BAB V
ANALISA DIPMETER & FMI
DIPMETER
1. Pendahuluan
Dipmeter merupakan bagian dari log mekanik yang digunakan untuk mengukur
arah dan besarnya kemiringan lapisan yang melalui lubang bor. Harga ini didapat
berdasarkan pengukluran tahanan jenis oleh 3 atau 4 elektroda secara bersama-sama
(Gilreath, J.A.,1977 ). Informasi dipmeter ini berguna dalam menentukan
kemungkinan adanya struktur geologi, menentukan arah pemboran selanjutnya,
ketidakselarasan, serta informasi startigrafi yang sangat diperlukan oleh geologi
perminyakan dalam mengembangkan lapangannya.
1000
Gambar 5.3. Penyajian secara grafik arrow plot ( Abdul Wahab, 1975 )
Dari contoh diatas dapat dibaca bahwa pada kedalaman 1000ft perlapisan
memiliki harga kemiringan 100 dengan arah kemiringan N450E
BAB V. Analisa Dipmeter & FMI - 46
Dalam praktikim kali ini yang akan dipakai adalah cara visual, yaitu color pattern
( pola-pola ) warna, yang dapat dibedakan menjadi beberapa pola warna, yaitu:
1. Pola hijau, digunakan untuk pola dengan besar dan arah kemiringan yang relatif
tetap. Untuk suatu interval kedalaman tertentu pola ini menunjukkan kemiringan
regional
2. Pola merah, kedudukan lapisan yang relatif memiliki arah tepat dan besarnya
bertambah sesuai dengan bertambahnya kedalaman. Biasanya mengindikasikan
adanya fault, fold, unconformites, diferential compacton ( reef dan domes ),
channels
3. Pola biru, kemiringan yang relatif mempunyai arah yang sama, tetapi besar
kemiringannya berkurang sesuai dengan bertambahnya kedalaman. Dapat
diinterpretasikan sebagai fault, fold, unconformites, current bedding.
4. Pola kuning, pola ini jarang digunakan karena hanya menunjukkan penyebaran
dari kemiringan maksimum( dari pola biru ). Hal ini dapat menunjukkan tingkat
energi pengendapannya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan, yaitu:
1. Menghubungkan panah untuk kedalaman yang berurutan
2. Tidak boleh menghubungkan panah-panah yang berlawanan arah
3. menghubungkan panah yang relatif mempunyai arah yang sama
4. akhir pola yang satu dapat menjadi awal pola yang lain
5. tidak semua hasil pengukuran dipmeter harus diperhitungkan
BAB V. Analisa Dipmeter & FMI - 47
Selain pola diatas, ada satu pola yang acak ( tak berpola ), yang menandakan
bahwa arah dan besar kemiringan lapisan tidak menentu arahnya, misal pada
breksiasi, fracture dll.
5. Interpretasi
Data dipmeter dapat digunakan untuk menginterpretasi suatu struktur berupa
perlapisan, lipatan, sesar, ketidakselarasan, struktur sedimen.
a) Perlapisan
Homoklin yaitu suatu seri perlapisan yang mempunyai kedudukan sama
pada suatu daerah pemetaan( Billings, 1975 ). Pada pola dipmeternya
mempunyai sifat kesejajaran baik arah maupun besar kemiringannya,
pengecualian pada perlapisan silang-siur, polanya tidak seragam dan saling
menutup, jadi harus dibedakan kemiringan formasi dan kemiringan sekunder
akibat proses pengendapan.
b) Lipatan ( Fold )
Sistem lipatan besar dapat menghasilkan efek yang nyata dalam log
dipmeter. Tetapi dalam suatu lipatan simetri yang besar, suatu lubang bor tidak
akan melalui axial plane, sehingga hasil log menunjukkan tidak adanya
perubahan arah dip. Dalam lipatan asimetri, log dipmeter akan menunjukkan
suatu perubahan arah dip dari satu sisi lipatan dimana lubang bor melalui axial
plane.
1. Antiklin
- Antiklin simetri mempunyai bidang sumbu yang relatif tegak sehingga
pola log dipmeternya akan sama dengan pola homoklin yaitu adanya
kecondongan perlapisan yang tunggal
- Antiklin asimetri ditunjukkan dengan adanya perubahan kemiringan
meliputi besar dan arahnya.
2. Sinklin
- Sinklin simetri, pola dipmeter sama seperti pada homoklin dan antiklin
simetri, yaitu adanya kecondongan perlapisan tunggal
- Sinklin asimetri seperti pada antiklin asimetri, ditunjukkan dengan pola
pengurangan, kemudian diikuti penambahan besar kemiringan kearah
bawah.
3. Overturned anticline/ sincline
Overturned merupakan suatu lipatan yang kemiringannya searah dengan
bidang sumbu yang miring atau lipatan yang kemiringan kedua sayapnya
searah atau hampir sama besarnya dengan arah sama. Ditunjukkan dengan
adanya gejala peretakan atau perlipatan sekunder, sehingga pada log
korelasi akan nampak perlapisan yang membalik
BAB V. Analisa Dipmeter & FMI - 49
Gambar 5.5. Antiklin-sinklin simetri (A), antiklin-sinklin asimetri (B), overturned (C).
