TINJAUAN PUSTAKA
MAGMA
pembekun
dan pendngnen
peleburaJ
BT BEKU
BT METAMORF
BT SEDIMEN
SEDIMEN
(utiftikasi)
bumi. Setelah itu magma akan membeku dan mengkristal di gunung berapi saat
mengalami erupsi. Magma yang keluar saat erupsi dan sampai ke permukaan
Dumi dikenal dengan sebutan magma ekstrusif. Magma yang keluar akan
membeku dan kemudian akan berubah menjadi batuan beku. Jenis-jenis batuan
Pelapukan batuan. Proses ini terjadi saat batuan beku mengalami pelapukan
karena pengaruh berbagai hal seiring berjalannya waktu. Perubahan cuaca
menjadi taktor utama pelapukan batuan beku. Batuan beku yang berada di
permukaan bumi mengalami pelapukan lebih cepat karena sering terkena huja,
angin dan panas matahari. Sementara batuan beku yang tidak ada di permukaan
bumi juga akan melapuk, meski jangka waktunya lebih lama. Proses siklus
padatan yang merupakan akibat dari interaksi air, udara dan hujan serta es. Pada
siklus batuan, erosi terjadi setelah batuan mengalam proses pelapukan. Proses
erosi dibantu oleh air yang akan menyingkirkan material hasil pelapukan ke
wilayah lain.
terangkut air hasil pelapukan dan erosi akan berkumpul pada satu tempat secara
Akhirnya material1
terus menerus.
menimbulkan tumpukan material dalam satu titik. Endapan dari hasil pelapukan
batuan beku itu akan mengeras dan terus menumpuk. Lama kelamaan endapan
batuan tersebut akan membentuk batuan sedimen atau batuan endapan. Ketika
ada air atau molekul lain yang masuk, butir batuan sedimen akan semakin
Metamorf
lama kelamaan akan mengalami proses pengangkatan lalu akan terkubur dan
bergerak semakin dalam. Hal ini membuat batuan tersebut menerima tekanan
dan energi panas bumi yang meningkat. Batuan sedimen kemudian akan
Derubah menjadi batuan jenis lain yaitu metamort karena pengaruh tekanan dan
Sunu tinggi tersebut. Sementara itu sebagian dari batuan sedimen juga bisa
menjadi batuan sedimen. Struktur yang berbeda juga membuat batuan metamort
akan meleleh dan kembali menjadi magma. Magma yang membeku lalu
terbentuknya sedimen dan metamorf. Proses siklus batuan ini akan terus
Batuan piroklastik atau pyroclastics (berasal dari bahasa Yunani rüp, yang
berarti api; dan KÀaGTó, yang berarti rusak) adalah bebatuan clastic semata-mata
atau terutama terdiri dari material vulkanik. Mana materi vulkanik telah diangkut
dan ulang melalui tindakan mekanis, seperti oleh angin atau air, batu-batuan ini
piroklastik deposito yang umumnya terbentuk dari udara abu, dan bom lapilli atau
blok yang dikeluarkan dari gunung berapi itu sendiri, dicampur dengan negara
hancur batu.
Batuan piroklastik dapat terdiri dari berbagai macam ukuran clast; dari
agglomerates terbesar, dengan sangat halus dan tuffs abu. Pyroclasts dengan ukuran
yang berbeda diklasifikasikan sebagai bom vulkanik, lapilli dan abu vulkanik. Abu
alanggap piroklastik karena debu halus terbuat dari batu vulkanik. Salah satu
a1bentuk oleh suhu tinggi gas dan abu campuran dari aliran piroklastik acara. Tiga
PirOklastik jatuh. Selama letusan Plinian, batu apung dan abu yang terbentuk ketika
magr
jatuh atau tephra piroklastik). Piroklastik kerapatan arus, yang disebut sebaga
mana lava akan dilemparkan ke udara bersama abu, balhan piroklastik, dan vulkanik
gumpalan magma ditangguhkan menjadi gas; ini disebut 'api air mancur.
