Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN PERTANIAN LAHAN KERING DI KABUPATEN

TIMOR TENGAH UTARA

OLEH

GRACIA V. N. DA CRUZ

12200061

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMENANU
2023
DAFTAR ISI

Sampul Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Ringkasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.3 Solusi Penyelesaian Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB II. Pembahasan

Analisis Potensi Tempat Usaha . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Analisis Proyeksi Pendapatan


Pertahun . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Analisis Pendapatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Analisis Kelayakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Analisis SWOT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari begitu banyak sumbang dari semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan tugas ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan Terima kasih kepada Dosen
pengampuh mata kuliah Manajemen Strategi Agribisnis, karena telah memberikan arahan, dorongan
sekaligus dukungan hingga pada akhirnya dapat terselesaikan penyusunan tugas ini.

Penulis juga menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam memperbaiki makalah ini. Akhir kata
semoga tugas terstruktur dasar manajemen ini dapat bermanfaat kepada semua pihak yang membutuhkan.

Kefamenanu, 06 Desember 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persoalan kemiskinan pada saat sekarang ini masih menjadi perhatian pemerintah. Salah upaya
pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah pusat adalah dengan pemberian bantuan beras
untuk masyarakat miskin (beras raskin). Pemberian bantuan beras untuk masyarakat miskin (RASKIN)
bertujuan untuk membantu masyarakat terutama dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan pangan
khususnya pangan beras. Kecukupan pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi
strategis yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintah Indonesia memberikan prioritas yang besar terhadap kebijakan ketahanan pangan
nasional. Indonesia turut menandatangani kesepakatan internasional terkait dengan pangan, yaitu
Universal Declaration of Human Right (1948), Rome Declaration on World Food Security and
World Food Summit 1996, Millennium Development Goals (MDGs). Dalam kesepakatan MDGs
dunia internasional telah menargetkan pada tahun 2015 setiap negara termasuk Indonesia telah
sepakat munurunkan kemiskinan dan kelaparan sampai separuhnya ( Kementrian Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat RI, 2014). Menurut Data Badan Pusat Statistik (2011), Negara
Indonesia 95 % dari jumlah penduduknya mengkonsumsi beras sebagai pangan utama, dengan
rata-rata konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh diatas rata-rata
konsumsi dunia yang hanya 60 kg/kapita/tahun. Dengan demikian Indonesia menjadi negara
konsumen beras terbesar di dunia. Beras menjadi komoditas nasional sangat strategis. Instabilitas
perberasan nasional dapat mengakibatkan gejolak dalam berbagai aspek kehidupan baik sosial,
politik maupun ekonomi (Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI, 2014). Peranan
komoditi pangan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan dengan komoditi
bukan pangan seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Sumbangan peningkatan
harga komoditi pangan terhadap garis kemiskinan pada bulan Maret 2013 tercatat 73,52%. Kondisi
tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2012 yang sebesar 73,50%. Komoditi pangan
berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan antara lain beras, rokok, telur ayam ras, mie instan,
gula pasir, tempe dan bawang merah (Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI,
2014). Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2014), tantangan yang
dihadapi Indonesia dalam memerangi kemiskinan dan kelaparan antara lain:
1. Melambatnya penurunan angka kemiskinan yaitu rata-rata per tahun hanya sebesar
0,37%;
2. Pertumbuhan yang belum optimal sehingga kurang memberikan dampak signifikan bagi
masyarakat miskin;
3. Banyak terdapat daerah terisolasi dan daerah tertinggal yang terbatas pemenuhan
kebutuhan dasarnnya.

