Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL PENELITIAN

PERAN KELOMPOK TANI KAKAO TERHADAP KESEJAHTERAAN


MASYARAKAT (STUDI KASUS PADA PETANI KAKAO DI DESA SALI-
SALI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN PINRANG)

THE ROLE OF FARMER GROUPS ON COMMUNITY WELFARE


(A CASE STUDY ON COCOA FARMERS IN SALI-SALI VILLAGE
LEMBANG SUB-DISTRICT, PINRANG DISTRICT )

ASTIKA
1815141017

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..........................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Latar belakang......................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................3
C. Tujuan penelitian..................................................................4
D. Kegunaan penelitian.............................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................5
A. Kajian teori...........................................................................5
1. Peran..............................................................................5
2. Kelompok Tani..............................................................6
3. Masyrakat Tani..............................................................8
4. Kakao.............................................................................9
5. Kesejahteraan...............................................................11
B. Peneliti terdahulu................................................................15
C. Kerangka fikir.....................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN......................................................17
A. Jenis Pelitian.......................................................................19
B. Waktu dan Tempat..............................................................19
C. Fokus Penelitian..................................................................19
D. Deskripsi Fokus..................................................................20
E. Teknik Pengumpulan Data................................................21
F. Instrumen Penelitian...........................................................22
G. Teknik dan Analisis Data....................................................25
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................28

ii
DAFTAR GAMBAR

A. Kerangka Fikir....................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris di mana penduduknya bermata

pencaharian sebagai petani, pertanian memegang peranan penting dari

keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya

pertanian di Indonesia atau tenaga kerja yang hidup dari pekerjaan sebagai

petani. Pertanian di Indonesia masih tetap sebagai tulang punggung

perekonomian bagi kebanyakan negara yang sedang berkembang. Sektor

pertanian merupakan sumber tenaga kerja setiap orang sehingga dapat

membangun Indonesia kesektor pertanian yang lebih maju dan mendapat

proritas utama dalam program pembagunan indonesia. ( Pusluhtan, 2002 )

Salah-satu komoditas yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan

di Indonesia adalah kakao (Therbroma cocoa L) Indonesia memiliki urutan

ketiga sebagai produsen kakao dunia dengan produksi sebanyak 767.280 ton

pada tahun 2018. Indonesia berada di bawah pantai Gading dan Ghana yang

merupakan negara kawasan Afrika Barat, Meskipun menempati peringkat

yang tinggi, pada kenyataannya International Cocoa Organization (ICCO)

menyatakan bahwa produksi kakao cenderung mengalami penurununan atau

berada pada koondisi fluktuatif. (Manalu, 2018)

Tingkat pendapatan yang meningkat bisa dijadikan salah satu indikator

kesejahteraan petani. Sala-satu subjek pembangunan pertanian adalah

1
2

masyarakat petani atau kelompok tani yang merupakan komponen utama

dalam sistem pembagunan pertanian adalah masyarakat petani atau kelompok

tani yang merupakan komponen utama dalam sistem pembangunan pertanian

sehingga peran kelompok tani sangat menentukan dalam keberhasilan dalam

pembangunan pertanian. langkah-langkah yang di tempuh pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan petani adalah dengan mengadakan program

pemberdayaan petani yaitu pemerintah membentuk dan mengembangkan

metode pembinaan serta berbagai kelembagaan yang di arahkan untuk

tercapainya landasan yang kuat bagi petani umtuk berswadaya.

Salah-satu kelembagaan yang di kembangkan oleh pemerintah adalah di

bentuknya kelompok-kelompok tani. kelompok tani yang di bentuk tersebut

berfungsi sebagai kelas belajar mengajar, unit produksi, wahana kerja sama

serta kegiatan usaha. mekanisme terbentuknya kelompok tani ini tentunya

melalui interaksi petani dan penyuluh pertanian yang pastinya mendapat

dukungan dari kepala desa atau tokoh formal maupun informal masyarakat

desa bersangkutan. Suatu kelompok sosial cenderung untuk tidak menjadi

kelompok yang statis, tetapi akan selalu berkembang serta mengalami

perubahan baik dalam aktivitasnya maupun bentuknya. Seperti halnya

kelompok petani kakao pasti mengalami perkembangan dan perubahan

sebagai akibat dari proses perubahan pola-pola bentuk di dalam kelompok

petani kakao itu sendiri maupun karena adanya pengaruh dari luar kelompok.

