Anda di halaman 1dari 14

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007

PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

SURVEI PANAS BUMI TERPADU (GEOLOGI, GEOKIMIA DAN GEOFISIKA)


DAERAH SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB
Mochamad Nur Hadi, Anna Yushantarti, Edi Suhanto, Herry Sundhoro
Kelompok Program Penelitian Panas Bumi

SARI
Penyelidikan rinci geologi, geokimia, dan geofisika telah dilakukan di daerah panas bumi
Sembalun, Pulau Lombok. Manifestasi panas bumi berupa mata air panas Sebau dengan temperatur 36,5
C, mata air hangat Orok dengan temperatur 23 C, dan batuan teralterasi di Sembalun Lawang. Secara
geologis, daerah panas bumi Sembalun berada di dalam kaldera Sembalun, sebelah timur gunung Rinjani.
Ada dua struktur sesar utama yang mengkontrol sistem panas bumi Sembalun, yaitu sesar normal
Tanakiabang (BD-TL) dan sesar Orok (U-S). Produk termuda dari Sembalun adalah Lava Andesit
Hornblende yang berumur 0,6 0,2 Ma. Produk ini diduga sebagai sisa magma yang menjadi sumber
panas sistem panas bumi Sembalun. Hal ini juga didukung oleh data gaya berat. Data tahanan jenis
mendelineasi dua daerah prospek yang terpisah, yaitu kelompok Sebau (5 km2) dan kelompok Sembalun
(9 km2). Struktur tahanan jenis mengindikasikan bahwa puncak reservoar berada dibawah daerah prospek
Sebau dengan kedalaman lebih dari 700 m dan untuk daerah prospek Sembalun belum dapat dipastikan.
Mata air panas Sembalun bertipe klorida dan klorida-bikarbonat dan terletak di sudut Mg pada segitiga
Na-K-Mg. Perkiraan temperatur bawah permukaan dengan menggunakan geotermometer geokimia
diperoleh sekitar 165oC. Hasil estimasi potensi panas bumi 70 Mwe pada kelas potensi cadangan
terduga.

PENDAHULUAN
Indonesia secara geologis terletak pada
pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng
Eropa-Asia, India-Australia dan Pasifik yang
berperan dalam proses pembentukan gunung api
Indonesia.
Secara umum, keterdapatan sumber panas bumi
Indonesia berasosiasi dengan kegiatan gunung
api sebagai asal sumber panas yang
berhubungan dengan pergerakan lempeng
tektonik tersebut. Sepanjang jalur gunung api
(aktif maupun yang non aktif) menyimpan
cadangan energi panas bumi yang sangat besar
di bawah permukaan. Jalur gunungapi berada di
sepanjang Pulau Sumatera menerus ke daerah
selatan Pulau Jawa, memanjang hingga ke Pulau
Bali dan Nusa Tenggara, kemudian berbelok ke
arah utara ke Pulau Sulawesi, Kepulauan
Maluku dan Kepulauan Filipina. Oleh karena
itu, sistem panas bumi yang berada di jalur
gunungapi ini umumnya berasosiasi dengan
vulkanisme dimana magma sisa sebagai sumber
panasnya. Daerah Sembalun, Kabupaten
Lombok Timur-Nusa Tenggara Barat, yang
berada pada jalur gunungapi, merupakan salah
satu daerah yang memperlihatkan indikasi
adanya potensi panas bumi melalui manifestasi

panas bumi permukaan berupa beberapa mata air


panas.
Upaya memenuhi kebutuhan akan data geosain
tentunya sangat di perlukan dalam mengejar
target pemerintah untuk pemenuhan tenaga
listrik dan pengembangan potensi panas bumi,
sehingga Pusat Sumber Daya Geologi telah
melakukan survai terpadu daerah Sembalun
yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Suela
dan Kecamatan Aikmal, Kabupaten Lombok
Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Daerah
penyelidikan berada pada koordinat antara 116
30 00 116 35 00 BT dan 8 20 30 - 8
30 00 LS, dengan luas daerah sekitar (10 x 19)
km2 (Gambar 1).
Target utama dari survei ini adalah untuk
menentukan litologi, struktur geologi, sumber
panas (heat-source), tipe fluida, suhu reservoar,
konfigurasi batuan dan struktur bawah
permukaan, luas daerah prospek, nilai potensi
cadangan, dan pemanfaatan fluida tersebut.

