DISUSUN OLEH :
(105961102219)
AGRIBISNIS 5D
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami hantarkan kepada tuhan yang maha esa karena atas limpahan rahmat
dan karunianya-lah masih diberikan keselamatan dan kesehatan hingga terselesaikan lah laporan
ini dengan baik
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah jurusan
agribisnis. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ ibu dari mata kuliah
ekonomi pertanian yang telah memberikan arahan dari suri tauladan yang baik dalam
menyelesaikan laporan ini. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan memberikan motivasi sehingga tercapainya laporan ini.
Kami menyadari bahwa didalam laporan ini masih banyak kekurangan sehingga kritik
dan saran yang membangun semangat kami harap guna menyempurnakan laporan ini. Sehingga
laporan ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.2.1. Berapa besar biaya yang dikeluarkan dalam budidaya padi...........2
1.2.2. Bagaimana pemasaran komunitas padi..........................................2
1.2.3. Kelembagaan pertanian di Desa Pa’rapunganta Kabupaten Takalar 2
1.3. Tujuan Laporan.................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3
2.1. Usaha Tani................................................................................................3
2.2. Budidaya Padi...........................................................................................4
2.3. Penerimaan................................................................................................6
2.4. Biaya.........................................................................................................6
BAB III METODE PRAKTEK LAPANG...............................................................8
3.1. Waktu dan Tempat Praktik Lapang..........................................................8
3.2. Metode Pengumpulan Data.......................................................................8
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK LAPANG..........................9
4.1. Luas dan Letak Geografis.........................................................................9
4.2. Keadaan Penduduk....................................................................................9
4.2.1. Umur...............................................................................................9
4.2.2. Pendidikan.......................................................................................9
4.2.3. Pekerjaan.........................................................................................9
4.3. Penggunaan Lahan....................................................................................9
4.4. Sarana dan Prasarana................................................................................9
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................11
5.1. Karakteristik Responden.........................................................................11
5.1.1 Umur Responden............................................................................11
5.1.2 Tingkat Pendidikan........................................................................11
5.1.3 Luas Lahan.....................................................................................11
5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga......................................................11
5.1.5 Pengalaman Usaha Tani.................................................................11
5.2. Penerimaan Usaha Tani..........................................................................12
5.3. Biaya Usaha Tani....................................................................................12
5.4. Aspek Pemasaran....................................................................................12
5.5. Aspek Kelembagaan...........................................................................12
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................................14
6.1. Kesimpulan.............................................................................................14
6.2. Saran.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
LAMPIRAN QUISIONER
BAB I
PENDAHULUAN
Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari total
produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi
padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia).
Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di
dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan
pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti
Bangladesh (4%), dan Brazil (3%).
Menurut Soekarawati padi salah satu komoditi yang mempunyai prospek cerah
guna menambah pendapatan para petani. Hal tersebut dapat memberi motivasi tersendiri
bagi petani untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan produksinya dengan harapan
agar pada saat panen usaha memperoleh hasil penjualan tinggi guna memenuhi
kebutuhannya. Setiap kegiatan pengolahan sawah mutlak petani mengeluarkan biaya
untuk kegiatan produksi, baik biaya tetap maupun biaya variabel, mulai dari pengadaan
bibit, pupuk, pengolahan, pestisida, pajak lahan, biaya penyusutan alat dan biaya lainnya
yang tidak terduga.
c. Menurut Mosher:
Mengartikan usahatani sebagai himpunan dari sumber-sumber alam yang ada
di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air,
perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunanbangunan
yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya.
d. Menurut Soekartawi:
Usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
f. Menurut Hernanto:
Usahatani adalah sebagai organisasi alam, kerja, modal dan pengelolaan yang
ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.
Benih yang dibutuhkan untuk ditanam pada lahan seluas 1 ha sebanyak 20 Kg. Benih
yang hendak disemai sebelumnya harus direndam terlebih dahulu secara sempurna sekitar
2 x 24 jam, dalam ember atau wadah lainnya. Hal ini dilakukan agar benih dapat
mengisap air yang dibutuhkan untuk perkecambahannya.