(Soerjono Soekanto, 2010)


3

Dalam Peraturan Mentri Pertanian No. 273 tahun 2007 tentang

Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani mengamanatkan bahwa pembinaan

kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agrobisnis, peningkatan

peranan, peran serta petani dengan menumbuhkembangkan kerjasama antar

petani dan pihak lainnya yang terkait untuk mengembangkan usaha taninya

Selain itu pembinaan kelompok tani diharapkan dapat membantu

menggali potensi, memecahkan masalah usaha tani anggotanya secara lebih

efektif dan memudahkan dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan dan sumber daya lainnya. begitu juga dengan kelompok petani

kakao di desa Sali-Sali Kecamatan Lembang kabupaten Pinrang di bentuk

untuk mencapai tujuan bersama anggota kelompok petani kakao dalam hal

peningkatan mutu hasil panen, namun untuk mencapai tujuan tersebut perlu

adanya kerjasama antara anggota kelompok tani dan kedinamisan kelompok

harus senantiasa terjaga agar tujuan-tujuan terbentuknya kelompok tani

tersebut bisa tercapai. Namun dalam menilai kedinamisan kelompok perlu

mengeplorasi segala kekuatan yang ada di dalam kelompok yang dapat

menentukan perilaku kelompok dan anggota kelompok untuk tercapainya

anggota kelompok.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu :


4

1) Bagaimana kondisi sesudah di bentuknya kelompok tani kakao terhadap

kesejahteraan masyarakat Desa Sali-Sali Kecamatan Lembang Kabupaten

Pinrang ?

2) Bagaimana peran kelompok tani Kakao terhadap kesejahteraan masyarakat

Desa Sali-Sali Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan oleh penulis

maka tujuan yang di capai dalam penelitian ini yaitu :

1) Untuk mengetahui peran kelompok tani kakao terhadap kesejahteraan

masyarakat di desa Sali-Sali Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas adapun kegunaan yang peroleh dari

penelitian ini yaitu :

1) Kegunaan teoritis

Adapun kegunaan teoritis dalam penelitian ini yaitu :

a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan,

pengalaman dan sebagai media yang akan menjadi referensi bagi

peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya


5

b. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi

dalam rangka memperkaya referensi dan menambah wawasan

dalam penelitian di masa depan

2) Kegunaan praktis

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah

setempat terutama dapat memberikan arahan ataupun informasi sebagai

rujukan bagaimana peran kelompok tani kakao terhadap kesejahteraan

masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Peran

Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan terhadap

sesuatu, apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran. ( Soeharto,

2002). Teori peran (Rhole teory) adalah teori yang merupakan perpaduan

teori, orientasi, maupun disiplin ilmu, selain dari psikologi, teori peran

berawal dari dan masih tetap di gunakan dalam sosiologi dan

antropologinya (Sarwono, 2002). Dalam kedua ilmu tersebut, istilah

“peran” di ambil dari dunia teater. Dalam dunia teater, seorang actor harus

bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh

itu ia mengharapkan berperilaku secara tertentu.

Dari sudut pandang inilah disusun teori-teori peran. Menurut

Biddle dan Thomas, 1996. teori peran terbagi menjadi empat golongan

yaitu yang menyangkut :

1. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial


2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut
3. Kedudukan orang-orang dalam perilaku
4. Kaitan orang-orang dalam perilaku

Sosiolog yang bernama Glen Elder 2002 membantu memperluas

penggunan teori peran menggunakan pendekatan yang di namakan “life-

6
7

course” yang artinya bahwa setiap masyarakat mempunyai perilaku

tertentu sesuai dengan kategori-kategori usia yang berlaku dalam

masyarakat tersebut

Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam therminology.

Peran merupkan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk

berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang telah

dipparkan oleh sarwono di atas di mana seseorang atau orgnisasi yang

mempunyai peran tertentu diharapkan agar seseorang atau organisasi tadi

berperilaku sesuai dengan peran tersebut.

Peran juga merupakan suatu tugas utama yang di lakukan oleh

individu ataupun organisasi sebagai bagian dalam kehidupan

bermasyarakat guna mewujudkan citacita dan tujuan hidup selaras

bersama. Seperti yang telah dirumuskan tentang peran oleh beberapa ahli,

maka peranan merupakan sebuah konsep mengenai apa yang dilakukan

oleh individu atau kelompok sebagai organisasi

2. Kelompok Tani

Kelompok tani merupakan sekumpulan orang yang mempunyai

tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka

sebagai bagian dari kelompok tersebut. Jadi secara nyata manusia menjalin

hubungan dan membentuk kelompok atas kesadaran untuk terbentuknya

kelompok maupun terbentuk secara tidak sadar terbentuknya kelompok.