GEOLOGI
Daerah penyelidikan merupakan suatu tinggian
dengan elevasi antara 550 2250 m yang

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

membentuk pegunungan memanjang dan


mengelompok dengan relief yang kasar dan
terjal.
Morfologi
daerah
Sembalun
dikelompokan menjadi pegunungan vulkanik
terjal, perbukitan vulkanik landai dan pedataran,
pembentukan morfologi tersebut didominasi
oleh batuan vulkanik lava andesit dan juga
dikontrol oleh tektonik setempat, terutama
pembentukan kaldera Sembalun.
Stratigrafi hasil pemetaan geologi satuan
batuan di daerah Sembalun dibagi menjadi 10
satuan batuan yang umumnya berupa produk
vulkanik seperti lava andesit dan piroklastik.
Urutan dari tua ke muda adalah: Satuan aliran
lava Sembalun (Qsmal), lava rinjani (Qral),
Aliran piroklastik Sembalun (Qsmap), Lava
Prigi (Qpal), Lava Mentar (Qmtal), Lava Monjet
(Qmjal), lava Selong (Qslal), lava Talaga (Qtal),
jatuhan piroklastik Rinjani (Qrjp) dan aluvium
(Qal). Komposisi mineral dari lava andesit
didominasi oleh jenis mineral piroksen dan
khusus untuk lava Talaga adalah lava andesit
hornblenda. Hasil penentuan umur fission track
dengan mineral zircon yang dilakukan di
laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung
adalah 0,6 0,2 Ma, Kuarter (Plistosen Akhir).
Struktur geologi yang berkembang merupakan
aktivitas tektonik yang diperkirakan terjadi pada
periode Tersier-Kuarter (Mio-Plio dan PlioPlisto), penentuan sesar dilakukan melalui
penarikan kelurusan morfologi baik kelurusan
air panas, sungai, punggungan pada citra landsat
maupun peta topografi dan pengamatan
langsung di lapangan yang diperlihatkan dengan
ditemukannya cermin sesar, kekar, offset
litologi, gawir, breksiasi, longsoran, dan
triangular facet. Sesar sesar yang berkembang
dikelompokkan menjadi Dinding Kaldera
Sembalun, Kawah Propok, Sesar
Pusuk,
Tanakiabang (BD-TL), sesar Bonduri, Seribu,
Berenong, Lantih, Lentih, Orok (U-S), Libajalin,
Batujang, Grenggengan (BL-TG) dan Sesar
Talaga (B-T). Sesar yang mengontrol
manifestasi panas bumi Sebau dan orok adalah
sesar Orok, sesar Tanakiabang dan dinding
kaldera Sembalun yang memiliki kemiringan
lebih dari 80o. (Gambar 2).
Manifestasi panas bumi berupa mata air panas
Sebau dengan suhu 36,5 0C, T udara 19,5 0C, pH
8,4 dan daya hantar listrik yang sekitar 1802
S/cm debit air sekitar 2 liter/detik. Mata air
panas tersebut muncul melalui rekahan pada
batuan aliran piroklastik dengan luas manifestasi
sekitar 3 x 4 m, Sembalun, bualan gas dari mata

