jalur
Mapos,
Ranaroko
dan
yang
Waelareng,
dengan
manifestasi
yang
(Anonim,
penyelidikan
Ranakah
bagian
termuda
yang
hubungan
diduga
dengan
bumi
yang
terletak
di
di
Indonesia
memiliki
pembentukan
vulkanisme
Ranamasak,
keterkaitan
sistem
panas
2013),
berbeda-beda
sehingga
terpadu
antara
karakteristik
melalui
geologi
semua
dan
parameter
hasil
wilayah
kemudian
Kecamatan
Kecamatan
Borong
Ranamese,
Manggarai
Timur,
dan
Kabupaten
Provinsi
Nusa
selatan
dengan luas
wilayah
laboratorium
diinterpretasi,
pembentukan
sistem
untuk
sehingga
panas
bumi
yang
penyelidikan,
terdapat
secara
di
daerah
umum
terbagi
METODOLOGI
Metodologi
analisis
Perbukitan
Bergelombang,
yang
digunakan
dalam
Secara
penyelidikan
laboratorium
data.
dilakukan
batuan,
manifestasi
perselingan
Pengamatan
untuk
dan
interpretasi
dilapangan
mengetahui
sebaran
panas
morfologi,
bumi.
satuan
Pemetaan
geologi
tersusun
batupasir
daerah
oleh
dan
vulkanik
lempung
struktur
hubungan
vulkanik
antara
geologi
yang
batuan,
umum
semua
parameter
berperan
dalam
litologi
mendominasi
penyebaran
lava,
vulkanik.
air
untuk
kation
laboratorium.
dideskripsi
dan
analisis
batuan
dan
isotop
dengan
petrografi
ubahan,
di
menggunakan
yang
aliran
piroklastik
Lava
memiliki
dan
breksi
komposisi
didukung
hingga
basaltik,
menyudut
hingga
tubuh
mencapai
keberadaan
50
cm,
tertanam
dalam
kerucut
gunung
api,
struktur-struktur
diduga
tersebut
distribusi
lava
dan
sebagian besar
breksi
vulkanik
mengikuti morfologi
hingga
penelitian
barat
yang
daya
daerah
merupakan
produk
dengan
fluida
Batuan
umumnya
ubahan
dengan
hidrothermal.
telah
mengalami
intensitas
rendah
hingga kuat.
Aktivitas vulkanisme paling muda yang
telah
terjadi
didaerah
penyelidikan
menghasilkan
membentuk
Sjarifudin
morfologi
dan
menyebutkan
lava
yang
kubah
lava.
Rakimin
bahwa
lava
(1989)
tersebut
HASIL ANALISIS
Manifestasi Panas Bumi
Manifestasi
panas
bumi
di
daerah
Teber,
Waelareng
dan
menunjukkan
batuan
mineral-mineral
ubahan
asam
dengan
kisaran
2500C,
sehingga
dapat
60 kWth.
Kimia Air
1
dingin
Hasil
analisis
kimia
di
pada
daerah
tabel
penyelidikan
kurang
dari
5%.
Hal
(ion
ini
fluida
permukaan.
terutama
dalam
karakteristik
sistem
mempelajari
panas
bumi
di
panas
kondensasi
Ranaroko
Air
panas
uap
ke
oleh
air
Waelareng
dalam
air
mengetahui
air
panas
panas
kondensasi
Cl-Li-B
daerah
Mapos.
karakteristik
Untuk
dan
tipe
yang
mengacu
pada
(Gambar
segi
3),
tiga
Cl-SO4-HCO3
menunjukkan bahwa
air
air
panas
panas
klorida,
Ranaroko
klorida-bikarbonat.
Kedua
uap
ke
hasil
dalam
air
terbentuk
panas bumi.
Berdasarkan diagram segi tiga Cl-Li-B
(Gambar 4),
penelitian
panas
tinggi
dibandingkan
dengan
sedimen
tersebut
merupakan
air
konsentrasi
yang
merupakan
Giggenbach (1988).
