Anda di halaman 1dari 4

Referensi 1

Direktorat Panas Bumi, Ditjen EBTKE, Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi,
dan Badan Geologi. 2017. Potensi Panas Bumi Indonesia Jilid 1. Direktorat Panas Bumi
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral. Jakarta.
Deskripsi WKP
Sistem panas bumi Kotamobagu dikontrol oleh struktur kaldera besar Gunung Ambang dan
beberapa arah patahan NE-SW dan NW-SE. Sistem ini mempunyai zona upflow di sekitar G.
Ambang dengan outflow ke arah barat daya dan timur laut. Sistem panas bumi lapangan
Kotamubagu merupakan sistem dominan air dengan kemungkinan zona uap, pH netral,
namun masih memiliki kandungan gas magmatic dengan NCG solfatara sekitar 2% dengan
temperatur sekitar 300-340°C.
Luas WKP Kotamobagu sebesar 135.500 Ha (1355 km2) secara administratif meliputi
Kabupaten Minahasa Setalan, Kabupaten Bolaangmongondow, Kota Kotamobagu dan
Kabupaten Bolaangmongondow Timur dengan status lahan cagar alam (7.8%), taman
nasional (6.5%), hutan lindung (sekitar 13.8%), hutan produksi tetap (3.5%), hutan produksi
terbatas (16.5%) dan area penggunaan lain (51%).
Potensi bahaya geologi daerah Kotamobagu meliputi hujan abu, lontaran batu, aliran lava dan
awan panas gunungapi Ambang, debris flow pada aliran sungai dan gerakan tanah.
Ringkasan Geologi
Prospek panas bumi Kotamobagu ini dicirikan oleh manifestasi panas permukaan yang berupa
solfatara, dan mata air panas serta ubahan batuan hidrothermal dalam asosiasi penyebaran
batuan volkanik tersier, kuarter – resen. yang menumpang di atas batuan sedimen tersier
yang bertindak sebagai batuan dasar. Batuan volkanik kuarter terdiri dari breksi dan lava
andesit sedangkan batuan dasarnya terdiri dari perselang-selingan antara batupasir,
batulempung, serpih dan breksi yang berupa lensa-lensa batugamping. Dari pengukuran
radiometri dating, batuan tersebut memiliki umur berkisar antara 0,685 x 10 ³ untuk 0,237 x
10 ³ tahun atau di awal Pleistocene - Late.
Struktur Geologi

Sistem panas bumi Kotamobagu dikontrol oleh struktur kaldera besar Gunung Ambang dan
beberapa arah patahan NE-SW dan NW-SE. Struktur – struktur patahan yang terdapat di
daerah ini yang mengontrol kemunculan manifestasi dipermukaan bumi berupa mata air
panas dan solfatara.
Struktur sesar yang berkembang di daerah prospek dan yang mengontrol pemunculan
manifestasi panasbumi antara lain, sesar berarah Barat - Timur (mata-air panas Abak), sesar
berarah Barat Laut - Tenggara (mata-air panas Lobong) dan sesar berarah Timur Laut - Barat
Daya (Fumarol di G. Muayat dan mata-air panas Bongkudai).
Statigrafi

Dataran tinggi dari Pinasungkulan-Makaroyen dan Danau Moat adalah depresi kaldera
dengan lereng kaldera terletak di bagian Timur dan Selatan. Batuan dasar di Kotamobagu
diduga berupa Batupasir dan Batugamping berumur Oligosen. Diatasnya diendapkan secara
tidak selaras batuan vulkanik berumur Miosen Atas (Muksin 1989) yang membentuk endapan
lava andesit dan tuff dan terangkat ke permukaan dalam jaman Pliosen. Vulkanisme
berikutnya membentuk gunung tua Ambang jaman Pleistosen yang menghasilkan endapan
breksi, lava andesit dan batuapung tuff sebagai produk akhir. Selanjutnya pada masa Holosen
muncul aktivitas gunung Ambang muda yang terdiri dari beberapa pusat erupsi yaitu G.
Ambang, G. Muayat dan G. Banga dengan produk utama berupa Lava Andesit.

Anda mungkin juga menyukai