( Schlumberger 1981 )
c) Sesar ( Fault )
Sesar adalah retakan yang bersifat alami yang telah mengalami
perubahan/ pergeseran secara vertikal, lateral, dan atau secara rotasi yang
terjadi akibat pergerakan dua blok. Dalam interpretasi dipmeter, tiga aspek
utama yang harus diperhatikan menyangkut struktur sesar antara lain:
1. Bidang sesar
2. Blok Bagian atas dan bawah
3. Zona distorsi yang dapat terjadi pada blok yang sama atau yang lainnya
atau keduanya
Tanda-tanda sesar pada log dipmeter ditunjukkan dengan adanya
kedudukan kemiringan lapisan batuan yang tiba-tiba meloncat ke harga yang
lebih tinggi dengan arah kemiringan yang berlawanan, atau dapat juga diketahui
dengan adanya pelengkungan formasi yang menerus dari atas kemudian tiba-
tiba pola arrow plot kembali kepola sebelum adanya pelengkungan. Suatu
gongue-breccia kadang juga nampak pada log dipmeter.
BAB V. Analisa Dipmeter & FMI - 50
Tanda-tanda sesar yang khas akan nampak pada dragfault (seretan ) atau
roll over, kenampakan pada log dipmeter ditunjukkan dengan adanya pola
kemiringan yang besarnya bertambah sesuai dengan pertambahan kedalaman.
A B C
Gambar 5.6. Kenampakan dipmeter dalam sesar. Breksi sesar ( A ). ( Schlumberger 1981)
d) Ketidakselarasan ( Unconformity )
Ketidakselarasan adalah suatu bidang hiatus dalam urutan geologi normal
yang dikatakan sebagai break dalam proses pengendapan, disebabkan oleh
erosi atau oleh struktur deformasi.
Pada log dipmeter hanya dapai diketahui tipe ketidakselarasan
disconformity dan agular unconformity.
- Disconformity, ditunjukkan dengan adanya perubahan kwalitas, densitas,
keteraturan kemiringan perlapisan-pelapisan diatas dan dibawah bidang
ketidakselarasan
- Angular unconformity, ditunjukkan dengan penambahan atau
pengurangan besar kemiringan kearah dalam, sehingga kadang salah
penafsiran dengan sesar.
Kesalahan penafsiran ini dapat diluruskan dengan ciri khas pada
ketidakselarasan yaitu kemiringan perlapisan umumnya lebih curam
dibagian bawah bidang ketidakselarasan dibanding dengan bagian
atasnya karena adanya pengangkatan perlapisan batuan sebelum tererosi.
BAB V. Analisa Dipmeter & FMI - 51
A B
Gambar 7. Kenampakan pola dipmeter pada ketidakselarasan disconformity (A),
Angular Unconformity (B). ( Schlumberger 1981 )
e) Intrusi Diapirik
Intrusi diapirik meliputi kubah garam, kubah serpih, dan lakolit atau igneous
plug.
- Kubah Garam, ditunjukkan dengan kemiringan yang bertambah sesuai
kedalaman, kedudukan kemiringan yang sembarang ( random ) yang
menunjukkan massa garam
- Kubah sepih, seperti kubah garam, ditunjukkan dengan kemiringan semu
yang tinggi pada kubah menunjukkan bidang gerusan
- Lakolit, kenampakan sama seperti kubah garam/serpih
A B
Gambar 10, susunan elektroda, 2 pad ( A ), 4 pad dan slimhole FMS-B ( B )
Pada formation microscanner ini data yang dihasilkan berupa image ( gambar )
yang dihasilkan dari sensor di lengan-lengannya, sehingga terlihat dalam empat arah.
Tidak seperti pada dipmeter yang kemiringan diperlihatkan dalam jarak horizontal,
BAB V. Analisa Dipmeter & FMI - 53
dalam FMI kemiringan perlapisan dapat dilihat langsung dari image yang terbentuk
dari empat, sehingga dapat dilihat sebih akurat dan detail.
Gambar 11. image yang terbentuk dari log FMI berupa gambar yang
menunjukkan kemiringan lapisan
Kegunaan FMI
1. Analisa struktural, digunakan untuk mengetahui dip dalam lubang bor,
identifikasi sesar dan kemiringan struktural tanpa perlu adanya drag folding
2. Fracture Identification and analisis, digunakan dalam menganalisa
rekahan/fractures yang berguna dalam mengetahui keadaan reservoir, prediksi
produksi sumur ( dari porositas dan permeabilitas ), meningkatkan produksi
sumur ( optimalkan perforasi dan stimulasi )
3. Analisa Sedimentasi, deskripsi fasies, sekuen, dan lingkungan pengendapan,
penentuan arah arus purba dari kenampakan perlapisan silang siur, mengenali
endapan non-planar misal seperti erosi
4. Analisa Tekstur, dilakukan dengan evaluasi keragaman komposisi reservoir,
mengetahui permeabilitas, porositas seperti vug, nodul, konglomerat, breksi, dan
perlapisan, dapat terlihat dalam resolusi yang tinggi
5. Mengatasi kehilangan Core, core recovery hanya dapat mencapai 60% dari
pengambilan, dengan adanya image dari FMI ini core yang hilang dapat diketahui
dengan korelasi dengan FMI
6. Evaluasi sumur horizontal, dapat digunakan untuk mengetahui keadaan sumur
horizontal lebih lanjut dalam dip dan fracture analisis
BAB V. Analisa Dipmeter & FMI - 54
Analisa fracture
Analisa tekstur
Analisa Struktur
DAFTAR PUSTAKA