Diagram
tersebut
Cl
yang
diduga
sangat
sebagai
tinggi
pengaruh
Hal
yang
ini
didukung
oleh
tingginya
berasal
dari
formasi
batuan
yang
kandungan
Na
dan
Cl
merepresentasikan
magmatik
kehadiran
berupa
HCl.
gas
Air
panas
air panas
berbeda
dengan
pola
grafik air
konsentrasi
relatif
tinggi,
sementara
terlihat
pada
rasio
Cl/B
yang
konsentrasi Ca dan Mg
mengindikasikan
panas
(Tabel
2),
berhubungan
diduga
air
diperkirakan
konsentrasi
Mapos
K/100-Mg
dengan
tersebut
kedua
hadirnya
0,5
erat
berhubungan
bahwa
dan
sulfat
(SO4)
Compang
air
panas
Teber
yang
dengan
Na
panas
air
kandungan
mengakibatkan
panas
seluruh
di
dan
air
daerah
penelitian
Li,
pencampuran
oleh
air
diagram
yang
Schoeller
daerah
Mapos
jenuh
dalam
air
tanah
(air
dingin
mempunyai
meteorik
tertentu,
panas
pada
sedangkan
kedalaman
gas
pada
air
di
daerah
nilai
penyelidikan
kandungan
isotop
7,44
panas
panas
semakin
panas
terpanaskan
uap
bumi.
Sementara
jelas
bahwa
oleh
air
fluida
uap
panas
dari
air
secara
dominan
dekat
permukaan
berhubungan
batuan
temperatur
waters).
(18O
dalam
shifting)
hal
ini
dari
air
adalah
air
kemungkinan
dengan
dengan
reaksi
air
rendah
formasi
hingga
antara
pada
sedang
Isotop
asalnya,
atau
di
Perubahan
isotop
deuterium
Air
berada
agak
panas
Ranamasak-1
menjauhi
garis
air
reaksi
antara fluida
panas
Kimia Tanah
(konduktif)
geotermometer
konsentrasi
338
ppb.
Konsentrasi
dan
Na-K
di
Na-K
menggunakan
daerah
temperatur
dengan
geotermeter
silika
menghasilkan
nilai
(konduktif)
Berdasarkan
geotermometer
tersebut,
diperkirakan
reservoir
perhitungan
temperatur
kedua
PEMBAHASAN
utara-selatan.
Anomali
mengindikasikan
Hg
bisa
permeabilitas
suatu
vulkanik
dan
(Nicholson, 1993).
Batuan
permukaan
temperatur
perhitungan
yang
berkaitan
reservoir
dengan
dilakukan
geotermometer.
Adanya
merupakan
penggunaan
yang
yang
cukup
diperkirakan
signifikan
berperan
Geotermometri
Untuk
SO42-
dasar
pemilihan
geotermometer
silika
puncak
reservoir
yang
sedimen klastik.
dan
mineral
lempung
memungkinkan
sehingga
kedalaman
puncak
konfirmasi
permukaan
data
terutama
bawah
dari
data
magnetotelurik.
Berdasarkan
geokimia
terdapat
di
sebelah
didapatkan
besarnya
sumber
analisis
beberapa
terlarut
dalam
(Nicholson,1993),
air
seperti
panas
dari
rasio
daerah outflow.
Temperatur reservoir
diperkirakan
geotermometer
panas
Teber,
Mapos,
Compang
sebesar
Na-K)
200oC
(dari
dengan
luas
DAFTAR PUSTAKA
panjang
Anonim,
secara
lateral
(outflow).
2013.
Survei
Pendahuluan
dalam
Bumi
sistem
panas
bumi
Sulili
Kabupaten
Manggarai
Timur,
chemistryand
Bandung.
exploration
technique,
3540560173
Giggenbach,
Geothermal
Katili,
28-12-1987 s.d.
J.A
W.F.,1988.
dan
Sudrajat,
A.,1987.
Nusa
Vulkanologi, 34 hal.
