Anda di halaman 1dari 13

TUGAS METODE PENELITIAN KEHUTANAN

SKEMA PKM RSH

“ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PENDAPATAN PETANI KARET


ANGGOTA KOPERASI ANUGRAH MULIA YANG MENJUAL HASIL
OLAHAN KARET KERING DAN KARET BASAH DI KECAMATAN
TALANG UBI KABUPATEN PALI”

NAMA: SONYA RAHMA PRADITA

NIM: 452021007

PRODI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan Khusus Riset ................................................................................2
1.3 Manfaat Riset............................................................................................2
1.4 Keutamaan Riset........................................................................................3
1.5 Temuan yang ditargetkan..........................................................................3
1.6 Kontribusi Riset ........................................................................................3
1.7 Luaran Riset..............................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
BAB 3. METODE RISET........................................................................................5
3.1 Lokasi Riset ...............................................................................................5
3.2 Desain Riset ...............................................................................................5
3.3 Tahapan Riset ............................................................................................5
3.4 Objek atau Variabel Riset ..........................................................................6
3.5 Sumber Pengumpulan Data........................................................................6
3.6 Teknik Pengumpul Data ............................................................................6
3.7 Analisis Data .............................................................................................6
3.8 Penyimpulan Hasil Penelitian ...................................................................7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.......................................................8
4.1 Anggaran Biaya..............................................................................................8
4.2 Jadwal Kegiatan.............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dimana sektor pertanian merupakan basis utama perekonomian nasional.
Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Karena sektor
pertanian telah memberikan sumbangsih besar dalam pembangunan nasional, seperti peningkatan
ketahanan pangan nasional, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan pendapatan domestik
regional bruto (PDRB), serta perolehan devisa dan penekanan inflasi (Arifin, 2013). Menurut Saptana dan
Ashari (2017), sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia.
Hal ini dapat diukur dari sektor pertanian dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB),
penyediaan lapangan pekerjaan, sumber pendapatan bagi sebagian masyarakat Indonesia, pengatasan
kemiskinan, perolehan devisa melalui sektor non migas, penciptaan ketahanan pangan nasional dan
penciptaan kondisi yang kondusif bagi pembangunan sektor lain. Selain itu, sektor pertanian juga
berperan sebagai penyediaan bahan baku dan pasar yang potensial bagi sektor industri.Perkebunan
merupakan salah satu sub sektor pada sektor pertanian yang mempunyai peranan penting dalam
peningkatan pembangunan diantaranya perencanaan berbagai masalah daerah masalah tenaga kerja,
sosial, lingkungan dan lain-lain. Pembangunan sub sektor perkebunan itu sendiri mempunyai tujuan untuk
meningkatkan taraf hidup dan pendapatan petani disegala sektor pertanian terkhususnya tanaman karet.
Tanaman perkebunan merupakan komoditi yang mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi, apabila
dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara. Telah banyak usaha pemerintah
untuk meningkatkan produksi sub sektor perkebunan, upaya tersebut berupa intensifikasi, ekstensifikasi,
diversifikasi dan rehabilitasi. (Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, 2010).

Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi,
Tanaman tahunan ini dapat disadap getah karetnya pertama kali pada umur tahun ke-5. Dari getah
tanaman karet (lateks) tersebut dapat diolah menjadi lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau
karet reman (crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet. Tanaman karet, bila telah habis
masa produksi, pohonnya juga dapat digunakan untuk bahan bangunan, misalnya untuk membuat rumah,
furniture dan lain-lain (Perwakarta dkk,2008). Sebagai produk pertanian, karet merupakan salah satu
tanaman perkebunan yang penting bagi berbagai industri, diantaranya industri-indsutri barang dan
umumnya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam
usaha industri seperti mesin-mesin pengerak, serta barang-barang lain, diantaranya aneka ban, sepatu
karet, sabuk pengerak mesin-mesin besar dan mesin-mesin kecil lainnya. Pengusaha tanaman karet masih
menguasai sebagian besar penghidupan rakyat di berbagai daerah seperti Kalimantan dan Sumatera
(Mubyarto dkk, 1991). Sumatera Selatan sendiri merupakan salah satu provinsi yang mempunyai
perkebunan karet yang cukup potensial di Indonesia hal ini dikarenakan iklim dan keadaan lingkungan di
Sumatera Selatan sangat cocok untuk membudidayakan tanaman karet, karena karet juga menjadi salah
satu bahan mata pencarian utama sebagian besar masyarakat yang ada di Sumatera Selatan. Langkah
dinas perkebunan untuk terus berupaya dalam menjaga dan membantu petani agar dapat memproduksi
hasil perkebunan dengan baik. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan memberikan pembinaan
kepada petani dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan kegiatan produksinya. Sub sektor
perkebunan di Sumatera Selatan merupakan sub sektor strategis dan menjadi unggulan kedua setelah
tanaman pangan dalam rangka revitalisasi pembangunan di Sumatera Selatan, luas areal perkebunan di
Sumatera Selatan sebesar 2.889.146 ha dengan total produksi 5.224.792 ton. Sebagian besar areal
perkebunan di Sumatera Selatan merupakan perkebunan rakyat dengan 6 komoditi unggulan yaitu karet,
kelapa sawit, kelapa, kopi, kakao, dan lada (Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, 2019), secara
rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1 luas lahan perkebunan yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, pada tahun 2018
perkebunan karet berada pada posisi pertama dengan total luas lahan sebesar 1.307.001 Ha, dan produksi
karet sebesar 1.082.617 ton. Maka tanaman karet mampu menyumbangkan PDB sebesar 35% bagi
Provinsi Sumatera Selatan.

1.1 Tujuan Khusus Riset


a. Mendeskripsikan tingkat pemahaman masyarakat terhadap karet
b. Menganalisis sikap masyarakat terhadap perbedaan harga karet.
c. Menghimpun saran masukan dari masyarakat dan instansi dalam menyikapi harga
karet yang semakin rendah
1.2 Manfaat Riset
1. Manfaat bagi Mahasiswa
 Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan masyarakat
 Menambah keterampilan dalam merumuskan pemecahan masalah, merancang
solusi dan rekomendasi
2. Manfaat bagi masyarakat
 Tersampaikannya aspirasi masyarakat
 Adanya alternatif solusi dalam mengatasi permasalah harga dan kualitas karet
3. Manfaat bagi pemerintah
 Mendapat informasi data persepsi masyarakat sebagai bahan rekomendasi
kebijakan
1.3 Keutamaan Riset
Riset ini memberikan keutamaan:
a. Tergalinya persepsi masyarakat atas kualitas karet yang dikelola oleh masyarakt
b. Terdatanya saran masukan dan harapan masyarakat terhadap adanya perbedaan harga
KUD dan toke
c. Adanya data yang dapat digunakan pemerintah sebagai bahan alternatif kebijakan
1.4 Temuan yang ditargetkan
a. Persepsi masyarakat meliputi tingkat pemahaman, sikap, saran masukan dan harapan
masyarakat atas adanya gangguan hama yang menganggu kualitas getah karet
b. Alternatif solusi sebagai dasar kebijakan dalam menanggulangi adanya presepsi hsrgs
karet
1.5 Kontribusi Riset
Dari pelaksanaan riset akan dapat berkontribusi:
a. Perguruan Tinggi, akan berkontribusi terhadap implementasi MBKM khususnya IKU 2
(mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus) dan IKU 3 (dosen berkegiatan di luar
kampus).
b. Selain itu ada kontribusi masyarakat, tersampaikannya saran masukan atas adanya
gangguan gajah
c. Pemerintah, terdatanya alternatif solusi sebagai arah kebijakan
1.6 Luaran Riset
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini berupa:
i. Laporan kemajuan yang berisikan capaian kegiatan 80%
ii. Laporan akhir yang berisikan capaian kegiatan 100% yang dilengkapi
dengan telaah pembahasan, kesipulan dan rekomendasi.
iii. Akun media sosial instagram dan tiktok, sebagai media publikasi dan
melaporkan kegiatan harian (jurnal harian).