air hangat.Orok dengan suhu sekitar 23 oC pada


temperatur udara 16,9 oC, pH 7,67 dan daya
hantar listrik sekitar 780 S/cm, air panas Kalak
(di luar daerah penyelidikan) dengan suhu
sekitar 43 oC pada temperatur udara 19,8 oC, pH
7,2 dan daya hantar listrik 1720 S/cm, serta
daerah alterasi di sekitar dinding G.Prigi pada
satuan lava prigi. Hasil analisis PIMA dari
batuan alterasi menunjukan munculnya mineral
lempung dengan jenis montmorilonit, halloysite
dan paragonite yang suhu pembentukannya
dibawah 1500C yang termasuk kedalam tipe
argilik.
GEOKIMIA
Kandungan kimia air panas Sebau yang di plot
pada diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 (Gambar 3)
menunjukkan tipe Klorida, sedangkan air hangat
Orok menunjukan tipe Bikarbonat, dan air panas
Kalak (di luar daerah peyelidikan) menunjukkan
tipe sulfat.
Air panas tipe Klorida, menunjukkan bahwa
fluida panas berasal langsung dari reservoar
(deep-water), sedang air panas tipe Karbonat
menunjukkan kontaminasi oleh air permukaan.
Berdasarkan diagram segitiga Na-K-Mg
(Gambar 4), mata air panas Sebau, air hangat
Orok, berada di zona immature waters (di
sudut Mg) yang menggambarkan adanya
pengaruh air permukaan atau pengenceran oleh
air meteorik cukup dominan. Berdasarkan. Hasil
diagram segitiga Cl-Li-B (Gambar 5),
menunjukkan posisi semua mata air panas
berada ke arah Cl-B yang menunjukkan
lingkungan pemunculan mata air panas pada
umumnya berada pada lingkungan vulkanik.
Manifestasi mata air panas Sebau dijumpai
bualan gas dan berasap serta bau gas cukup
menyengat terutama gas H2S. Gas-gas yang
terdeteksi adalah CO2, H2S, O2, Ar, N2, dan CH4
Kandungan gas di daerah Manifestasi Sembalun
sangat didominasi oleh kandungan gas CH4
(0,874 % mol), N2 (0,625 % mol) , dan CO2
(0,242 % mol).
Hasil Isotop 18O dan Deuterium pada contoh
mata air panas Sebau, Kalak kecenderungan
menjauhi ke sebelah kanan garis meteorik water.
Artinya ada indikasi telah terjadinya pengkayaan
18
O akibat interaksi fluida panas dengan batuan
di kedalaman dan mencerminkan bahwa mata air
panas Sebau tersebut berkemungkinan berasal
langsung dari kedalaman (Gambar 6).

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Penggunaan persamaan geotermometer SiO2


menghasilkan temperatur 136oC sedangkan dari
persamaan geotermometer NaK diperoleh
195oC. Sementara berdasarkan perhitungan
geotermometer gas dari Giggenbach (1991)
dengan metode CH4/CO2, didapat pendugaan
suhu bawah permukaan untuk mata air panas
Sebau sebesar 149 oC. Estimasi temperatur
bawah permukaan yang di ambil di daerah
Penyelidikan adalah 165 oC, yang diambil dari
nilai 147-195oC berdasarkan geotermometer NaK.
Konsentrasi Hg tanah berkisar antara 2-111 ppb
(Gambar 7), konsentrasi Hg terendah (2 ppb)
berada di titik G.2250 sedangkan Hg tertinggi
(111 ppb) dijumpai di titik B.5000 (sebelah
timurlaut mata air panas Sebau). Nilai
background diperoleh 67,35 ppb. Nilai Hg
tinggi >75 ppb terletak di sebelah timurlaut mata
air panas Sebau, dan di sebelah baratlaut air
panas Sebau ke arah Propok, serta sedikit di
sebelah selatan air panas Sebau.
Konsentrasi CO2 tanah berkisar antara 0,37-4,07
%, terendah (H.2500), sedangkan tertinggi
(RC1). Nilai background diperoleh 1,46 %, nilai
CO2 tinggi >1,25% menyebar memanjang arah
utara-selatan, dimungkinkan ada pola fraktur
sepanjang Sembalun-Sebau. Untuk nilai CO2
antara
0,75-1,25%
sebarannya
relatif
mendominasi di daerah penyelidikan.
GEOMAGNET
Peta isomagnet total bervariasi antara -500 s/d
>1000 nT, nilai rendah antara 0 s/d > 500
nT ditafsirkan berkaitan dengan batuan yang
bersifat non magnetik seperti aliran / jatuhan
piroklastik, berada di bagian lantai kaldera
Sembalun dengan bukaan daerah ke arah utara
(Sembalun Lawang) dan disekitar manifestasi
Sebau berpola melidah sesuai pola sesar yang
menjadi jalur fluida panas naik ke permukaan.
Anomali magnet rendah tersebut dikelilingi oleh
anomali magnet positif
dengan nilai
kemagnetan
0 - 500 nT. Anomali magnet
positif tersebut ditafsirkan berkaitan dengan
susunan batuan bawah permukaan yang terdiri
dari batuan lava andesit. Anomali magnet di
sekitar manifestasi memperlihatkan pola
pembelokan dan kerapatan kontur yang tajam
yang
mengindikasikan
adanya
struktur

