BOUNDARY RAY
I. Identitas Mata Kuliah
I.1 Nama Mata Kuliah
: Geologi Struktur
: 3 SKS
I.3 Semester
: Awal
: Ir. Djamaluddin MT
Dr. Eng. Purwanto ST., MT
II. PENDAHULUAN
Deskripsi singkat praktikum
Praktikum geologi struktur acara 9 berjudul Boundary Ray. Boundary Ray
merupakan salah satu metode yang digunakan untuk merekonstruksi lipatan dari
data-data singkapan yang telah didapatkan. Berbeda dengan arc method metode ini
menggunakan data-data tertentu dalam melakukan rekonstruksi lipatan Karena
mempertimbangkan berbagai hal seperti ketebalan dsb.
Metode boundary ray, digunakan untuk singkapan yang memiliki lipatan yang sejajar
maupun tidak sejajar. Kemiringan dari konstruksi didasarkan oleh ketebalan dan
penipisan yang ada pada lipatan. Hal inilah yang membuat hasil dari lipatan yang
dibentuk dengan menggunakan metode ini lebih lengkap dan lebih detail.
Tempat praktik
Praktikum dilaksanakan di Laboratoriun Geomekanik, Program Studi Teknik
Pertambangan, Universitas Hasanuddin
Teori dasar
Praktikum 8: ARC METHOD
1. Pendahuluan
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang
ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur garis atau
bidang dalam bahan tersebut. Unsur bidang yang disertakan umumnya bidang
perlapisan (Hansen, 1971, dalam Ragan, 1973, hal.50).
2. Bagian-bagian lipatan
Limb (sayap) : bagian lipatan yang terletak down-dip dimulai dari lengkung
maksimum suatu antiklin atau up-dip dimulai dari lengkung suatu sinklin.
Hinge
: titik pelengkungan maksimum pada lapisan yang terlipat.
Crest
: titik puncak tertinggi dari lipatan.
Trough
: titik dasar terendah dari lipatan.
Core
: pusat lipatan.
Inflection
: pertengahan antara dua pelengkungan maksimum.
Axial line
: garis khayal yang menghubungkan titik-titik pelengkungan
maksimum pada setiap permukaan lapisan. Disebut juga hinge line.
Axial surface : disebut juga hinge surface; bidang khayal yang memuat semua
axial line atau hinge line. Bidang ini pada beberapa lipatan dapat merupakan
antiklin.
Trough line : adalah suatu garis khayal yang menghubungkan titik-titik terendah
sinklin.
Plunge
3. Klasifikasi lipatan
Untuk menamakan suatu lipatan harus sesuai dengan klasifikasi yang ada,
tergantung dari dasar yang digunakan.
A. Klasifikasi Billings 1977
Disusun berdasarkan pada :
1. Bentuk penampang tegak, tegak lurus sumbu lipatan, dalam hal ini yang
diperhatikan adalah kedudukan dari bidang sumbu dan kedudukan dari sayap
sayapnya.
2. Intensitas perlipatan.
3. Pola dari pada sumbu lipatan yang terdapat pada suatu daerah.
4. Sifat sifat dari pada lipatan dengan kedalaman.
Contoh-contoh lipatan:
1. Berdasarkan bentuk penampang tegak
a. Lipatan sederhana dan komplek
b. Lipatan simetris dan asimetris
c. Lipatan rebah (overturned fold)
d. Recumbent fold
e. Isoclinal fold
f. Chevron fold
g. Fan fold
h. Monoclinic
i. Structural terrace
j. Homocline.
2. Berdasarkan atas struktur perlipatan
a. Closed fold
b. Open fold
c. Drag fold
3. Berdasarkan atas pola dari sumbu sumbu lipatan di suatu daerah
a. En echelon folds
b. Culmination dan depression
c. Anticlinorium
d. Synclinorium
4. Berdasarkan atas sifat-sifat daripada lipatan dengan kedalaman
a. Similar folds
b. Parallel folds (concentric folds)
c. Supratenuous fold
d. Disharmonic fold
e. Pierching (diapir fold)
B. Klasifikasi Fleuty 1964
Berdasarkan kisaran besarnya sudut antarsayap (interlimb angle) (gambar IX.3):
Klasifikasi ini berdasarkan dua hal, yaitu: (1) kemiringan hinge surface, (2)
penunjaman hinge line dan pitch dari hinge line. Cara mendapatkan nama atau jenis
lipatan dengan menggunakan diagram-diagram pada gambar IX.4 dan IX.5 berikut
ini.
Misalkan, dari analisa statistik bidang perlapisan suatu lipatan, didapat kemiringan
hinge surface 700 dan penunjaman hinge line 450, maka jenis lipatan yang didapat
dari klasifikasi ini ditentukan dengan memplot kedua nilai tersebut pada diagram
pada gambar IX.4, sehingga didapat titik b. Kemudian hasil yang didapat dari
diagram di atas diletakkan pada diagram gambar IX.5 berikut ini. Dari sini, dapat
diketahui jenis lipatannya, yaitu inclined fold. Sedangkan bentuk lipatan dapat dilihat
pada diagram gambar IX.6.
4. Mekanisme perlipatan
Berdasarkan posisi gaya relatif terhadap perlapisan batuan dikenal ada 2 macam
mekanisme gaya yang menyebabkan perlipatan, yaitu:
1. Buckling (melipat), disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar dengan
permukaan lempeng (gambar IX.7).
2. Bending (pelengkungan), disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya tegak
Berdasarkan respon gerak benda terhadap gaya yang mengenainya dikenal 4 jenis
mekanisme perlipatan (Billings, 1977), yaitu:
1.
2.
3.
4.
Flexure folding (true folding), diakibatkan gaya tangensial atau gaya kopel.
Flow folding (incompetent folding)
Shear folding (slip folding)
Folding due to vertical movement.
Contoh 1 :
Diketahui jurus perlapisan N100E, dip 300SE, jurus garis penampang N50 0E.
Tentukan kemiringan perlapisan semu (apparent dip) pada garis penampang.
Sudut antara jurus perlapisan dan jurus garis penampang 50 0 - 100 = 400. Cari 400
pada kolom sebelah kiri, 30 0 pada baris paling bawah; komponen dip pada garis
penampang (apparent dip yang dicari) adalah 20,5 0.
Contoh 2 :
Diketahui jurus perlapisan N150E. Komponen dip pada garis penampang yang
jurusnya N400E adalah 200. Tentukan dip sesungguhnya (true dip). Sudut antara
jurus perlapisan dan jurus garis penampang adalah 40 0 150 = 250. Dari kolom
paling kiri pada 250, temukan 200 ke arah kanan (19,50 adalah nilai paling
mendekati). Dari 19,50 baca true dip di baris paling bawah: 40 0
IV. Lampiran
- Daftar Pustaka
- Format jurnal praktik
- Format laporan praktik
- Kriteria penskoran atau penilaian