Anda di halaman 1dari 23

CASE STUDY

PEMETAAN PERMUKAAN BAWAH


TANAH DI TAMAN PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
DENGAN METODE GEOLISTRIK
POTENSIAL DIRI
Ferum Mahendra Pranita, Markus Diantoro,
Burhan Indriawan Universitas Negeri Malang
Email: ferum.mahendra@gmail.com
ABSTRAK
Metode self potential (SP) diperlukan untuk menentukan aliran
jeksi air di bawah permukaan tanah. Metode self potential sesuai
ntuk digunakan dalam memetakan distribusi anomali aliran fluida.
eberapa aplikasi penelitian potensi diri telah dilakukan di
eberapa daerah. Dalam penelitian ini, dijelaskan bahan dan
rosedur penelitian. Langkah pertama adalah disiapkan instrument
ang merupakan Potensial DVM (Digital Voltmeter), 4 buah
ektroda porous pot, larutan tembaga sulfida, roll meter, kabel
oll, tabel hasil pemetaan data, dan juga alat komunikasi jika
butuhkan. Langkah kedua adalah merancang desain survei peta
opografi yang akan di overlay dengan peta geologi daerah yang
survei. Ini juga menentukan jalur pengukuran yang disurve iuntuk
gunakan kemudian untuk referensi untuk membagi grid titik
engukuran. Yang ketiga mengkalibrasi masing-masing sepasang
ektroda porous pot. Langkah keempat adalah mengumpulkan
ata.
Penelitian yang dilakukan di kebun perpustakaan Universitas Negeri
Malang di Jawa Timur diperoleh data skala nilai tegangan pada unit
mV. Data ini, kemudian diinterpolasi menjadi peta potensi diri. Peta
tersebut menggambarkan karakteristik mobilitas dari area
penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan gridding ruang 5
meter dengan seluruh data 165. Data memiliki besar 35 x 5 di sisi
kiri dan di sisi kanan adalah 30 x 5. Jarak antara elektroda porous
pot adalah 5 meter. Ditemukan bahwa area sebelah kiri taman
perpustakaan berpotensi untuk memperoleh sumber air dengan
laju air dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar.
Selanjutnya, adalah mungkin untuk mendapatkan sumber air baru
disamping sumber air yang ada saat ini. Sumber air baru ini
menunjukkan karakteristik di bawah permukaan tanah.
PENDAHULUAN
Metode Potensial Diri (Self Potential, SP) merupakan
suatu metode survei Geofisika yang dapat
dimanfaatkan untuk mengeksplorasi sumberdaya alam
bawah permukaan. Metode ini didasarkan pada
pengukuran potensial diri massa endapan batuan
dalam kerak bumi tanpa harus menginjeksikan aruys
listrik ke dalam tanah, seperti metode geolistrik
lainnya. Metode Potensial Diri dapat digunakan untuk
mendeteksi reservoir panas bumi, mineral logam, air
bawah tanah dan sebagainya. Selain itu, metode ini
juga dapat digunakan untuk mendeteksi rembesan
limbah cair bawah permukaan dan analisis geokimia
(Sehah, 2011).
Pada mulanya metode Potensial Diri
digunakan untuk menentukan daerah yang
mengandung mineral logam.Selanjutnya
metode ini digunakan untuk mencari mineral
logam yang terkait dengan sulfida, grafit, dan
megnetit.
Secara teknis prinsip kerja metoda Potensial Diri adalah
mengukur tegangan statis alam (natural static voltage)
melalui dua buah elektroda yang ditancapkan di
permukaan bumi, yang dihubungkan dengan Digital
Milivoltmeter.Milivoltmeter ini harus mempunyai
impedansi masukan yang besar untuk mengabaikan
arus listrik yang berasal dari bumi selama pengukuran.
Keunggulan metode Potensial Diri daripada metode
geolistrik lain adalah sangat responsif untuk target
bawah permukaan yang bersifat konduktif seperti
mineral logam dan mineral sulfida, serta dapat
diterapkan untuk daerah yang topografinya tidah datar.
Metode Potensial Diri yang di desain dengan elektroda
pot berpori (porous pot) sangat tepat diterapkan untuk
penelitian panas bumi, karena pada umumnya
reservoir panas bumi berisi fluida panas yang
mengandung mineral-mineral sulfida yang bersifat
konduktif. Metode potensial diri diperlukan untuk
mengetahui jalur komunikasi, arah aliran air injeksi di
bawah permukaan. Metode potensial diri sangat tepat
untuk digunakan dalam memetakan distribusi anomali
yang berhubungan dengan arah dan besaran relatif
aliran fluida Beberapa aplikasi penelitian tentang
potensial diri yang telah dilakukan dibeberapa daerah
(Nimatul, 2012).