sesar/kontak litologi dari batuan yang berbeda


(Gambar 8).

GAYA BERAT
Hasil pengolahan data gaya berat peta anomali
sisa/residual yang merupakan ekstraksi anomali
Bouguer dengan anomali regional dan
merupakan anomali gaya berat lokal. Peta
anomali sisa merupakan respon dari batuan
bawah permukaan yang relatif dangkal.
Berdasarkan kontrasnya dapat ditarik kelurusan
kontur yang secara kualitatif diinterpretasikan
sebagai patahan di kedalaman.
Data gaya berat menunjukan rentang antara <
150 m-Gal di ujung barat daya daerah
penyelidikan sampai ke barat laut, anomali
tinggi > 168 m-Gal di bagian ujung timurlaut
daerah penyelidikan dan sekitar air panas Sebau
(berupa pengkutuban anomali tinggi). Pola
liniasi berarah baratlaut-tenggara diperkirakan
merupakan sesar yang berarah baratlaut
tenggara diperkirakan sesar geser. Di bagian
utara daerah penyelidikan diduga terdapat dua
buah sesar
normal
berarah timurlaut
baratdaya.
Di bagian tengah daerah
penyelidikan diduga terdapat dua buah sesar
geser yang berarah hampir utara selatan,
sedangkan di bagian timur dan barat diduga
terdapat dua buah sesar normal dengan trend
yang berarah hampir barat timur. Diperkirakan
sesar-sesar tersebut merupakan struktur yang
mengontrol mata air panas (Gambar 9).
GEOLISTRIK
Nilai tahanan jenis AB/2=1000 (Gambar 10)
dalam penggambaran penampang tahanan jenis
semu ini dibagi menjadi tiga kelompok seperti
dalam pemetaan tahanan jenis semu yaitu
kelompok tahanan jenis rendah untuk nilai <50
m, tahanan jenis sedang antara 50 100 m
dan tahanan jenis tinggi dengan nilai tahanan
jenis semu >100 m. Zona Tahanan Jenis
Rendah terdapat di 2 lokasi yaitu dataran
Sembalun Lawang-Sembalun Bumbung pada
bagian lantai kaldera Sembalun dengan pola
membuka kearah utara (G.Anakdare), sekitar 9
km2 dan di sekitar mata air panas Sebau
S.Orok yang berpola menutup dengan luas
sekitar 5 km2. Batuan yang terekam dari hasil