Pembekuan magma, Jika cukup panas mungkin menyatu atas arahan untuk
membentuk aliran lahar. Terdiri dari endapan piroklastik yang tidak pyroclasts
telah lithified.
yang mengeluarkan magma dari dalam bumi akbiat energi yang sangat besar yaitu
gaya endogen dari pusat bumi. Magma tersebut terhempas ke udara kemudian
tersebut mengalami pengangkutan (tertransportasi) oleh angin dan air yang disebut
dengan batuan epiklastik. Perbedaan batuan epiklastik dan piroklastik yaitu batuan
epiklastik mengalami transportasi oleh air dan angin, sedangkan batuan piroklastik
air dan es. Pada kenyataannya, batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu
hasil lelehan yang merupakan lava yang telah dibahas dan diklasifakasikan ke
dalam batuan beku, serta dapat pula berupa produk ledakan atau eksplosif yang
bersifat fragmental dari semua bentuk cair, gas atau padat yang dikeluarkan dengan
Jalan erupsi. Endapan piroklastik mulanya terjadi akibat adanya jatuhan pada saat
gunung api meletus, dan pada saat pengendapan memiliki ukuran ketebalan yang
Magma yang merupakan lelehan panas, pijar, dan relatif encer, dapat
encer dan bertekanan tingg, maka akan terjadi letusan gunung api. Sumbat
onundan akan hancur dan terlempar ke sekitarnya dan bersamaan dengan itu
sebagian magma panas juga akan terlempar ke udara. Akibat dari letusan tersebut
teriadi proses pendinginan yang cepat, sehingga magma akan membeku dengan
cepat dan membentuk gelas (obsidian), tufa atau abu halus, lapili dan bom (berupa
batuapung dengan rongga-rongga gas). Material yang halus (tufa) akan terlempar
jauh dan terbawa angin ke tempat yang lebih jauh, sedangkan bom, lapili, dan gelas,
dan material-material lain yang berukuran pasir dan kerikil akan jatuh di sekitar
puncak gunung
Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api
klastik. Menurut William (1982) batuan piroklastik adalah batuan volkanik yang
bertekstur klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan
letusan gunung api, dengan material asal yang berbeda, dimana material penyusun
dibentuk dari jatuhan mineral halus yang terbawa oleh tenaga angin.
diangkut oleh media air, dimana ketika diangkut bersama air terjadi
terbentuk karena gabungan antara pirkolastik yang dibentuk oleh jatuhan dan
aliran
Ta)
Fol
tbl Flow
fc) Surge
1. Tekstur Batuan
a. Glassy, adalah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada batuan
2. Struktur Batuan
dalam skala besar atau singkapan dilapangan. Pada batuan beku struktur yang
Aliran bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang gas.
Beragam klasifikasi piroklastik telah diusulkan oleh para ahli, yang masing-
disimpulkan bahwa mereka sepakat memberi nama piroklastik , dari mulai yang
paling halus hingga yang sangat kasar, berkisar dari abu hingga bom. Meskipun
dasar penamaan adalan ukutan butir , tetapi tetap saja tidak ada keseragaman dalan
William F.JTurner Dan C.M Giblert (1954) berdasarkan ukuran butir, membag
12mm;lapili (4-32mm) dan abu (<4mm). Bom merupakan bahan lepas yang padat
saat dikeluarkan sudah berupa bahan padat akan membentuk endapan breksi
gunungapi.
Tabel 2.l Klasifikasi Menurut H. William F.J Tunner Dan C.M Gilbert (1954)
UNCONSsOLIDATED
Size
CONSILDATED
Bomb
Angglomerat
Block
Volcanic Breciass
23
Tuff Breceiass
Lapili
Lapili
Cinder (vecikuler)
4-32
Coarse Tuft
Coarse Ash
V-4
Tuft
Endapan piroklastik
Piroklas
Ukuran
Tefra (tak
Batuanpiroklastik
terkonsolidasi)
(terkonsolidasi)
Lapisan bom/blok
64 mmn
Bom, blok
Aglomerat, breksi
piroklastik
2-64 mm
Lapili
Batulapili (lapillistone)
Tefra lapili
Abu/debu
1/16-2 mm
Abu kasar
Tuf kasar
kasar
Abu/debu
<1/16 mm
Abu/debu halus
halus
tufhalus
Breksi tuf
tut
batukacs
debu
lapili
(1009%)
(10096)
Endapan piroklastik
Piroklas
Ukuran
Tefra (tak
Batuanpiroklastik
terkonsolidasi)
(terkonsolidasi)
Lapisan bom/blok
64 mmn
Bom, blok
Aglomerat, breksi
piroklastik
2-64 mm
Lapili
Batulapili (lapillistone)
Tefra lapili
Abu/debu
1/16-2 mm
Abu kasar
Tuf kasar
kasar
Abu/debu
<1/16 mm
Abu/debu halus
halus
tufhalus
Breksi tuf
tut
batukacs
debu
lapili
(1009%)
(10096)
a. Batuapung
b. Tuff
c. Skoria
d. Obsidian
no9.vgolo0
e. Lapili
PEMBAHASAN
3.1 Sampel 01
piroklastik yang memiliki warna segar abu-abu kecoklatan dengan warna lapuk
yaitu coklat kehitaman. Batuan ini memiliki tekstur dengan ukuran blok (64 mm)
berbentuk angular - sub angular. Memiliki derajat sortasi yang buruk dengan kemas
komposisi kimia dari batuan ini adalah blok dengan batuan asal berupa batuan
vulkanik sekitar 5%, selain itu lapili dengan kisaran 60% serta ash berupa debu
kasar sekitar 35% Batuan ini memiliki struktur yang masif, berdasarkan deskripsi
tersebut nama batuan ini menurut klasi fikasi Schmid 1981 adalah Breksi Vulkanik.