METODE PENELITIAN
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan mempergunakan digital voltmeter.Konfigurasi
elektroda yang dipergunakan adalah konfigurasi
elektroda tetap yaitu dengan menjaga satu elektroda
tetap di stasiun base atau titik referensi, sedangkan
elektroda lainnya bergerak dari satu titik ukur ke titik
ukur lainnya
Pengukuran potensial diri di lapangan meliputi 165 titik
yang tersebar pada 11 lintasan dengan luasan 35 x 5
bagian kiri dan 30 x 5 bagian kanan, jarak antar
elektroda porous 5 meter. Peralatan yang dipelukan
dalam penelitian ini, meliputi peralatan penelitian yang
digunakan di lapangan
Pengolahan Data
Data yang diperoleh dilapangan adalah nilai potensial antara 2 elektroda yang
terbaca pada digital voltmeter.Data potensial diri yang diperoleh di lapangan
belumlah menunjukkan potensial di tempat itu, karena ada perbedaan harga
di satu titik bila diukur secara berulang-ulang pada waktu yang berlainan.Data
yang diperoleh dilapangan perlu dikoreksi variasi harian, koreksi topografi dan
koreksi gangguan (noise).Data yang didapatkan dari pengukuran dirata-rata
dan dikoreksi terhadap pembacaan awal.Dengan menganggap bahwa lintasan
daerah pengukuran datar maka koreksi terhadap komponen topografi tidak
dilakukan.Karena komponen potensial diri yang disebabkan oleh adanya
mineral atau geotermal adalah komponen SPR, maka komponen lainnya harus
dipisahkan. Cara pemisahan komponen SPR dari efek-efek lokal atau noise
(SPN) dilakukan dengan carasmooting data (penghalusan data). Penghalusan
data untuk tiap lintasan dilakukan dengan menggunakan software excel. Hasil
dari penghalusan data tersebut merupakan komponen SPR atau data
potensial diri terkoreksi.
Dari hasil penelitian self Potential yang telah
dilakukan di taman perpustakaan UM Malang Jawa
timur diperoleh data berupa nilai besaran tegangan
dalam satuan mV. Data tersebut kemudian
diinterpolasikan menjadi peta kontur self potential
yang menggambarkan sifat kelistrikan daerah
penelitian. Data merupakan data sekunder yang
diambil pada tanggal 19 mei 2013 sampai 29 mei
2013, dengan teknik griding. Pengambilan data
dilakukan dengan spasi griding 5 m dengan jumlah
data 165.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data potensial diri yang telah terkoreksi dapat
diinterpretasikan secara kualitatif dan
kuantitatif.Interpretasi kualitatif dilakukan dengan
mempergunakan software surfer 11.Hasil
keluaran software surfer 11 berupa peta kontur
isopotensial. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dari grafik data terkoreksi lintasan 1 sampai
lintasan 11 kanan dan kiri di daerah taman
perpustakaan UM, kiri ataslah yang berpotensi
untuk memperoleh sumber mata air bawah tanah
Interpretasi Kualitatif
Berdasarkan hasil pengukuran potensial diri, diperoleh data-data potensial denga sebaerti terlihat pada
Gambar 4.1 dan 4.2 yaitu daerah kiri dan kanan. Data potensial diri tertinggi yang diperoleh di daerah
penelitian bagian kiri adalah 500 mV, data terendah adalah -550 mV, dan data rata-ratanya adalah -25
mV. Sedangkan di daerah kanan tertinggi adalah 460 mV, terendah adalah -100 mV, dan rata-ratanya
adalah -280 mV. Berdasarkan peta kontur isopotensial yangelah dibuat dapat diinterpretasi bahawa
daerah penelitian adalah zona konduktif.Hal ini diindikasikan dengan rendahnya nilai potensial diri yang
terukur, yang secara numerik bernilai negatif (Sehah dan Sukmaji Anom Raharjo, 2011)
Zona paling negatif ditemukan di kawasan kiri atas atau timur hingga barat daerah penelitian dengan
nilai potensial diri mencapai -550 mV.Hal ini mengidikasikan bahwa di zona tersebut kemungkinan
terdapat sumber aliran fluida sumber mata air permukaan bawah tanah yang cukup dangkal.Sementara
itu, di bagian kiri bawah warna kuning sampai dengan warna merah yaitu daerah penelitian yang nilai
elevasinya (nilai ketinggiannya) lebih tinggi memiliki sebaran nilai potensial diri yang relatif lebih positif
dari pada bagian tengah warna hijau.Hal ini mengindikasikan atau menunjukkan kemungkinan
terjadinya akumulasi (pengumpulan) aliran fluida air di bawah permukaan tanah di Taman Perpustakaan
UM adalah dari bagian kiri bawah warna kuning sampai dengan warna merah.Aliran fluida air
permukaan bawah tanah dari timur hingga barat warna biru, selain diperkirakan mengikuti perubahan
topografi, ternyata juga sesuai dengan perubahan anomali potensial diri.Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian (Sehah dan Sukmaji, 2011), bahwa semakin kecil anomali potensial diri (bernilai negatif),
maka akumulasi aliran air ke lokasi itu relatif semakin besar.