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

interpretasi penampang tahanan jenis sebenarnya


disekitar manifestasi Sebau tersusun menjadi 4
lapisan, yaitu overburden dengan tebal sekitar
20-50 m, lapisan kedua dengan ketebalan 300m
memiliki nilai tahanan jenis 70-90 m
diperkirakan sebagai aliran piroklastik, lapisan
ketiga dengan ketebalan 300-400m dengan nilai
tahanan jenis 10-45 m, diperkirakan sebagai
batuan penudung (clay cap). Lapisan keempat
tidak diketahui batas ketebalannya, namun
memiliki nilai yang tinggi >100 m, dan
diperkirakan sebagai lapisan reservoir (Gambar
11).
Struktur yang diperoleh dari hasil pengukuran
Head-On pada lintasan D dan F berkaitan
dengan sesar-sesar utama berarah hampir UtaraSelatan (Gambar 12).
DISKUSI
Sesar normal Tanakiabang yang berarah
baratdaya timur laut dan sesar Orok yang
berarah utara-selatan merupakan suatu bidang
lemah sebagai tempat munculnya mata air panas
Sebau, zona hancuran di kedalaman menjadikan
jalan naiknya air panas ke permukaan,
rendahnya temperatur diakibatkan oleh tebalnya
lapisan penutup atau jauhnya perjalanan aliran
fluida
panas
tersebut
hingga
muncul
kepermukaan sebagai manifestasi. Batuan
penudung yang membatasi batuan reservoir
diperkirakan sebagai aliran piroklastik yang
telah terubah.
Alterasi yang muncul di sekitar Sembalun
Lawang
menunjukan
perbedaan
sifat
kemagnetan pada batuan lava andesit oleh
larutan fluida panas.
Reservoir berada pada kedalaman lebih dari 700
m dan tersusun oleh batuan yang telah
terdeformasi kuat sehingga memiliki ruang yang
cukup sebagai tempat terakumulasinya fluida
panas yang kemudian bergerak keatas melalui
celah yang dibentuk oleh pembentukan sesar
sesar baru. Sisa magma dari hasil aktivitas
vulkanik lava Sembalun talaga yang berumur
Plistosen diperkirakan menjadi sumber panas
dari sistem geothermal Sembalun. Hasil
interpretasi dituangkana dalam bentuk model
tentatif panas bumi (Gambar 13).
Penentuan luas area prospek adalah hasil
penggabungan dari penyelidikan beberapa
metode yang kemudian dijadikan peta

kompilasi. (Gambar 14). Metode estimasi


potensi panas bumi yang digunakan dalam tahap
terduga ini adalah metode volumetrik dengan
menggunakan rumus Lump Parameter. Beberapa
asumsi yang digunakan antara lain adalah tebal
reservoir = 1 km, recovery factor = 50%, faktor
konversi = 10%, dan lifetime = 30 tahun.
Temperatur geotermometer yang digunakan
adalah 165C dan temperatur cut-off 120C.
1) Kelompok Sebau dengan luas area= 5 km2
Q = 0.11585 x 5.0 x (165 120) = 26.066.04
atau dibulatkan menjadi 25 MWe.
2) Kelompok Sembalun dengan luas area 9 km2
Q = 0.11585 x 9.0 x (165 120) = 46.919 atau
dibulatkan menjadi 45 MWe.
KESIMPULAN
Batuan tertua adalah lava Sembalun dengan
komposisi andesit piroksen dan batuan termuda
adalah lava talaga yang berkomposisi andesit
piroksen dengan umur plistosen akhir (0,6 0,2
Ma). Data penarikan sesar dari gaya berat
menunjukan pola sesar didominasi arah Utara
selatan. Struktur yang mengontrol manifestasi
adalah sesar Tanakiabang dan sesar Orok sedang
daerah
tahanan
jenis
rendah,
daerah
terdemagnetisasi dan daerah dengan nilai Hg
tinggi terkonsentrasi di sekitar manifestasi. Air
panas Sebau bertipe klorida dengan perkiraan
temperatur bawah permukaan berdasarkan
geotermometer 165 oC (entalpi sedang). Batuan
yang diperkirakan sebagai sumber panas adalah
lava Talaga dengan tebal lapisan penudung
sekitar 300-400m. Top reservoir berada dibawah
700 m dari permukaan. Total estimasi potensi
cadangan terduga daerah panas bumi Sembalun
adalah 65 MWe.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih disampaikan kepada Institusi Pusat
Sumber Daya Geologi (PMG) yang telah
memberikan ijin pemakaian data, sehingga
berbentuk makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction
to Geothermal System. Short course.
Unocal Ltd. Jakarta.
S.Andi Mangga, S.Atmawinata, B.Hermanto
&T.C.Amin, 1994. Geologi Regional
Lembar Lombok, Nusatenggara, skala 1:

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

250.000.
Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan Geologi, Bandung,
Indonesia.
S.Herry, Nasution A., Simanjuntak J. 2000.
Sembalun Bumbung geothermal area,
Lombok Island, West Nusatenggara,
Indonesia ; An Integrated Exploration.
Proceeings world geothermal congress.
Kyushu, Japan.
Chiodini, G., and Cioni,R., 1989, Gas
geobarometry for hydrothermal systems
and its application to some Italian
geothermal
areas,
Applied
geochemistry, Vol . 4, pp 465-472
Fournier, R.O., 1981. Application of Water
Geochemistry Geothermal Exploration
and
Reservoir
Engineering,
Geothermal System: Principles and
Case Histories. John Willey & Sons.
New York.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute
Equilibria Deviation of Na-K-Mg-Ca
Geo-Indicators. Geochemica Acta 52.
pp. 2749 2765.
Giggenbach, W.F., and Goguel, 1988, Methods
for tthe collection and analysis of

geothermal and volcanic water and gas


samples, Petone New Zealand
Giggenbach, W., Gonfiantini, R., and Panichi,
C., 1983, Geothermal
Systems.
Guidebook on Nuclear Techniques in
Hydrology, Technical Reports Series
No. 91. International Atomic Energy
Agency, Vienna
Giggenbach, W.F., 1980, Geothermal gas
equilibria, Geochimica et cosmochimica Acta, Vol 44, pp 2021-2032
Kooten, V., and Gerald, K., 1987, Geothermal
Exploration Using Surface Mercury
Geochemistry, Journal of volcanology
and Geothermal Research, 31, 269-280.
Mahon K., Ellis, A.J., 1977. Chemistry and
Geothermal System. Academic Press
Inc. Orlando.
Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics.
Cambridge
University
Press.
Cambridge.
Taran, Y.A., 1986, Gas Geothermometers for
hydrothermal
Systems,
Geo-chemistry
International Vol. 23 No.7, 111-126

Gambar 1. Lokasi survei daerah panas bumi


Sembalun

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Panas Bumi Sembalun, Lombok Timur, NTB

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 4. Diagram Segitiga Kandungan Relatif Na, K, Mg


Daerah Panas Bumi Sembalun, Lombok Timur, NTB

Gambar 3. Diagram Segitiga Tipe Air Panas Daerah


Panas Bumi Sembalun, Lombok Timur, NTB

-10

Keterangan :

18

o
D( /oo)

-20

D = 8 O + 14

AP Sebau (APS)

-30

AH Orok (AHO)

-40

AD Sebau (ADS)
AD Lemor (ADL)

-50

AP Kalak (APK)
-60

meteoric water line

-70
-10

-8

-6
18

-4

-2

O ( / oo )

Gambar 5. Diagram segitiga kandungan Cl-Li-B, Daerah


Panas Bumi Sembalun, Lombok Timur, NTB

Gambar 6. Distribusi Isotop 18O dan Deuterium


Daerah Panas Bumi Sembalun, Lombok Timur, NTB

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
DISTRIBUSI Hg TANAH
PETAPETA
DISTRIBUSI
NILAI Hg TANAH
DAERAH PANASBUMI SEMBALUN
LOMBOK TIMUR, NTB
9078000