Benih yang sudah direndam selama 2 x 24 jam dan sudah berkecambah ditebar
dipersemaian secara hati-hati dan merata, hal ini didimaksudkan agar benih yang tumbuh
tidak saling bertumpukan. Selain itu benih juga tidak harus terbenam kedalam tanah
karena dapat menyebabkan kecambah terinfeksi pathogen (penyebab penyakit tanaman)
yang dapat menyebabkan busuknya kecambah. Pemupukan lahan persemaian dilakukan
kira-kira pada umur satu minggu benih setelah ditanam (tabur). Kebutuhan pupuk yang
digunakan yaitu, 2,5 Kg Urea, 2,5 Kg SP36 dan 1 Kg KCL.
Pengolahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula
keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk
menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air
sehingga dapat menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga
perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang (galengan) sawah
diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros
air dan mempermudah perawatan tanaman.
Tanah yang dibudidayakan cenderung kekurangan unsur hara bagi tanaman, oleh
karena itu diperlukan penambahan unsur hara yang berasal dari pupuk organik maupun
pupuk anorganik. Dosis pupuk tanaman padi sawah sangat dipengaruhi oleh jenis dan
tingkat kesuburan tanah, sejarah pemupukan yang diberikan dan jenis padi yang ditanam.
Penggunaan dosis pupuk untuk padi sawah untuk lahan satu hektar adalah sebagai
berikut Urea 200 Kg, SP36 200 Kg, dan KCL 100 Kg. Pemupukan dilakukan dua kali
dalam satu kali budidaya (produksi) padi sawah. Pemupukan pertama dilakukan pada saat
tanaman berumur 12 hari dengan dosis pupuk sepertiga dari kebutuhan pupuk
keseluruhan, sedangkan sisa pupuk diberikan pada tahap kedua yaitu kira-kira pada waktu
tanaman berumur 40 hari.
Hama yang sering ditemukan menyerang tanaman padi sawah adalah penggerek
batang padi, walang sangit, wereng dan belalang. Pengendalian hama dan penyakit yang
dilakukan para petani adalah dengan menggunakan pestisida untuk lahan seluas satu
hektar petani hanya membutuhkan 2 orang tenaga kerja dan dalam waktu satu hari
pemyemprotan tersebut dapat diselesaikan.
Hasil padi yang berkualitas tidak hanya diperoleh dari penanganan budi daya yang
baik saja, tetapi juga didukung oleh penanganan panennya. Waktu panen padi yang tepat
yaitu jika gabah telah tua atau matang. Waktu panen tersebut berpengaruh terhadap
jumlah produksi, mutu gabah, dan mutu beras yang akan dihasilkan. Keterlambatan
panen menyebabkan produksi menurun karena gabah banyak yang rontok. Waktu panen
yang terlalu awal menyebabkan mutu gabah rendah, banyak beras yang pecah saat
digiling, berbutir hijau, serta berbutir kapur. Saat panen di lapangan dipengaruhi oleh
berbagai hal, seperti tinggi tempat, musim tanam, pemeliharaan, pemupukan, dan
varietas. Pada musim kemarau, tanaman biasanya dapat dipanen lebih awal. Jika dipupuk
dengan nitrogen dosis tinggi, tanaman cenderung dapat dipanen lebih lama dari biasa.
Panen yang baik dilakukan pada saat cuaca terang. Secara umum, padi dapat di panen
pada umur antara 110 - 115 hari setelah tanam.
2.3. Penerimaan
Penerimaan usahatani diperoleh dari hasil perkalian antara produksi dengan harga
jual produksi (pendapatan kotor). Rumus :
TR = P x Q
Biaya usaha tani diklafikasikn menjadi dua yaitu ; Biaya tetap (fixed costi) dan
biaya tidak tetap (variable cost) yang mencangkup :
1. Biaya tetap (Fixed Cost) yaitu : biaya yang tidak berubah-ubah yang tidak mempengaruhi
hasil produksi, yakni penyusutan alat pertanian, sewa tanah, dan pajak.
2. Biaya tidak tetap (Variable Cost) yaitu : biaya yang berubah-ubah/ biaya yang
mempengaruhi jumlah hasil produksi, yakni bibit, upah tenaga kerja, pupuk dan pestisida.
BAB III
METODE PRAKTEK LAPANG
1. Data primer adalah: data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada petani dan
keluarganya, dengan mengisi kuisioner yang telah diberikan.
Data sekunder adalah: data yang diperoleh dari kantor desa Pa’rapunganta.
2. Data sekunder yaitu Sumber data sekunder adalah data yang diperlukan untuk
mendukung hasil penelitian yang berasal dari literatur, artikel dan berbagai sumber
lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data pendukung penelitian ini
3.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK LAPANG
4.4.3. Pekerjaan
Meskipun banyak anak remaja yang mengalami putus sekolah namun mereka tetap
bekerja. Ada yang berkebun, sebagai buruh bangunan, bertani.
Sebagian lainnya penduduk desa Saga bekerja sebagai guru, PNS,
pedagang, dll.
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang
dihasilkan. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh responden untuk luas lahan 1 Ha yaitu
sebesar Rp 1.000.000
5.4. Aspek Pemasaran
Sistem pemasaran padi di desa Saga ini hasil produksinya langsung dijual
Kepasar-pasar dan sebagian dijual kepada pedagang pengumpul kemudian pedagang
pengumpul menjual langsung ke pedagang besar. Petani menjual ke pedagang pengumpul
karena sudah terbiasa atau adanya sistem langganan.
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara produksi padi yang diperoleh responden selama
satu kali musim panen adalah 6000 Kg dan harga satuannya Rp.4.200/kg sehingga rata-
rata penerimaan yang diperoleh petani responden adalah Rp 25.500.000. Dengan biaya
tetap yang dikeluarkan responden Rp 5.500.000 dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh
responden untuk luas lahan 1 Ha yaitu sebesar Rp 1.000.000.
6.2. Saran
Menyadari bahwa peneliti masih jauh dari kata sempurna. Maka kedepannya
peneliti akan lebih fokus dalam menjelaskan tentang praktikum lapang terkait usaha tani
dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung jawabkan. Semoga
mahasiswa dapat memamahami pentingnya penyuluhan pertanian untuk perkembangan
sektor pertanian di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1. IDENTITAS RESPONDEN
Nama : Arham Riadi
Pengalaman usaha tani : Sudah Bertani sejak kecil karena kegiatan turun
temurun
Umur : 45 Tahun
Pendidikan : SMP
Luas lahan : 1 ha
Jumlah tanggungan keluarga : 5 orang (1 istri, dan 4 anak)
3. ASPEK PEMASARAN
Dimana komoditas pertanian dipasarkan ?
: Hasil pertanian saya kebanyakan saya jual atau di jual dipasar besar yang
ada di kabupaten Takalar ini,dan sebagian dibeli oleh pedagang
pengumpul/pengepul.
Apakah ada pedagang pengumpul yang mengambil ? (Ya/tidak)
: Ya, saya memiliki beberapa teman saya sendiri yang menjadi pengumpul
atau pemasok hasil komoditi pertanian saya untuk mereka jual kembali
dan membantu juga saya menyebar luaskan hasil komoditi pertanian saya
Alasan bapak/ibu menjual ke pedagang pengumpul ?
: Alasannya yaitu karena mereka juga membantu saya untuk menjual hasil
pertanian saya dan juga dalam membantu menaikkan atau menyebarkan ke
pasar-pasar sehingga menaikkan hasil komoditi di desa kami.
Bagaimana system kerja sama dengan pedagang pengumpul ?
: system kerja sama yang saya lakukan dengan pedagang pengumpul yaitu
untuk sama -sama menguntungkan kami, yaitu sama saja dengan para
pedagang yang membeli hasil pertanian kami untuk mereka jual kembali di
tempat lain atau pasar lain.
4. ASPEK PEMASARAN
1. Apakah ada penyuluh intensif dalam memberikan penyuluhan? (Ya/tidak)
Alasannya : Ya, jika dikatakan penyuluhan insentif tim penyuluh benar -
benar menjaga hasil komoditi pertanian kami agar tetap terjaga
kualitasnya.
ASPEK KEBIJAKAN :