Dapat disimpulkan bahwa dari grafik data terkoreksi
lintasan 1 sampai lintasan 11 kanan dan kiri di daerah
taman perpustakaan UM, kiri ataslah yang berpotensi
untuk memperoleh sumber mata air bawah tanah dengan
kadar air yang cukup untuk menunjang kebutuhan
kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar. Selain itu juga
dapat dimungkinan untuk membuka sumber mata air
baru, selain sumber mata air yang telah ada saat ini yang
menunjukkan karakteristik bantuan bawah permukaan.
Nilai self potensial yang terukur merupakan beda
potensial dari hasil selisih tegangan positif yang
dikurangkan dengan tegangan negatif hasil polarisasi
electron dalam batuan.
Dengan mengamati pola kontur pada peta yang disajikn pada
peta kontur potensial diri daerah kiri terlihat adanya pola
menerus dari nilai-nilai data self potensial.Pola kontur dengan
warna biru menunjukkan nilai self potensial yang sangat
rendah dengan nilai sekitar 550 mV sampai dengan 300
mV. Pola menerus ini diinterpretasi sebagai daerah aliran air
sungai bawah tanah yang menurus pada kedalaman yang
sama, seperti ditunjukkan pada peta kontur potensial diri
daerah kiri atas. Selain daerah bernilai selfpotential tinggi
yang ditandai oleh kuning sampai dengan warna merah, ada
juga daerah dengan nilai self potensial sekitar -200 mV yang
ditandai dengan warna hijau. Daerah ini diinterpretasi sebagai
daerah resapan air tanah (ground water)
Interpretasi Kuantitatif
Model lempeng dua dimensi digunakan untuk
interpretasi data potensial diri (self potential).Metode
interpretasi anomali SP model lempeng dikembangkan
oleh Sehah dan Sukmaji pada tahun 2011.Dengan melihat
data geologi lapangan maka interpretasi SP pada
penelitian yang telah dilakukan didasarkan pada teori
Sehah dan Sukmaji lempeng dua dimensi dengan asumsi
panjang strike-nya panjang penemuannya atau panjang
awalnya tak berhingga.
Dalam sistem koordinat kartesian, O tepat di ujung batas
lempeng, sumbu Y terletak pada arah strike, adapun
sumbu Z adalah verikal, sudut kemiringan
lempeng atau dip () diukur searah jarum jam terhadap
sumbu X positif. Selanjutnya untuk kasus model lempeng ini
nilai potensial diri yang terukur di setiap titik P sepanjang
profil yang sejajar dengan sumbu X, dirumuskan dengan
Rumus Potensial Diri sebagai berikut. Vx = M Ln (R12:R22)
dinyatakan dalam x, maka didapatkan Rumus Potensial Diri:
Vx = M Ln [(x2+ h2) : {(x - a)2+ H2}] Dimana M = [( I ) : (2 )]
dan = [(H h) : tan ] Dengan I adalah rapat arus persatuan
panjang, r adalah resistivitas medium batuan, x adalah jarak
titik origin (0,0) ke titik P, h adalah kedalaman atas ujung
lempeng, H adalah kedalaman ujung bawah lempeng, dan
adalah sudut kemiringan lempeng terhadap arah
horizontal
Jika ditentukan x0 adalah jarak dari Vmax ke
Vmin, xs adalah jarak simetris yaitu jarak dari titik
origin ke titik yang mempunyai amplitudo sama
tetapi berlainan tanda, xmax adalah jarak titik origin
ke titik yang memiliki nilai potensial maksimum,
xmin adalah jarak titik origin ke titik yang
mempunyai potensial minimum, sehingga
parameter-parameter dari lempeng yang terdiri dari
kedalaman atas (h), kedalaman bawah (H), serta
kemiringan benda anomali () dapat dihitung dari
parameter x0, xs, xmax, xmin, dengan
menggunakan persamaan
Dari uraian di atas, dibuat beberapa garis di atas
closure (tertutup) peta kontur yang diduga sebagai
sumber anomali, hingga diperoleh beberapa kurva
profil potensial diri. Dari data profil yang diperoleh,
selanjutnya dihitung kedalaman benda anomaly
yang diperkirakan sebagai reservoir sumber mata
air berupa lapisan batuan yang berisi fluida air di
daerah penelitian menggunakan teori Sehah dan
Sukmaji 2011.Jumlah lintasan yang dibuat adalah
tiga buah, yaitu lintasan AB, CD, dan EF
KESIMPULAN
Dari hasil pengambilan data di taman
perpustakaan UM kita dapat mengetahui
kontur lingkungan dan anomaly potensial
pada daerah tersebut, sekalipun nilai data
yang dari metode potensial diri kecil tetap
mempunyai hasil yang cukup akurat untuk
menyatakan anomali di suatu daerah.

Anda mungkin juga menyukai