U
I 3000

I 6000

I 4000

I 7000

9076000

2000

4000

60

RK-4
R 38
G 3500

9074000

H 4000

KETERANGAN :

H 5000
R 36
G 4500

< 25 ppb

E 7000
G 5500
9072000
E 6000

25 - 50 ppb

RK-2
G 6500
RK-1
G 7500

50 - 75 ppb

E 5000
2073

9070000

A 4500
E 4000
A 5000
B 6000

2194

> 75 ppb

D 4500
E 3000
C 2000

B2000

B 4500
R 51
B 4000

E 2000
RB49
3500
F 4000 C 3000R 48
F 5000
B 2500
C 7000
16
C R4000
F 6000

9068000

Mata Air Panas

Mata Air Hangat

B 1500
RC
135000

9066000

Daerah Perkampungan

C 6000
R 11
9064000

Tiitk Pengambilan Sampel Geokim

Sungai

R9

Kontur Ketinggian selang 25 m

R8
RC 2

Jalan

9062000

446000

448000

450000

452000

454000

Gambar 7. Peta Distribusi Nilai Hg Tanah Daerah Panas Bumi Sembalun,


Lombok Timur, NTB

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PETA
ANOMALI SISA GEOMAGNET
DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN
NUSA TENGGARA BARAT

9076000

9074000

1000 2000 3000

9072000

KETERANGAN
> 1000 nT
9070000

500 s/d 1000 nT

0 s/d 500 nT
9068000

- 600 s/d 0 nT
Kontur Anomali
Sisa Magnet

9066000

Titik Amat
Struktur
yang diduga

9064000

9062000

446000

448000

450000

Gambar 8. Peta anomali sisa magnet total daerah Sebau - Sembalun, Lombok

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PETA ANOMALI BOUGUER SISA D=2,67 gr/Cm3
DAERAH PANAS BUMI KOMPLEK SEMBALUN
KABUPATEN LOMBOK TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
9076000

KETERANGAN :

9075000

= Mata Airpanas
9074000

= Titik Amat

= Struktur diduga

9073000

9072000

9071000

9070000
0

9069000

9068000

9067000

9066000

9065000

9064000

9063000

9062000

9061000
445000

446000

447000

448000

449000

450000

1000

2000

15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-11
-12
-13
-14
-15

451000

0.300

0.300

Gaya Berat
2D Penampang
A-B Daerah
Panas
Bumi Sembalun
Gambar 9. PetaModel
Anomali
Gaya
Berat Sisa
orde-2
untuk
densitas 2,67 g/cm3,
kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
dan penampang A-B, Daerah Panas Bumi Komplek Sembalun Lombok Timur NTB
Misfit = 4.63 %

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 10. Peta tahanan jenis semu bentangan AB/2=1000 m Daerah Panas Bumi Sembalun,
Lombok Timur, NTB

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 11. Penampang tahanan jenis sebenarnya lintasan B-C


400

200

-200

500

-400
-500

3800

4000

4200

4400

4600

4800

5000

5200

4600

4800

5000

5200

5400

5600

5800

6000

4600

4800

5000

5200

5400

5600

5800

6000

4800

5000

5200

5400

5600

5800

6000

4800

5000

5200

5400

5600

5800

5000

5200

5400

5600

5400

100
500

0
-100

-500
3800

4000

4200

4400

4600

4800

5000

5200

5400

200

500

0
0

-200

-500

4000

4200

4400

4600

4800

5000

5200

500

4600

100
0

-100
-500

4000

4200

4400

4600

4800

5000

500

5200

200
100
0

-100
-500

-200
4200

4400

4600

4800

Lintasan D

5000

Lintasan F
Gambar 12 Kurva Head On lintasan D dan F

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 13. Model Tentatif Daerah Panas Bumi Sembalun, Lombok Timur, NTB

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 14. Daerah Prospek Panas Bumi dan Kompilasi Daerah Panas Bumi Sembalun, lombok
Timur, NTB

Anda mungkin juga menyukai