Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN

PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI


KEGIATAN PENYULUHAN DAN PENDAMPINGAN PETANI DAN
PELAKU AGRIBISNIS
DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG
TAHUN ANGGARAN 2015

DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG


Jl. Kompak No. 2 - 3 Semarang
Telp. (024) 6705001. Fax. (024) 672033
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala nikmat, rahmat, dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pembinaan Kelembagaan
Petani dari Kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis
Dinas Pertanian Kota Semarang Tahun 2015.
Laporan ini kami susun sebagai bentuk pertanggungjawaban kami dalam
melaksanakan Subkegiatan Pembinaan Kelembagaan Petani, Kegiatan Penyuluhan
dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis, Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani Tahun Anggaran 2015, dengan sumber dana APBD Kota
Semarang.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas kerja sama
dan bantuannya, sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan dan menyusun laporan
ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa
mendatang dan semoga laporan ini bisa memberikan manfaat. Amin.

Mengetahui, Semarang, 30 Oktober 2015


Kepala Dinas Pertanian Kepala Bidang Penyuluhan
Kota Semarang dan Pengembangan Sumber Daya
selaku Ketua Tim,

Ir. W.P. RUSDIANA, MP. ARI PATRIA WIJANARKO, SH.MM.


Pembina Utama Muda Pembina
NIP. 19641221 199001 2 001 NIP. 19650327 199310 1 001

i
DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR FOTO ........................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................ 1
B. DASAR PELAKSANAAN ................................................................. 2
C. TUJUAN.............................................................................................. 3
D. SASARAN ......................................................................................... 3
E. WAKTU PELAKSANAAN ............................................................... 3
F. PELAKSANA .................................................................................... 4
G. PEMBIAYAAN ................................................................................. 4
BAB II. HASIL KEGIATAN ................................................................................ 5
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 54
BAB IV TINDAK LANJUT .................................................................................. 58
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 59
LAMPIRAN ............................................................................................................. 60

ii
DAFTAR FOTO

halaman

Foto 1. Pembinaan Kelompok Tani Pangudi Mulyo, Kelurahan Nongkosawit,


Kecamatan Gunungpati .............................................................................. 60
Foto 2. Pembinaan Perkumpulan Kelompok Tani Kuncen Farm
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen ..................................................... 60
Foto 3. Pembinaan Kelompok Tani Rukun Makmur, Kelurahan Cepoko,
Kecamatan Gunungpati .............................................................................. 61
Foto 4. Pembinaan Kelompok Tani Rukun Makmur, Kelurahan Cepoko,
Kecamatan Gunungpati .............................................................................. 61
Foto 5. Pembinaan Gapoktan dalam rangka Menuju Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) yang Mandiri ....................................................................... 62
Foto 6. Pembinaan dalam rangka Pengurusan Status Badan Hukum ..................... 62
Foto 7. Pembinaan dan Sosialisasi Badan Hukum ................................................ 63
Foto 8. Pembinaan dan Sosialisasi Badan Hukum ................................................. 63
Foto 9. Pembinaan dalam rangka Mengikuti Rembug Paripurna KTNA
Nasional dan Mempersiapkan Kunjung Lapang KTNA
ke Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar ................................. 64
Foto 10. Pembinaan dalam rangka Mengikuti Rembug Paripurna KTNA
Ke Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar ............................... 64
Foto 11. Pembinaan dalam rangka Reorganisasi Asosiasi Gapoktan
Mitra Sejati ................................................................................................. 65
Foto 12. Pembinaan Kelembagaan Asosiasi Multiflora ........................................... 65

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kelembagaan petani merupakan suatu lembaga yang ditumbuhkembangkan dari,
oleh, dan untuk petani, guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan petani.
Pembinaan kelembagaan petani yang dilaksanakan dalam kegiatan penyuluhan melalui
pendekatan kelompok dimaksudkan untuk mendorong terbentuknya kelembagaan petani
yang mampu membangun sinergi antarpetani dan antarkelompok tani. Pembinaan
kelembagaan petani dilaksanakan dengan maksud agar terjadi penumbuhan dan
perkembangan kelompok tani, melalui pemberdayaan petani untuk mengubah pola pikir
(mind set) petani, sehingga petani bersedia sungguh-sungguh meningkatkan usaha
taninya dan melaksanakan fungsinya.
Pembinaan kelembagaan petani merupakan landasan bagi penumbuhan
kelompok tani, dimana di dalam pembinaan tersebut terdapat upaya-upaya peningkatan
sumberdaya manusia petani, yang dimaksudkan untuk mewujudkan sumberdaya petani
yang berkualitas, mandiri, efisien, dan kompeten. Peningkatan sumberdaya manusia
petani ini bertujuan untuk mencapai 4 (empat) sukses pembangunan pertanian yaitu :
1. Pencapaian swasembada pangan yang berkelanjutan.
2. Peningkatan diversifikasi pangan.
3. Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan nilai ekspor produk pangan.
4. Peningkatan kesejahteraan petani.
Sehubungan dengan keempat sukses pembangunan pertanian tersebut, pembinaan
kelembagaan petani dilaksanakan untuk menumbukembangkan kelompok tani,
gapoktan, dan lembaga petani lainnya menjadi kelompok-kelompok yang kuat, efektif,
dan mandiri, guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani beserta
keluarganya. Pembinaan kelembagaan petani diarahkan pada penerapan usaha agribisnis
yang efektif dan efisien, peningkatan peran kelompok tani, dan peningkatan peran
anggota masyarakat, melalui upaya-upaya menumbuhkembangkan kerja sama
antarpetani dan kerja sama petani dengan pihak-pihak terkait, di dalam usaha taninya.
Pelaksanaan pembinaan kelembagaan petani didasarkan pada 3 (tiga) hal pokok
yaitu kepemimpinan, kewirausahaan, dan manajerial. Ketiga hal ini menjembatani
upaya-upaya penggalian potensi petani dan potensi usaha tani sekaligus mengupayakan
cara-cara penyelesaian masalah-masalah usaha tani di antara para anggota kelompok
tani secara efektif, sehingga akses anggota kelompook ke arah luar, baik informasi
pasar, teknologi, permodalan, dan pemanfaatan sumber-sumber daya alam lainnya
semakin meluas dan karakter petani yang tangguh dapat segera terwujud. Petani
diharapkan mampu menghadapi resiko usaha tani dan mampu memanfaatkan segenap
aspek ekonomi dan aspek kekuatan sendiri dalam mengantisipasi kemajuan usaha
pihak-pihak lain di luar sektor pertanian.

1
B. DASAR PELAKSANAAN
Adapun dasar pelaksanaan Kegiatan Identifikasi dan Penilaian
Kemampuan/Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2012 adalah :
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) juncto
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan
Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5018);
3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 Tahun 2013
tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani;
4. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12/2008 Tahun 2008 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang;
5. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Anggaran
pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2015 (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2014 Nomor 11);
6. Peraturan Walikota Semarang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian Kota Semarang;
7. Peraturan Walikota Semarang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2015 (Berita
Daerah Kota Semarang Tahun 2014 Nomor 40);
8. Keputusan Walikota Semarang Nomor 910/756/2014 Tahun 2014 tentang
Penunjukan Pengguna Anggaran (PA) pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota
Semarang Tahun Anggaran 2015;
9. Keputusan Walikota Semarang Nomor 910/802/2014 Tahun 2014 tentang
Penunjukan Kuasa pengguna Anggaran (KPA), Bendahara Penerimaan Pembantu,
dan Bendahara Pengeluaran Pembantu pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota
Semarang Tahun Anggaran 2015;
10. Keputusan Walikota Semarang Nomor 910/6/2015 Tahun 2015 tentang Pelimpahan
Kekuasaan kepada Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPKD) sebagai
Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) Tahun Anggaran 2015;
11. Keputusan Walikota Semarang Nomor 910/9/2015 Tahun 2015 Penunjukan Kepala
SKPD selaku Pengguna Anggaran sebagai Pejabat yang diberi Wewenang
Mengesahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2015;
12. Keputusan Walikota Semarang Nomor 910/11/2015 Tahun 2015 tentang
Penunjukan Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan di Lingkungan
Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2015;

2
13. Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Nomor 910/043 Tahun 2015
tentang Penetapan Personil Pengelola Keuangan Dinas Pertanian Kota Semarang
Tahun Anggaran 2015;
14. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani. Pusat Penyuluhan
Pertanian. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Kementerian
Pertanian. 2011;
15. Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Nomor 910/095 tentang
Pembentukan Tim Pembinaan Kelembagaan Petani Kegiatan Penyuluhan dan
Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis Tahun Anggaran 2015.

C. TUJUAN
Tujuan diselenggarakannya Pembinaan Kelembagaan Petani Kegiatan
Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis Dinas Pertanian Kota
Semarang Tahun 2015 adalah :
1. Untuk mendorong penumbuhan kelembagaan petani, baik petani maupun gabungan
kelompok tani (gapoktan), meskipun jumlah tenaga penyuluh pertanian dan
pembiayaan dalam pembinaan kelompokk tani dan gapoktan relatif terbatas.
2. Untuk memajukan pola pikir petani agar menerapkan agribisnis di dalam setiap
usaha tani, sehingga kelompok tani dan gapoktan benar-benar mampu menjalankan
fungsinya dan mampu meningkatkan kapasitas lembaganya, sehingga mampu
menjalin kerja sama dalam bentuk jejaring dan kemitraan.
3. Untuk memberikan kekuatan hukum yang lebih baik kepada kelompok tani dan
mendorong gapoktan untuk meningkatkan kapasitasnya menjadi kelembagaan
ekonomi petani, agar posisi tawar kelompok tani dan gapoktan semakin tinggi dan
pelaksanaan kemitraan usaha tani lebih optimal. Dengan meningkatkan posisi tawar
ini, diharapkan pendapatan dan kesejahteraan petani beserta keluarganya semakin
meningkat pula.

D. SASARAN
Sasaran diselenggarakannya Pembinaan Kelembagaan Petani Kegiatan
Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis Dinas Pertanian Kota
Semarang Tahun Anggaran 2015 adalah petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani
(gapoktan), dan lembaga-lembaga tani lainnya, seperti asosiasi, LMDH, LM3,
Kelompok KTNA, dan P3A Kota Semarang.

E. WAKTU PELAKSANAAN
Pembinaan Kelembagaan Petani Kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan Petani
dan Pelaku Agribisnis Tahun Anggaran 2015 dilaksanakan selama 1 (satu) tahun,
dimana pada setiap bulan dilaksanakan 3 (tiga) kali pertemuan. Di dalam 1 (satu) tahun
terdapat 36 (tiga puluh enam) kali pertemuan.

3
F. PELAKSANA
Pelaksana Pembinaan Kelembagaan Petani Kegiatan Penyuluhan dan
Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis Tahun Anggaran 2015 adalah Tim
Pembinaan Kelembagaan Petani, yang mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
1. Menyusun rencana pembinaan kelembagaan petani, mempersiapkan lokasi/tempat,
materi, peserta, dan waktu pembinaan.
2. Melaksanakan pembinaan kepada kelompok tani, gabungan kelompok tani
(gapoktan), dan lembaga-lembaga petani lainnya.
3. Melaporkan hasil pembinaan kepada Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang selaku
Pengguna Anggaran. Tim Pembinaan Kelembagaan Petani bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang.

G. PEMBIAYAAN
Pembiayaan Pembinaan Kelembagaan Petani Kegiatan Penyuluhan dan
Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis Tahun Anggaran 2015 dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2015 pada
Dinas Pertanian Kota Semarang.

4
BAB II
HASIL KEGIATAN

Pembinaan Kelembagaan Petani Kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan Petani


dan Pelaku Agribisnis Tahun Anggaran 2015 dilaksanakan 3 (tiga) kali setiap bulan,
yang diarahkan pada pembinaan :
1. Kelompok tani komoditas tanaman pangan.
2. Kelompok tani komoditas tanaman hortikultura.
3. Kelompok tani komoditas ternak.
4. Kelompok tani komoditas perkebunan.
5. Kelompok tani komoditas kehutanan.
6. Kelompok tani multi-komoditas.
7. Asosiasi-asosiasi yang meliputi :
a. Asosiasi Gapoktan “Mitra Sejati”.
b. Asosiasi Petani Anggrek “Multiflora”.
c. Asosiasi Petani Tanaman Obat “Ngudi Waras”.
d. Asosiasi Petani Jamur Kota Semarang (APJAKS).
e. Asosiasi Petani Tanaman Buah “Mutiara Makmur”.
f. Asosiasi Petani Konservasi (APVASI).
g. Asosiasi Pelaku Usaha Jamu Gendong dan Jamu Instan “Herbal Alam Sehat”.
h. Gapoktan-gapoktan.
i. Organisasi-organisai Kelembagaan Petani lainnya, seperti LM3, asosiasi,
Kelompok KTNA, dan P3A Kota Semarang.
Untuk Kegiatan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun Anggaran 2015, lebih
difokuskan pada Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai
(UPSUS Pajale) yang diarahkan pada pembinaan sebagai berikut :
Tabel 1. Daftar Lokasi Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015.
NAMA KELOMPOK TANGGAL LOKASI
No. TANI/LEMBAGA PELAKSANAAN PELAKSANAAN ACARA
PETANI/LAIN-LAIN
1. Kelompok Tani 13 Januari 2015 Dinas Pertanian Pembinaan
Padi Sawah kelompok tani padi sawah
Kec. Gunungpati,
Ngaliyan, & Gayamsari

5
Tabel 1. Daftar Lokasi Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015 (lanjutan).
NAMA KELOMPOK TANGGAL LOKASI
No. TANI/LEMBAGA PELAKSANAAN PELAKSANAAN ACARA
PETANI/LAIN-LAIN
2. Kelompok Tani 13 Januari 2015 Dinas Pertanian Pembinaan
Padi Sawah kelompok tani
Kec. Genuk, Pedurungan padi sawah
Smg Barat, Banyumanik,
Tugu, dan Tembalang
3. Kelompok Tani 14 Januari 2015 Dinas Pertanian Pembinaan
Padi Sawah Kecamatan kelompok tani
Mijen padi sawah
4. - Kodim 0733 BS 23 Januari 2015 Rumah Pintar Temu Wicara Petani
Semarang Petani dan Penandatanganan
- SKPD Provinsi RT 05/RW I MoU antara Pemerintah
- SKPD Kota Semarang Kel. Kandri Kota Semarang dengan
- Petani Kec. Gunungpati Kodim 0733 BS/
Semarang
5. Kelompok Tani 24 Januari 2015 Kel. Sambirejo Pembinaan
Mugi Mulyo Kec. Gayamsari kelompok tani ternak
6. Kelompok Tani Penerima 29 Januari 2015 Balai Pertemuan Pembinaan
Bantuan Sapi Gaduhan BPP Mijen dan Sosialisasi Sistem
• Tirto Jati Makmur Gaduhan Sapi TA. 2015
Kel. Kedungpane
• Sumber Rejeki
Kel. Purwosari
• Mbangun Karso
Kel. Purwosari
• Ayem Tenang
Kel. Kedungpane
• Sumber Rejeki
Kel. Cangkiran
• Enggal Makmur
Kel. Ngadirgo
7. Kelompok Tani 5 Februari 2015 Kel. Rowosari Pembinaan
Tampirejo Makmur Kec. Tembalang kelompok tani
8. Kelompok Tani 17 Februari 2015 Kel. Pedalangan Pembinaan
Sayuk Rukun Kec. Banyumanik kelompok tani
9. Kelompok LMDH 24 Februari 2015 Kel. Wates Pembinaan
Kec. Ngaliyan kelompok LMDH
10. Kelompok Tani 3 Maret 2015 Kel. Meteseh Pembinaan
Sumber Makmur II Kec. Tembalang kelompok tani
dan ubinan dalam
rangka UPSUS Pajale
11. Kelompok Tani 15 April 2015 Kel. Cepoko Pembinaan
Vanda Subur Kec. Gunungpati kelompok tani
12. Petani Anggrek 20 April 2015 Dinas Pertanian Pembinaan Petani
Pengusaha Flori Kota Semarang dan Pengusaha Flori

6
Tabel 1. Daftar Lokasi Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015 (lanjutan).
NAMA KELOMPOK TANGGAL LOKASI
No. TANI/LEMBAGA PELAKSANAAN PELAKSANAAN ACARA
PETANI/LAIN-LAIN
13. Gapoktan Penerima 5 Mei 2015 Dinas Pertanian Pembinaan gapoktan
PUAP Kota Semarang dalam rangka
menuju Lembaga
Keuangan Mikro yang
berbadan hukum
14. Kelompok tani, lurah, 8 Mei 2015 Dinas Pertanian Pembinaan dan
dan warga pemenang Kota Semarang penyerahan hadiah
lomba Lomba Lurah Peduli
Penghijauan,
Lomba Ternak
Penggemukan,
Lomba Kelompok Tani,
Lomba Durian Unggulan,
dan Lomba Makan Durian
Tercepat & Terbersih
15. Kelompok Tani 13 Mei 2015 Kel. Wates Pembinaan
Air Bening Kec. Ngaliyan kelompok tani
16. Gapoktan Tani Rejo 4 Juni 2015 Sekretariat Pembinaan gapoktan
Gapoktan dalam rangka
Tani Rejo mendukung UPSUS
Kel. Cepoko Pajale
Kec. Gunungpati
17. Kelompok Tani 6 Juni 2015 Kel. Purwosari Sosialisasi sistem
Sumber Rejeki Kec. Mijen tanam Haston,
pembuatan racun tikus
dari bahan singkong,
dan penyusunan RDK/
RDKK berbasis SIMPI
18. Kelompok Tani 8 Juni 2015 Kel. Banjardowo Pembinaan
Karya Usaha Kec. Genuk dalam rangka mendukung
UPSUS Pajale
19. Kelompok Tani 17 Juni 2015 Kel. Bubakan Pembinaan
Kuncen Farm Kec. Mijen kelompok tani
dan persiapan meng-
ikuti Lomba Ternak
Tingkat Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2015
20. Kelompok Tani 27 Juli 2015 Kel. Gunungpati Pembinaan
Gunungpati II kelompok tani
dan pengarahan pem-
buatan pupuk organik
cair atau Mikro Organis-
me Lokal (MOL)

7
Tabel 1. Daftar Lokasi Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015 (lanjutan).
NAMA KELOMPOK TANGGAL LOKASI
No. TANI/LEMBAGA PELAKSANAAN PELAKSANAAN ACARA
PETANI/LAIN-LAIN
21. Kelompok Tani 29 Juli 2015 Kel. Rowosari Pembinaan gapoktan
Suka Maju Kec. Tembalang dalam rangka
UPSUS Pajale
22. Asosiasi Petani 5 Agustus 2015 Dinas Pertanian Pembinaan
Tanaman Hias Kota Semarang Kelembagaan Asosiasi
“Multiflora” Multiflora
23. Asosiasi Gapoktan 26 Agustus 2015 Dinas Pertanian Pembinaan dalam
“Mitra Sejati” Kota Semarang rangka Reorganisasi
Asosiasi Gapoktan
Mitra Sejati
24. Kelompok-kelompok tani 27 Agustus 2015 Dinas Pertanian Pembinaan
se-Kota Semarang Kota Semarang dalam rangka
(khususnya yang telah pengurusan status
dan akan menerima badan hukum
bantuan hibah
APBD Kota Semarang,
APBP Prov. Jateng,
dan APBN)
25. Kelompok Tani 28 Agustus 2015 Kel. Bubakan Pembinaan
Kuncen Farm Kec. Mijen dalam rangka persiapan
Lomba Kelompok Tani
Ternak
Tingkat Nasional
26. Perkumpulan 29 Agustus 2015 Kel. Purwosari Pembinaan
Kelompok Tani Kec. Mijen dan sosialisasi
Mbangun Karso badan hukum

27. Kelompok Tani 13 September 2015 Kel. Purwosari Sosialisasi bantuan


Sumber Rejeki Kec. Mijen Pemerintah Daerah
dalam rangka
penanggulangan
kekeringan lahan
sawah
28. Perkumpulan 5 Oktober 2015 Dk. Jatikalangan Pembinaan dan
Kelompok Tani Kel. Cangkiran temu lapang
Sumber Rejeki Kec. Mijen Padi Varietas Inpari 31
29. Kelompok Tani 21 Oktober 2015 Kel. Bubakan Pembinaan kelompok
Kuncen Farm Kec. Mijen tani dan verifikasi
calon penerima bantuan
Disnakeswan Prov.
Jateng

8
Tabel 1. Daftar Lokasi Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015 (lanjutan).
NAMA KELOMPOK TANGGAL LOKASI
No. TANI/LEMBAGA PELAKSANAAN PELAKSANAAN ACARA
PETANI/LAIN-LAIN
30. KTNA Kota Semarang 28 Oktober 2015 Kel. Polaman Pembinaan
Kec. Mijen dalam rangka
persiapan mengikuti
Rembug Paripurna
KTNA Tingkat Nasional
dan Kunjung Lapang
KTNA ke Kab. Boyolali
dan Kab. Karanganyar
31. Kelompok Tani 20 Nopember 2015 Kel. Bulusan Pembinaan
Sederhana Kec. Tembalang kelompok tani
32. Kelompok-kelompok 23 Nopember 2015 BPP Mijen - Pembinaan
tani penerima bantuan Kel. Tambangan dan pelatihan budidaya
benih kedelai Kec. Mijen kedelai
dari Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian
(BPTP) Prov. Jateng
33. Kelompok tani 30 Nopember 2015 Dinas Pertanian Pembinaan dan
se-Kota Semarang Kota Semarang sosialisasi badan hukum
(tahap pertama)
34. Kelompok tani 30 Nopember 2015 Dinas Pertanian Pembinaan dan
se-Kota Semarang Kota Semarang sosialisasi badan hukum
(tahap kedua)
35. Perkumpulan 8 Desember 2015 Kel. Cepoko Permbinaan
Kelompok Tani Kec. Gunungpati kelompok tani
Rukun Makmur
36. Kelompok Tani 22 Desember 2015 Kel. Nongkosawit Pembinaan
Pangudi Mulyo Kec. Gunungpati kelompok tani

Secara kronologis, Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015 dapat dijelaskan


lebih terperinci sebagai berikut :
1. Pembinaan Kelompok Tani Padi Sawah Kecamatan Gunungpati, Ngaliyan, dan
Gayamsari
a. Hari : Selasa
b. Tanggal : 13 Januari 2015
c. Jam : 12.30 WIB
d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang
Jalan Kompak no. 2 – 3, Semarang
e. Hasil :
1) Sesuai pengarahan Bapak Presiden bahwa Indonesia harus dapat mencapai
swasembada pangan (padi, jagung, dan kedelai). Target tersebut harus bisa
dicapai maksimal pada tahun 2017. Menteri Pertanian optimis bahwa target
tersebut dapat dicapai dimulai tahun 2015 ini. Upaya ini harus didukung
oleh semua pihak. KASAD (Kepala Staf Angkatan Darat) beserta
jajarannya sanggup berperan aktif membantu, bahkan Menteri Pertanian
dan KASAD bersedia dicopot dari jabatannya, jika target ini tidak tercapai.

9
2) Target pencapaian produksi beras pada tahun 2015 ini adalah 11,1 juta Ton.
Untuk Kota Semarang, dipertanyakan keberaniannya untuk mencapai
berapa Ton beras. Dengan luasan sawah yang relatif sangat terbatas, yang
dapat dilaksanakan Kota Semarang adalah meningkatkan produktivitas
(tingkat produksi per Ha).
3) Fenomena yang terjadi pada akhir-akhir ini adalah banyaknya sawah yang
diurug untuk dijadikan pemukiman. Hal ini bertentangan dengan Peraturan
Daerah tentang Tata Ruang Wilayah Kota Semarang.
4) Petani rata-rata memulai penanaman pada akhir bulan Dersember 2014 dan
panen dilaksanakan pada awal bulan April 2015. Menurut rencana, pada
anggaran perubahan tahun 2015 terdapat bantuan benih dan pupuk untuk
penanaman pada bulan November dan Desember.
5) Untuk kelompok tani yang mengalami kerusakan jaringan irigasi, diminta
untuk segera membuat proposal dan melakukan inventarisasi kebutuhan
benih. Semua proposal yang berkaitan dengan UPSUS dalam rangka
swasembada pangan, agar segera dibuat. Bantuan yang telah diperoleh dari
proposal agar segera dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.
6) Target pencapaian swasembada pangan merupakan suatu tantangan.
Sebaiknya dilaksanakan inventarisasi permasalahan dari kelompok-
kelompok tani terlebih dahulu, kemudian dilakukan tindakan-tindakan
nyata. Sebagai contoh, upaya penanggulangan serangan tikus dengan
memanfaatkan Burung Hantu (Tito alba).
7) Pada hari Kamis tanggal 15 Januari 2015 akan diselenggarakan pertemuan
antara Dinas Pertanian Kota Semarang dengan pihak Dandim, PPL, dan
Babinsa di Kantor Kodim – Semarang.
2. Pembinaan Kelompok Tani Padi Sawah Kecamatan Genuk, Pedurungan, Semarang
Barat, Banyumanik, Tugu, dan Tembalang
a. Hari : Selasa
b. Tanggal : 13 Januari 2015
c. Jam : 08.00 WIB
d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang
Jalan Kompak no. 2 – 3, Semarang
e. Hasil :
1) Sesuai pengarahan Bapak Presiden bahwa Indonesia harus dapat mencapai
swasembada pangan (padi, jagung, dan kedelai). Target tersebut harus bisa
dicapai maksimal pada tahun 2017. Menteri Pertanian optimis bahwa target
tersebut dapat dicapai dimulai tahun 2015 ini. Upaya ini harus didukung
oleh semua pihak. KASAD (Kepala Staf Angkatan Darat) beserta
jajarannya sanggup berperan aktif membantu, bahkan Menteri Pertanian
dan KASAD bersedia dicopot dari jabatannya, jika target ini tidak tercapai.

10
2) Kelompok Tani Sumber Makmur I, yang diketuai Zaenuri, memerlukan
handtractor. Sebenarnya kelompok ini pernah memperoleh bantuan
handtractor ini, tetapi ditarik kembali oleh Dinas Pertanian.
3) Bpk. Kasri, ketua Kelompok Tani Rejo Makmur – Kelurahan
Mangunharjo, mengusulkan agar di setiap kecamatan terdapat 1 unit rice
mill. Bpk. Kasri juga membutuhkan bantuan handtractor roda 4 untuk
luasan 80 Ha. Kondisi lahan saat ini, seluas 30 – 40 Ha terkena air payau,
sehingga pintu air perlu ditutup. Panen dilakukan secara tebasan, tidak ada
pengubinan, dan petani mengalami kerugian. Jika terpaksa ditebaskan,
seharusnya diubin terlebih dahulu.
4) Semua proposal yang berkaitan dengan UPSUS dalam rangka swasembada
pangan agar segera dibuat/diselesaikan. Jika telah memperoleh bantuan,
agar segera dimanfaatkan sebaik mungkin, untuk meningkatkan
produktivitas. Bila tidak segera dimanfaatkan, bantuan akan ditarik
kembali.
5) Pada hari Kamis tanggal 15 Januari 2015 akan diselenggarakan pertemuan
antara Dinas Pertanian Kota Semarang, PPL, Dandim, dan Babinsa di
Kantor KODIM – Semarang.
3. Pembinaan Kelompok Tani Padi Sawah Kecamatan Mijen
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 14 Januari 2015
c. Jam : 08.00 WIB
d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang
Jalan Kompak no. 2 – 3, Semarang
e. Hasil :
1) Sesuai pengarahan Bapak Presiden bahwa Indonesia harus dapat mencapai
swasembada pangan (padi, jagung, dan kedelai). Target tersebut harus bisa
dicapai maksimal pada tahun 2017. Menteri Pertanian optimis bahwa target
tersebut dapat dicapai dimulai tahun 2015 ini. Upaya ini harus didukung
oleh semua pihak. KASAD (Kepala Staf Angkatan Darat) beserta
jajarannya sanggup berperan aktif membantu.
2) Untuk mendukung swasembada pangan, setiap kelompok agar membuat
RDKK, yang dibuat by name by address, sehingga setiap petani dapat
mengakses kebutuhannya lewat internet (online), melalui kerja sama
dengan BRI.
3) Pada hari Kamis tanggal 15 Januari 2015 akan diselenggarakan pertemuan
antara Dinas Pertanian dengan Dandim, PPL, dan Babinsa di Kantor
KODIM – Kota Semarang.

11
4. Temu Wicara Petani dan Penandatanganan MoU antara Pemerintah Kota Semarang
dengan KODIM 0733 BS/Semarang
a. Hari : Jumat
b. Tanggal : 23 Januari 2015
c. Jam : 09.00 WIB
d. Tempat : Rumah Pintar Petani
RT 05/RW I, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati
e. Hasil :
1) Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mensukseskan UPSUS (Upaya
Khusus) Padi dan Jagung, untuk mewujudkan swasembada pangan
nasional. Susunan acara meliputi :
a) Pembukaan.
b) Laporan Ketua Panitia dari Dinas Pertanian Kota Semarang.
c) Sambutan Dandim 0733 BS/Semarang, yang diwakili Kasdim.
d) Penandatanganan MoU antara Pemerintah Kota Semarang dengan
Kodim 0733 BS/Semarang dalam rangka UPSUS, guna mewujudkan
swasembada pangan nasional.
e) Penyerahan bantuan benih secara simbolis.
f) Sambutan Bapak Walikota, yang diwakili oleh Asisten II (Asisten
Administrasi Perekonomian, Pembangunan dan Kesra Sekda Kota
Semarang).
g) Doa.
h) Peragaan penanaman padi varietas unggul Inpari si Denok melalui
teknologi Jajar Legowo 2 x 1 dan peragaan pembuatan pupuk organik
oleh Babinsa Kecamatan Banyumanik.
2) Inti sambutan Bapak Walikota Semarang :
a) Walikota menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada
keluarga besar Kodim 0733 BS/Semarang dan semua pihak, atas
dukungan, kontribusi, dan kerja sama dalam mensukseskan Program
UPSUS Padi dan Jagung, untuk mewujudkan Semarang sebagai kota
yang turut menunjang swasembada pangan nasional.
b) MoU tentang UPSUS Padi dan Jagung merupakan perjanjian yang
memuat kumpulan program kerja sama pada tahun 2015 di sektor
pertanian, di antaranya :
• Rehabilitasi jaringan irigasi.
• Percepatan optimalisasi lahan.
• Bantuan benih, pupuk, dan alat serta mesin pertanian.
• Pendampingan penyuluhan.
c) Sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan bahan pangan yang
semakin pesat dan semakin bertambahnya jumlah penduduk, pencapaian
swasembada pangan di Kota Semarang menjadi suatu hal yang perlu

12
dicapai, meskipun peningkatan produksi pangan ini berbanding terbalik
dengan semakin sempitnya lahan produksi di Kota Semarang. Pada
kurun waktu 2012 – 2014 luas baku sawah berkurang sebesar 52,60 Ha.
Pada kurun waktu tersebut juga terjadi kerusakan jaringan irigasi tersier
dan serangan hama yaitu hama tikus, wereng, dan burung.
d) Komitmen Gubernur dari 10 provinsi di Indonesia menargetkan
tambahan produksi pangan nasional pada kurun waktu 2015 – 2016
sebesar 11,25 juta Ton, dimana Provinsi Jawa Tengah menargetkan
sebesar 1,50 juta Ton. Berbagai upaya telah dilakukan, misalnya
optimalisasi lahan di Kabupaten Semarang, Kendal, dan Magelang.
Kota Semarang turut andil dalam menambah target yang telah
diberikan, melalui optimalisasi dan intensifikasi lahan sawah yang
masih ada.
e) Melalui MoU ini, Bapak Walikota berharap agar terjadi pertumbuhan
sinergitas yang kuat disertai energi yang positif, untuk meningkatkan
produktivitas pangan yaitu padi dan jagung, guna mewujudkan
swasembada pangan nasional dalam waktu 3 (tiga) tahun. Hal ini sesuai
dengan arahan Bapak Presiden RI di Istana Bogor beberapa waktu yang
lalu. Bapak Walikota berharap agar semua pihak, termasuk petani,
rekan-rekan birokrasi dari Pemerintah Kota Semarang, Kodim, pihak
swasta, dan pelaku usaha di sektor pertanian bersama-sama bekerja
sama dalam mensukseskan program yang telah disepakati untuk
kepentingan masyarakat. Semoga melalui MoU ini, manfaat yang
sebesar-besarnya dapat diberikan kepada peningkatan kesejahteraan
petani Kota Semarang.
5. Pembinaan Kelompok Tani Ternak
a. Hari : Sabtu
b. Tanggal : 24 Januari 2015
c. Jam : 09.00 WIB
d. Tempat : Balai Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari
e. Hasil :
1) Pada pembinaan kelompok tani ini, materi yang diberikan meliputi :
a) Pengolahan Tanah
• Pengolahan tanah dilaksanakan secara optimal sebanyak 2 (dua) kali
bajak dan 1 (satu) kali garu.
• Dua minggu sebelum pengolahan tanah, diberikan bahan organik
berupa pupuk kandang sebesar 2 Ton/Ha atau kompos jerami sebesar
5 Ton/Ha.
b) Penggunaan Bibit/Benih
• Penggunaan bibit/benih sebanyak 25 kg/Ha.

13
• Benih bermutu baik, berlabel biru, dan tulisan biru. Varietas unggul
baru yaitu Ciherang, Mekongga, Rokan, Hipa 3, Bernas Super, dan
Intani, yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Memiliki kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi.
 Memiliki daya kecambah 80 %.
 Terbebas dari gulma, penyakit, dan hama.
 Dapat tumbuh serempak.
 Penggunaan varietas yang sama secara terus-menerus di suatu
lokasi agar dihindari agar terhindar dari hama dan penyakit.
• Benih direndam selama 24 jam dengan PGPR, kemudian ditiriskan
selama 48 jam (2 hari) :
 Dirambang dengan air biasa. Benih yang terapung dibuang
karena gabuk.
 Dirambang dengan air garam. Benih yang terapung dibuang
karena isinya tidak penuh.
• Menggunakan bibit yang umurnya kurang dari 21 hari agar bibit
tidak mengalami stress.
• Menambahkan pupuk kandang atau kompos dan abu pada pesemaian
agar terhindar dari hama dan penyakit.
• Bibit yang telah ditanam agar dipagari atau diselimuti plastik agar
terhindar dari serangan tikus.
• Menghindari penanaman bibit yang berumur tua agar terhindar dari
serangan keong mas.
• Bibit ditanam dalam jumlah 1 – 3 batang per lubang.
• Di daerah endemis keong mas, jumlah bibit yang ditanam ialah 2
– 3 batang per lubang.
• Jarak tanam 25 x 25 cm agar tidak terlalu rapat.
c) Pengairan
• Pengairan dilaksanakan secara efektif dan efisien, dimana air yang
diberikan secara berselang (intermitten), melalui pengaturan kondisi
sawah, yang harus kering dan tergenang secara bergantian.
d) Penyiangan dengan Menggunakan Landak
e) Pengendalian Hama dan Penyakit
• Penggerek Batang :
 Menyerang di pesemaian dan pada fase pematangan buah.
 Pada fase vegetatif disebut sundep, yaitu pada umur pesemaian
15 hari atau lebih.
 Pada fase generatif disebut beluk, dimana keluar anakannya.
 Penggerek batang harus diwaspadai pada saat musim tanam di
musim hujan.

14
 Penggunaan insektisida berbahan aktif Karbofuran, yaitu
Bensultab, Karbosulfan, Dimenhipo, Amitraz, dan Fipronil.
 Penggunaan insektisida sebesar 2 cc per Liter air.
 Varietas-vaietas yang tahan terhadap penggerek batang meliputi
PB 36, PB 32, IR 66, dan IR 77.
 Pelaksanaaan penanaman serempak dan penggiliran tanaman
untuk memutus siklus hidup hama.
 Penggunaan pestisida dihindari.
 Setelah pelaksanaan panen, dilakukan penjemuran dan
penghamparan jerami di terik matahari agar larva yang
tertinggal dapat mati.
 Setelah panen, dilaksanakan pengolahan tanah melalui cara
penggenangan air.
• Keong Mas :
 Waktu kritis pengendaliannya adalah 10 hari setelah waktu mm
tanam dan 21 hari setelah penyebaran benih.
 Hama ini senang pada genangan air.
 Pembuatan caren yang dalam, di sekeliling petakan sawah.
Sebelum dilakukan penanaman benih, keong-keong diambil dan
dimusnahkan.
 Pengeringan sawah dilakukan hingga 7 hari setelah waktu
tanam.
 Secara fisik, dilakukan pemasangan saringan berukuran 5 di
tempat air yang masuk ke pematang sawah.
 Secara mekanis, dilakukan pemungutan dan penghancuran
keong.
 Bila sudah bersifat membahayakan, dilakukan penanaman bibit
pada umur setelah 21 hari, pada jumlah 2 - 3 batang per lubang,
kemudian pembuatan caren yang dalam, yang terletak di
sekeliling petakan sawah.
 Penggunaan pestisida berbahan aktif yaitu Niclos amida dan
pestisida botani yaitu Lerak, Desis, dan Saponin, apabila perlu.
Komposisi pestisida 20 – 50 kg/Ha. Sebelum penanaman,
pestisida diberikan pada caren.
• Tikus :
 Pengendalian hama tikus dilakukan pada awal musim tanam,
sebelum masa reproduksi, melalui cara penggropyokan massal,
sanitasi habitat, dan pemasangan TBS (Trap Barrier System)
dengan umpan.

15
• Walangsangit :
 Walangsangit merusak bulir padi pada fase pemasakan. Keluar
dari malai sampai matang susu.
 Ambang ekonomi : 1 walangsangit per 2 (dua) rumpun.
 Pengendalian dilakukan melalui beberapa upaya :
 Pembersihan gulma.
 Pemupukan secara merata.
 Penangkapan dan pembunuhan walangsangit.
 Penangkapan melalui umpan ikan busuk, daging yang sudah
rusak, atau kotoran ayam.
 Penggunaan insektisida berbahan aktif yaitu BPMC, Fiproni,
Metolkrab, MIPC, dan Propoksur.
 Penyemprotan dilakukan pada pagi dan sore hari, masing-
masing sebanyak 1 (satu) kali.
6. Pembinaan dan Sosialisasi Sistem Gaduhan Sapi Tahun Anggaran 2015
a. Hari : Sabtu
b. Tanggal : 29 Januari 2015
c. Jam : 10.00 WIB
d. Tempat : Balai Pertemuan BPP Mijen
e. Hasil :
1) Pada pembinaan dan sosialisasi ini, yang diundang adalah pengurus dan
anggota dari 6 kelompok tani di Kecamatan Mijen, yaitu kelompok-
kelompok tani yang menerima bantuan sapi gaduhan dari APBD II.
2) Keenam kelompok tani tersebut adalah :
a) Kelompok Tani Tirto Jati Makmur, Kel. Kedungpane.
b) Kelompok Tani Sumber Rejeki, Kel. Purwosari.
c) Kelompok Tani Mbangun Karso, Kel. Purwosari.
d) Kelompok Tani Ayem Tenang, Kel. Tambangan.
e) Kelompok Tani Sumber Rejeki, Kel. Cangkiran.
f) Kelompok Tani Enggal Makmur, Kel. Ngadirgo.
3) Total pengurus dan anggota yang hadir adalah 36 orang. Pengurus yang
diundang yaitu ketua kelompok tani, sedangkan anggota yang diundang
yaitu penggaduh sapi.
4) Materi yang disampaikan adalah Sosialisasi Sistem Gaduhan Pemerintah.
Sistem ini berbeda dengan Sistem Gaduhan Peternak. Sistem Gaduhan
Pemerintah menitiberatkan pada penambahan bobot badan ternak dan harga
jual sapi hidup. Semakin tinggi berat badan sapi, harga jual sapi hidup pun
semakin tinggi dan semakin besar pula pendapatan peternak.
5) Setelah pembinaan dan sosialisasi selesai dilaksanakan, kepada peternak
ditanyakan tentang kesanggupan dan persetujuannya, apakah peternak tetap

16
melanjutkan budidaya sapi gaduhan pemerintah atau tidak. Dropping sapi
gaduhan akan dilaksanakan pada awal bulan Maret 2015.
6) Pembinaan dan sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
calon penggaduh memahami sistem gaduhan, sehingga tidak timbul
permasalahan di masa mendatang.
7. Pembinaan Kelompok Tani
a. Hari : Kamis
b. Tanggal : 5 Februari 2015
c. Jam : 14.00 WIB
d. Tempat : Rumah Bpk. Masrokan, Ketua Kelompok Tani Tampirejo,
Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang
e. Hasil :
1) Materi yang diberikan pada pembinaan ini ialah :
a) UPSUS (Upaya Khusus) Peningkatan Produksi Padi dan Jagung
• Target produktivitas padi untuk Kota Semarang ialah 50 Kw/Ha atau
5 Ton/Ha, sedangkan untuk target produktivitas jagung ialah 42
Kw/Ha atau 4,2 Ton/Ha.
• Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, ialah salah satu
wilayah yang potensi lahan untuk tanaman padi dan jagung masih
cukup luas dan diharapkan dapat mencapai target produktivitas yang
telah ditetapkan.
• Cara untuk mencapai target tersebut ialah menerapkan teknologi
usaha tani padi dan jagung secara intensif.
b) Penerapan Teknologi PTT Padi dan Jagung
• Komponen Teknologi Dasar, meliputi :
 Penggunaan varietas unggul yang baru.
 Penggunaan benih bermutu dan berlabel.
 Pengembalian bahan organik jerami ke lahan, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
 Pengaturan populasi tanaman melalui Sistem Jajar Legowo.
 Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman.
 Pengendalian OPT berdasarkan PHT.
• Komponen Teknologi Pilihan, meliputi :
 Pengolahan tanah sempurna atau pengolahan tanah minimal.
 Penanaman bibit yang lebih mudah pada umur 21 hari, untuk
tanaman padi.
 Penanaman bibit dalam jumlah 1 – 2 batang per rumpun untuk
padi.
 Pengaturan air secara berselang.
 Penyiangan dengan landak/garu.

17
 Panen dilakukan tepat waktu dan perontokan gabah sesegera
mungkin, menggunakan Pedal Trasher.
2) Permasalahan yang dihadapai petani meliputi :
a) Sebagian besar petani menggunakan benih unggul dan berlabel karena
harga benih padi dan jagung mahal.
b) Penggunaan pupuk tidak lengkap karena harga pupuk mahal.
3) Hasil yang diperoleh dari pertemuan pembinaan :
a) Petani siap mendukung UPSUS untuk meningkatkan produktivitas padi
dan jagung dalam rangka swasembada pangan.
b) Petani siap menanam jagung komposit atau jagung hibrida.
8. Pembinaan Kelompok Tani
a. Hari : Selasa
b. Tanggal : 17 Februari 2015
c. Jam : 10.00 WIB
d. Tempat : Rumah Bpk. Wiji Tukul, Ketua Kelompok Tani Sayuk Rukun,
Kelurahan Pedalangan, Kecamatan Banyumanik
e. Hasil :
1) Materi yang diberikan pada pembinaan ini ialah persiapan pembuatan
demplot padi yang akan dilaksanakan pada bulan Maret 2015.
2) Persiapan pembuatan demplot padi dilaksanakan melalui tahapan-tahapan
berikut ini :
a) Perencanaan
• Persiapan lahan yang akan dibuat demplot bersama kelompok tani.
• Pemilihan lahan yang akan digunakan.
• Persiapan pembuatan pupuk organik cair atau MOL (Mikro
Organisme Lokal).
• Pembuatan PGPR (Plant, Growth, Promoting, Rhizo Bacteria).
b) Pembuatan MOL
• Bahan-bahan yang diperlukan meliputi urin sapi (1 Liter), air leri (1
Liter), buah Mojo (1 biji), daun Gliricidea (2 ikat), tetes tebu (1
Liter), bonggol pisang (100 cm), rebung (2 buah), dan tepes kelapa
(2 batang).
• Tahap-tahap pembuatan MOL :
 Urin sapi, air leri, daging buah Mojo, daun Gliricidea, bonggol
pisang, dan rebung dipersiapkan terlebih dahulu. Daging buah
Mojo, daun Gliricidea, bonggol pisang, dan rebung dicacah
halus.
 Semua bahan tersebut dimasukkan ke dalam tong plastik/ember
plastik, kemudian diaduk secara merata dan di bagian atas
tutupnya dilubangi menggunakan paku, lalu disimpan di tempat
yang teduh.

18
 Setelah 4 hari penyimpanan, tutup dibuka, kemudian diaduk dan
diulangi terus hingga 14 hari. Bahan siap untuk dipakai.
 Jika baunya seperti tape/ada aroma alkohol, berarti MOL sudah
jadi.
9. Pembinaan Kelompok LMDH
a. Hari : Selasa
b. Tanggal : 24 Februari 2015
c. Jam : 09.00 WIB
d. Tempat : Sekretariat LMDH Srendeng Indah, RT 01/RW III, Kelurahan
Wates, Kecamatan Ngaliyan
e. Hasil :
1) Kelompok Tani Srendeng Indah ialah kelompok tani yang berasal dari
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), yang terbentuk pada tahun
2013, dengan susunan pengurus sebagai berikut :
a) Ketua I : H. Sarbini
b) Ketua II : Sujar
c) Sekretaris I : Sonhaji
d) Sekretaris II : Mujiono
e) Bendahara : H. Nasrun
f) Seksi-seksi :
• Seksi Humas.
• Seksi Keamanan.
• Seksi Reboisasi dan Penanaman.
• Seksi Pemasaran.
Jumlah anggota 30 orang. Kelembagaan LMDH Srendang Indah sudah
terbentuk sejak tahun 2006.
2) Pertemuan rutin dilaksanakan sekali dalam 1 – 2 bulan. Surat Keputusan
Lurah tentang Penetapan Kelompok Tani segera dibuat.
3) Komoditas yang diusahakan meliputi tanaman jati, tanaman keras lainnya,
dan tanaman obat (biofarmaka), yang ditanam di bawah tegakan. Pada
tahun 2014 Kelompok Tani Srendeng Indah mendapat bantuan tanaman
biofarmaka yaitu :
a) Temulawak : 6 Ha
b) Jahe merah : 3 Ha
c) Pupuk kandang : 40 Ton
Pertumbuhan tanaman obat cukup bagus. Anggota kelompok harus
mengelola tanaman biofarmaka dengan baik agar panen bisa maksimal.
4) Hutan lindung yang dikelola Kelompok Tani Srendeng Indah seluas 10
Ha. Rencana untuk objek wisata, dimana di lokasi hutan lindung terdapat
sendang.

19
5) Pada tanggal 16 Maret 2015 akan ada kunjungan Dinas PSDA Provinsi
Jawa Tengah untuk pembuatan embung (sumber dana APBN).
10. Pembinaan Kelompok Tani dan Ubinan dalam rangka UPSUS Pajale
a. Hari : Selasa
b. Tanggal : 3 Maret 2015
c. Jam : 10.00 WIB
d. Tempat : Tempat Pertemuan Kelompok Tani Sumber Makmur II,
Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang
e. Hasil :
1) Pada pelaksanaan ubinan oleh Dinas Pertanian Kota Semarang di lahan
sawah Bpk. Suwarno, sampel lahan tanaman padi ukuran 2,5 x 2, 5 m,
diperoleh data jumlah rumpun per luas petak 6,25 m2 dan jumlah rumpun
210.
2) Setelah dilakukan perontokan gabah dari petal sampel, oleh Bpk. Safii
(Ketua Kelompok Tani Sumber Makmur II), dilakukan penimbangan oleh
Tim Ubinan, disaksikan Kepala Dinas Pertanian, Kepala BPS Kota
Semarang, Babinsa Kelurahan Meteseh, dan Asisten Teritorial Kodim
0733/BS Semarang, diperoleh hasil timbangan 4,82 Kg GKP (Gabah
Kering Panen).
3) Dari hasil 4,82 kg GKP tersebut, dilakukan konversi ke dalam satuan
Ton/Ha, melalui perhitungan sebagai berikut :
a) Luas 1 petak = 2,5 x 2,5 m = 6,25 m2.
b) Luas lahan keseluruhan 1 Ha atau 10.000 m2.
c) Jumlah petak = Luas lahan keseluruhan : Luas 1 petak
Jumlah petak = 10.000 : 6,25 = 1.600
d) Berat GKP 1 petak = 4,82 kg.
e) Berat total GKP
= Jumlah petak x Berat GKP 1 petak
= 1.600 x 4,82
= 7.712 kg
4) Selanjutnya, 7.712 kg GKP dikonversikan menjadi Gabah Kering Giling
(GKG), dengan asumsi terjadi penyusutan pada saat pengeringan gabah
sebesar 17 %, dengan perhitungan sebagai berikut :
a) Berat Penyusutan = prosentase penyusutan x GKP
Berat Penyusutan = 17 % x 7.712 = 1.311,04 kg
b) GKG = GKP – Berat Penyusutan
GKG = 7.712 – 1.311,04 = 6.400,96 kg
5) Sebelum dilaksanakan pengambilan sampel ubinan padi varietas Situ
Bagendit, di lahan sawah Bpk. Suwarno, PPL Dinas Pertanian menemukan
beberapa titik spot di lahan yang terindikasi penyakit Kresek atau Hawar
Daun, akibat serangan Bakteri Xanthomonas oryzae. Bakteri ini muncul

20
karena kelembaban yang tinggi pada puncak musim hujan, penanaman padi
yang rapat, pemupukan nitrogen yang melebihi dosis, atau suhu optimum
30o C. Pengendalian bakteri ini dilakukan melalui cara-cara :
a) Penerapan pola tanam padi Sistem Jajar Legowo (2:1, 3:1, 4:1, atau
5:1). Pola tanam ini membuat intensitas sinar matahari yang masuk
lebih merata ke dalam tanaman, sehingga suhu meningkat dan
menurunkan kelembaban. Pada tingkat kelembaban rendah, proses
perkembangan penyakit Kresek dapat dicegah.
b) Penerapan pupuk berimbang, melalui upaya pengurangan unsur
Nitrogen/Urea dan menambah pupuk ber-unsur P yaitu SP 36 dan pupuk
ber-unsur Kalium yaitu KCl.
c) Pengujian tanah sawah melalui penggunaan PUTS (Perangkat Uji Tanah
Sawah), untuk mengetahui kandungan unsur hara di lahan sawah.
d) Pengendalian pemberian pupuk Nitrogen yaitu Urea, melalui penerapan
Bagan Warna Daun (BWD).
e) Pengendalian melalui pemanfaatan agen hayati organik yaitu Corryne
Bacterium, yang disemprotkan pada umur 7 HST, 15 HST, dan 35 HST,
pada pagi hari (pukul 05.00 – 06.00 WIB atau pada sore hari (pukul
16.00 – 17.30 WIB).
11. Pembinaan Kelompok Tani
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 15 April 2015
c. Jam : 10.00 WIB
d. Tempat : Rumah Bpk. Daiman, Ketua Kelompok Tani Vanda Subur,
Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati
e. Hasil :
1) Pada pembinaan ini dibahas kegiatan pembuatan embung dan jalan usaha
tani. Pada tahun 2015 Kelompok Tani Vanda Subur mendapatkan alokasi
DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk pembuatan embung dan jalan usaha
tani.
2) Dari kegiatan embung, diharapkan petani sawah tadah hujan dapat
menanam padi minimal 2 – 3 kali setahun.
3) Bila embung dibangun, anggota kelompok diharapkan dapat bergotong-
royong membuat saluran dari embung ke sawah terbawah.
4) Sedangkan untuk jalan usaha tani, diharapkan pengangkutan saprodi dan
hasil produksi pertanian akan lancar.
5) Anggota kelompok tani yang lahannya terlintasi jalan usaha tani,
diharapkan partisipasinya dalam pembuatan Jalan Usaha Tani (JUT).

21
12. Pembinaan Petani dan Pengusahan Flori
a. Hari : Senin
b. Tanggal : 20 April 2015
c. Jam : 09.00 WIB
d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang
e. Hasil :
1) Petani flori diharapkan tetap eksis kelembagaannya dan pertemuan
diharapkan rutin dan kontinyu.
2) Pemerintah telah menyediakan tempat untuk display dan tempat untuk
pemasarannya, yaitu Outlet Bunga di Jalan Pandanaran II (samping utara
dari SMA Negeri 1 Semarang). Outlet Bunga memuat berbagai corak dan
jenis bunga yang indah. Outlet ini merupakan bantuan dari Kementerian
Pertanian, yang dibangun dengan tujuan mempromosikan berbagai jenis
bunga dari segenap kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah.
3) Petani tanaman hias Kota Semarang, khususnya tanaman hias yang
menghasilkan bunga, dapat memanfaatkan Outlet Bunga ini, demikian pula
pengusaha flori dapat menjalin kontak yang efektif dengan Outlet ini.
4) Outlet Bunga akan segera dibuka secara resmi (di-launching).
13. Pembinaan Gapoktan dalam rangka Menuju Lembaga Keuangan Mikro yang
Berbadan Hukum
a. Hari : Selasa
b. Tanggal : 5 Mei 2015
c. Jam : 09.00 WIB
d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang
e. Narasumber : Dra. Herwinarni E.M, M.Si. (BPTP Provinsi Jawa Tengah)
Indah Tri Wilujeng, SH. (Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Semarang)
f. Hasil :
1) Di Kota Semarang terdapat 48 gapoktan yang menjalankan Program PUAP
dari Kementerian Pertanian kurun waktu 2008 – 2013. Gapoktan-gapoktan
ini mengalokasikan dana PUAP di subsektor tanaman pangan, peternakan,
hortikultura, florikultura, dan pemasaran hasil pertanian.
2) Pengurus gapoktan berkewajiban mengembangkan dana PUAP, melalui
metode simpan pinjam yang mengacu pada sistem koperasi, dibantu oleh 2
(dua) PMT dan Penyuluh Pendamping di kelurahan setempat.
3) Permasalahan yang sering terjadi adalah kemacetan angsuran di anggota,
koordinasi yang kurang baik antara pengurus dengan anggota, dan
transparansi atau komunikasi antarpihak terkait yang juga kurang baik.
4) Total anggaran Kementerian Pertanian yang dialokasikan untuk Program
BLM-PUAP sebesar 4,8 Milyar, hingga bulan April 2015 telah
berkembang menjadi 6,5 Milyar.

22
5) Dinas Pertanian selaku pengampu kegiatan PUAP di Kota Semarang
memandang perlu untuk memberi arahan dan himbauan kepada gapoktan-
gapoktan pelaksana simpan pinjam PUAP untuk membentuk badan hukum,
sebagai wadah kegiatan simpan pinjam, dalam bentuk Koperasi Serba
Usaha Gapoktan.
6) Arahan dari BPTP meliputi :
a) Di dalam 1 (satu) kelurahan hanya ada 1 gapoktan. Di dalam gapoktan
harus ada kelompok tani (poktan), dimana setiap poktan memiliki
jumlah anggota minimal 20 orang. Karena poktan terbentuk terlebih
dahulu, poktan lebih kuat daripada gapoktan.
b) Dana PUAP harus dikelola oleh gapoktan, bukan poktan. Pada
prinsipnya, slogan PUAP sama dengan pegadaian yaitu Menyelesaikan
Masalah tanpa Masalah.
c) Pertemuan rutin pengurus minimal 2 (dua) bulan sekali dan pertemuan
rutin anggota minimal 1 (satu) kali dalam setahun atau pada waktu
Rapat Anggota Tahunan (RAT).
d) Dana PUAP adalah untuk usaha pertanian, bukan untuk hal-hal lainnya,
misalnya jual beli voucher, jual bensin, dan lain-lain.
e) Persyaratan LKM A Gapoktan PUAP, 1 – 5. Jika hanya 1 – 4 maka
merupakan Unit Simpan Pinjam.
f) Dari 48 gapoktan, yang sudah ada LKM A (Unit Simpan Pinjam)-nya
ada 34 gapoktan. Masih ada 14 gapoktan yang masih dikelola, tanpa
adanya LKM A.
7) Arahan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang meliputi :
a) Untuk membentuk koperasi, minimal terdapat 20 orang anggota.
Kesepakatan pembentukan koperasi :
• Nama koperasi, misalnya Koperasi Serba Usaha atau Koperasi
Simpan Pinjam.
• Tempat/lokasi koperasi boleh di rumah, tetapi harus di ruang
tersendiri, dan tidak boleh terbuka.
• Modal awal minimal Rp 12 juta.
• Pembentukan koperasi dilakukan di depan notaris, dengan biaya
tertentu.
• Ada bantuan penambahan modal usaha, bukan biaya untuk notaris.
b) Dalam pendirian koperasi :
• Wajib ada penyuluhan.
• Pemberkasan :
 KTP tidak kadaluarsa.
 Pada waktu pengajuan, jumlah anggota minimal diusahakan
tidak 20 orang, namun 22 – 25 orang, untuk mengantisipasi
waktu penentuan habis masa berlakunya KTP.

23
 Memiliki modal usaha.
 Adanya inventaris.
 Adanya izin domisili.
 Pendaftaran untuk menjadi badan hukum, selanjutnya konsultasi
ke BPTP Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Semarang.
c) Kewajiban koperasi yang telah berbadan hukum yaitu :
• Menyusun laporan triwulan.
• Melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebanyak 1 (satu) kali
setahun.
14. Penyerahan hadiah Lomba Lurah Peduli Lingkungan, Lomba Ternak Penggemukan,
Lomba Kelompok Tani, Lomba Durian Terbesar, dan Lomba Makan Durian
a. Hari : Jumat
b. Tanggal : 8 Mei 2015
c. Jam : 08.00 WIB
d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang
g. Hasil :
1) Dalam rangka Hari Jadi Kota Semarang ke-468, Dinas Pertanian Kota
Semarang menyelenggarakan lomba-lomba sebagai berikut :
a) Lomba Luran Peduli Penghijauan.
b) Lomba Ternak Penggemukan :
• Lomba Ternak Penggemukan Sapi PO.
• Lomba Ternak Penggemukan Sapi Silangan.
c) Lomba Kelompok Tani :
• Lomba Kelompok Tani Pengguna Pupuk Organik.
• Lomba Kelompok Tani Ternak (Kambing).
d) Lomba Durian Unggulan.
e) Lomba Makan Durian Tercepat dan Terbersih.
2) Lomba dilaksanakan secara langsung di lokasi kelurahan atau kelompok
atau komoditas terkait, sedangkan Lomba Durian Unggulan dan Lomba
Makan Durian dilaksanakan pada Festival Durian Kota Semarang Tahun
2015 di Lapangan Jatisari, Kecamatan Mijen.
3) Hasil pemenang lomba :
a) Lomba Luran Peduli Lingkungan.
• Juara I : Yudhik Relawani, SH. (Lurah Cepoko).
• Juara II : Ras’ali, SH.M.Hum. (Lurah Karangtempel).
• Juara III : Siswantoro, SH.MM. (Lurah Palebon).
• Juara Harapan I : Samanah (Lurah Tinjomoyo).
• Juara Harapan II : Achmad Suparno (Lurah Krobokan).
• Juara Harapan III : Abdul Malik, SH. (Lurah Mangkang Kulon).

24
b) Lomba Ternak Penggemukan Sapi PO
• Juara I :
M. Ali Sofyan (RT 07/RW I, Dukuh Deliksari, Kel. Sukorejo, Kec.
Gunungpati).
• Juara II :
Nahrowi (RT 01/RW III, Kel. Jatibarang, Kec. Mijen).
• Juara III :
Supriyanto (RT 02/RW VII, Dukuh Siroto, Kel. Pudakpayung, Kec.
Banyumanik).
• Juara Harapan I :
Supriyanto (RT 02/RW III, Kel. Jatibarang, Kec. Mijen).
• Juara Harapan II :
Sutari (RT 04/RW II, Kel. Ngijo, Kec. Gunungpati).
• Juara Harapan III :
Subiyo (RT 02/RW I, Kel. Sampangan, Kec. Gajahmungkur).
c) Lomba Ternak Penggemukan Sapi Silangan
• Juara I :
A. Mujazid (RT 04/RW II, Dukuh Dadapan, Kel. Sendangmulyo,
Kec. Tembalang).
• Juara II :
Sodikun (RT 01/RW II, Kel. Cangkiran, Kec. Mijen).
• Juara III :
Jumari (Dukuh Sumurjurang, Kel. Sumurrejo, Kec. Gunungpati).
• Juara Harapan I :
Suyadi (Dukuh Sumurjurang, Kel. Sumurrejo, Kec. Gunungpati).
• Juara Harapan II :
Suyadi (Dukuh Sumurjurang, Kel. Sumurrejo, Kec. Gunungpati).
• Juara Harapan III :
A.Mujazid (RT 04/RW II, Kel. Sendangmulyo, Kec. Tembalang).
d) Lomba Kelompok Tani Pengguna Pupuk Organik
• Juara I :
Kelompok Tani Muteran Maju Makmur, Kel. Pudakpayung, Kec.
Banyumanik.
• Juara II :
Kelompok Tani Sumber Rejeki, Kel. Purwosari, Kec. Mijen.
• Juara III :
Kelompok Wanita Tani (KWT) Al Hidayah, Kel. Podorejo, Kec.
Ngaliyan.
e) Lomba Kelompok Tani Ternak (Kambing)
• Juara I :
Kelompok Tani Kuncen Farm, Kel. Bubakan, Kec. Mijen.

25
• Juara II :
Kelompok Tani Tani Makmur, Kel. Pudakpayung, Kec.
Banyumanik.
• Juara III :
Kelompok Tani Mekarsari II, Kel. Mangunsari, Kec. Gunungpati.
f) Lomba Durian Terbesar
• Juara I :
Kholil (RT 02/RW III, Kel. Karangmalang, Kec. Mijen).
• Juara II :
Muchrom (RT 06/RW I, Kel. Wonoplumbon, Kec. Mijen).
• Juara III :
Librayanti (RT 03/RW I, Kel. Jatisari, Kec. Mijen).
g) Lomba Makan Durian
• Juara I :
Wahyu Arief N. (Jalan Merbau II/106, Perumahan Banyumanik).
• Juara II :
Rochmat Hidayat (Jalan Abimanyu V/27, Semarang Tengah).
• Juara III :
Slamet Supriyanto (Jalan Tanggungrejo I/22, Gayamsari).
4) Pengarahan dari Kepala Dinas Pertanian :
a) Pemenang lomba diharapkan untuk dapat menjadi pelopor dan
penggerak masyarakat dalam mendukung program-program di sektor
pertanian dan secara khusus mensukseskan program swasembada
pangan.
b) Perlu memahami manfaat dari penyelenggaraan lomba, di antaranya
ialah untuk mempererat persatuan anggota kelompok dan membuka
peluang kelompok untuk diversifikasi usaha tani.
15. Pembinaan Kelompok Tani
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 13 Mei 2015
c. Jam : 10.00 WIB
d. Tempat : Rumah Bpk. Marsudi, Ketua Kelompok Tani Air Bening,
Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan
h. Hasil :
1) Kelompok Tani Air Bening, Kel. Wates, Kec. Ngaliyan, dibentuk pada
tahun 2011 dan ditetapkan melalui Keputusan Lurah Wates nomor
411.61/15/VI/2011 Tanggal 4 Juli 2011.
2) Susunan pengurus Kelompok Tani Air Bening adalah :
a) Ketua : Marsudi
b) Sekretaris : Siyamto
c) Bendahara : Romli Mubarok

26
d) Anggota :
• Bejo Kismanto. • Bejo Kismanto.
• Ibnu Sutowo. • Maradona.
• Rokhani. • Yaderi.
• Supriyono. • Kamin.
• Sugiharto. • Abdullah.
• Sukamto. • Tarmuji.
• Paiyem. • Repin.
• Muhammad Jaelani. • Parmat.
• Sugito.
Saat ini yang aktif tinggal 6 (enam) orang yaitu Marsudi, Bejo
Kismanto, Yamto, Rokhani, dan Ibnu Sutowo.
3) Pada tahun 2011 Kelompok Tani Air Bening memperoleh bantuan 1 paket
pengembangan sapi perah dari APBN dan sapi potong dari Gubernur Jawa
Tengah (melalui APBD Provinsi Jawa Tengah).
4) Populasi sapi perah di kelompok sekarang ialah 31 ekor, dengan produksi
air susu sebagai berikut :
a) Pagi : ± 60 – 65 Liter per hari.
b) Sore : ± 40 – 45 Liter per hari.
Rata-rata produksi air susu per hari 100 Liter, dengan harga per Liter
sebesar Rp 6.000,-.
5) Pada awalnya terdapat 4 ekor sapi potong bantuan hibah dari Gubernur
Jawa Tengah. Kemudian, hilang 1 ekor. Dari sisa jumlah 3 ekor tersebut,
sekarang terdapat 5 ekor. Sapi dipelihara oleh Mukarom dan Mutimin.
6) Permasalahan di Kelompok Tani Air Bening saat ini adalah mahalnya biaya
pakan. Di sekitar lokasi kelompok terdapat banyak pakan hijauan, tetapi
tetap ada pakan konsentrat/komboran setiap harinya, yang memerlukan
biaya Rp 20.000,- per ekor.
7) Kelompok Tani Air Bening mengajukan permohonan kepada Dinas
Pertanian Kota Semarang berupa alat pencacah/pengolah pakan konsentrat,
dengan harapan bisa memanfaatkan limbah di sekitar lokasi dan
mengurangi biaya pembelian pakan.
16. Pembinaan Gapoktan dalam rangka Mendukung UPSUS Pajale
a. Hari : Kamis
b. Tanggal : 4 Juni 2015
c. Jam : 10.00 WIB
d. Tempat : Sekretariat Gapoktan Tani Rejo, Kelurahan Cepoko,
Kecamatan Gunungpati
e. Hasil :

27
1) Dalam pembinaan gapoktan ini, diberikan materi tentang Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah. Prinsip-prinsip yang terdapat di
dalam PTT meliputi :
a) Terpadu
PTT merupakan suatu pendekatan agar sumber daya tanaman, tanah,
dan air dapat dikelola sebaik-baiknya secara terpadu.
b) Sinergis
PTT memanfaatkan teknologi pertanian terbaik, melalui upaya
mempertahankan keterkaitan di anatara komponen-komponen teknologi.
c) Spesifik Lokasi
PTT memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik,
sosial budaya, dan ekonomi petani setempat.
d) Partisipatif
PTT mendukung petani untuk berperan dalam memilih dan menguji
teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat dan kemampuan petani,
melalui proses pembelajaran, dalam bentuk Laboratorium Lapangan
(LL).
Agar komponen teknologi yang dipilih sesuai dengan kebutuhan setempat,
proses perakitannya didasarkan pada hasil Kajian Kebutuhan dan Peluang
(KKP). KKP adalah suatu tahapan pendekatan PTT yang diawali oleh
tindakan identifikasi oleh kelompok tani di wilayah setempat dan
membahas peluang untuk mengatasi permasalahan yang ada. Untuk
memecahkan permasalahan yang ada, diberikan 2 pilihan komponen yaitu
komponen teknologi dasar dan komponen teknologi pilihan.
2) PTT merupakan inovasi baru untuk memecahkan permasalahan
produktivitas padi dan jagung. Teknologi intensifikasi bersifat spesifik
lokasi, bergantung pada masalah yang hendak diatasi. Komponen teknologi
PTT ditentukan bersama-sama petani, melalui Analisis Kebutuhan
Teknologi (Need Assesment). Komponen teknologi terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu :
a) Komponen Teknologi Dasar (Compulsory)
Komponen teknologi dasar meliputi :
• Varietas unggul padi, yaitu varietas yang berdaya hasil tinggi atau
bernilai ekonomis tinggi.
• Benih bermutu dan berlabel.
• Pemupukan yang berimbang, berdasarkan kebutuhan tanaman dan
status hara tanah (spesifik lokasi).
• Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Terpadu (PHT).
b) Komponen Teknologi Pilihan
Komponen teknologi pilihan meliputi :

28
• Penanaman bibit berumur muda, dengan jumlah bibit maksimal
1 – 3 bibit per lubang.
• Peningkatan populasi tanaman.
• Penggunaan kompos berbahan organik atau pupuk kandang sebagai
pupuk dan pembenah tanah.
• Pengaturan pengairan dan pengeringan secara berlangsung.
• Pengendalian gulma.
• Panen yang dilaksanakan tepat waktu.
• Perontokan gabah sesegera mungkin, setelah panen.
3) Dari hasil pengamatan untuk Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP) dari
gapoktan ke petani, terdapat beberapa masalah yang kemudian diranking
dan dijadikan prioritas, dengan urutan sebagai berikut :
a) Benih yang dipergunakan petani belum seluruhnya merupakan benih
bermutu dan berlabel.
b) Pelaksanaan tanam padi belum serempak.
c) Penggunaan pupuk organik belum sesuai anjuran.
d) Pemupukan belum berimbang.
e) Sistem Jajar Legowo belum diterapkan oleh semua petani.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilaksanakan opsi pemecahan
masalah yang dipadukan antara petani dengan penyuluh, kemudian diambil
kesepakatan bersama sebagai berikut :
a) Penggunaan benih unggul berlabel dan sesuai spesifik lokasi dan
kearifan lokal.
b) Penentuan jadwal tanam sesuai Rencana Definitif Kelompok (RDK).
c) Pemanfaatan jerami padi sebagai pupuk organik, dengan dekomposer
atau difermentasi. Pupuk organik yang dipergunakan dengan dosis 3
Ton/Ha. Pemberian pupuk urea berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD)
dan penggunaan pupuk NPK, sesuai dosis anjuran dan spesifik lokasi.
d) Pembuatan percontohan demplot tanaman padi Sistem Jajar Legowo,
dengan sistem 2 : 1 (1 – 2 tanaman per lubang tanam).
4) Berdasarkan kesesuaian teknologi introduksi, hasil evaluasi yang diperoleh
pada kondisi setempat meliputi :
a) Penggunaan Bahan Organik
Petani perlu memanfaatkan bahan organik yang berasal dari kotoran
ternak dan jerami padi, dengan ditambahkan dekomposer atau
difermentasi. Dosis pupuk kandang yang dipergunakan ialah 3 Ton/Ha.
Hal ini dapat meningkatkan kesuburan tanah, sehingga diharapkan
menghasilkan padi organik yang berkualitas baik.
b) Penanaman Padi Bibit Muda (umur kurang dari 15 hss)
Dalam pelaksanaan budidaya petanian, petani belum menggunakan bibit
muda (< 15 hss). Bibit yang dipergunakan berumur 25 – 30 hss karena

29
mengantisipasi serangan hama keong mas dan hasil panen lebih bernas,
dan bulir padi lebih besar. Benih yang dipergunakan ialah benih unggul
lokal spesifik lokasi.
c) Sistem Penanaman Padi Jajar Legowo 2 : 1
Hasil evaluasi yang telah diskor menunjukkan bahwa petani lebih
menyukai penanaman dengan Sistem Tegel (25 x 25 cm) daripada
Sistem Jajar Legowo 2 : 1 karena keterbatasan sumber daya petani,
sehingga sulit diajak untuk menerapkan inovasi baru. Untuk
memasyarakatkan Sistem Jajar Legowo, diperlukan petak percontohan
demplot dan pelatihan tanam padi Sistem Jajar Legowo.
d) Bagan Warna Daun (BWD) untuk pupuk N
Pupuk N yaitu Urea yang digunakan, didasarkan pada BWD. Pupuk
Urea hanya diberikan dalam jumlah kecil karena mengurangi
kandungan an-organik pada tanaman.
e) Bagan Warna Daun (BWD) untuk pupuk P dan K
Pemupukan berimbang tidak diberlakukan sesuai dosis dan secara
berimbang, sesuai spesifik lokasi, menuju pertanan organik.
f) Pengairan Basah dan Kering (Intermitten)
Pengairan yang semestinya dilaksanakan oleh petani ialah cara
pengairan basah kering, dimana pengairan tersebut merangsang
perakaran, agar akar tumbuh secara optimal dan juga membuang gas-
gas beracun di dalam tanah dan menghemat penggunaan air.
g) Penanaman Serempak
Penanaman atau tanam serempak belum seluruhnya dilaksanakan oleh
petani karena sumber daya petani masih rendah dan rata-rata petani
berusia tua, sehingga sulit untuk menaati aturan-aturan yang telah
disepakati bersama. Salah satu contoh lainnya, adalah pembuatan
Rencana Definitif Kelompok (RDK).
17. Sosialisasi Sistem Tanam Hazton, Pembuatan Racun Tikus dari Bahan Singkong,
dan Penyusunan RDK/RDKK berbasis SIMPI
a. Hari : Sabtu
b. Tanggal : 6 Juni 2015
c. Jam : 10.00 WIB
d. Tempat : Rumah Bpk. Yunus Marzuqi (Pembina Kelompok Tani
Sumber Rejeki, Dukuh Kedungjangan RT 05/RW III,
Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen)
e. Hasil :
1) Pada kesempatan pertemuan ini, anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki,
PPL, dan PHP-POPT Mijen menyampaikan teknologi baru dalam
penanaman padi yang disebut Sistem Tanam Hazton kepada anggota
kelompok tani. Sistem Hazton merupakan suatu bentuk teknologi budidaya

30
padi, melalui penggunaan bibit tua yang berumur 25 – 30 hari, setelah
pesemaian, dimana jumlah bibit per lubang tanamnya adalah 20 – 30
batang. Inisiasi teknologi ini merupakan suatu bentuk partisipasi dalam
rangka meningkatkan produktivitas padi di Indonesia. Teknologi Hazton
bersifat spesifik lokasi dan cocok untuk daerah endemik keong mas, daerah
yang drainase-nya kurang baik, atau daerah yang mana terjadi keracunan
zat logam tertentu.
2) Di samping Sistem Tanam Hazton, juga disampaikan materi tentang
pengendalian hama tikus yang bersifat ramah lingkungan serta sosialisasi
Kartu Tani BRI untuk penebusan pupuk bersubsidi.
3) Bpk. Juli Kurniawan, PPL Kecamatan Mijen, menyampaikan materi Tanam
Padi Sistem Hazton dan Penyusunan RDK/RDKK berbasis SIMPI (Kartu
Tani BRI).
4) Pengendalian hama tikus yang ramah lingkungan, dengan mempergunakan
singkong/ketela pohon, disampaikan oleh Bpk. Satiwan (PHP-POPT
Kecamatan Mijen).
5) Di samping pengurus dan anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki, juga
hadir pengurus dan anggota Kelompok Tani Guyub Rukun dari Kelurahan
Purwosari. Pertemuan juga dihadiri oleh Lurah Purwosari, Bpk. H. Ahmad
Triyoso, SH.
18. Pembinaan dalam rangka Mendukung UPSUS Padi dan Jagung
a. Hari : Senin
b. Tanggal : 8 Juni 2015
c. Jam : 10.00 WIB
d. Tempat : Sekretariat Kelompok Tani Karya Usaha, Kelurahan
Banjardowo, Kecamatan Genuk
e. Hasil :
1) Kelompok Tani Karya Usaha dibentuk pada tahun 1997, dengan ketua saat
ini adalah Bpk. Teguh Santoso. Jumlah anggota 61 orang.
2) Luas lahan sawah yang dikelola kelompok ialah ± 59,50 Ha, yang ditanami
padi dan palawija.
3) Kegiatan administrasi kelompok kurang rapi, sehingga masih sangat perlu
ditertibkan administrasinya.
4) Seluruh anggota kelompok diharapkan menerapkan Sistem Jajar Legowo
dalam penanaman padi serta pemupukan yang berimbang.
19. Pembinaan Kelompok Tani dan Persiapan Mengikuti Lomba Ternak Tingkat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 17 Juni 2015
c. Jam : 10.00 WIB

31
d. Tempat : Gubug Pertemuan Kelompok Tani Kuncen Farm, Kelurahan
Bubakan, Kecamatan Mijen
e. Hasil :
1) Berdasarkan informasi yang berasal dari seleksi profil di Dinas Peternakan
dan Keswan Provinsi Jawa Tengah, Kelompok Tani Kuncen Farm masuk
ke dalam daftar kelompok yang akan dinilai di dalam Lomba Kelompok
Tani (Ternak Kambing) Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan lomba
sekitar minggu ke-4 bulan Juni 2015. Oleh sebab itu, diperlukan persiapan
administrasi dan persiapan fisik.
2) Berdasarkan Petunjuk Teknis, kriteria penilaian Lomba Kelompok Tani
(Ternak Kambing) Tingkat Provinsi Jawa Tengah ialah sebagai berikut :
Tabel 2. Kriteria Penilaian Lomba Kelompok Tani Ternak
Kambing.
KOMPONEN DAN KRITERIA UMUM TOLOK UKUR
No. PROSENTASE
1. Hulu (20 %) Kemampuan a. Cara perolehan bibit.
Pengadaan b. Pelaksanaan program
Bibit/Bakalan pemuliaan ternak.
c. Kemampuan memilih bibit.
d. Tingkat kelahiran.

Kemampuan a. Cara perolehan pakan.


Pengadaan Pakan b. Lahan sumber hijauan.
yang Bermutu c. Mutu nutrisi hijauan.
dan Berkelanjutan d. Pengadaan bahan baku
konsentrat.

Kemampuan a. Pengadaan obat/vaksin.


Pengadaan Obat, b. Pengadaan sarana
penunjang.
Vaksin, dan (timbangan, eartag, kandang
Sarana Penunjang jepit, dan lain-lain).
2. Budidaya (50 %) Kemampuan Peningkatan populasi ternak.
Berproduksi
secara
Berkelanjutan

Kemampuan a. Rasio jumlah ternak


Berproduksi dan tenaga kerja :
secara Efisien  Jumlah ternak (ekor).
 Jumlah tenaga kerja
(orang).
b. Luas kandang (m2).
c. Kebersihan kandang
dan lingkungan.
d. Jarak kandang ke rumah.
e. Ketersediaan air.

Kemampuan a. Ada pengolahan limbah.


Berproduksi b. Penggunaan teknologi
dengan ramah lingkungan.
Memperhatikan
Aspek Lingkungan

32
Tabel 2. Kriteria Penilaian Lomba Kelompok Tani Ternak
Kambing (lanjutan).
KOMPONEN DAN KRITERIA UMUM TOLOK UKUR
No. PROSENTASE
2. Budidaya (50 %) Kemampuan a. Pemberian konsentrat
Menggunakan (% bobot badan atau kg/ekor
Pakan secara /hari)
Efisien dan b. Harga konsentrat yang
Ekonomis diproduksi sendiri
(Rp/kg), harga konsentrat
yang dibeli (Rp/kg)
c. Pertumbuhan harian (kg).
d. Efisiensi teknis :
Bobot awal bakalan (kg).
Bobot akhir (kg).
Lama penggemukan (hari).
e. Jumlah hijauan (% bobot
badan)..
f. Harga hijauan (Rp/kg).

Kemampuan a. Penyediaan semen.


Meningkatkan b. Inseminator.
Efisiensi Produksi c. Sistem kawin alam.
d. Penyediaan jasa kawin alam.

Kemampuan a. Pencegahan penyakit.


Pencegahan b. Pengobatan ternak sakit.
Penyakit

Kemampuan a. Tingkat kematian ternak


Mengembangkan per tahun.
Usaha Produksi b. Rata-rata kepemilikan tanah.
c. Peningkatan omset 3 tahun
terakhir.
d. Perkembangan nilai asset
3 tahun terakhir.

Kemampuan Jumlah tenaga kerja


Penyerapan
Tenaga Kerja

Kemampuan Rasio modal sendiri terhadap


dalam Penyediaan modal tetap
Modal Produksi

Kemampuan a. Pengolahan produk.


Meningkatkan b. Diversifikasi produk.
Nilai Tambah

33
Tabel 2. Kriteria Penilaian Lomba Kelompok Tani Ternak
Kambing (lanjutan).
KOMPONEN DAN KRITERIA UMUM TOLOK UKUR
No. PROSENTASE
3. Hilir (20 %) Kemampuan Kegiatan pemasaran hasil
dalam Pemasaran

Kemitraan Kemitraan
dalam Produksi

4. Penunjang (10 %) Kemampuan a. Prosentase keuntungan


dalam Peningkatan per tahun.
Keuntungan b. Pengembangan SDM.

Pengelolaan a. Manajemen organisasi


Organisasi dan (peningkatan jumlah
Kelembagaan anggota 3 tahun terakhir).
b. Tingkat pendidikan
personalia.

Aktivitas a. Pertemuan kelompok.


Kelompok b. Pelatihan anggota.
c. Penyusunan laporan
tahunan.
d. AD/ART.
e. Penyusunan rencana kerja.
f. Pemilihan pengurus.
g. Monitoring dan evaluasi.
3) Sambil menunggu surat kepastian penilaian lomba, kelompok segera
mempersiapkan diri dan melakukan pembenahan-pembenahan, baik
administrasi maupun fisik sesuai kriteria di atas.
20. Pembinaan Kelompok Tani dan Pengarahan Pembuatan Pupuk Organik Cair (MOL)
a. Hari : Senin
b. Tanggal : 27 Juli 2015
c. Jam : 13.00 WIB
d. Tempat : Rumah Bpk. Asroni, anggota Kelompok Tani Gunungpati II,
Kelurahan Gunungpati, Kecamatan Gunungpati
e. Hasil :
1) Sambutan Kabid Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya (P2SD) :
Bapak Kabid P2SD dalam sambutannya menyampaikan kepada anggota
kelompok bahwa jika terjadi serangan hama dan penyakit pada tanaman
padi, segera dilaporkan kepada PPL atau POPT, sehingga serangan bisa
langsung diatasi. Anggota kelompok akan dibekali pengetahuan untuk
mengatasi permasalahan organisme pengganggu tanaman (OPT) oleh Bpk.
Satiwan, selaku Petugas OPT (POPT). Melalui pembinaan dari Dinas
Pertanian, diharapkan bahwa serangan OPT akan dapat dikendalikan secara
optimal, sehingga hasil produksi padi di Kelompok Tani Gunungpati II
dapat meningkat.

34
2) Pengarahan dari Kasi Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
(TPH) :
Bpk. Muji Mulyo selaku Kasi Perlindungan TPH menyampaikan bahwa
Pemerintah sudah berusaha membantu petani dalam mengendalikan hama
dan penyakit tanaman padi, di antaranya hama tikus yang sering menyerang
wilayah Kelurahan Gunungpati, melalui pemanfaatan obat-obatan yang
tersedia di Dinas Pertanian. Diupayakan lagi untuk pemetaan yang
berkaitan dengan pengadaan Burung Hantu (Tyto alba). Kelompok Tani
Gunungpati II harus memanfaatkan potensi yang ada di sekitarnya untuk
digunakan dalam mengendalikan OPT secara organik, yang ramah
lingkungan.
3) Paparan Materi dan Pengarahan dari Bpk. Satiwan
Dalam penyampaian paparannya, Bpk. Satiwan menjelaskan banyak hal
yang mempengaruhi peningkatan produksi padi, sejak pemanfaatan bibit
unggul, pemupukan yang tepat sasaran, pengairan yang tepat, hingga
pengendalian hama dan penyakit. Anggota Kelompok Tani Gunungpati II
masih banyak yang mempergunakan benih turunan, diharapkan di masa
mendatang mempergunakan benih unggul agar produksi padi lebih
meningkat. Untuk pemupukan, sudah menggunakan pupuk majemuk atau
Phonska, yang memiliki kandungan unsur hara lebih lengkap daripada
pupuk tunggal. Namun, untuk menghindari ketergantungan terhadap pupuk
kimiawi, disarankan untuk membuat pupuk sendiri yang ramah lingkungan
yaitu pupuk organik. Pupuk organik cair atau MOL selain membuat tanah
menjadi subur, sehat, dan ramah lingkungan, juga murah harganya karena
bahan pembuatannya diperoleh dari limbah rumah tangga. Bpk. Satiwan
juga memberikan contoh aplikasi dan cara pembuatan MOL dari bonggol
pisang, yang meliputi cara-cara sebagai berikut :
a) Bonggol pisang dicacah, kemudian ditumbuk halus.
b) Dicampur dengan air leri, air kelapa, molasis, dan EM4 yang sudah
diencerkan terlebih dahulu.
c) Diaduk merata, kemudian dimasukkan ke dalam ember plastik tanpa
penyaringan.
d) Ember plastik ditutup dengan plastik dan diikat dengan tali agar suasana
di dalam ember tetap an-aerob. Tutup plastik dilubangi sebesar ukurang
diameter selang. Bagian ujung selang dimasukkan ke dalam botol
plastik yang berisi air, tetapi selang jangan sampai tercelup air.
e) Didiamkan selama kurang lebih 21 hari.
f) Jika sudah berbau harum, berarti MOL sudah siap dipakai.
4) Pengarahan dari Kepala Dinas Pertanian :
Ibu Kepala Dinas Pertanian menyampaikan bahwa dalam upaya
meningkatkan produksi pangan yang sesuai harapan, serangan OPT

35
merupakan salah satu resiko yang harus dihadapi dan diperhitungkan secara
cermat, sehingga petani diharapkan nantinya mampu mengantisipasi dan
mengendalikan serangan OPT lebih awal, serta mewaspadai kemungkinan
munculnya OPT pada tanaman padi, sehingga produksi padi bisa lebih
terjaga dengan baik.
5) Sebagian besar anggota dari Kelompok Tani Gunungpati II berdomisili di
Dukuh Jetis Nglarang, yang jauh dari Sekretariat Kelompok, sehingga
kurang aktif dalam kegiatan atau pertemuan. Oleh sebab itu, anggota yang
berdomisili di Dukuh Jetis Nglarang berkeinginan untuk membentuk
kelompok tani yang baru, yang akan diberi nama Kelompok Tani
Pragolapati.
21. Pembinaan Gapoktan dalam rangka UPSUS Pajale
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 29 Juli 2015
c. Jam : 13.00 WIB
d. Tempat : Rumah Bpk. Safi’i, Ketua Kelompok Tani Suka Maju,
Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang
e. Hasil :
1) Kelompok Tani Suka Maju, Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang,
dibentuk pada tahun 2013, dengan susunan pengurus sebagai berikut :
a) Ketua : Syafi’i
b) Sekretaris : Warih Pambudi
c) Bendahara : Darnaji
Jumlah anggota 40 orang. Lahan berupa sawah bengkok seluas ± 10 Ha dan
milik pribadi seluas ± 5 Ha berupa tegalan. Komoditas yang diusahakan
ialah padi, palawija, dan lele. Pertemuan rutin diselenggarakan 1 (satu)
bulan sekali, dengan tingkat kehadiran 70 % karena sebagian besar anggota
bekerja sebagai buruh. Bertani merupakan usaha sampingan. Kelompok
Tani Suka Maju belum pernah memperoleh bantuan dari Pemerintah. Pada
tahun 2015 diusulkan untuk mendapatkan bantuan handtractor dan benih
padi. Administrasi cukup baik. Yang masih perlu ditingkatkan ialah
kekompakan kelompok.
2) Materi yang disampaikan di dalam pertemuan sebagai berikut :
a) Program UPSUS Pajale (Padi, Jagung, dan Kedele)
UPSUS Pajale ialah upaya khusus yang dicanangkan oleh Pemerintah
dalam rangka swasembada padi dan jagung berkelanjutan dan
pencapaian swasembada kedele. Target pencapaian produksi pada tahun
2015 ialah :
• Padi : 73,40 juta Ton GKG, dengan pertumbuhan sebesar 2,21%.
• Jagung : 20,31 juta Ton PK, dengan pertumbuhan sebesar 5,57%.
• Kedele : 1,50 juta Ton BK, dengan pertumbuhan sebesar 60,81%.

36
Dalam rangka pencapaian target produksi tersebut, salah satu upaya
yang dilakukan ialah mengintegrasikan dukungan kegiatan antarsub
sektor lingkup pertanian dan lintas sektoral serta antarwilayah. Kegiatan
budidaya tanaman, panen, penanganan pascapanen, dan pengolahan
hasil merupakan tahapan penting dalam pencapaian peningkatan
produksi pertanian. Tahapan-tahapan ini mempengaruhi kualitas dan
kuantitas produk, sehingga diperlukan budidaya pertanian yang baik
atau disebut Good Agricultural Practises (GAP), penanganan
pascapanen yang baik atau Good Handling Practises, dan pengolahan
hasil yang baik atau Good Manufacturing Practises (GMP).
b) Budidaya Tanaman Jagung
Materi pembinaan budidaya jagung yang diberikan meliputi :
• Budidaya :
 Syarat tumbuh.
 Varietas anjuran.
 Persiapan benih.
 Pengolahan tanah.
 Cara penanaman.
 Pemeliharaan tanaman.
 Penyiangan dan pembubunan.
 Pemupukan.
 Pengairan.
 Pengendalian OPT.
• Panen dan Pascapanen :
 Ciri dan umur panen.
 Cara panen.
 Pascapanen, meliputi :
pemipilan, pengeringan, pembersihan, dan penyimpanan.
c) Pembuatan Pupuk Organik (Kompos) dari Sampah Rumah Tangga
Kompos merupakan salah satu pupuk organik hasil dekomposisi dari
bahan-bahan organik, misalnya dari tanaman, hewan, dan limbah
organik lainnya. Kompos mengandung unsur hara yang lengkap, yang
dibutuhkan tanaman. Penambahan kompos meningkatkan sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah, sehingga tanah menjadi lebih subur. Sampah
organik dari limbah rumah tangga berasal dari sayur-sayuran, buah-
buahan, dan lain-lain. Cara pembuatan kompos meliputi :
• Bahan-bahan :
 Limbah rumah tangga.
 Kotoran kambing atau sapi.
 Tempat pembuatan kompos (tong).
 Kapur.

37
 EM4.
 Air.
 Tetes/gula.
22. Pembinaan Kelembagaan Asosiasi Multiflora
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 5 Agustus 2015
c. Jam : 10.00 WIB
d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang
e. Hasil :
1) Pada tanggal 1 Januari 2015 Asosiasi Multiflora Kota Semarang
menyelenggarakan reorganisasi, dengan susunan pengurus baru sebagai
berikut :
a) Ketua : Sutikno
b) Sekretaris : Nieke Johny
c) Bendahara : Pam Dienira
d) Seksi Budidaya : Ari Sudibyo
Miyono
e) Seksi Pemasaran: Sutikno
Ari Sudibyo
Angga Jati
f) Seksi Promosi : Aulia Purwito
g) Seksi Pameran : Mahmud
2) Pada pertemuan ini, Dinas Pertanian Kota Semarang menyampaikan
beberapa hal yaitu :
a) Dinas Pertanian menyampaikan Selama Idhul Fitri, mohon maaf lahir
dan batin atas segala kekurangan selama ini.
b) Kelompok-kelompok baru yang telah memperoleh bantuan agar
bergabung ke dalam asosiasi. Bantuan landscape dan lainnya agar
dikelola dan dikembangkan sebaik-baiknya.
c) Seluruh kegiatan agar diadministrasikan secara tertib.
d) Anggota asosiasi agar berperan aktif dalam berbagai even atau kegiatan,
misalnya pameran, bursa, lomba, dan lain-lain. Pameran Tingkat
Nasional direncanakan akan diselenggarakan pada bulan Oktober di
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
e) Outlet yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal dan yang mengisi
sementara ini ialah pihak ketiga. Diharapkan ada partisipasi aktif dari
anggota asosiasi.
f) Dinas Pertanian akan membantu membuatkan SK Kepengurusan yang
baru dan asosiasi diminta untuk mendata ulang anggota.
3) Pada pertemuan ini, Asosiasi Multiflora menyampaikan beberapa hal :

38
a) Pada tanggal 16 – 25 September 2015 akan diselenggarakan Pameran
Anggrek di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
b) Pameran di Taman Menteri Supeno – Semarang akan dise-lenggarakan
pada tanggal 28 September – 13 Oktober 2015.
c) Asosiasi akan menyelenggarakan pelatihan pada akhir bulan Oktober
2015.
d) Di Kota Semarang dibutuhkan sekitar 1.000 seedling, sementara yang
ada saat ini 800 seedling, sehingga masih kekurangan sebesar 200.
Anggota asosiasi diharapkan bisa mencukupi kebutuhan ini.
e) Pertemuan asosiasi berikutnya akan dilaksanakan di rumah Ibu Gundi,
anggota Kelompok Tani Al Hidayah, Kecamatan Ngaliyan.
23. Pembinaan dalam rangka Reorganisasi Asosiasi Gapoktan Mitra Sejati
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 26 Agustus 2015
c. Jam : 13.00 WIB
d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang
e. Hasil :
1) Pada tanggal 22 Mei 2015 Asosiasi Gapoktan Mitra Sejati
menyelenggarakan reorganisasi, dengan susunan pengurus baru sebagai
berikut :
a) Pelindung : Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang
b) Pembina : 1. Tim Teknis PUAP Kota Semarang.
2. PMT Kota Semarang.
c) Penasehat : 1. Sumarno (Ketua KTNA Kota Semarang).
2. Isak Sagita.
3. Abdullah Nasucha.
d) Ketua : Sunarmin.
e) Wakil Ketua : Sri Utami Raharjo.
f) Sekretaris : 1. Hery Purnomo.
2. P.E. Wahyuni.
g) Bendahara : 1. Purnomo.
2. Aulia Purwito.
h) Koordinator : 1. Munanto (wilayah Tugu, Ngaliyan, Semarang
Barat).
2. Suwito (wilayah Mijen).
3. Daiman (wilayah Gunungpati).
4. Tamzis (wilayah Genuk dan Pedurungan).
i) Divisi : 1. Suwartono.
Pengembangan 2. Masduki.
Sumber Daya
Manusia (SDM)

39
j) Divisi : Sutikno
Pemasaran
k) Divisi : M. Kholil.
Budidaya
2) Dinas Pertanian Kota Semarang menyampaikan beberapa hal dalam
pembinaan Asosiasi Gapoktan Mitra Sejati ini sebagai berikut :
a) Pengurus yang baru harus bisa lebih eksis dan memotivasi anggota-
anggotanya.
b) SK Pengurus Gapoktan yang baru segera akan dibuat.
c) Monev PUAP jangan dijadikan sebagai momok. Dalam anggaran
perubahan akan ada monev.
d) Pada tahun 2015 terdapat 1 gapoktan baru yang akan mendapatkan
bantuan PUAP yaitu Gapoktan Sedayu Barokah, Kel. Bangetayu Wetan,
Kec. Genuk. Pada tahun 2016 akan diselenggarakan lomba gapoktan
tingkat Kota Semarang.
e) Gapoktan diharapkan dapat membeli hasil panen petani agar
meminimalisasi sistem ijon.
f) Beberapa even pameran yang dapat diikuti Asosiasi Gapoktan adalah
Pameran PRPP, Pameran di Java Mall, Pekan Alsintan di Soropadan,
Pelatihan Pengolahan, dan Kunjung Lapang ke Kabupaten Cilacap.
3) Asosiasi Gapoktan Mitra Sejati menyampaikan beberapa hal sebagai
berikut :
a) Asosiasi mengharapkan Dinas Pertanian memfasilitasi pertemuan-
pertemuan di asosiasi.
b) Tingkat kehadiran anggota masih rendah. Apakah hal ini berkaitan
dengan permasalahan yang terjadi di masing-masing gapoktan.
Disarankan agar undangan dapat diantar door to door, tidak lewat SMS
dan harus disepakati bersama, misalnya pada minggu kedua. Pada
pertemuan hendaknya diselenggarakan pelatihan-pelatihan, sehingga
menarik.
c) Iuran setiap kali pertemuan masing-masing gapoktan sebesar Rp
20.000,-. Jika ada yang datang lebih dari 2 orang, setiap orang perlu
menambahkan sebesar Rp. 10.000,-.
d) Untuk pertemuan bulan depan, di Gapoktan Margo Asih, Kel. Podorejo,
Kec. Ngaliyan akan diselenggarakan di rumah Bpk. Purnomo, dan
dilaksanakan pelatihan pembuatan abon lele dan budidaya lele.
24. Pembinaan dalam rangka Pengurusan Status Badan Hukum
a. Hari : Kamis
b. Tanggal : 27 Agustus 2015
c. Jam : 09.00 WIB
d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang

40
e. Narasumber : Notaris Endang Sri Wukiryatun, SH. dari Purwodadi –
Kabupaten Grobogan
f. Hasil :
1) Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, pasal 158 ayat 5b, belanja hibah dapat diberikan kepada badan,
lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia.
2) Jenis-jenis badan hukum :
a) CV (Commanditaire Vennootschap).
b) PT (Perseroan Terbatas).
c) Yayasan.
d) Perkumpulan (kelompok tani, gapoktan, dan lain-lain).
3) Akta pendirian badan hukum untuk Perkumpulan didasarkan pada Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pengesahan Badan Hukum
Perkumpulan.
4) Perkumpulan ialah badan hukum yang merupakan kumpulan orang yang
didirikan untuk mewujudkan kesamaan maksud dan tujuan tertentu di
bidang sosial, keagamaan, dan tidak membagikan keuntungan kepada
anggota-anggotanya.
5) Sebelum pengesahan sebagai badan hukum, harus dilakukan pengajuan
nama perkumpulan terlebih dahulu. Notaris menindaklanjuti permohonan
pengajuan badan hukum ini kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) melalui Sistem
Administrasi Badan Hukum (SABH).
6) Nama perkumpulan yang telah diperoleh, dapat dipergunakan selama 60
(enam puluh) hari atau 2 (dua) bulan setelah pemesanan nama di notaris.
7) Tahap-tahap pengurusan badan hukum meliputi :
a) Tahap Pertama : Pengurusan Akta Pendirian
Persyaratan pengurusan akta meliputi :
 Pendaftaran nama ke Kemenkumham RI.
 Fotocopy pengurus (ketua, sekretaris, bendahara) dan pengawas (1
orang).
 NPWP salah satu pengurus atau pengawas.
 Surat keterangan domisili dari Lurah.
 Stempel nama perkumpulan yang sudah disetujui Kemenkumham
RI.
 Biaya Rp 1.500.000,-.
 Penandatanganan blanko (minuta) oleh pengurus dan pengawas.
b) Tahap Kedua : Pengurusan NPWP Badan Hukum
Persyaratan pengurusan badan hukum meliputi :
 Fotocopy akta pendirian.
 Fotocopy KTP pribadi, dari salah satu pengurus atau pengawas.

41
 Fotocopy NPWP pribadi, dari salah satu pengurus atau pengawas.
 Surat Keterangan Domisili.
 Stempel nama perkumpulan.
c) Tahap Ketiga : Pengesahan Badan Hukum
Persyaratan pengurusan badan hukum meliputi :
 Fotocopy NPWP badan bersangkutan.
8) Kelompok-kelompok tani yang sudah melaksanakan penandatanganan
blanko dan mengumpulkan persyaratan meliputi :
a) Perkumpulan Kelompok Tani Rukun Sentosa Karangsari.
b) Perkumpulan Kelompok Tani Vanda Subur Mundingan Cepoko.
c) Perkumpulan Kelompok Tani Tanirejo Cepoko.
d) Perkumpulan Kelompok Tani Sido Dadi Jetis Trawas Cepoko.
e) Perkumpulan Kelompok Tani Rukun Makmur Cepoko.
f) Perkumpulan Kelompok Tani Subur Makmur Gunungpati.
g) Perkumpulan Kelompok Tani Gunungpati 01.
h) Perkumpulan Kelompok Tani Gunungpati 03.
i) Perkumpulan Kelompok Tani Mitra Makmur Sironjang Pakintelan.
j) Perkumpulan Kelompok Tani Mbangun Karso.
k) Perkumpulan Gapoktan Trimulyo.
l) Perkumpulan Kelompok Tani Loh Jinawi Gilisari.
m) Perkumpulan Kelompok Tani Guyub Rukun Bentur.
n) Perkumpulan Sumber Rejeki Purwosari.
o) Perkumpulan Gapoktan Subur Sejahtera.
p) Perkumpulan Kelompok Tani Sumber Rejeki Cangkiran.
q) Perkumpulan Kelompok Tani Ngudi Rahayu Kebon Dalem.
r) Perkumpulan Kelompok Tani Sidomulyo Jatibarang.
s) Perkumpulan Kelompok Tani Sidomulyo Ngadirgo.
t) Perkumpulan Kelompok Tani Sumber Raharjo.
u) Perkumpulan Kelompok Tani Bina Makmur.
v) Perkumpulan Kelompok Tani Sidomakmur Pondok Podorejo Ngaliyan.
w) Perkumpulan Kelompok Tani Muteran Maju Makmur.
x) Perkumpulan Kelompok Tani Tani Makmur Siroto.
y) Perkumpulan Kelompok Tani Banjarsari Tinjomoyo.
z) Perkumpulan Kelompok Tani Bina Mandiri Gedawang.
aa) Perkumpulan Kelompok Tani Subur Makmur Pedurungan Lor.
bb) Perkumpulan Kelompok Tani Karya Sejahtera Kedungsari.
cc) Perkumpulan Kelompok Tani Sijambu Kramas Tembalang.
dd) Perkumpulan Kelompok Tani Sukamaju Rowosari.
ee) Perkumpulan Kelompok Tani Mekarsari Jangli.
ff) Perkumpulan Kelompok Tani Tampirejo Makmur Rowosari.
gg) Perkumpulan Kelompok Tani Sido Makmur Mangkang Kulon.

42
hh) Perkumpulan Kelompok Tani Margo Utomo Mangkang Wetan.
ii) Perkumpulan Peduli Lingkungan Camar.
jj) Perkumpulan Kelompok Tani Ayem Tenang.
kk) Perkumpulan Gapoktan Lestari Polaman.
ll) Perkumpulan Kelompok Tani Kuncen Farm.
25. Pembinaan dalam rangka Persiapan Lomba Kelompok Tani Ternak Tingkat
Nasional
a. Hari : Jumat
b. Tanggal : 28 Agustus 2015
c. Jam : 13.00 WIB
d. Tempat : Gubug Pertemuan Kelompok Tani Kuncen Farm, Kelurahan
Bubakan, Kecamatan Mijen
e. Hasil :
1) Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 524.23/47 Tanggal
11 Agustus 2015 perihal Pemenang Lomba Kelompok Tani Ternak
Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015, dinyatakan bahwa
Kelompok Tani Kuncen Farm keluar sebagai Juara I kategori Kelompok
Tani Ternak Kambing Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015.
2) Dengan ditetapkannya Kelompok Tani Kuncen Farm sebagai Juara I ini,
perjuangan selanjutnya adalah maju ke tingkat nasional yang akan
dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Hal-hal yang perlu dibenahi :
a) Pemisahan keanggotaan antara Kelompok Tani Kuncen Farm dengan
Kelompok Tani Karya Makmur karena masih ada sebagian anggota
yang double keanggotaan.
b) Penyelesaian status badan hukum untuk Kelompok Tani Kuncen Farm.
c) Perguliran dana BLM dari Kelompok Tani Karya Makmur ke
Kelompok Tani Kuncen Farm untuk penambahan populasi ternak
kambing.
d) Perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan kandang.
e) Perlu dilakukan upaya-upaya mengatasi bau kambing, terutama ketika
musim hujan.
3) Menjadi Juara I dan mewakili Provinsi Jawa Tengah merupakan suatu
kebanggaan tersendiri sekaligus merupakan amanah yang harus diemban
sebaik-baiknya. Semoga Kelurahan Bubakan semakin dikenal oleh
masyarakat umum karena memiliki potensi peternakan yang cukup besar.
Menurut rencana, eks tanah bengkok akan dimanfaatkan untuk peternakan
kambing, sapi, dan agrowisata.
26. Pembinaan dan Sosialisasi Badan Hukum
a. Hari : Sabtu
b. Tanggal : 29 Agustus 2015
c. Jam : 13.00 WIB

43
d. Tempat : Rumah Bpk. Sumartoyo, pengawas Perkumpulan Kelompok
Tani Mbangun Karso, Dukuh Sodong RT 01/RW II, Kelurahan
Purwosari, Kecamatan Mijen
e. Hasil :
1) Pada pembinaan ini dilakukan Sosialisasi Badan Hukum bagi kelompok
tani.
2) Diinformasikan bahwa sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa belanja hibah
hanya dapat diberikan kepada badan, lembaga, dan ormas yang memiliki
status badan hukum Indonesia.
3) Dengan adanya aturan tersebut, kelompok-kelompok tani yang menerima
bantuan hibah dari APBD Kota Semarang, APBD Provinsi Jawa Tengah,
dan APBN harus merupakan kelompok tani yang telah berstatus badan
hukum, dimana kelompok tani harus memiliki akta notaris dan SK
Kemenkumham RI.
4) Untuk menjadi badan hukum, kelompok tani harus menguruskan
pembuatan akta notaris dan SK Kemenkumham RI, dengan biaya sebesar
Rp. 1.500.000,- dan biaya ditanggung oleh kelompok tani bersangkutan.
5) Disepakati bahwa Kelompok Tani Mbangun Karso mengurus pendaftaran
badan hukum, melalui notaris atas biaya sendiri, yang berasal dari swadaya
anggota kelompok.
27. Sosialisasi Bantuan Pemerintah Daerah dalam rangka Penanggulangan Kekeringan
Lahan Sawah
a. Hari : Minggu
b. Tanggal : 13 September 2015
c. Jam : 13.00 WIB
d. Tempat : Rumah Bpk. Sarjono, anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki,
Dukuh Kedungjangan RT 04/RW III, Kelurahan Purwosari,
Kecamatan Mijen
e. Hasil :
1) Diinformasikan bahwa Kelompok Tani Sumber Rejeki telah memperoleh
bantuan pompa air dari Ditjen PSP Kementerian Pertanian RI. Pompa air
mesin diesel bertenaga 8,5 PK.
2) Bantuan pompa air ini diperuntukkan menyelamatkan tanaman padi yang
belum dipanen agar tidak terkena dampak kekeringan dan kebutuhan airnya
dapat segera dipenuhi secara optimal.
3) Pompa air tersebut agar dirawat secara baik, mandiri, dan dipergunakan
seoptimal mungkin untuk meningkatkan produktivitas padi.
4) Secara swadaya, anggota kelompok bersepakat untuk membeli pipa pralon
ukuran 4” dan panjang 300 meter, untuk menghubungkan sumber air yaitu
Sungai Kreo dengan lahan anggota kelompok.

44
28. Pembinaan dan Temu Lapang Padi Varietas Inpari 31
a. Hari : Senin
b. Tanggal : 5 Oktober 2015
c. Jam : 10.00 WIB
d. Tempat : Lahan Perkumpulan Kelompok Tani Sumber Rejeki, Jalan
Jatikalangan, Kelurahan Cangkiran, Kecamatan Mijen
e. Hasil :
1) PPL Mijen dan pengurus kelompok melaksanakan Temu Lapang Padi
Varietas Inpari 31 di lokasi lahan sawah milik kelompok. Luas lahan
kurang lebih 10 Ha, yang ditanami benih padi Inpari 31, produksi Balai
Benih (BB) Sukamandi, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Benih
berlabel biru ditanam melalui Sistem Jajar Legowo 4 : 1, kemudian
dilanjutkan dengan pemupukan berimbang.
2) Pada Temu Lapang ini, ubinan dilaksanakan oleh Bpk. Karta Sedyatmo
(KSK Mijen – Kantor Statistik Kota Semarang), kemudian dilanjutkan
panen simbolis oleh Ir. W.P. Rusdiana, MP. (Kepala Dinas Pertanian Kota
Semarang), Bpk. Hestu Nugroho, SH. (Sekretaris), Ibu Ir. Nuky Indri
Hastuti (Kasi Produksi TPH), Ibu Ir. Sri Pratiwi (Koordinator Jabatan
Fungsional), Juli Kurniawan, S.Pt. (PPL Kecamatan Mijen), Bpk. Siswadi,
SP. (PPK Kecamatan Mijen), dan segenap tamu undangan lainnya,
disaksikan oleh pengurus dan anggota Perkumpulan Kelompok Tani
Sumber Rejeki serta masyarakat di sekitarnya.
3) Setelah dilaksanakan panen simbolis tersebut, dilakukan penyampaian teori
budidaya dan teknologi Padi Inpari 31 oleh Bpk. Hasan Asyari S.Pt. (THL-
TBPP Kecamatan Mijen), kemudian dilanjutkan pengarahan dari Kepala
Dinas Pertanian.
29. Pembinaan Kelompok Tani dan Verifikasi Calon Penerima Bantuan Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah (Disnakeswan Prov.
Jateng)
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 21 Oktober 2015
c. Jam : 10.00 WIB
d. Tempat : Gubug Pertemuan Perkumpulan Kelompok Tani Kuncen Farm,
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen
e. Hasil :
1) Di samping pembinaan kelompok, juga dilakukan verifikasi untuk calon
penerima bantuan Disnakeswan Prov. Jateng.
2) Pada TA. 2016 Perkumpulan Kelompok Tani Kuncen Farm mendapatkan
bantuan dari Disnakeswan Prov. Jateng berupa bimbingan teknis (bintek)
sejumlah anggaran Rp 13.000.000,- dan peralatan sebagai berikut :

45
a) 3 unit freezer (2 unit kapasitas 200 Liter dan 1 unit freezer ber-kaca).
b) 1 unit shokis, berisi 6 rak.
3) Pada APBD Perubahan TA. 2015, Disnakeswan Prov. Jateng bersama 1
orang anggota kelompok dan 1 orang pendamping akan diajak berkunjung
lapang ke Provinsi Jawa Teimur (Juara Nasional Kelompok Tani Ternak).
4) Pada APBD Kota Semarang Perubahan TA. 2015 Perkumpulan Kelompok
Tani Kuncen Farm mendapatkan bantuan sebagai berikut :
a) Kandang, sebanyak 2 unit.
b) Alat pengolah pakan, sebanyak 1 unit.
c) Kegiatan kunjung lapang.
5) Mengenai pengajuan bantuan APBN melalui e-Proposal tahun 2015, agar
dipertimbangkan kembali, berhubung peralatan pengolah susu kapasitasnya
cukup besar.
6) Setiap pengurus hendaknya melaksanakan kegiatan sesuai tugasnya yaitu :
a) Seksi Budidaya melaksanakan dan mencatat seluruh kegiatan.
b) Seksi Kemitraan mengumpulkan bukti-bukti dari perbankan, pabrik
tahu, konsentrat, pupuk, kulit ketela, dan lain-lain, serta membuat
perjanjian tertulis dengan sekolah-sekolah, seperti SDN Bubakan dan
SMPN 35.
c) Seksi Pemasaran membangun jejaring untuk memperlancar pemasaran
produk olahan maupun penjualan kambing.
Di samping seksi-seksi yang telah dibentuk tersebut, dirasakan perlu
dibentuk Seksi Pengolahan Hasil, yang dikelola oleh ibu-ibu, misalnya
dalam kegiatan pengolahan susu dan pengolahan pupuk. Hal ini dapat
membantu meningkatkan jumlah anggota kelompok. Setiap kegiatan agar
didokumentasikan dan diarsipkan sesuai seksinya agar dapat jelas dilihat
secara berurutan.
7) Pada saat penilaian lomba, sebaiknya dilakukan pesta patok, untuk
pengobatan dan gerakan minum susu.
8) Sudah dibentuk pra-koperasi, dengan pengurus sebagai berikut :
a) Ketua : Sukayat.
b) Sekretaris : Tribiyanto
c) Bendahara : H. Ahmad Kumaedi
Setiap anggota berkewajiban menyerahkan :
a) Simpanan pokok : Rp 100.000,-
b) Simpanan wajib : Rp 5.000,-
c) Simpanan sukarela : bergantung kepada kemampuan masing-masing
anggota
9) Buku-buku administrasi agar dikelola secara tertib dan disesuaikan dengan
contoh dari Setbakorluh Prov. Jateng, yaitu sebanyak 12 buku.

46
30. Pembinaan dalam rangka Persiapan Mengikuti Rembug Paripurna KTNA Tingkat
Nasional dan Kunjung Lapang KTNA ke Kabupaten Boyolali dan Kabupaten
Karanganyar
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 28 Oktober 2015
c. Jam : 10.00 WIB
d. Tempat : Gedung Pertemuan P4S Kelompok Tani Barokah, Kelurahan
Polaman, Kecamatan Mijen
e. Hasil :
1) Ketua Kontak tani – nelayan ialah :
a) Ketua kelompok tani – nelayan, yang dipilih dari dan oleh anggota
kelompok berdasarkan musyawarah dan atau
b) Mantan ketua kelompok tani – nelayan yang masih aktif sebagai
anggota kelompok dan kepemimpinannya diakui oleh kelompok.
2) Kontak Tani – Nelayan Andalan (KTNA) ialah Kontak Tani – Nelayan
yang dalan diandalkan dan dipilih secara periodik, menurut kesepakatan
dari dan oleh para kontak tani – nelayan di dalam suatu desa, untuk
mewakili aspirasi petani – nelayan forum dan atau kelembagaan di tingkat
desa/kelurahan maupun di tingkat wilayah yang lebih tinggi.
3) Kelompok KTNA atau Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan ialah
kumpulan KTNA di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan
nasional sebagai wadah musyawarah para petani – nelayan serta mitra
pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan petani – nelayan di tingkat
wilayah bersangkutan.
4) Ahli Andalan ialah tokoh masyarakat yang memiliki keahlian di sektor
pertanian, yang dipilih oleh suatu Kelompok KTNA sebagai Pendamping
Ahli Kelompok KTNA tersebut.
5) Bpk. Sumarno menjabat Ketua KTNA Kota Semarang sejak tahun 1995. Di
lokasi kelompok terdapat Pusat Pelatihan Penyuluhan Pedesaan Swadaya
(P4S). Di dalam pelatihan terdapat prinsip yang disebut TUYUL DUIT,
yang dijelaskan sebagai berikut :
a) T : Tekun f) D : Doa
b) U : Usaha g) U : Usaha
c) Y : Yakin h) I : Inisiatif
d) U : Urus i) T : Taqwa
e) L : Lancar
Permasalahan yang masih terjadi hingga saat ini ialah pemasaran.
6) Usulan dalam APBD Perubahan TA. 2015, yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan KTNA ialah :
a) Pameran dalam rangka Rembug Paripurna KTNA Nasional di
Donohudan, Kabupaten Boyolali (dibatalkan).

47
b) Pengiriman utusan ke Rembug Paripurna KTNA Nasional di
Donohudan, Kabupaten Boyolali.
c) Kunjung Lapang ke Kabupaten Boyolali.
7) Yang akan mengikuti acara Rembug Paripurna KTNA Tingkat Nasional di
Donohudan – Boyolali pada tanggal 5 – 8 November 2015 ialah :
a) Pengurus KTNA Kota Semarang, yaitu M. Kholil (petani dewasa pria),
Sri Utami Raharjo (petani dewasa wanita), dan Suratno (pemuda tani).
b) Pendamping, yaitu Ir. Endah Retno Sayekti (Kasi Kelembagaan Dinas
Pertanian).
8) Sedangkan pada acara Kunjung Lapang, menurut rencana akan dikunjungi
lokasi-lokasi sebagai berikut :
a) Pengolahan susu di Kabupaten Boyolali.
b) Pengolahan lele di Kabupaten Boyolali.
c) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (B2P2TOOT) di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten
Karanganyar. Kunjung lapang ke Kab. Karanganyar ini akan
dilaksanakan pada tanggal 25 November 2015, dengan peserta sebagai
berikut :
 Pengurus KTNA Kota Semarang.
 Penyuluh swadaya.
 Petani biofarmaka.
9) Dinas Pertanian Kota Semarang dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang siap mendukung seluruh kegiatan Kelompok KTNA dari tingkat
kelurahan hingga tingkat nasional, dimana diperlukan peran aktif dan
sinergitas semua pihak yang terkait.
31. Pembinaan Kelompok Tani
a. Hari : Jumat
b. Tanggal : 20 November 2015
c. Jam : 09.00 WIB
d. Tempat : Rumah Bpk. Maryono, Ketua Kelompok Tani Sederhana,
Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang
e. Hasil :
1) Kelompok Tani Sederhana ini sudah lama vakum dari kegiatan-kegiatannya
karena pengurus kelompok sudah rata-rata berusia tua dan kurangnya lahan
pertanian. Pada pembinaan ini, dibicarakan tentang beberapa hal yang
berkaitan dengan Kelompok Tani Sederhana.
2) Sebagai langkah awal untuk mengatasi permasalahan, akan dilakukan
pergantian pengurus kelompok. Beberapa hal perlu dipertimbangkan,
mengingat terdapat tambahan anggota yang bukan berdomisili di Kelurahan
Bulusan, namun area lahan pertaniannya berada di Kelurahan Bulusan.

48
Perlu dibahas ulang tentang domisili anggota dan lokasi sekretariat
kelompok.
3) Masih kurangnya pemahaman petani tentang pertanian intensif. Hasil
panen masih di bawah rata-rata minimal. Perlu dilaksanakan pertemuan dan
penyuluhan secara rutin di Kelompok Tani Sederhana serta diberikan
bantuan sarana produksi pertanian kepada kelompok ini.
4) Karena belum jelasnya sumber mata air untuk pertanian, pada musim
kemarau lahan sering mengalami kekeringan. Namun, pada musim hujan,
lahan sering mengalami kebanjiran. Untuk mengatasi masalah ini, perlu
dikembangkan jaringan irigasi yang memadai.
32. Pembinaan dan Pelatihan Budidaya Kedelai
a. Hari : Senin
b. Tanggal : 23 November 2015
c. Jam : 09.00 WIB
d. Tempat : BPP Mijen, Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen
e. Narasumber : Bpk. Ir. Joko Handoyo (BPTP Provinsi Jawa Tengah)
Ibu Endang Sulistyamurni, SE.MM.
(Disperindag Kota Semarang)
f. Hasil :
1) Pada tahun 2015 Kota Semarang memperoleh bantuan benih kedelai dari
Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Jawa Tengah,
sejumlah 2.740 kg untuk luas area 55 Ha. Bantuan ini diberikan kepada 10
kelompok tani di Kecamatan Mijen, Gunungpati, Ngaliyan, Gayamsari, dan
Tembalang. Menurut rencana, musim tanam pada bulan Desember 2015
dan panen akan dilaksanakan pada bulan Maret 2016.
2) BPTP Provinsi Jawa Tengah memberikan materi tentang Teknologi
Peningkatan Produksi Kedelai menuju Swasembada Kedelai.
3) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang memberikan materi
tentang Prospek Budidaya Kedelai untuk Memenuhi Permintaan Pasar.
Prospek budidaya kedelai masih terbuka luas karena potensi pasar kedelai
cukup besar. Setiap pengrajin tempe memerlukan bahan kedelai sebesar 1
Kwintal per hari. Di Kota Semarang terdapat 400 pengrajin tempe dan tahu,
sehingga rata-rata per hari dibutuhkan 400 Kwintal kedelai atau 40 Ton
kedelai. Para pengrajin memerlukan kedelai biji besar, sehingga varietas
kedelai yang dapat dibudidayakan yaitu Varietas Anjasmoro (15 gr/100
biji). Harga yang dapat diperoleh petani dari pengrajin ialah Rp 8.250,- /
kg. Kelompok tani bisa mengajukan usulan pelatihan, tetapi untuk usulan
hibah alat pengolahan diberlakukan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 yaitu kelompok penerima harus berstatus badan hukum.

49
33. Pembinaan dan Sosialisasi Badan Hukum (Tahap Pertama)
a. Hari : Senin
b. Tanggal : 30 November 2015
c. Jam : 08.00 – 09.40 WIB
d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang
e. Narasumber : Mustari Sawikin, SH. Alamat : Jalan Kelud Raya No. 13, Kota
Semarang. No. Telp. 0248446734.
f. Hasil :
1) Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, pasal 158 ayat 5b, belanja hibah dapat diberikan kepada badan,
lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia.
2) Jenis-jenis badan hukum :
a) CV (Commanditaire Vennootschap).
b) PT (Perseroan Terbatas).
c) Yayasan.
d) Perkumpulan (kelompok tani, gapoktan, dan lain-lain).
3) Akta pendirian badan hukum untuk Perkumpulan didasarkan pada Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pengesahan Badan Hukum
Perkumpulan.
4) Perkumpulan ialah badan hukum yang merupakan kumpulan orang yang
didirikan untuk mewujudkan kesamaan maksud dan tujuan tertentu di
bidang sosial, keagamaan, dan tidak membagikan keuntungan kepada
anggota-anggotanya.
5) Sebelum pengesahan sebagai badan hukum, harus dilakukan pengajuan
nama perkumpulan terlebih dahulu. Notaris menindaklanjuti permohonan
pengajuan badan hukum ini kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) melalui Sistem
Administrasi Badan Hukum (SABH).
34. Pembinaan dan Sosialisasi Badan Hukum (Tahap Kedua)
a. Hari : Senin
b. Tanggal : 30 November 2015
c. Jam : 10.30 WIB - selesai
d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang
e. Narasumber : Mustari Sawikin, SH. Alamat : Jalan Kelud Raya No. 13, Kota
Semarang. No. Telp. 0248446734.
f. Hasil :
1) Nama perkumpulan yang telah diperoleh, dapat dipergunakan selama 60
(enam puluh) hari atau 2 (dua) bulan setelah pemesanan nama di notaris.
2) Tahap-tahap pengurusan badan hukum meliputi :
a) Tahap Pertama : Pengurusan Akta Pendirian
Persyaratan pengurusan akta meliputi :

50
 Pendaftaran nama ke Kemenkumham RI.
 Fotocopy pengurus (ketua, sekretaris, bendahara) dan pengawas (1
orang).
 NPWP salah satu pengurus atau pengawas.
 Surat keterangan domisili dari Lurah.
 Stempel nama perkumpulan yang sudah disetujui Kemenkumham
RI.
 Biaya Rp 1.500.000,-.
 Penandatanganan blanko (minuta) oleh pengurus dan pengawas.
b) Tahap Kedua : Pengurusan NPWP Badan Hukum
Persyaratan pengurusan badan hukum meliputi :
 Fotocopy akta pendirian.
 Fotocopy KTP pribadi, dari salah satu pengurus atau pengawas.
 Fotocopy NPWP pribadi, dari salah satu pengurus atau pengawas.
 Surat Keterangan Domisili.
 Stempel nama perkumpulan.
c) Tahap Ketiga : Pengesahan Badan Hukum
Persyaratan pengurusan badan hukum meliputi :
 Fotocopy NPWP badan bersangkutan.
3) Proses pengurusan hingga jadinya SK Kemenkumham RI adalah
7 – 10 hari.
35. Pembinaan Kelompok Tani
a. Hari : Selasa
b. Tanggal : 8 Desember 2015
c. Jam : 12.00 WIB
d. Tempat : Gubug Pertemuan Perkumpulan Kelompok Tani Rukun
Makmur, Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati
e. Hasil :
1) Kelompok Tani Rukun Makmur dibentuk pada tahun 2002 dan menjadi
badan hukum bernama Perkumpulan Kelompok Tani Rukun Makmur
Cepoko. Komoditas yang diusahakan adalah padi (9 Ha) dan ternak sapi
(60 ekor).
2) Susunan pengurus Perkumpulan Kelompok Tani Rukun Makmur sebagai
berikut :
a) Ketua : Sutain
b) Sekretaris : Asari
c) Bendahara : Munadi
d) Seksi Keamanan : Japar
e) Seksi Listrik : Mulyadi
f) Seksi Kebersihan : Masroah

51
Jumlah pengurus dan anggota 34 orang. Seksi-seksi yang ada di dalam
kepengurusan belum mencerminkan komoditas yang diusahakan, sehingga
masih perlu pembenahan lebih lanjut.
3) Pertemuan rutin dilaksanakan setiap tanggal 15 setiap bulan, dengan tingkat
kehadiran sebesar 85%.
4) Buku-buku administrasi dibawa oleh pengurus lama, hingga kini belum
ditemukan keberadaannya. Buku-buku administrasi baru telah diserahkan
kepada kelompok, untuk diisi dan dilengkapi.
5) Jenis-jenis bantuan yang pernah diterima oleh kelompok meliputi :
a) Tahun 2012 : sapi perah betina impor, sebanyak 10 ekor.
b) Tahun 2013 : sumber air.
c) Tahun 2014 : kandang.
d) Tahun 2015 : pakan ternak dan sapi PO jantan 10 ekor.
6) Pada saat-saat tertentu, hasil susu tidak terserap seluruhnya. Pernah dalam
sehari tidak terserap 200 juta, sehingga susu dijual dengan harga sangat
murah. Selain dibeli/diambil oleh pedagang pengecer, yang tidak rutin
mengambil, juga disetor ke Boyolali.
7) Pemanfaatan cooling unit untuk hasil susu sangat dianjurkan, mengingat
hal ini dapat menghemat biaya produksi. Dengan memanfaatkan cooling
unit, pengiriman susu dapat dilakukan 2 hari sekali. Salah satu pemecahan
permasalahan transportasi hasil susu adalah pemanfaatan cooling unit yang
saat ini berada di Kelompok Tani Rejeki Lumintu, Kelurahan Sumurrejo,
Kecamatan Gunungpati. Di samping itu, juga diupayakan pengolahan hasil
susu menjadi produk yogurth, permen susu, dan lain-lain, untuk mencegah
adanya hasil produksi susu yang tidak terserap.
36. Pembinaan Kelompok Tani
a. Hari : Selasa
b. Tanggal : 22 Desember 2015
c. Jam : 12.00 WIB
d. Tempat : Gubug Pertemuan Kelompok Tani Pangudi Mulyo, Kelurahan
Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati
e. Hasil :
1) Kelompok Tani Pangudi Mulyo dibentuk pada tahun 2002 dan belum
menjadi badan hukum. Komoditas yang diusahakan adalah sapi perah (90
ekor).
2) Susunan pengurus Kelompok Tani Pangudi Mulyo sebagai berikut :
a) Ketua : Alaik.
b) Sekretaris : Kharisudin.
c) Bendahara : Sanusi
Jumlah pengurus dan anggota adalah 36 orang. Proses pengurusan status
badan hukum akan segera dilaksanakan kelompok.

52
3) Kelompok Tani Pangudi Mulyo sudah memiliki gazebo, yang
dipergunakan sebagai tempat pertemuan. Pertemuan kelompok
dilaksanakan sebulan sekali, tetapi kadang vakum. Ketua kelompok dan
beberapa pengurus dan anggota tidak dapat sepenuhnya mengurusi ternak
karena bekerja di lain tempat, sehingga urusan pemeliharaan sapi
dikerjakan ibu-ibu.
4) Buku-buku administrasi sudah ada tetapi belum diisi secara tertib dan
lengkap.
5) Jenis-jenis bantuan yang pernah diterima Kelompok Tani Pangudi Mulyo
meliputi :
a) Tahun 2012 : sapi betina, sebanyak 22 ekor.
b) Tahun 2013 : rumah kompos, tanpa peralatan dan pelatihan.
bantuan Gubernur Jawa Tengah sebesar
Rp 30.000.000,- untuk pembelian kambing, sebanyak
17 ekor.
Bantuan rumah kompos berasal dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Jawa Tengah. Sebenarnya, terdapat paket peralatan
dan pelatihan, namun hingga saat ini peralatan dan pelatihan tersebut belum
direalisasikan.

53
BAB III
PEMBAHASAN

Bila dirangkum secara ringkas, dalam Pembinaan Kelembagaan Petani, terdapat


beberapa permasalahan yaitu :
1. Kerjasama dalam rangka mensukseskan UPSUS Padi, Jagung, dan Kedele (Pajale)
yang telah dituangkan di dalam MoU antara Pemerintah Kota Semarang dengan
Kodim 0733/BS Semarang, yang melibatkan PPL, Babinsa, dan masyarakat petani
secara pro-aktif belum sepenuhnya memperhatikan dan melaksanakan hal-hal yang
berkaitan dengan :
a. Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Di Kota Semarang masih terdapat cukup banyak jaringan irigasi tersier
yang mengalami kerusakan, baik kerusakan ringan maupun berat, dan belum
direhabilitasi oleh Pemerintah Kota Semarang. Hal ini mengakibatkan
ketersediaan air untuk tanaman padi menjadi sangat terbatas dan pertumbuhan
tanaman terhambat. Pemerintah Kot Semarang, dalam hal ini Dinas Pertanian,
harus tanggap dan segera mengevaluasi kondisi lapangan dari seluruh jaringan
irigasi teknis tersier di wilayah Kota Semarang.
Untuk mengantisipasi segala jenis kerusakan jaringan irigasi tersier yang
ada di Kota Semarang, perlu dilaksanakan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier
(RJIT) yang didasarkan pada Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor
03/Permentan/OT.140/2/2015 Tanggal 2 Februari 2015 tentang Pedoman
Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai
melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana Pendukungnya Tahun
Anggaran 2015. Ketersediaan air di jaringan irigasi sangat menentukan
swasembada pangan. Berdasarkan Keputusan Menteri PU Nomor
293/KPTS/M/2014 Tanggal 10 Juni 2014, di Indonesia terdapat jaringan irigasi
seluas 7.145.168 Ha, dimana tingkat kerusakan jaringan irigasi primer dan
sekunder adalah 3.288.993 Ha dan tingkat kerusakan jaringan irigasi tersier
adalah 2.069.484 Ha.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi,
maka pengelolaan dan perbaikan jaringan irigasi primer dan sekunder
merupakan tanggung jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota, sedangkan untuk jaringan irigasi tersier,
merupakan tanggung jawab petani. Namun, sejalan dengan tanggung jawab
Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pertanian, adalah memperbaiki
sektor pertanian, maka rehabilitasi jaringan irigasi tersier dapat dilaksanakan
dengan memanfaatkan dana APBD Kota Semarang dan Dana Alokasi Khusus
(DAK).

54
b. Optimasi Lahan serta Ketersediaan Benih, Pupuk, dan Alsintan
Lahan baku sawah sebagai salah satu faktor produksi yang penting saat
ini luasnya semakin berkurang. Berdasarkan hasil audit lahan Kementerian
Pertanian pada tahun 2012, luas baku sawah 8.132.346 Ha, dengan IP rata-rata
nasional sebesar 140% dan produktivitas rata-rata nasional 5,16 Ton per Ha.
Luas tersebut menyediakan pangan bagi ± 237,6 juta penduduk Indonesia.
Seiring dengan hal tersebut, di Kota Semarang berkurangnya lahan baku sawah
pada kurun waktu 2012 – 2014 sebesar 52,60 Ha. Hal ini merupakan suatu
ancaman serius terhadap ketahanan pangan Kota Semarang, dimana luas tanam
komoditas pangan (padi, jagung, dan kedele) semakin menurun dari tahun ke
tahun.
Demi mensukseskan UPSUS Pajale, Pemerintah Kota Semarang
didukung oleh Kodim 0733/BS Semarang sudah saatnya berupaya semaksimal
mungkin mempertahankan keberadaan dan fungsi lahan sawah dan lahan-lahan
untuk jagung dan kedelai di Kota Semarang, agar peruntukan lahannya tersebut
tidak bergeser ke arah sektor industri, pemukiman, atau sektor nonpertanian
lainnya. Di dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 – 2031,
sudah sangat jelas disebutkan batasan-batasan tentang peruntukan lahan di
masing-masing kecamatan di Kota Semarang. Berlandaskan aturan tersebut,
setiap pelanggaran terhadap tata ruang yang dimuat di dalam peraturan daerah
ttersebut harus dikenakan sanksi yang jelas dan tegas.
Di samping mempertahankan luasan lahan yang ada, juga dilakukan
Percepatan Optimasi Lahan (POL) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI
Nomor 134/Permentan/OT.140/12/2014 Tanggal 8 Desember 2014 tentang
Pedoman Percepatan Optimasi Lahan. Kegiatan Percepatan Optimasi Lahan,
sebagai upaya peningkatan indeks pertanaman (IP) dan produktivitas padi pada
lahan sawah melalui penyediaan prasarana dan sarana pertanian, dilaksanakan
melalui pemberian bantuan berupa pupuk NPK, pupuk Urea, benih padi, alat
dan mesin pertanian (alsintan) serta pendampingan dan penyuluhan pertanian.
Sebagai langkah awal, yang harus diperhatikan ialah penyediaan benih
unggul. Penyediaan dan penggunaan benih unggul, yaitu benih padi inhibrida,
benih padi hibrida, benih jagung hibrida, dan benih kedelai, dimaksudkan
untuk meningkatkan produktivitas lahan dan bila produktivitas ini meningkat,
maka produksi juga dapat meningkat.
Selanjutnya, penyediaan dan penggunaan pupuk berimbang juga
menuntut perhatian yang serius agar pertumbuhan tanaman padi, jagung, dan
kedelai menjadi optimal. Pemberian bantuan pupuk kepada kelompok tani
dilakukan bila kelompok tani telah menyusun RDKK pupuk subsidi dan
bersedia memberi serta menggunakan pupuk tersebut untuk usaha tani tanaman
pangan.

55
Penyediaan alat dan mesin pertanian berupa alat dan mesin pertanian (alsintan)
yang terbagi menjadi 3 kategori yaitu alsintan prapanen, alsintan pascapanen,
dan alsin pengolahan hasil pertanian. Sebagai contoh:
alsintan prapanen meliputi traktor roda 2, pompa air, dan alat tanam (rice
transplanter), alsintan pascapanen meliputi alat panen padi ukuran kecil
(combine harvester kecil padi), combine harvester jagung, pemipil jagung
(corn sheler), pengering jagung tipe bed dryer dan tipe vertical dryer, dan
power threser multiguna.
1) Alsintan prapanen, meliputi traktor roda 2, pompa air, dan alat tanam (rice
transplanter).
2) Alsintan pascapanen, meliputi alat panen padi ukuran kecil (combine
harvester kecil padi), combine harvester jagung, pemipil jagung (corn
sheler), pengering jagung tipe bed dryer dan vertical dryer, serta power
threser multiguna.
3) Alsin (alat dan mesin) pengolahan hasil pertanian, meliputi alat dan mesin
yang disesuaikan dengan proses pengolahan hasil pertanian, misalnya rice
mill untuk mengolah gabah kering menjadi beras.
c. Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)
Sebagaimana dijelaskan oleh hasil pembinaan Kelompok Tani
Tampirejo Makmur, Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang dan hasil
pembinaan kelompok-kelompok tani yang tergabung di dalam Gapoktan Tani
Rejo (Kel. Cepoko, Kec. Gunungpati) perihal penerapan teknologi PTT untuk
komditas padi dan jagung secara intensif untuk menunjang UPSUS Pajale, PTT
menjadi suatu pendekatan inovatif dalam upaya meningkatkan produktivitas
dan efisiensi usaha tani melalui perbaikan sistem atau pendekatan dalam
perakitan paket teknologi yang sinergis antarkomponen teknologi, dilakukan
secara partisipatif oleh petani dan bersifat spesifik lokasi. PTT merupakan
inovasi baru untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam peningkatan
produktivitas tanaman pangan serta merupakan suatu strategi yang
dilaksanakan untuk memacu peningkatan produksi dan produktivitas usaha tani
padi, jagung, dan kedelai, melalui integrasi antarsektor dan antarwilayah dalam
pengembangan usaha tani tersebut.
Kota Semarang merupakan kawasan pengembangan dalam PTT, dimana
wilayah-wilayah potensial tanaman pangan, khususnya padi, jagung, dan
kedelai, tingkat produktivitasnya sudah mencapai rata-rata produktivitas tetapi
belum sesuai dengan potensi hasil dan masih berpeluang untuk ditingkatkan,
misalnya melalui pergantian varietas, mengusahakan varietas hibrida,
penerapan teknologi usaha tani yang sudah lebih baik, pemantapan lahan yang
optimal, dan menurunkan tingkat kehilangan hasil tanaman pangan.
Melalui arahan dan bimbingan dari Pemandu Lapangan (PL) yaitu
Penyuluh Pertanian, Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), dan

56
Pengawas Benih Tanaman (BPTP), Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SL-PTT) padi, jagung, dan kedelai yang telah gencar dilaksanakan
sejak tahun 2008 dapat difokuskan pada pola pertumbuhan, pengembangan,
dan pemantapan serta pendekatan kawasan skala luas, terintegrasi dari hulu ke
hilir, serta didukung oleh bantuan sebagai instrumen stimulan.
2. Pemberdayaan petani sebagai upaya untuk meningkatkan kemapuan,
mendorong kebersamaan, mendorong kebebasan memilih/memutuskan,
membangkitkan kemandirian, mengurangi ketergantungan, dan menciptakan
hubungan yang saling menguntungkan di antara para anggota kelompok tani
telah dilaksanakan Petugas Lapangan (PPL dan THL-TBPP) cukup intensif di
seluruh kecamatan. Namun, sering terjadi permasalahan dimana pengurus
kelompok kurang transparan (terbuka) dalam hal penyampaian informasi-
informasi terbaru, yang berkaitan dengan penerapan teknologi budidaya,
pemberian bantuan (hibah), maupun berkaitan dengan penyaluran benih,
pupuk, serta lainnya. Pertemuan rutin sebenarnya menjadi jembatan
penghubung antara para anggota dengan pengurus maupun instansi terkait,
tetapi kurang berdaya guna secara optimal, sehingga diperlukan upaya ekstra
dari Petugas Lapangan untuk membuat anggota kelompok memahami segala
jenis permasalahan di kelompok secara lengkap. Dengan kekompakan anggota
kelompok, segala permasalahan tentunya dapat diselesaikan secara tepat dan
cepat.
3. Penerapan teknologi tepat guna dan pertanian yang intensif untuk berbagai hal
masih sangat kurang, misalnya untuk pembuatan pupuk organik, pembuatan
obat hama dan penyakit, budidaya, dan penetapan sumber air untuk lahan,
sehingga Good Agricultural Practises belum dapat terwujud. Demikian juga,
Good Handling Practises, dan Good Manufacturing Practises juga belum
dijalankan secara tepat oleh petani dalam pengelolaan komoditasnya, sehingga
produksi pertanian maupun peternakan yang dihasilkan relatif kecil jumlahnya.
Pendekatan kawasan berskala luas, pembelajaran tentang pola-pola
peertumbuhan, pengembangan, dan pemantapan terhadap petani juga dirasakan
juga sangat kurang. Selain pada budidaya komoditas pertanian, penerapan
teknologi tepat guna ini belum dilaksanaka secara optimal pada komoditas
peternakan. Sebagai contoh, pemanfaatan cooling unit untuk menghemat biaya
transportasi produk susu. Masih banyak produk susu dari kelompok-kelompok
tani yang belum dapat diserap oleh pasar, karena terbuang percuma akibat
keterlambatan transportasi. Pemanfaatan eks lahan bengkok pun masih kurang
optimal, untuk pemberdayaan kelompok tani ternak, sehingga perkembangan
produksi susu dari ternak belum meningkat secara signifikan.

57
BAB IV
TINDAK LANJUT

Setelah melihat pembahasan permasalahan, tindak lanjut yang dapat diambil


untuk menyelesaikan permasalahan tersebut meliputi : :
1. Sehubungan ketersediaan air pada jaringan irigasi merupakan faktor sangat penting
dalam peningkatan produksi tanaman pangan, Pemerintah Kota Semarang melalui
Dinas Pertanian Kota Semarang akan segera mengambil langkah-langkah nyata
dalam perbaikan (rehabilitasi) jaringan irigasi tersier dan pembangunan jaringan
irigasi tersier baru.
2. Untuk menyukseskan UPSUS Pajale, diperlukan stabilitas luas lahan di kecamatan-
kecamatan potensial pertanian di Kota Semarang. Berarti, diperlukan peraturan
daerah yang jelas dan tegas mengatur stabilitas luas lahan ini, agar tidak mudah
terjadi alih fungsi lahan di kecamatan-kecamatan potensial pertanian. Di samping
itu, optimasi lahan senantiasa perlu dilaksanakan agar indeks per tanaman (IP)
semakin meningkat. Penyaluran pupuk bersubsidi, benih unggul, dan alsintan (alat
dan mesin pertanian) juga dijamin kelancaran prosesnya agar petani dipermudah
dalam ketersediaan pupuk, benih, dan alsintan, sehingga petani lebih termotivasi
dalam meningkatkan produksi tanaman pangannya.
3. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) melalui integrasi antarsektor dan
antarwilayah senantiasa perlu dilaksanakan untuk meningkatkan produktivitas
tanaman pangan, melalui arahan yang jelas dan tegas dari Dinas Pertanian Kota
Semarang, sehingga pola pertumbuhan, perkembangan, pemantapan, dan
pendekatan kawasan yang terintegrasi dari hulu ke hilir didukung berbagai jenis
bantuan, untuk peningkatan produksi tanaman pangan, semakin jelas dan
meningkat dari waktu ke waktu.
4. Good Agricultural Practises, Good Handling Practisesi, dan Good Manufacturing
Practises perlu semakin dipahami oleh Penyuluh Lapangan dan petani agar dalam
mengaplikasikan berbagai bentuk sistem dan teknologi budidaya, baik Penyuluh
Lapangan maupun petani semakin maju, modern, dan senantiasa berwawasan
agribisnis. Hal ini menunjang visi pertanian di masa depan yaitu pertanian yang
bersistem pertanian industrial yang berdaya saing, berkeadilan, dan berkelanjutan,
guna menjamin ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat pertanian di Kota
Semarang.
5. Upaya yang lebih maksimal perlu dilakukan oleh Petugas Dinas Pertanian Kota
Semarang untuk menyatukan seluruh anggota dari kelompok-kelompok tani, baik
dalam segi administratif maupun segi teknis lapangan, sehingga anggota-anggota
kelompok tani menjadi kompak, transparan, dan bertanggung jawab satu sama lain.
Kekompakan ini sangat mendorong kemajuan kelompok tani di masa mendatang.

58
BAB V
PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan dan tindak lanjut yang telah diuraikan pada bab
III dan bab IV sebelumnya, dapat dilihat dengan jelas bahwa Pembinaan Kelembagaan
Petani merupakan landasan penumbuhan kelompok tani karena di dalam pembinaan
tersebut terdapat upaya-upaya peningkatan sumber daya manusia dari petani. Dalam
proses pembinaan tersebut, tiga hal yang sangat penting yang harus dikuasai secara
optimal oleh Petugas Dinas Pertanian Kota Semarang ialah Good Agricultural
Practises, Good Handling Practises, dan Good Manufacturing Practises karena ketiga
hal ini melandasi suatu sistem pertanian yang bersifat agribisnis dan industrial.
Status badan hukum pada kelompok tani merupakan suatu hal yang wajib
dipenuhi, mengingat status ini menjamin legalitas kelompok maupun legalitas usaha
pertanian yang dilaksanakan, sehingga dalam melaksanakan budidaya pertanian,
pengolahan pertanian, maupun pemasaran hasil pertanian, kelompok-kelompok tani
memperoleh kepastian hukum dari negara. Di samping itu, segala bentuk pengajaran
maupun arahan para Petugas Dinas Pertanian Kota Semarang wajib dipelajari, ditaati,
dan dilaksanakan karena hal-hal tersebut sangat menunjang kinerja dan kemajuan mind
set petani di Kota Semarang.

--- 000 ---

59
LAMPIRAN

Foto 1. Pembinaan Kelompok Tani Pangudi Mulyo, Kelurahan Nongko-


sawit, Kecamatan Gunungpati.

Foto 2. Pembinaan Perkumpulan Kelompok Tani Kuncen Farm,


Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen.

60
v

Foto 3. Pembinaan Kelompok Tani Rukun Makmur, Kelurahan Cepoko,


Kecamatan Gunungpati.

Foto 4. Pembinaan Kelompok Tani Rukun Makmur, Kelurahan Cepoko,


Kecamatan Gunungpati.

61
v

Foto 5. Pembinaan Gapoktan dalam rangka Menuju Lembaga Keuangan


Mikro (LKM) yang Mandiri.

Foto 6. Pembinaan dalam rangka Pengurusan Status Badan Hukum.

62
v

Foto 7. Pembinaan dan Sosialisasi Badan Hukum.

Foto 8. Pembinaan dan Sosialisasi Badan Hukum.

63
v

Foto 9. Pembinaan dalam rangka Mengikuti Rembug Paripurna KTNA


Nasional dan Kunjung Lapang KTNA ke Kabupaten Boyolali.

Foto 10. Pembinaan dalam rangka Mengikuti Rembug Paripurna KTNA


Nasional dan Kunjung Lapang KTNA ke Kabupaten Boyolali.

64
v

Foto 11. Pembinaan dalam rangka Reorganisasi Asosiasi Gapoktan Mitra


Sejati.

Foto 12. Pembinaan Kelembagaan Asosiasi Multiflora.

65

Anda mungkin juga menyukai