B. TUJUAN PUSTAKA

Untuk menunjang pemerataan pembangunan, pemerintah mengambil kebijakan dengan menampilkan


koperasi dan KUD digaris depan strategi pembangunan. Koperasi dan KUD adalah lembaga ekonomi
yang berwatak sosial, dianggap mempunyai sifat yang sesuai dengan cita-cita meratakan pembangunan.
KUD di dalam perkebunan karet memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian desa yang
membawa kesejahteraan masyarakat sekitar, peran tersebut dapat ditunjukan untuk membangun dan
mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khusunya dan masyarakat pada
umumnya dalam perannya membantu masyarakat di perkebunan karet. Di Kecamatan Talang Ubi sendiri
berdiri satu-satunya koperasi yang bernama Koperasi Anugrah Mulia. Koperasi ini berdiri dari tahun
2012 dan mulai aktif lelang pada tahun 2014, pada awal mula berdiri koperasi Anugrah Mulia hanya
berjumlah 20 orang lalu 2015 naik menjadi 40 orang hingga 2016 menjadi 70 orang. Dampak positif
seiringnnya waktu serta peranan koperasi dalam mengkoordinasikan baik pengelolaan dan pemasaran
karet membuat petani semakin percaya kepada koperasi sehingga pada tahun 2020 terjadi kenaikan
anggota dan berjumlah sebanyak 275 orang dari 42 TPK (Tempat Pelayanan Koperasi). Koperasi
Anugrah Mulia menaungi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Musi Banyuasin
dan Musi Rawas yang sebagian besar petaninya menjual bokar kepada koperasi melalui sistem lelang
yang secara tertutup, artinya pengurus lelang, panitia lelang menawarkan karet bokar kepada pembeli
secara tertutup, melalui handphone, ataupun melalui amplop, dalam penentuan pemenangnya yaitu
pembeli yang menawarkan dengan harga tertinggi. Menurut tingkatnya koperasi Anugrah Mulia adalah
pusat koperasi atau berada pada posisi kedua, sebab skala wilayahnya sudah cukup besar dengan
menghubungkan antara penjual dan pembeli didalam wadah koperasi. Selain itu Koperasi Anugrah Mulia
juga memberikan dana pinjaman bagi anggotanya yang diperoleh dari simpanan pokok anggota dan usaha
lelang. Tugas Koperasi ini ialah mengkoordinasikan baik perbaikan pengelolaan mutu maupun perbaikan
pemasaran mulai dari pembangunan suatu kelompok tani sampai dengan proses penentuan harga bahan
olah karet. Adapun suatu sistem lelang karet dengan harga yang berbeda tiap-tiap TPK sesuai dengan
pemenangnya berdasarkan letak dan kondisi masing-masing tiap TPK. Selain itu ada sebagian petani
yang menjual hasil karetnya kepada tengkulak yang setiap hari dapat menerima karet bokar milik petani,
biasanya petani yang menjual bokar kepada tengkulak memiliki faktor pendorong seperti adanya himpitan
biaya hidup yang harus segera dipenuhi setiap hari dan juga urusan lain yang mengharuskan petani
menjual bokarnya kepada tengkulak, sebab apabila petani menjual kepada koperasi jadwal penimbangan
bokar hanya dapat dilakukan satu bulan dan hasilnya diperoleh 3 hari setelah penimbangan, namun saat
petani menjual kepada tengkulak hasil diperoleh langsung pada saat bokar telah selesai ditimbang namun
jenis bokar yang dijual berbeda, bokar yang dijual kepada tengkulak tergolong basah karena baru saja
dicetak dan langsung di timbang, kadar air yang ada pada bokar basah sangatlah tinggi sehingga harga
yang diterima petani akan rendah, belum lagi potongan yang akan dilakukan sehingga mau tidak mau
petani harus menerima hasilnya. Beda halnya dengan tengkulak, pihak koperasi Anugrah Mulia
melaksanakan lelang setiap satu bulan sekali sesuai dengan kesepakatan antara petani dan pembeli dalam
hal ini adalah supplier yang diutus oleh pabrik, jenis bokar petani yang menjual kepada koperasi
tergolong kering sebab bokar tersebut telah lama disimpan dalam gudang sehingga kadar airnya akan
berkurang, koperasi akan dijamin mengenai harga dan juga hasilnya sebab di sini harga yang lebih tinggi
ada di koperasi, potongan yang diberikan koperasi pun sesuai dengan keadaan bokar sehingga petani karet
di Kecamatan Talang Ubi sudah banyak yang menjual bokar ke Koperasi Anugrah Mulia, oleh sebab itu
petani yang menjual karet kepada koperasi memiliki pendapatan lebih tinggi daripada petani yang
menjual karet kepada tengkulak.
KERANGKA PIKIR ANALISIS KARAKTERISTIK
DAN PENDAPATAN PETANI KARET