8

Kelompok ini yang menjadikan masyarakat lebih dinamis bergerak

kedalam masyarakat. (Mulyana 2000).

Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/perkebun yang

dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan

(sosial,ekonomi,sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan dan

mengembangkan usaha anggota. Keanggotaan kelompok tani berjumlah

20-25 orang atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dan

usaha taninya. (Pusat Penyuluh Pertanian, 2011)

Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani,

yang terdiri atas petani dewasa pria atau wnita maupun petani taruna atau

pemuda tani yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok

atas dasar keserasian atau kebutuhan bersama serta berada di lingkungan

pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani (Setiana, 2005).

Kelompok tani pada hakekatnya adalah untuk menggerakkan

sumber daya manusia petani. Pembinaan kelompok tani berperan dalam

meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani (Thomas,

2008). Kelompok tani juga menjadi titik penting untuk menjalankan dan

menerjemahkan konsep hak petani kedalam kebijakan, strategi dan

program yang layak dalam suatu kesatuan utuh dan pengembangan

kedalam langkah operasional (Dwijandi, 1994).

menurut departemen pertanian, kelompok tani yaitu di artikan

sebagai kumpulan orang-orang tani/petani yang terdiri atas petani-petani


9

dewasa (pria atau wanita) maupun petani taruna (pemuda atau pemudi)

yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar

keserasian kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh

pemimpinan kontak tani

departemen pertanian RI (1997) mendefinisikan kelompok tani

sebagai kumpulan para petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan

keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya

pertanian untuk bekerja meningkatkan produktivitas usaha tani dan

kesejahteraan anggotanya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok tani adalah

kumpulan beberapa anggota masyarakat yang memiliki pekerjaan yang

sama sebagai seorang petani dan memiliki tujuan yang sama pula dalam

kelompok tani tersebut.

3. Masyarakat tani

Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa

manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan

pengaruh mempengaruhi satu sama lain. masyarakat adalah suatu kesatuan

yang selalu berubah yang hidup karena proses masyarakat yang

menyebabkan proses itu. Masyarakat juga bisa diartikan sebagai manusia

yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup

lama yang saling berhubungan saling berinteraksi dan mempunyai


10

kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. (Shadily

Hasan, 1983)

Secara umum pengertian petani adalah seseorang yang bekerja untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya dari kegiatan usaha pertanian di bidang

pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan. Petani adalah

orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian sebagai lahan

pecarian utamanya. Secara garis besar terdapat tiga jenis petani, yaitu

petani pemilik lahan, petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan,

dan buruh tani. Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk

memenuhi sebagian atau seluruh hidupnya di bidang pertanian dalam arti

luas yang meliputi usaha tani pertanian, peternakan, perikanan, dan

pemungutan hasil laut. Peranan petani sebagai pengelola usaha tani

berfungsi mengambil keputusan dalam mengorganisir faktor-faktor

produksi yang diketahui

Menurut (Sajogyo, 2014) Petani adalah kuli (kenceng/kendo) yang

berarti pemilik tanah dengan segala kewajiban dan bebannya. Petani

adalah seseorang yang mengendalikan secara efektif sebidang tanah yang

dia sendiri sudah lama terikat oleh ikatan-ikatan tradisi. Dapat disimpulkan

bahwa petani adalah orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan

pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Ciri-ciri masyarakat petani

adalah sebagai berikut :


11

a. Satuan keluarga atau rumah tangga petani adalah satuan dasar dalam

masyarakat desa yang berdimensi ganda.

b. Petani hidup dari usaha tani dengan mengolah tanah atau lahan

pertanian.

c. Pola kebudayaan petani berciri tradisional dan khas.

d. Petani menduduki posisi rendah dalam msyarakat, mereka adalah

orang kecil terhadap masyarakat desa.

4. Kakao

Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang

atau cabang. Untuk itulah tanaman kakao di golongkan menjadi kelompok

tanaman Caulifloris, adapun sistematika tanaman kakao menurut

klasifikasi secara botani adalah :

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Agiospermae

Clas : Dicotiledoneane

Ordo : Malvales

Family : Sterculiaceae

Genus : Theobroma

Species : Theobroma cacao L


12

Kakao juga merupakan sala-satu komoditas ekspor indonesia yang

merupakan penghasil devisa negara selain minyak dan gas. Indonesia

adalah negara produsen dan eksportir kakao terbesar ketiga setelah Ghana

dan Pantai Ghading. (Badan Pusat Statistik, 2017).