Breksi vulkanik adalah batuan piroklastik yang mirip dengan aglomerat dimana
Secara umum, batuan breksi terbentuk disebuah singkapan. Dimana terdapat puing-
batuan beku itu akan terbawa aliran dan terendapkan di dekat singkapannya,
misalnya pada kipas alluvial. Setelah proses dekomposisi, sisa-sisa batuan beku itu
Batuan breksi sudah dimanfaatkan sebagai ornamen hiasan sejak masa sebelim
masehi. Orang Mesir kuno sudah menggunakan batu breksi sebagai bahan dasar
menggunakan marmer yang terbuat dari batuan breksi sebagai ornamen hiasan pada
dinding rumah mereka. Konon, hal ini menandakan status sosial mereka yang
hingga sekarang.
3.2 Sampel 02
piroklastik yang memiliki warna segar abu-abu kehitaman dengan warna lapuk
yaitu coklat kemerahan. Batuan ini memiliki tekstur dengan ukuran lapili (2 64
mm) berbentuk angular sub angular. Memiliki derajat sortasi yang baik dengan
Komposisi kimia batuan ini ialah lapilli, dengan struktur vesikular. Berdasarkan
deskripsi tersebut nama batuan ini menurut klasifikasi Schmid 1981 adalah Lapili,
Lapili (berasal dari bahasa Latin lapillus, yang berupa kerikil'/batu kecil)
ddalah tefrit, yaitu material yang jatuh dari udara selama letusan gunung berapi atau
par
atalt blok vulkanik ketika padat, sementara partikel yang lebih kecil daripada lapi
disebut sebagai abu vulkanik. Lapili dapat masih belum benar-benar membeku
ketika mendarat, sehingga tidak memiliki bentuk khusus. Lapilli dibentuk di dalam
suatu awan atau kolOm letusan dengan gaya elektrostatis atau embun ledakan keras
lapis. Accretionary lapilli seperti hujan batu volkanis yang membentuk dengan
penambahan lapisan yang terpusat. Batuan ini berasosiasi dengan batuan breksi
vulkanik dan tufa lapili. Keterdapatan batuan ini kebanyakan dipermukaan bumi
Kegunaan dari batuan ini sebagai bahan pembuatan semen dari industri dan cara
penambangannya ialah penambangan terbuka ataw biasa dikenal dengan nama open
pit.
3.3 Sampel 03
piroklastik yang memiliki warna segar abu-abu kehitaman dengan wama lapuk
yaitu coklat kemerahan. Batuan ini memiliki tekstur dengan ukuran lapili (2- 64
mm) berbentuk angular sub angular. Memiliki derajat sortast yang baik dengan
Komposisi kimia batuan ini ialah lapilli, dengan struktur vesikular. Berdasarkan
deskripsi tersebut nama batuan ini menurut klasi fikasi Schmid 1981 adalah Lapili.
Lapili (berasal dan bahasa Latin lapilus, yang berupa 'kerikil' 'batu kecil
adalah tefrit, yaitu material yang jatuh dari udara selama letusan gunung berapi atau
nartikel piroklastik lebih besar dari lapili dikenal sebagai bom vulkanik ketika cair,
atau blok vulkanik ketika padat, sementara partikel yang lebih kecil daripada lapili
disebut sebagai abu vulkanik. Lapili dapat masih belum benar-benar membeku
ketika mendarat, sehingga tidak memiliki bentuk khusus. Lapilli dibentuk di dalam
Suatu awan atau kolom letusan dengan gaya elektrostatis atau embun ledakan keras
lapis. Accretionary lapilli seperti hujan batu volkanis yang membentuk dengan
penambahan lapisan yang terpusat. Batuan ini berasosiasi dengan batuan breksi
vulkanik dan tufa lapili. Keterdapatan batuan ini kebanyakan dipermukaan bumi
Kegunaan dari batuan ini sebagai bahan pembuatan semen dari industri dan cara
penambangannya ialah penambangan terbuka ataw biasa dikenal dengan nama open
pit.