Secara statistik, pada Bulan Maret 2013 angka kemiskinan di Indonesia tercatat sebesar 11,37%
atau sebanyak 28,07 juta jiwa. Selain itu, tingkat pengangguran masih cukup tinggi, meskipun telah
berhasil diturunkan dari 11,24% pada tahun 2005 menjadi 6,32% pada bulan Februari 2012 (Kementerian
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI, 2014). Untuk itu pemerintah dituntut untuk mengatasi
persoalan pangan tersebut melalui pemanfaatan lahan pertanian yang ada baik lahan basah maupun
lahan kering. Menurut Data Statistik Propinsi NTT Tahun 2016, Propinsi NTT memiliki luas
lahan
kering seluas 3.527.112 ha atau sebesar 74,49 persen dari luas daratan seluas 4.734.990 ha. Dari luas
lahan kering tersebut, penggunaan lahan oleh masyarakat NTT peruntukannya untuk lahan
tegal/kebun seluas 508.745 ha, lahan ladang/huma seluas 312.514 ha, lahan
pengembalaan/padang rumput seluas 613.131 ha, dan lahan perkebunan seluas 379.913 ha (Badan
Pusat Statistik Propinsi NTT, 2016). Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang merupakan salah satu
Kabupaten di Propinsi NTT, juga memiliki luas lahan kering yang cukup luas yaitu seluas 167.637 ha
atau sekitar 62,79 persen dari luas wilayah kabupaten (Badan Pusat Statistik Kabupaten
TTU,2016). Pengembangan lahan kering di Kabupaten Timor Tengah Utara melalui 4 (empat) produk
unggulan pertanian yaitu komoditi padi (padi ladang), komoditi jagung, komoditi kacang tanah dan
komoditi bawang putih lokal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran umum pengembangan lahan kering di Kabupaten Timor Tengah Utara ?
2. Bagaimana dengan pengembangan produk unggulan pertanian lahan kering di Kabupaten Timor
Tengah Utara ?
1.3 Solusi Penyelesaian Masalah

Penyelesaian masalah potensi pengembangan produk unggulan pertanian lahan kering di


Kabupaten Timor Tengah Utara dapat melibatkan serangkaian langkah strategis. Berikut beberapa solusi
yang dapat dipertimbangkan:

1. Studi Potensi dan Kebutuhan Pasar

 Melakukan studi mendalam tentang potensi lahan kering di Kabupaten Timor Tengah Utara,
termasuk jenis tanah, kondisi iklim, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi pertanian di
wilayah tersebut.
 Menganalisis kebutuhan pasar lokal, regional, dan bahkan nasional untuk mengidentifikasi
produk unggulan yang memiliki potensi pasar yang tinggi.

2. Diversifikasi Produk Pertanian

 Mendorong petani untuk diversifikasi produk pertanian dengan mengidentifikasi tanaman atau
komoditas unggulan yang sesuai dengan kondisi lahan kering.
 Mengenalkan teknologi pertanian inovatif, seperti varietas tanaman tahan kekeringan, metode
irigasi efisien, dan praktik pertanian berkelanjutan.

3. Pelatihan dan Pendidikan

 Memberikan pelatihan kepada petani tentang teknik pertanian modern, manajemen lahan, dan
penerapan praktik pertanian berkelanjutan.
 Menyediakan pendidikan tentang diversifikasi produk, pemasaran, dan manajemen usaha
pertanian.

4. Pengembangan Infrastruktur

 Meningkatkan infrastruktur pertanian, termasuk jaringan irigasi, akses transportasi, dan fasilitas
penyimpanan dan pengolahan produk pertanian.
 Menyediakan dukungan untuk teknologi informasi yang memungkinkan petani mengakses
informasi pasar, cuaca, dan teknik pertanian terbaru.

5. Pemberdayaan Petani dan Kelompok Tani

 Mendorong pembentukan kelompok tani atau koperasi untuk memfasilitasi kolaborasi, pembelian
bersama, dan pemasaran produk.
 Memberdayakan petani melalui partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan terkait dengan
pengembangan pertanian di wilayah tersebut.

6. Dukungan Keuangan

 Memberikan akses ke sumber daya keuangan, termasuk kredit pertanian, hibah, atau bantuan
keuangan lainnya untuk mendukung investasi dan pengembangan usaha pertanian.

7. Pemasaran dan Promosi

 Membantu petani dalam pemasaran produk, termasuk pembentukan merek dan strategi promosi.
 Menggunakan platform digital dan jejaring sosial untuk memasarkan produk pertanian secara
lebih luas.

8. Kemitraan dengan Pihak Swasta dan Pemerintah

 Membangun kemitraan dengan perusahaan swasta, lembaga riset, dan pemerintah untuk
mendukung inovasi dan pengembangan produk pertanian.