Perkebunan kakao indonesia mengalami perkembangan pesat

sejak awal tahun 1980-an dan pada tahun 2002, areal perkebunan kakao

indonesia tercatat seluas 914,051 ha, sebagian besar (87,4 %).

Perkebunan kakao di kelola oleh rakyat 6,0 % perkebunan besar negara

dan 6,7 % perkebunan besar swasta. Keberhasilan perluasan areal tersebut

telah memberikan hasil nyata bagi peningkatan bangsa pasar kakao.

Luas areal tanaman kakao indonesia sejalan dengan perkembangan

produksi biji kakao dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 menurun

sekitar 18,54 persen. Namun di tahun 2017 di perkirakan menurun 0,20

persen pada tahun 2013 produksi biji kakao sebesar 720,9 ribu ton,

menurun menjadi 658,4 ribu ton pada tahun 2016 atau terjadi penurunan

8,67 persen (Badan Pusat Statistik, 2017)

5. Kesejahteraan

Kesejahteraan sosial merupakan suatu kondisi kehidupan individu

dan masyarakat yang sesuai dengan standar kelayakan hidup yang

dipersepsi masyarakat yang sesuai dengan standar kelayakan hidup yang

dipresepsi masyarakat (Swasono, 2004). Tingkat kelayakan hidup

dipahami secara relatif oleh berbagai kalangan dan latar belakang budaya,
13

mengingat tingkat kelayakan ditentukan oleh presepsi normatif suatu mas

yarakat atas kondisi sosial, mterial, dan psikologis tertentu.

Menurut undang-undang No. 11 Tahun 2009, tentang

Kesejahteraan Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi

terpenuhinya kebutuhan material,spritual, dan sosial warga negara agar

dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat

mengembangkan fungsi sosialnya . dari Undang-Undang di atas dapat kita

cermati bahwa ukuran tingkat kesejahteraan dapat dinilai dari kemampun

seorang individu atau kelompok dalam usahanya dalam memenuhi

kebutuhan material dan spritualnya. Kebutuhan material dapat kita

hubungkan dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan

akan pangan, sandang, papan dan kesehatan. Kemudian kebutuhan spritual

kita hubungkan dengan pendidikan, kemuadian keamanan dan

ketentraman hidup.

Menurut konsep lain kesejahteraan bisa di ukur melalui dimensi

moneter mupun non moneter, misalnya ketimpangn distribusi pendapatan,

yang didasarkan pada perbedaan tingkat pendapatan penduduk di suatu

daerah, kemudian masalah kerentaan (Vulnerability), yang merupakan

suatu kondisi dimana peluang atau kondisi fisik suatu daerah yang

membuat seseorang menjadi miskin atau menjadi lebih miskin pada masa

yang akan datang. Hal ini merupakan masalah yang cukup serius karena

bersifat struktural dan mendasar yang mengakibatkan risiko-risiko sosial

ekonomi dan akan sangat sulit untuk memulihkan diri (recover).


14

Kerentanan merupakan suatu dimensi kunci dimana perilaku individu

dalam melakukan investasi, pola produksi, strategi penanggulangan dan

presepsi mereka akan berubah dalam mencapai kesejahteran.

Kesejahteraan pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu :

1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya

kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial.

2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga

kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang

menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.

3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha yang

terorganisir untuk mencapai sejahtera.

Ada beberapa indikator keluarga sejahtera berdasarkan Badan Pusat

Statistik (2013) yaitu :

1. Pendapatan

2. Konsumsi atau pengeluaran rumah tangga

3. Keadaan tempat tinggal

4. Fasilitas tempat tinggal

5. Kesehatan anggota keluarga

6. Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan

7. Kemudahan memasukkan anak kejejenjang pendidikan

Sejahtera menurut BKKBN, dirumuskan lebih luas daripada

sekedar definisi kemakmuran ataupun kebahagiaan. Konsep sejahtera tidak


15

hanya mengacu pada pemenuhan kebutuhan fisik orang ataupun keluarga

sebagai entitas, tetapi juga kebutuhan psikologisnya. Ada tiga kelompok

kebutuhan yang harus terpenuhi, yaitu : kebutuhan dasar, sosial, dan

kebutuhan pengembangan. Apabila hanya satu kebutuhan saja yang dapat

dipenuhi oleh keluarga, misalnya kebutuhan dasar, maka keluarga tersebut

belum dapat dikatakan sejahtera menurut konsep ini. Konsep kesejahteraan

tidak terlepas dari kualitas hidup masyarakat (Widyastuti, 2012). Indikator

yang digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk

suatu negara adalah pendapatan perkapita (Supartono dkk, 2011). Namun

demikian, pengukuran tingkat kesejahteraan yang hanya menggunakan

peningkatan pendapatan per kapita banyak mengandung kelemahan

dimana pada kenyataannya kondisi kesejahteraan tidak menggambarkan

kelompok masyarakat yang paling relative miskin (Todaro, 2000) oleh

karena itu dalam rangka lebih menguatkan indikator kesejahteraan, adapun

indikator kesejahteraan tersebut adalah

a) Jumlah pendapatan

Semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar

kemampuan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan. Semakin tinggi pendapatan yang