3.4 Sampel 04
Puroklastik yang memiliki warna segar abu-abu kehitaman dengan warna lapuk
yaltu coklat kemerahan. Batuan ini memiliki tekstur dengan ukuran lapili (2 – 64
mm) berbentuk very angular angular. Memiliki derajat sortasi yang baik dengan
mm)
komposisi kimia batuan ini ialah lapilli, dengan struktur masif. Berdasarkan
deskripsi tersebut nama batuan ini menurut klasi fikasi Schmid 1981 adalah Lapili.
Lapili (berasal dari bahasa Latin lapillus, yang berupa kerikil'"batu kecil')
adalah tefrit, yaitu material yang jatuh dari udara selama letusan gunung berapi atau
partikel piroklastik lebih besar dari lapili dikenal sebagai bom vulkanik ketika cair,
atau blok vulkanik ketika padat, sementara partikel yang lebih kecil daripada lapili
disebut sebagai abu vulkanik. Lapili dapat masih belum benar-benar membeku
ketika mendarat, sehingga tidak memiliki bentuk khusus. Lapilli dibentuk di dalam
suatu awan atau kolom letusan dengan gaya elektrostatis atau embun ledakan keras
lapis, Accretionary lapilli seperti hujan batu volkanis yang membentuk dengan
penambahan lapisan yang terpusat. Batuan ini berasosiasi dengan batuan breksi
vulkanik dan tufa lapili. Keterdapatan batuan ini kebanyakan dipermukaan bumi
Kegunaan dari batuan ini sebagai bahan pembuatan semen dari industri dan cara
penambangannya ialah penambangan terbuka ataw biasa dikenal dengan nama open
pi.
3.5 Sampel 05
niroklastik yang memiliki warna segar putih keabu-abuan dengan warna lapuk yaitu
merah kecoklatan. Batuan ini memiliki tekstur dengan ukuran ash (1/16-2 mm)
meral
herbentuk very angular - angular. Memiliki derajat sortasi yang baik dengan kemas
Adapun
komposisi kimia batuan ini ialah ash, dengan struktur masif. Berdasarkan deskripsi
tersebut nama batuan ini menurut klasifikasi Schmid 1981 adalah Tufa.
Tufa (Tuff), batuan piroklastik yang berukuran halus adalah tufa (tuft). Batuan
ini terdiri dari matenal fragmen kristal / mineral. Berdasarkan pada komponenter
banyak fragmen kristal/mineral yang dikandung. Tufa adalah berbagai batu kapur
yang terbentuk ketika mineral karbonat mengendap dari air suhu sekitar. Mata air
utama untuk sebagian besar cháteaux Lembah Loire, Prancis. Ini hasil dari salah
terjemahan dari istilah " tufeau jaune" dan "tufeau blanc", yang merupakan
menjadi
dibentuk
kadang-kadang
ini
Tufa
saat
sebagai kapur
4.1 Kesimpulan
struktur, dan tekstur yang dimiliki oleh batuan tersebut. Seperti pada sampel
batuan yang ada, diketahui Breksi vulkanik memiliki warna segar abu-abu
derajat sortasi yang buruk dengan kemas terbuka. Oleh karena itu batuan ini
dengan
komposisi kimia berupa blok dengan batuan asal berupa batuan vulkanik, lapilli
berbentuk very angular-angular, dan ash berupa debu kasar. Berdasarkan dari
2. Nama batuan yang menjadi sampel pada praktikum ini ialah batuan Breksi
4.2 Saran
1. Saran untuk lab agar memberikan contoh mineral yang dapat di analisis karena
terkadang ada beberapa mineral yang tidak bisa dianalisis di karenakan dari
2. Saran untuk asisten agar lebih membimbing praktikan dalam menganalisis agar
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: LPP dan UPT UNS
Press
Diauhari Noor. 2009. Pengantar Geologi. Program Studi Teknik Geologi Fakultas