Penerapan langkah-langkah ini harus melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk
petani, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta, agar dapat mencapai hasil yang
berkelanjutan bagi pertanian di Kabupaten Timor Tengah Utara.
BAB II

PEMBAHASAN

Analisis Potensi Tempat Usaha

Analisis potensi tempat usaha di Kabupaten Timor Tengah Utara dapat mencakup berbagai aspek,
termasuk kondisi ekonomi, demografi, infrastruktur, serta kebijakan pemerintah setempat. Meskipun saya
tidak memiliki data terbaru, saya dapat memberikan gambaran umum tentang faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam analisis tersebut:

1. Kondisi Ekonomi
 Tinjauan kondisi ekonomi lokal, termasuk produk domestik regional (PDRB),
pertumbuhan ekonomi, dan sektor-sektor yang mendominasi ekonomi Kabupaten Timor
Tengah Utara.
 Identifikasi potensi sektor-sektor unggulan yang dapat menjadi fokus untuk pembukaan
usaha, seperti pertanian, perikanan, pariwisata, atau manufaktur.

2. Demografi dan Pasar Sasaran


 Analisis demografi penduduk, seperti jumlah penduduk, distribusi usia, dan struktur
sosial ekonomi.
 Pemahaman terhadap kebutuhan dan perilaku konsumen lokal, termasuk preferensi
produk atau layanan tertentu.

3. Infrastruktur
 Tinjauan terhadap ketersediaan dan kualitas infrastruktur, termasuk akses jalan, listrik, air
bersih, dan fasilitas pendukung lainnya.
 Pemahaman terhadap ketersediaan lahan untuk pembangunan usaha, baik untuk industri,
pertanian, atau sektor lainnya.

4. Kebijakan Pemerintah
 Pemahaman terhadap kebijakan pemerintah setempat yang mendukung atau menghambat
pembukaan usaha di Kabupaten Timor Tengah Utara.
 Identifikasi insentif pajak, bantuan, atau dukungan lain yang mungkin diberikan kepada
pelaku usaha.

5. Potensi Parawisata
 Jika pariwisata memiliki potensi, identifikasi daya tarik wisata lokal, seperti objek wisata
alam, budaya, atau sejarah.
 Pertimbangkan peluang bisnis terkait pariwisata, seperti penginapan, restoran, atau usaha
kerajinan lokal.
6. Ketersediaan Tenaga Kerja
 Evaluasi ketersediaan dan kualifikasi tenaga kerja lokal untuk mendukung operasional
usaha.
 Tinjauan terhadap kebijakan pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan
keterampilan tenaga kerja.

7. Analisis Persaingan
 Tinjauan terhadap pesaing yang sudah ada di daerah tersebut.
 Identifikasi celah pasar atau kebutuhan yang belum terpenuhi yang dapat diisi oleh usaha
baru.
8. Faktor Risiko
 Identifikasi faktor risiko potensial, seperti risiko ekonomi, perubahan kebijakan, atau
faktor alam yang dapat mempengaruhi keberlanjutan usaha.

9. Kerja sama dan Jaringan Bisnis


 Eksplorasi potensi kerjasama dengan pelaku usaha lokal atau organisasi bisnis yang dapat
memberikan dukungan atau sinergi.

Analisis holistik terhadap faktor-faktor di atas dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang
potensi tempat usaha di Kabupaten Timor Tengah Utara. Penting untuk terlibat dalam konsultasi dengan
pihak berkepentingan lokal, bermitra dengan pemerintah daerah, dan melakukan riset pasar yang lebih
mendalam untuk menghasilkan analisis yang lebih akurat dan informatif.
KESIMPULAN

1. Pengembangan lahan kering di Kabupaten Timor Tengah Utara dilakukan melalui pengembangan
kawasan budidaya lahan kering yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Timor Tengah Utara
Tahun 2017-2021, dengan program raksin pola padat karya pangan system wanatani.

2. Keempat komoditi unggulan pertanian lahan kering yaitu padi, jagung, kacang tanah, dan bawang
putih lokal memiliki potensi untuk dikembangkan baik dari sisi produksi, produktivitas maupun
luas lahan/
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Timor Tengah Tengah Utara. 2011.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Beras Miskin dengan Pola Padat Karya Pangan untuk Mewujudkan Ketahanan
Pangan Masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Perkebunan Kabupaten Timor Tengah Utara, Kefamenanu.
https://ejournal.unwmataram.ac.id/evos/article/view/708/385

https://www.bps.go.id/id Kabupaten Timor Tengah Utara.


\

Anda mungkin juga menyukai