didapatkan semakin akan meningkatkan standar kehidupan

rumah tangga

b) Pendidikan yang semakin tinggi dan berkualitas


16

Pendidikan sangat berpengaruh positif juga terhadap promosi

pertumbuhan ekonomi karena akan lahir tenaga-tenaga kerja

yang ulet, terampil dan terdidik sehingga bermanfaat untuk

pembangunan ekonomi karena mempunyai SDM yang tidak

perlu diragukan. Dalam pendidikan ini terdapat tiga jenis

indikator yang digunakan untuk pendidikan yang meliputi,

tingkat pendidikan anggota rumah tangga, ketersediaan

pelayanan pendidikan tersebut.

c) Kualitas kesehatan yang semakin baik

Untuk mendapatkan peningkatan kesehatan dan standar hidup

rumah tangga ada empat jenis indikator yang digunakan, yang

meliputi status gizi, status penyakit, ketersediaan pelayanan

kemiskinan, dan pengguanaan layanan-layanan kesehatan

tersebut

B. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan referensi dan pertimbangan bagi penulis, terdapat

beberapa penelitian yang terkait dengan penerapan

program yang mengacu pada petani kakao :

1. Rio Akbar Rahmatullah, 2022 dengan judul “ Peran Kelembagaan

Pertanian Untuk Meningkatkan Produksi Kakao Di Kabupaten Pinrang”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktor pemeran , tingkat kendala

kelembagaan serta bagaimana program-program strategis harus dirumuskan


17

akan menjadi titik awal solusi dalam memulihkan tingkat produksi secara

signifikan dan konsisten. Penelitian ini menggunakan Interpretative

Structural Modeling (ISM) untuk merumuskan kompleksitas, hierarki

(tingkatan), dan klasifikasi antar elemen. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa aktor-aktor, penyebab lemahnya kelembagaan, dan program-program

tersebut harus dikerjakan secara simultan karena mereka saling terkait dan

sangat diharapkan dapat mengatasi krisis produksi kakao di dalam negeri.

Peran kelembagaan dalam produksi kakao di antaranya; membentuk alur

koordinasi antar kelembagaan, pemberdayaan kelompok tani melalui

penyuluhan, penyediaan sarana produksi, penyediaan pasar melalui

kemitraan dan penyediaan produksi berkelanjutan melalui pemanfaatan

sarana produksi pertanian organik.

2. Annisa Thesissyana Novrina, 2018 “Kontribusi Modelez

International dalam meningkatkan kesejahteraan petani Cokelat di Indonesia

melalui program Cocoa Life” metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif, yang bertujuan untuk Smenggambarkan,

menganalisis dan mengklarifikasi fenomena-fenomena yang ada melalui

metode ini, data yang dikumpulkan, diklarifikasikan, diolah kemudian

dianalisa berdasarkan teori-teori yang berlaku untuk memberi gambaran

mengenai kontribusi Modelez International dalam meningkatkan

kesejahteraan petani cokelat indonesia melalui program Cocoa Life. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa menumbuhkan kakao berkualitas tinggi

dengan cara berkelanjutan sangat esensial bagi kelanjutan penghidupan dan


18

perekonomian petani kakao skala kecil. Karena alasan itulah sangat baik

untuk menjalin hubungan dengan sektor swasta seiring dengan keinginan

mereka untuk berinvestasi di sektor kakao dan mendukung pembangunan

berkelanjutan industri kakao indonesia, seperti Modelez International

dengan program Cocoa Life. Diharapkan strategi semacam itu dapat

terbentuk dalam kerangka membangun kemitraan strategis antara bisnis dan

petani.