Latar Belakang

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN


PENDAPATAN PETANI KARET

vc
Tingkat Pemahaman Sikap Masyarakat Saran dan Masukan

Faktor yang mempengaruhi kualitas dan harga penjualan karet

Penjualan karet melalui tengkulak Penjualan karet melalui koprasi


BAB 3. METODE RISET
3.1 Lokasi Riset
Lokasi riset adalah kecamatan talang ubi Kabupaten PALI, Palembang Sumatra selatan
3.2 Desain Riset
Desain riset ini menggunakan penelitian deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian
ini menekankan pada kesadaran yang disengaja atas pengalaman yang telah dialami oleh
masyarakat yang terkena dampak tidak seimbangnya harga karet
3.3 Tahapan Riset
Tahapan – tahapan yang dilakukan dalam riset ini sebagai berikut:
1. Mengurus perizinan dan koordinasi: perizinan dan koordinasi dilakukan kepada pihak
terkait dalam riset, seperti perizinan kepada kepala desa sekaligus koordinasi terkait
koprasi pengepul karet
2. Studi literatur: tahap ini akan dilakukan dengan membaca dan menganalisis literatur yang
terkait dengan topik penelitian, seperti dari jurnal, buku, skripsi yang terkait dengan
penelitian
3. Menyiapkan alat dan bahan riset: alat dan bahan di siapkan untuk keperluan riset, seperti
fotocopy kuisioner, yang akan digunakan untuk penyebaran secara langsung dan
wawancara.
4. Membuat akun media: Akun media yang akan digunakan dalam riset ini adalah
instagram. Akun instagram kan digunakan dalam publikasi dan melaporkan kegiatan
harian PKM kabu[aten talang ubi kecamatan penukal abab lematang ilir
5. Pengumpulan data: tahap ini dilakukan dengan proses penyebaran kuesioner secara
langsung dan wawancara. Wawancara dilakukan dengan informan kunci dan responden
untuk mendapatkan data- data terkait persepsi masyarakat
6. Mengelolah data dan Analisis data: tahap ini akan dilakukan dengan menggunakan data
deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis Skala Likert. Data yang telah
dikumpulkan dari wawancara dianalisis kemudian di tampilkan dalam bentuk tabulasi.
7. Verifikasi hasil: tahap ini dilakukan untuk memastikan keabsahan dan keandalan hasil
penelitian. Verifikasi hasil dapat dilakukan dengan membandingkan temuan penelitian
dengan literatur terkait dan dengan meminta umpan balik dari informan kunci.
8. Penyusunan laporan penelitian: tahap ini akan melibatkan penyusunan laporan hasil
penelitian yang mencakup ringkasan hasil penelitian, analisis tematik, kesimpulan, dan
rekomendasi untuk pihak terkait dalam menggali persepsi masyarakat.
3.4 Objek atau Variabel Riset
Objek dalam riset ini adalah masyarakat kecamatan talang ubi. Variabel yang digunakan adalah
masyarakat yang memiliki kepemilikan atau pengelolaan lahan dan Pengetahuan Terhadap karet
Kriteria responden adalah kepala keluarga baik bapak atau ibu atau orang yang sudah mencapai
dewasa (usia > 20 tahun). Adapun kriterian informan adalah pejabat pemerintah yang memiliki peran
dan kapasitas dalam permasalahan harga karet atau tokoh masyarakat yang memahami dengan
permasalahan tidak seimbangnya harga karet
3.5 Sumber Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan sumber data primer yang diperoleh peneliti secara langsung dari
responden melalui proses penyebaran kuesioner atau data hasil wawancara peneliti dengan
narasumber di Kecamatan Talang ubi, Kabupaten PALI SUMSEL
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik triangulasi, yaitu
menggabungkan data kuisioner, wawancara, dan dokumentasi. Kuisioner dan Wawancara dilakukan
dengan teknik terstruktur dengan menggunakan panduan wawancara yang berkaitan dengan
permasalahan tersebut
3.7 Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan analisis Skala Likert. Berikut tahapan cara dalam perhitungan skor dan persentase
penggolongan skor:
Cara menghitung skor
Skor : frekuensi x bobot nilai
Jumlah skor : jumlah skor penilaian 1 sampai 5