S.,Noya,Y.,dan
Tenggara
Truesdell,
physical
19-1-1988),
A.H.,
Timur,
1991,
processes
on
Flores,
Direktorat
Effects
of
geothermal
Application
of
geothermal
reservoir
Bandung.
geochemistry
in
development,
Gambar 2. Peta geologi dan sebaran manifestasi panas bumi daerah Mapos
Tabel 1. Hasil analisis anion dan kation air panas dan air dingin
KONSENTRASI
KODE CONTO
APMP -1
APMP -2
APRNM-1 APRNM-2
APRNK
APCT
APWL
ADNH
SiO2
( mg/L)
27,55
26,75
29,99
31,21
136,66
61,52
135,22
60,61
Kandungan
Gas
Mapos-1
Mapos-2
Ranamasak
( mg/L)
1,27
1,49
103,97
92,07
10,79
0,57
0,66
0,09
3+
( mg/L)
0,03
0,05
0,04
0,04
0,03
0,03
0,04
0,03
3+
( mg/L)
0,13
0,12
0,00
7,59
2,16
1,08
0,00
0,00
He
tt
0,062
0,005
Ca2+
( mg/L)
152,50
161,00
547,10
486,10
360,90
322,10
71,80
7,67
H2
tt
0,033
tt
Mg2+
( mg/L)
31,85
32,94
118,83
115,46
96,69
11,68
34,46
6,37
Na+
( mg/L)
127,60
128,70
2311,20
1995,30
466,20
117,80
66,90
5,52
O2
14,824
2,790
0,599
( mg/L)
11,15
10,58
308,41
264,64
11,52
5,97
9,32
2,86
Ar
0,681
1,528
0,041
( mg/L)
0,10
0,10
8,38
7,76
0,13
0,13
0,02
0,04
N2
55,824
92,751
1,886
As 3+
( mg/L)
0,05
0,05
0,76
1,37
0,00
0,01
0,01
0,00
NH4+
( mg/L)
1,16
1,14
5,58
6,86
1,65
2,17
0,98
0,89
CH4
tt
0,275
tt
F-
( mg/L)
0,19
0,12
1,00
0,10
0,44
0,14
0,00
0,01
CO
tt
tt
tt
CO2
28,177
2,521
97,002
H 2S
0,143
0,040
tt
HCl
0,341
0,030
0,464
NH3
0,011
0,002
tt
Al
Fe
Li
Cl
( mg/L)
18,26
20,47
4562,40
4169,30
1050,44
8,76
2,40
1,17
2-
( mg/L)
470,50
492,75
282,70
272,70
306,53
942,44
32,80
1,70
( mg/L)
299,70
297,98
683,17
924,20
544,72
189,56
503,11
68,63
SO4
HCO3
CO3=
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Meq. Cation
( mg/L)
16,16
16,70
147,04
129,27
46,76
22,51
9,63
1,28
Meq. Anion
15,23
15,73
145,83
138,44
44,96
22,98
9,00
1,19
2,94
3,01
0,41
-3,42
1,96
-1,04
3,39
3,42
(%mol)
82
61
45
He/Ar
0,041
0,125
CH4/Ar
0,180
CO2/H 2
75,408
Geotermometer
Geotermometer
Kuarsa (konduktf)
Na-K (Fournier,1979)
76
75
80
81
156
112
155
206
201
243
243
121
165
247
Nilai Rasio
Conto Air
K/Na
Mg/Ca
Na/K
Na/Li
Li/Cl
Li/B
Cl/B
B/Cl
NH4/B
0.052
0.348
19.405
388.348
0.028
0.124
4.455
0.224
0.558
0.048
0.341
20.627
391.696
0.025
0.105
4.257
0.235
0.468
0.079
0.362
12.707
83.939
0.009
0.127
13.597
0.074
0.033
0.078
0.396
12.785
78.256
0.009
0.132
14.032
0.071
0.046
0.015
0.447
68.621
1091.438
0.001
0.019
30.166
0.033
0.093
0.030
0.060
33.459
275.786
0.075
0.358
4.762
0.210
2.327
0.082
0.800
12.172
1018.043
0.042
0.048
1.127
0.888
0.907
Log Konsentrasi
3
2
1
0
-1
-2
-3
Li
Na
Mg
Ca
Cl
HCO3
SO4
AP Mapos-1
AP Mapos-2
AP Ranamasak-1
AP Ranamasak-2
AP Ranaroko
AP Compang Teber
AP Waelareng
AD Nehos
AD Ranaloba
NH4