C. Kerangka Fikir

Desa Sali-Sali, kecamatan lembang, kabupaten pinrang merupakan

daerah potensial untuk menigkatkan produksi tanaman kakao karena di

samping agro- klimat yang sesuai juga didukung oleh adanya ketersediaan

kakao yang cukup mendukung. Pengetahuan petani di sana sangatlah rendah

oleh karena itu sangat bergantung pada sarana pengetahuan petani. Diantara

sarana tersebut adalah petani, kelompok tani kakao yang terdiri dari peran

kelompok tani, biaya tetap dan biaya variabel kemudian usaha tani kakao

dimana terdapat pendapatan petani selanjutnya peran kelompok tani

terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan tersedianya kakao tersebut maka

usaha tanaman kakao dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan dan

berproduksi dengan baik sehingga menghasilkan mutu yang baik. Secara

sistematis uraian diatas dapat ditunjukkan dalam bagan dibawah ini :

PETANI

HARAPAN BERSAMA
19

KELOMPOK TANI
KAKAO

PERAN
USAHA TANI
KELOMPOK
KAKAO
TANI

BIAYA TETAP PENDAPATAN


PETANI KAKAO
BIAYA
VARIABEL

MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN
KELOMPOK PETANI
KAKAO

Gambar 2.1: Kerangka pemikiran peran kelompok tani terhadap kesejahteraan


masyarakat (Studi Kasus Desa Sali-Sali kecamatan Lembang, Kabupaten
Pinrang).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, penelitian

kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan perhitungan dengan

angka-angka, karena pnelitian kualitatif adalah penelitian yang memberikan

gambaran tentang kondisi secara factual dan sistematis mengenai faktor-

faktor, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang dimiliki, untuk

melakukan akumulasi dasar-dasarnya saja (Maleong J Lexy 2007).

Pandangan lain menyatakan bahwa penelitin kualitatif adalah penelitian untuk

melakukan eksplorasi dan memperkuat prediksi terhadap suatu gejala yang

berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan.

Berdasarkan kedua pandangan, maka penelitian kualitatif dalam tulisan

ini di maksudkan untuk menggali suatu fakta, lalu memberikan penjelasan

terkait berbagai realita yang ditemukan. Selanjutnya penulis mengamati

peristiwa- peristiwa di lapangan yang berhubungan dengan kelompok petani

kakao dalam mewujudkan keluarga sejahtera.

B. Waktu dan tempat

Adapun yang menjadi objek penelitian yang akan dilakukan oleh penulis

yaitu di Desa Sali-Sali, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang. Penelitian

20
21

ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2022. Tempat ini

dipilih berdasarkan pertimbangan tempat, pelaku dan lokasi.

C. Fokus penelitian

Fokus penelitian merupakan batasan penelitian agar jelas ruang lingkup

yang akan di teliti. Olehnya itu pada penelitian ini, penulis memfokuskan

penelitian mengenai, Peran Kelompok Tani Terhadap kesejahteraan

Masyarakat Di Desa Sali-Sali Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang.

D. Deskripsi Fokus

Berdasarkan pada fokus penelitian dari judul yang sudah ditentukan,

maka dapat di deskripsikan berdasarkan subtansi permasalahan dan

pendekatan yang nantinya akan dilakukan penulis, dari segi peran kelompok

tani kakao terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Deasa Sali-Sali Kecamatan

Lembang Kabupaten Pinrang. Maka peneliti dapat mendeskripsikan sebagai

berikut :

a. Peran

Peran adalah proses dinamis kedudukan atau status apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Dalam

penelitian ini adalah kelompok tani Sali-Sali sebagai wadah atau lembaga

nonformal yang menaungi beberapa petani lalu membentuk suatu kelompok

tani yang memiliki tujuan yang sama dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat yang khususnya berprofesi sebagai petani.


22

b. Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat adalah suatu proses peningkatan yang

dilakukan oleh seseorang, lembaga atau masyarakat untuk mencapai suatu

tujuan yang dimana telah terencana dan sistematis demi menciptakan individu

atau masyarakat yang terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan dapat

berfungsi sosial dalam masyarakat.

c. Kelompok Tani Kakao Di Desa Sali-Sali Kecamatan Lembang

Kabupaten Pinrang

Kelompok tani kakao adalah sebagai sala-satu pendekatan program

kesejahteraan sosial untuk mempercepat penghapusan kemiskinan khususnya

di Desa Sali-Sali Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang. Yang dimana

sebagian besar masyarakat yang ada disana bekerja sebagai petani kakao,

kelompok tani kakao bisa lebih mengembangkan hasil pertanian mereka

untuk produksi dan usaha tani yang lebih meningkat.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang di selidiki . Hal