Dalam teknik pengumpulan data angket, responden di wawancara secara langsung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Tabel 1. Bobot jawaban Skala Likert

Skala Likert Bobot Nilai


Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono, 2020

Rumus = T X Pn

Keterangan
T : total yang menjawab
Pn : pilihan angket skor likert

Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui terlebih dahulu skor tertinggi (X)
dan skor terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus sebagai berikut:

X = Skor tertinggi x jumlah yang menjawab


Y = Skor terendah x jumlah yang menjawab
Skor ideal (skor tertinggi) = Jumlah responden x bobot nilai tertinggi
= (Sangat Setuju)
Skor terendah = Jumlah responden x bobot nilai terendah
= (Sangat Tidak Setuju)

Rumus Indeks % Total Skor/Y x 100


Untuk mengetahui interval (jarak) dan interpretasi agar mengetahui nilai dengan metode
interval skor persen ( I ).
Rumus Interval
I = 100/Jumlah Skor ( Likert )
Kriteria interpretasi berdasarkan interval dengan jarak terendah 0% hingga tertinggi
100% sebagai berikut.
a. Angka 0 %- < 20% = Sangat Tidak Setuju
b. Angka 20 % - < 40% = Tidak Setuju
c. Angka 40 %- < 60 % = Netral
d. Angka 60 % - < 80 % = Setuju
e. Angka 80 %- < 100% = Sangat Setuju
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Rekapitulasi rencana anggaran biaya disusun sesuai dengan kebutuhan dan mengikuti format
Tabel 4.1.
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
Besaran Dana
No. Jenis Pengeluaran Sumber Dana
(Rp)
Bahan habis pakai : Belmawa 1000.000
 ATK Perguruan Tinggi 200.000
1  Kertas
 P3K Tipe B Instansi Lain (Jika Ada)
 Dan sebagainya
Sewa dan jasa : Belmawa 500.000
2  Penginapan Perguruan Tinggi 300.000
 Dan sebagainya Instansi Lain (Jika Ada)
Transportasi lokal : Belmawa 3.000.000
3  Transportasi Perguruan Tinggi 1.350.000
 Dan sebagainya Instansi Lain (Jika Ada)
Belmawa 3.550.000
Lain-lain :
4 Perguruan Tinggi 750.000
 Paket Data (5)
Instansi Lain (Jika Ada)
Jumlah
Belmawa 8.050.000
Rekap Sumber Dana Perguruan Tinggi 1.250.000
Instansi Lain (Jika Ada)
Jumlah 9.300.000
4.2 Jadwal Kegiatan
(Jadwal kegiatan disesuaikan dengan tahap kegiatan dan dibatasi 3 (tiga) bulan sampai 4 (empat)
bulan. Jadwal disusun dalam bentuk bar chart untuk rencana kegiatan yang diajukan serta sesuai
dengan format lihat tabel 4.2)

Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan


No Jenis Kegiatan Bulan Penanggungjawab
1 2 3 4
1 Rapat- Rapat Tim Ketua Tim
2 Mengurus Perizinan Ketua dan Anggota Tim
Penelitian
3 Studi Literatur Ketua dan Anggota Tim
4 Menyiapkan alat dan Ketua dan AnggotaTim
bahan
5 Pembuatan akun media AnggotaTim
Sosial
6 Pengumpulan data Ketua dan AnggotaTim

7 Mengelolah data dan Ketua dan AnggotaTim


analisis data
7 Penyusunan dan Ketua dan AnggotaTim
Penyerahan Laporan
Akhir
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/16581/1/412017042%20BAB
%20I_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

https://palembang.tribunnews.com/2023/02/19/update-harga-karet-di-pali-19-
februari-2023-naik-rp-200-per-kilogram

https://palpres.disway.id/read/636786/harga-getah-karet-di-kabupaten-pali-
merangkak-naik

http://globalplanet.news/ekbis/23520/petani-karet-di-pali-berduka-harga-karet-
makin-terperosok

Anda mungkin juga menyukai