Sano Nggoang berumur 0,2 0,1 juta Areal Prospek
tahun lalu yang berarti masih dalam Sebaran area prospek panas bumi
periode Holosen. Berdasarkan data kimia berdasarkan hasil penelitian metode
yang menyatakan nilai kandungan gas geologi, dan geokimia terdapat di sisi timur
SO2 di sekitar manifestasi pada sisi dari Danau Sano Nggoang, sekitar air
tenggara Danau masih memiliki nilai yang panas dan alterasi di Wae Sano. Area
cukup tinggi, sehingga diinterpretasikan prospek ini didukung oleh hasil kompilasi
bahwa sumber panas berasal dari aktivitas geologi struktur, anomali geokimia CO2 dan
vulkanisme aktif di sekitar Danau Sano Hg. Dari hasil kompilasi metode tersebut
Nggoang. didapat luas area prospek panas bumi ini
Reservoir, merupakan batuan sekitar 4 km2 (gambar 13) untuk kelas
sarang yang memiliki permeabilitas tinggi sumber daya hipotetis. Ketebalan reservoir
yang berfungsi sebagai tempat berdasarkan data geofisika (Kholid, dkk,
terperangkapnya fluida di bawah 2015) sekitar 1500m.
permukaan. Berdasarkan data geologi,
KESIMPULAN alterasi luas di sekitar Danau menunjukkan
Pengembangan potensi panas terbentuknya proses hidrotermal disana.
bumi di daerah Wae Sano memiliki Data struktur rekahan yang menunjukkan
tantangan tersendiri. Posisinya yang daerah permeabel dan berpotensi sebagai
berada pada jalur vulkanik merupakan reservoir mendukung keterdapatan areal
areal ideal dengan didukung data umur prospek yang diduga berada di sekitar
batuan yang masih relatif muda. Aktivitas bagian tenggara Danau Sano Nggoang.
tersebut membawa panas yang baik dalam Luas daerah prospek panas bumi
sistem panas bumi Wae Sano. Temperatur Waesano sekitar 4 km2 dengan potensi
air panas yang tinggi dan munculnya sekitar 26 MWe.

Daftar Pustaka
Badrudin dkk (1994), Penyelidikan Geokimia Panas Bumi Werang, Manggarai, Flores NTT,
VSI Unpubl.
Bakrun (1996), Penyelidikan Gaya Berat Daerah Panas Bumi Waisano, Manggarai, NTT, VSI,
Unpubl.
Fournier, R.O., 1981. Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, Geothermal System: Principles and Case Histories. John Willey
& Sons. New York.
Fredy Nanlohi dkk, 2003 : Laporan Survei Landaian Suhu Sumur WW-1 dan WW-2, Lapangan
Panas Bumi Waisano Werang, Manggarai Barat.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg-Ca Geo-
Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 2765.
Kastiman S dkk (1996), Geologi Panas Bumi Daerah Werang, Manggarai, Flores, NTT, VSI,
Unpubl. Acmad Andan (1996), Penyelidikan Geolistrik Daerah Panas Bumi Waisano,
Manggarai, NTT, VSI, Unpubl.
Koesomadinata,dkk. (1994) dalam peta geologi regional skala 1 : 250.000 lembar Ruteng,
Nusa Tenggara Timur. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal
Ltd. Jakarta.
Mahon K., Ellis, A.J., 1977. Chemistry and Geothermal System. Academic Press Inc. Orlando.
M.Chazin M dkk (1996), Struktur Geologi dan Penyelidikan Banyak Kehilangan Panas (Heat
Loss) Daerah Kenampakanan Panas Bumi Werang, Flores NTT, VSI, Unpubl.
Simandjuntak, 1992. An Outline of Tectonics of the Indonesian Region. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
Suparman, (1990), Geologi Panas Bumi Daerah Werang, NTT , VSI Unpubl..
Villeneuve, 2001. Geology of The Central Sulawesi Belt (Eastern Indonesia): Constrain of
Geodynamic Models. International Journal Earth Science. Springer-Verlag.
Wohletz, K. and Heiken, G., 1992. Volcanology and Geothermal Energy. University of
California Press, Berkeley
., 2000. Peta Bentang Alam Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Kementerian
Kehutanan.
Gambar 1. Peta lokasi Daerah Survei Waesano

Gambar 2. Peta Geomorfologi Wae Sano


Gambar 3. Peta Geologi Rinci daerah Wae Sano

Gambar 4. Analisis Densitas Rekahan di Daerah Wae Sano


Gambar 5. Distribusi Manifestasi Daerah Wae Sano

Gambar 6. Diagram Segitiga Tipe Air


Gambar 7. Diagram Segitiga Na-K-Mg

Gambar 8. Diagram Segitiga Cl-Li-B


Gambar 9. Analisis Isotop

Gambar 10. Sebaran Hg Tanah


Gambar 11. Sebaran CO2 Tanah

Gambar 12. Model Tentatif Sistem Panas Bumi Wae Sano


Gambar 13. Peta Kompilasi Geologi dan Geokimia

Tabel 1. Perhitungan Potensi Pada Sistem Panas Bumi Wae Sano sekitar 26 MWe
(Sumber daya Hipotetis).

PENGHITUNGAN VOLUMETRI (STORED HEAT)


SNI 13-6171-1999
BADAN GEOLOGI
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Parameter Nilai Ket.


Area (km2) = 4 Energi Initial batuan = 2.700E+15 kJ
Thickness (m) = 1500 Energi initial Uap = 1.318E+12 kJ
Rock Dens. (kg/m3) = 2500 Energi initial Air = 3.984E+14 kJ
Rock Heat Cap. (kJ/(kg.oC)) = 1
Steam density Init. (kg/m 3 ) 7.87 valid 0.01<T< 371 o C Energy Total Initial = 3.100E+15 kJ
Steam Enthalpy Init. (kJ/kg) 2791.3 valid 0.01<T< 359 o C

Water density Init. (kg/m 3 ) 864.89 valid 0.01<T< 370 o C Energi Final batuan = 2.025E+15 kJ
Water Enthalpy Init. (kg/m 3 ) 853.0 valid 5 <T< 372 o C Energi Final Uap = 2.914E+12 kJ
Steam density Final (kg/m 3 ) 2.53 valid 0.01<T< 371 o C Energi Final Air = 1.040E+14 kJ
Steam Enthalpy Final (kg/m 3 ) 2746.4 valid 0.01<T< 359 o C

Water density Final (kg/m 3 ) 916.20 valid 0.01<T< 370 o C Energy Total Final = 2.132E+15 kJ
Water Enthalpy Final (kg/m 3 ) 630.8 valid 5 <T< 372 o C
Rock Porosity (fract, %) = 10.0% Energy Total Max = 9.678E+14 kJ
Temperatur INITIAL (oC) = 200
Temperatur FINAL (oC) = 150 Energy Recoverable = 2.419E+14 kJ
Water Sat. Init. (fract) = 90%
Water Sat. Fina. (fract) = 30%
RF (fract) = 25%
Elect. Eff. (fract) = 10%
Life Time (years) = 30

POTENSI : 26 MWe

Anda mungkin juga menyukai