yang hendak di observasi haruslah diperhatikan secara detail. Dengan metode

observasi ini, bukan hanya hal yang didengar saja yang dapat dijadikan

informasi tetapi gerakan-gerakan dan raut wajah pun memengaruhi observasi

yang dilakukan.
23

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan

secara tatap muka dengan mengemukakan pertanyaan oleh pewawancara

kepada informan yang diberikan secara lisan dan jawabannya diterima dengan

lisan pula. Maka dari itu seluruh jawaban informan dicatat atau direkam

dengan alat perekam.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data tertulis seperti buku,

majalah, dokumentasi, peraturan-peraturan notulen rapat, catatan rapat,

catatan harian dan sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut penulis dalam

pengumpulan data dengan

teknik dokumentasi berarti peneliti melakukan pencarian dan

pengambilan segala informasi yang sifatnya teks menjelaskan dan

menguraikan mengenai hubungannya dengan arah penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Sala-satu faktor penunjang keberhasilan dalam sebuah penelitian

adalah instrumen atau alat yang digunakan dalam pengumpulan data yakni

pengumpulan data agar kegiatan tersebut menjadi lebih sistematis dan mudah

untuk mencari data yang akurat. Untuk pengumpulannya di butuhkan

beberapa alat untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam sebuah

penelitian. Oleh karena itu, alat atau instrumen yang digunakan dalam
24

penelitian lapangan yaitu camera, alat perekam, pulpen, buku catatan, dan

daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik keabsahan data merupakan sebuah proses kegiatan penelitian yang

harus dilewati seorang peneliti. Proses keabsahan data memliki tujuan untuk

mendapatkan derajat kepercayaan (validitas) terkait data yang telah diperoleh

sebelumnya oleh peneliti. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mendekatkan

data pada sebuah kenyataan yang sebenarnya. Karena pada hakekatnya

informasi yang telah informan sampaikan pada peneliti belum tentu

kebenaran dan kesamaan informasi yang informan lainnya juga sampaikan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik keabsahan data

triangulasi. Menurut Maleong, 2004 triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Dalam teknik triagulasi yang peneliti pilih ialah menggunakan teknik

pemeriksaan melalui sumber lainnya.

Langkah berikutnya yang akan dilakukan yaitu, peneliti berupaya

untuk mengkomprasikan hasil informasi yang peneliti peroleh sebelumnya

dari observasi, wawancara maupun dokumentasi. Teknik ini digunakan untuk

mengkroscek data yang telah diperoleh dari informan pokok dengan data dari

informan tambahan. Hal ini dilakukan untuk membandingkan informasi yang

bersebrangan dari sumber tersebut. Dan ketika ditemukan perbedaan


25

informasi yang disampaikan oleh informan maka peneliti akan di validkan

dengan serangkaian teori-teori yang berkaitan. Dengan teknik tersebut,

peneliti akan menemukan titik simpul alasan yang mengakibatkan terjadinya

perbedaan informasi yang disampaikan oleh informan, sehingga

kemungkinan besar peneliti akan bisa menyajikan data sesuai dengan

fakta/valid.

Menurut Moleong, 2004, teknik triangulasi data dibedakan menjadi

tiga macam yaitu :

1. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informan yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat

dicapai dengan jalan : (1) membandingkan data hasil pengamatan

dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan

orang depan umum dengan apa yang diakatakan secara pribadi; (3)

membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu; (4)

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang

berkaitan.

2. Pada trigulasi dengan metode, terdapat dua strategi, yaitu; (1)

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa

teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan

beberapa sumber data dengan metode yang sama.


26

3. Triangulasi dengan teori dinamakan penjelasan banding (rival

explanation). Dalam hal ini, jika analisis telah menggunakan pola,

hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis,

maka penting sekali untuk mencari tema atau memperjelas

pembanding atau penyaing.

Peneliti menggunakan triagulasi sumber yaitu dengan

mengkroscekan (cross chek) data hasil wawancara dengan informan pokok

yaitu pengurus kelompok tani Temor Moleran dengan informan pokok

yaitu pengurus kelompok tani Temor Moleran dengan informan tambahan

anggota kelompok tani temor moleran yaitu buruh tani. Lalu

memandingkan hasil pendapat dari pengurus dan anggota kelompok tani

temor moleran dengan adanya peran kelompok tani ini. Dan terakhir

membandingkan hasil wawancara dengan data-data yang ada, untuk

selanjutnya didialogkan dengan teori dan konsep yang telah terbangun.

H. Teknik dan Analisis Data

Analisis data merupakan suatu cara untuk mengelolah data setelah

diperoleh hasil penelitian, sehingga dapat diambil sebagai kesimpulan

berdasarkan data yang faktual. Analisis data kualitatif adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelolah, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan pada orang lain.


27

Data yang diperoleh dan digunakan dalam pembahasan draft ini

bersifat kualitatif. Data kualitatif adalah data yang bersifat abstrak atau

tidak terukur. Dalam memperoleh data tersebut peneliti menggunakan

metode pengolahan data yang sifatnya kualitatif, sehingga dalam

mengolah data peneliti menggunakan teknik analisis sebagai berikut :

1. Redaksi Data

Redaksi Data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian untuk

menyederhanakan, mengabstrakkan dan transformasi data “kasar” yang

bersumber dari catatan tertulis di lapangan.

Reduksi ini diharapkan untuk menyederhanakan data yang telah

diperoleh agar memberikan kemudahan dalam menyimpulkan hasil

penelitian. Seluruh hasil penelitian dari lapangan yang telah dikumpulkan

kembali dipilih untuk menentukan data mana yang tepat untuk digunakan.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang diperoleh dari lapangan terkait dengan seluruh

permasalahan penelitian dipilih antara yang dibutuhkan dan tidak

dibutuhkan. Lalu dikelompokkan kemudian diberi batasan masalah,

Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teksnaratif, maupun matrik,

grafik, jaringan data bagan. Dalam pembahasan yang lebih spesifik.

3. Penarikan Kesimpulan

Upaya penarikan kesimpulan atau perifikasi dilakukan peneliti secara

terus menerus selama berada di lapangan. Dari permulaan data, mulai


28

mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola (dalam catatan

teori). Penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur

sebab akibat, dan proposal Kesimpulan-kesimpulan itu kemudian

diverifikasi kembali catatan lapangan sehingga terbentuk penegasan-

penegasan kesimpulan.
29

DAFTAR PUSTAKA

AB, Syamsuddin. Benang-Benang Merah Kesejahteraan Sosial. Cet. I (Jawa


Timur, maret 2017)
Anggita Tresliana, Anna Fariyanti dan Amzul Arifin “Daya Saing Kakao Di
Indonesia Di Pasar Internasional”
Azzam Asfiansyah Hakam, “Peran Kelompok Tani Terhadap Usaha Peningkatan
Pendapatan Anggota Melalui Program Kemitraan Usahatani (Studi Kasus
Kelompo Tani “Sri Mulyo” Kecamatan Sukun, Kota Malang)”, (Malang
2014).
B Paul . Horton dan Chester L. Hunt, Sosiologi. Terjemahan Aminuddin Ram dan
Tita Sobari.. (Jakarta: Penerbit Erlangga 1993), hlm 102
Badan Pusat Statistik. 2007 : Statistik Kakao Indonesia . Badan Pusat Statistik,
Jakarta.
Badan Pusat Statistik. (2013). Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin, Garis
Kemiskinan , Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi September 2013

David berry, pokok-pokok pikiran dalsam sosiologi (Jakarta:rajawali, 1981),


hlm.41
Departemen Pertanian, Pedoman Umum Skim Pelayanaan Pertanian (SP-3).
Jakarta:Departemen Pertanian RI, Tahun 2006

Hariadi, Sanarru Samsi. 2011. Dinamika Kelompok (Teori dan Aplikasinya untuk
Analisis Keberhasilan Kelompok Tani Sebagai Unit Belajar, Kerjasama,
Produksi, dan Bisnis. Yogyakarta; Sekolah Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada

Hasan Shadily, 1983 Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta:Bina Aksara

Moleong, J, Lexy, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; PT Remaja


Rosdakarya

Mile, M, B dan Huberman, A. M. 1992 Analisiss Data Kualitatif Jakarta: UI Perss

Rio Akbar Rahmatullah, 2021 (Peran Kelembagaan Pertanian Untuk


Meningkatkan Produksi Kakao Di Kabupaten Pinrang)

Santosa, Slamet, 2004. Dinamika Kelompok Tani. Jakarta: Bumi Aksara


30

Shadily, Hassan, 1984, Sosiologi Untuk Masyrakat Indonesia. Jakarta: PT. Rineka
Cipta

Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif Dan R%D. Bandung


Alfabeta.

Sukardi, 2007 Metodologi Penelitian Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: Bumi


Akasara

S. Nasution, 1996. Metode Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsinto

Mugi. 2011. Dinamika Kelompok dan Kemandirian Anggota Kelompok Tani


Dalam Berusaha Tani Di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen
Provinsi Jawa Tengah. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas
Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai