Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KIMIA BAHAN MAKANAN

TEHNIK PACKAGING

KELOMPOK 8

1. ARIYANI SAFITRI (06101181722012)


2. INDRI KURNIA SEPTIANA (06101181722031)
3. JON FAIZAL (06101981722068)
4. MUHAMMAD YUDHARSYAH (06101181722003)
5. RIZKI KINANTI (06101281722030)

DOSEN PEMBIMBING : DRS. A.RACHMAN IBRAHIM, M.SC.ED

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Atas rahmat dan karunia dari Tuhan yang Maha Esa. Kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Tak lupa rasa terima kasih
kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah ikut berkontribusi dan membantu
dalam pembuatan makalah ini. Karena bimbingan dan doa mereka makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Makalah ini merupakan tugas
penggganti MID mata kuliah kimia bahan makanan yang dibimbing oleh bapak
DRS. A. RACHMAN IBRAHIM, M.SC.ED. Di dalam makalah ini
kami membahas tentang Tehnik Packaging yang kami susun berdasarkan referensi
dari beberapa sumber di internet.
Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pembacanya
dan diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan dari pembacanya.
Dan semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Kami mohon maaf
apabila dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dalam penulisan, ataupun isi.
oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang membangun demi mencapai
kesempurnaan dalam penulisan makalah ini.

Indralaya, 05 Maret 2019

Penulis

Tehnik Packaging Page 1


DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ....................................................................................... 3
2. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
3. Tujuan ..................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
1. Sejarah Tehnik Pengemasan (Packaging) .............................................. 5
2. Pengertian Pengemasan........................................................................... 6
3. Fungsi pengemasan makanan.................................................................. 7
4. Jenis-jenis bahan yang digunakan dalam pengemasan makanan............ 9
5. Keuntungan dan Kerugian dari bahan-bahan pengemasan makanan...... 16
6. Pengemasan Aseptik............................................................................... 19

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan ............................................................................................. 24
2. Saran........................................................................................................ 24

Daftar Pustaka

Tehnik Packaging Page 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan atau minuman yang
sehari – hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan hanya sekadar
bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai pelindung saja. Ada banyak
bahan yang digunakan sebagai pengemas yang bersentuhan langsung dengan
makanan, tetapi tidak semua bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya.
Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk
wadah atau tempat yang dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai
dengan tujuannya. Adanya kemasan yang dapat membantu mencegah/mengurangi
kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta
gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Dari segi promosi kemasan
berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Bahan kemasan yang
umum untuk pengemasan produk hasil pertanian untuk tujuan pengangkutan atau
distribusi adalah kayu, serat goni, plastik, kertas dan gelombang karton.
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan
dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi
dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan,getaran). Di
samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu
hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi
promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik
pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan
dalam perencanaannya.
Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem
penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara
tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah

Tehnik Packaging Page 3


yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di bidang pascapanen, sudah banyak
inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan
kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen
produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti menggeser metode pengemasan
tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


 Apa pengertian pengemasan makanan?
 Apa fungsi dari pengemasan makanan?
 Apa saja jenis-jenis bahan kemasan makanan?
 Apa keuntungan dan kerugian dari bahan-bahan kemasan makanan?

1.3 Tujuan Penulisan


 Dapat mengetahui pengertian pengemasan makanan
 Dapat mengetahui fungsi pengemasan makanan
 Dapat membedakan jenis-jenis bahan kemasan makanan
 Dapat mengetahi keuntungan dan kerugian dari bahan-bahan kemasan
makanan.

Tehnik Packaging Page 4


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tehnik Pengemasan (Packaging)


Pengemasan bahan pangan sudah lama dikenal dan dipegunakan untuk
keperluan manusia. Pada zaman prasejarah orang masih mempergunakkan bahan
kemasan dari bahan-bahan alam seperti daun-daun, kulit buah, kulit kayu,
pelepah, batu-bauan kerang dan kulit binatang. Bentuk dang fungsi kemasan
masih sangat sederhana, yakni hanya untuk keperluan membawa makanan yang
tidak habis terkonsumsi ke daerah lain.
Pada zaman Paleolitik, perkembangan pengemasan bau sampai pada
pembuatan keranjangdari rumput yang dijalain atau dari ranting-ranting kayu
yang lentur. Pada zaman Neolitik, mulai dikenal wadah dari logam yang dibentuk
berupa cawan untuk minum seperti tanduk binatang. Pada zaman ini dikenal pula
bentuk-bentuk kmasan seperti cawan, baki, dan benda lain yang terbuat dari tanah
liat. Pada zaman sumerian, kemasan jenis kaca sudah dikenal dengan jar kecil
yang igunakan untuk mengemas cairan-cairan yang berharga atau ramuan obat
atau parfum. Pada tahun 750 terjadi penyebarluasan pemakaian botol, toples, dan
tempayan yang terbuat dari tanah. Pengrajin yang terampil membuat kontainer
keramik dan kontainer dekoratif lainya untuk menyimpan kemenyan, wewangian,
dan salep. Pada awal tahun 1800-an ketika populasi semakin tumbuh di Eropa dan
Amerika, tong, kotak kayu, dan kantong serat digunakan secara luas sebagai
material kemasan. Dengan permintaan barang konsumen yang semakin
meningkat, perkembangan kaleng, aluminium, kaca, dan kantong kertas muncul
sebagai sumber daya kemasan yang signifikan. Pada tahun 1817 kotak kardus
pertama kali dibuat di Inggris 200 tahun setelah orang Cina menemukan kertas,
dan berubah menjadi perkembangan revolusioner pada akhir abad ke sembilan
belas. Kemasan kardus diproduksi secara komersial pada tahun 1839.
Prinsip litografi ditemukan oleh Alois Senefelder pada tahun 1798,
merupakan titik signifikan dalam sejarah desain kemasan, dan semakin maju
dengan perkembanganya produksi masal. Karena semua kemasan mulai dari kotak

Tehnik Packaging Page 5


kardus, peti kayu, botol, dan kaleng memiliki label kertas, proses litografi label
cetakan menjadi salah satu perkembangan yang patut dicatat pada masa itu.
Selanjutnya, setiap label atau pembungkus dicetak dengan tangan memakai mesin
pres kayu diatas kertas buatan tangan. Selama berabad-abad, fungsi sebuah
kemasan hanyalah sebatas untuk melindungi barang atau mempermudah
barang untuk dibawa. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin
kompleks, barulah terjadi penambahan nilai-nilai fungsional dan peranan
kemasan dalam pemasaran mulai diakuisebagai satu kekuatan utama dalam
persaingan pasar. Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat
dari kulit, kain, kayu, batu, keramik dan kaca. Tetapi pada jaman itu,
kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi
barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak
barang. Selain itu, kemasan juga berfungsi sebagai wadah agar barang mudah
dibawa selama dalam perjalanan.
Baru pada tahun 1980-an di mana persaingan dalam dunia usaha
semakin tajam dan kalangan produsen saling berlomba untuk merebut
perhatian calon konsumen, bentuk dan model kemasan dirasakan sangat
penting peranannya dalam strategi pemasaran. Di sini kemasan harus mampu
menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan produk, dan “membujuk”
konsumen. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tugas penjualan pada
saat jual beli terjadi. Pada akhir abad atau tahun 1990-an produsen dengan
banyaknya merek-merek produk dijual bersamaan dengan yang mereka miliki,
menyadari kebutuhan untuk menyertkan insinyur kemasan kedalam tim
pengembangan produk dan desainer kemasan sebagai bagian tim pemasaran.

2.2 Pengertian Pengemasan (Packaging)


Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap
makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum
diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan
konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas.

Tehnik Packaging Page 6


Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan.
Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan
mutu bahan hasil pertanian. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di
dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,
benturan, getaran).
Pada dasarnya, kemasan disebut sebagai active packaging jika kemasan
tersebut tidak hanya berfungsi untuk mempertahankan bahan pangan atau pruduk
terhadap pengaruh luar, tetapi juga kemasan tersebut juga mampu mengendalikan
kondisi isi yang ada di dalam kemasan. Kemasan adalah wadah atau suatu tempat
yang digunakan untuk pelindung produk baik makanan atau yang lainnya,
disamping berfungsi melindungi dari berabagai bahaya pencemaran lingkungan
kemasan juga bisa berfungsi sebagai pengawat makanan.
Kemasan diartikan juga sebagai material yang membungkus suatu produk
dengan tujuan untuk mewadahi, mengidentifikasi, menjelaskan, melindungi,
menampilkan dan mempromosikan, sehingga membuat produk tersebut dapat
dipasarkan dan tetap bersih. Kemasan atau packaging menjadi salah satu unsur
penting dalam suatu produk. Dalam KBBI, kemasan adalah bungkus pelindung
dalam suatu barang dagangan yang dihasilkan dari kegiatan mengemas.
Selain pengertian kemasan diatas, terdapat sejumlah gagasan, teori atau
pendapat para ahli dalam memberikan definisinya mengenai kemasan. Tidak
sedikit definisi kemasan semakin memajukan kegiatan dan bentuk-bentuk
kemasan atau dapat dimaksud jenis-jenis kemasan. Tentu saja, kekuatan teori dari
para ahli, melalui proses panjang dengan melakukan penelitian ilmiah. Adapun
pengertian kemasan menurut para ahli adalah sebagai berikut.
a) Menurut Marianne Rosner Klinchuk dan Sasdnra A. Krasovec
Menurut Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec bahwa pengertian
kemasan diimplikasikan pada hasil akhir proses mengemas. Kemasan adalah
desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi
dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat
dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim,

Tehnik Packaging Page 7


mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di
pasar.
b) Pengertian Kemasan Menurut Cenadi
Menurut Cenadi bahwa definisi mengenai kemasan adalah seluruh kegiatan
yang dirancang dan memproduksi suatu wadah atau bungkus atau kemasan
terhadap suatu produk. Kemasan demikian terdiri tas tiga hal yakni merek, label,
dan kemasan itu sendiri.
c) Pengertian Kemasan Menurut Kotler dan Amstrong
Menurut Kotler dan Amstrong bahwa pengertian kemasan didefinisikan
sebagai packaging “involves designing and producing the container or wrapper
for a product”. Menurut Kotler dan Amstrong tersebut dapat diartikan bahwa
kemasan adalah proses kemasan yang melibatkan adanya kegiatan dalam bentuk
mendesain dan juga memproduksi, fungsi utama dari kemasan sendiri yakni
dalam melindungi produk agar produk tetap terjaga kualitasnya. Menurutnya,
kemasan adalah suatu bentuk kegiatan yang melibatkan desain serta produk,
sehingga kemasan ini dapat berfungsi agar produk di dalamnya dapat terlindungi.
d) Pengertian Kemasan Menurut Swastha
Menurut Swastha bahwa pengertian kemasan atau packaging
(pembungkusan) adalah kegiatan yang umum perencanaan barang yang dimana
kemasan tersebut melibatkan adanya penentuan desain pembuatan bungkus atau
kemasan suatu barang.
e) Pengertian Kemasan Menurut Widiatmoko
Menurut Widiatmoko bahwa pengertian kemasan (packaging) merupakan
upaya manusia dalam mengumpulkan sesuatu yang sebelumnya masih berantakan
kedalam satu wadah serta melindunginya dari adanya gangguan cuaca.
f) Pengertian Kemasan Menurut Bhakti
Menurut Bhakti bahwa pengertian kemasan adalah kesan singkat dari citra
suatu produk yang disampaikan oleh pabrik, dan kemasan tersebut haruslah
memiliki konsep terpadu dengan fungsi produk. Desain demikian dalam hal ini
kemasan membutuhkan banyak pemikiran dan tentu saja bukanlah suatu hal yang
mudah.

Tehnik Packaging Page 8


g) Pengertian Kemasan Menurut Titik Wijayanti
Kemasan adalah upaya yang dilakukan oleh prusahaan untuk memberikan
informasi kepada setiap konsumennya tentang produk yang ada di dalamnya.
h) Pengertian Kemasan Menurut Cahyorini dan Rusfian
Menurutnya, kemasan adalah kegiatan yang dilakukan oleh prusahaan yang
terdiri dari desain grafis, informasi produk, serta struktur desain.
i) Pengertian Kemasan Menurut Rodriguez
Menurutnya, kemasan atau pengemas aktif adalah kemasan yang dapat
merubah kondisi dari bahan pangan dengan penambahan senyawa aktif sehingga
mampu memperpanjang umur simpan dari bahan pangan yang dikemas dan juga
meningkatkan keamanan serta tetap mempertahankan kualitas.
j) Menurut Kotler & Keller
Pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau
bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan disebut juga pembungkusan,
pewadahan atau pengepakan. Pengemasan memegang peranan penting dalam
pengawetan dan mempertahankan mutu suatu produk makanan. Makanan yang
diberi wadah atau pembungkus akan tercegah dari kerusakan, pencemaran (debu)
serta serta gangguan fisik (gesekan,benturan,getaran). Disamping itu pengemasan
berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar
mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan
dan distribusi. Menurutnya, kemasan adalah usaha yang dibagun oleh seseorang
untuk menjaga ekuitas merek sehingga dapat mendongkrak penjualan.
Dari pengertian kemasan menurut para ahli diatas dapat dikatakan jika
kemasan adalah kegiatan pengemasan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
melindungi suatu produk agar terhindari dari pencemaran lingkungan serta
bertujuan untuk mengawatkan dagangan.
Sebelum manusia membuat kemasan, alam sendiri telah menyajikan
kemasan, seperti misalnya jagung yang dibungkus seludang, buah-buahan
terbungkus kulitnya, buah kelapa yang terlindungi baik dengan sabut dan
tempurung, polong-polongan terbungkus kulit polong. Tidak hanya bahan pangan,
kosmetika dan barang industri lainnya, bahkan manusia pun menggunakan

Tehnik Packaging Page 9


kemasan sebagai pelindung tubuhnya dari gangguan cuaca, serta supaya tampak
lebih anggun dan menarik.
Secara tradisional nenek moyang kita menggunakan bahan kemasan alami
untuk mewadahi bahan pangan seperti buluh bambu, daun-daunan, pelepah atau
kulit pohon, kulit binatang, rongga batang pohon, batu, tanah liat, tulang dan
sebagainya. Pada industri modern berbagai kemasan dan proses pengemasan telah
beragam. Kemasan dengan variasi atmosfir, kemasan aseptic, kemasan
transportasi dengan suhu rendah dan lain-lain telah memperluas horizon dan
cakrawala pengemasan hasil pertanian. Saat ini perkembangan pengemasan
bergerak sangat cepat seirama dengan perkembangan industri-industri yang
memanfaatkan dan menggunakannya.

2.3 Fungsi Pengemasan Makanan


Fungsi dari pengemasan makanan yaitu sebagai berikut:
a. Sebagai Containment
Kita seringkali melihat gambar yang terlampir dalam paket ataupun
kemasan suatu produk. Tujuannya adalah menginformasikan kepada konsumen
bahwa barang tersebut membutuhkan perlindungan terhadap getaran, suhu yang
ekstrim, paparan sinar matahari secara langsung dll.
b. Sebagai Protaction
Batas perlindungan yang dimaksud adalah perlakuan khusus pada produk
dari oksigen, uap air dan debu. Kemasan yang mencegah masuknya oksigen dapat
membuat produk menjadi lebih tahan lama. Sedangkan mempertahankan tekanan
dalam kemasan makanan berfungsi untuk menjaga agar makanan tetap steril, lebih
segar dan menjaga kandungan nutrisi di dalam produk.
c. Sebagai Preservation
Umur simpan (shelf life) yang panjang sangat diinginkan oleh konsumen
dan distributor. Oleh karena itu sebuah pengemas harus bisa membuat mutu
produk tetap sama sampai produk dikonsumsi konsumen. Di sini fungsi pengemas
sebagai pemelihara dan pengawet agar mutu tetap baik.
d. Sebagai Distribution

Tehnik Packaging Page 10


Faktor pendistribusian Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik
kedistributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat
distributor,kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan.
Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa
sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.
e. Sebagai Identification
Dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan
informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan. Kemasan
yang ideal sebaiknya memberikan informasi yang sesuai dan dibutuhkan kepada
khalayak, baik secara verbal maupun visual. Initinya adalah, apakah elemen –
elemen desian dalam kemasan sudah memberikan informasi secara cepat,mudah
dan lengkap, mulai dari batas kaldarluarsa, kompsisi makanan, halal atau haram
dan lain sebagainya. 
f. Sebagai Convenience
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan
mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk
dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau
konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian
tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila
tangan pemakainya terkena minyak.

2.4 Jenis-jenis Bahan Yang Digunakan Dalam Pengemasan Makanan


a. Kemasan Plastik/Film
Kemasan plastik merupakan kemasan yang paling banyak digunakan pada
saat ini dibandingkan dengan kemasan lainnya, seperti kemasan logam dan gelas.
Bahan kemasan plastik secara umum tersusun dari polimer rantai panjang dari
satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Monomer-monomer
dipolimerisasikan untuk menghasilkan suatu unit berulang tunggal yang disebut
homopolimer. Dalam beberapa hal polimer dapat dibuat dengan proses adisi lebih
dari satu macam monomer, atau dengan reaksi kondensasi tiga macam monomer.

Tehnik Packaging Page 11


Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk
secara sambung menyambung bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer.
Misalnya, plastik jenis PVC (Polivinil Chlorida), sesungguhnya adalah monomer
dari vinil klorida. Disamping bahan dasar berupa monomer, di dalam plastik juga
terdapat bahan non plastik yang disebut aditif yang diperlukan untuk memperbaiki
sifat-sifat plastik itu sendiri. Bahan aditif tersebut berupa zat-zat dengan berat
molekul rendah, yang dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap
sinar ultraviolet, anti lekat, dan masih banyak lagi.
Kemasan plastik mulai diperkenalkan pada tahun 1900-an. Sejak itu
perkembangan nya berlangsung sangat cepat. Sesudah Perang Dunia II,
diperkenalkan berbagai jenis kemasan plastik dalam bentuk kemasan lemas
(fleksibel) maupun kaku. Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal antara lain
polietilen, polipropilen, poliester, nilon, serta vinil film. Bahkan selama dua
dasawarsa terakhir, pangsa pasar dunia untuk kemasan pangan telah direbut oleh
kemasan plastik. Sesudah Perang Dunia II, berbagai jenis kemasan plastik
fleksibel muncul dengan pesat. Sebagai bahan pembungkus, plastik dapat
digunakan dalam bentuk tunggal, komposit atau berupa lapisan multilapis dengan
bahan lain, (pakah itu antara plastik dengan plastik yang beda jenis, plastik
dengan kertas atau lainnya). Kombinasi tersebut dinamakan aminasi. Dengan
demikian, kombinasi dari berbagai janis plastik dapat menghasilkan ratusan jenis
kemasan.
a) Jenis Kemasan Film
1. Politen/Polietilen (PE)
Merupakan polimerasi adisi gas etilen dari hasil samping industri minyak.
Ada tiga jenis, Low Density Polyethylene (LDPE) yang mudah dikelim dan
murah, Medium Density Polyethylene (MDPE) yang lebih kaku dari LDPE dan
lebih tahan suhu tinggi, dan High Density Polyethylene (HDPE) yang paling kaku
dan tahan suhu tinggi (suhu 120°C). Sifat umum dari PE adalah mempunyai
penampakan bervariasi dan transparan, berminyak; mudah dibentuk, lemas,
gampang ditarik; daya rentang tinggi tanpa sobek; mudah dikelim panas; tidak
cocok untuk bahan berlemak, gemuk, minyak; tahan terhadap asam, basa, alkohol,

Tehnik Packaging Page 12


deterjen; untuk penyimpanan beku (-50°C); transmisi gas cukup tinggi (untuk
makanan beraroma); serta kedap air dan uap air.
2. Poliester/Polietilen Tereptalat (PET)
Biasa digunakan untuk kemasan buah kering, makanan beku dan permen.
Sifat umumnya antara lain transparan, bersih, jernih; adaptasi suhu tinggi (suhu
300°C) sangat baik; permeabilitas uap air dan gas sangat rendah; tahan pelarut
organik; serta tidak tahan asam kuat, phenol, benzil alkohol.
3. Polipropilen (PP)
Syarat utama PP antara lain ringan, mudah dibentuk, transparan, jernih
(kemasan kaku tidak transparan); kekuatan tarik lebih besar dari PE, suhu rendah,
rapuh, mudah pecah; lebih kaku dari PE, tidak mudah sobek; permeabilitas uap air
rendah, permeabilitas gas sedang; tahan suhu tinggi (150°C) terutama untuk
makanan sterilisasi; titik leleh tinggi, sulit dibuat kantung; tahan terhadap asam
kuat, basa dan minyak; pada suhu tinggi bereaksi dengan benzena, siklen, toluen,
terpentin, asam nitrat kuat.
4. Polistirene (PS)
Sifat utamanya adalah kekuatan tarik dan tidak mudah sobek; titik lebur
rendah (80°C); tahan asam, basa; terurai dengan alkohol, ester, keton, klorin,
hidrokarbon aromatik; permeabilitas uap air dan gas sangat tinggi; mudah dicetak,
licin, jernih, mengkilap; keruh jika kontak dengan pelarut, mudah menyerap
pemlastik; afinitas tinggi terhadap debu dan kotoran; serta baik untuk bahan dasar
laminasi dengan logam.
5. Polivinil Khlorida (PVC)
Ada tiga jenis yaitu plasticized vinyl chloride, vinyl co polimer, dan
oriented film. Sifat umumnya adalah tembus pandang; permeabilitas gas dan uap
air rendah; tahan terhadap minyak, alkohol dan petroleum; kekuatan tarik tinggi,
tidak mudah sobek; dapat dipengaruhi hidrokarbon aromatik, keton, aldehid, ester,
dan lain-lain; serta mempunyai densitas 1.35 – 1.4g/cm3.
6. Saran/Poliviniliden Khlorida (PVDC)
Sifat umum PVDC saran antara lain adalah transparan, luwes, jernih,
beragam; tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, minyak; sekat lintasan yang

Tehnik Packaging Page 13


baik untuk sinar UV; permeabilitas gas dan uap air sangat rendah; tahan terhadap
pemanasan kering atau basah; serta tidak baik untuk kemas beku. Sedangkan sifat
umum PVDC cryovac, yakni mempunyai permeabilitas uap air dan gas rendah;
mengkerut jika kena panas; tahan suhu rendah (-40°C); tahan tekanan tinggi
(vakum); mudah dicetak, licin, transparan; tidak mudah dibakar; mudah dikelim
panas.
7. Selopan
Sifat umum selopan adalah transparan, terang; tidak termoplastik, t dak bisa
direkat dengan panas; tidak larut air, minyak, tidak melalukan O2; mudah retak
pada RH dan suhu rendah; mudah dilaminasi; mudah dirobek; dan mengkerut
pada suhu dingin. Ada beberapa kode atau jenis selopan, yaitu A/B (Anchored); C
(Colored); D (du Pont); L (kedap air sedang); M (kedap uap air); O (dilapisi
sebelah); P (tidak dilapisi); R (dilapisis dengan vinil); S (direkat dengan panas); T
(tembus pandang); V, X/K (dilapisi dengan polimer saran); WO (White Opaque).
8. Film Plastik
Contoh dari plastik film adalah film larut air dan dapat dimakan, yaitu
amilosa pada bungkus permen dan sosis; selulosa asetat butirat, selulosa asetat
propionat; selulosa nitrat dan selulosa triasetat; klorotrifluoroetilin (peralatan
bedah); etilen buten (mirip HDPE); fluoro karbon (teflon, tahan bahan kimia);
ionomer (kemasan vakum); polivinil alk (untuk produk kering); polietilen oksida
(kemasan tepung); polialomer (karakter antara HDPE dan PP); dan Hfilm
(toleransi terhadap suhu cukup besar, sekitar 269 - 400°C, tahan terhadap radiasi
sinar X).

b) Kemasan Film Untuk Makanan Dan Minuman


1. Produk Susu
Kemasan yang terbaik adalah LDPE dan HDPE. LDPE digunakan dengan
cara membentuknya mengisi dan di-seal, sedangkan HDPE digunakan untuk
ukuran besar. Untuk produk keju lebih baik digunakan nilon/PE, selulosa/PE,
PET/PE, selo/saran/PE, PET/saran/PE, nilon/PE.
2. Daging dan Ikan

Tehnik Packaging Page 14


Daging segar lebih baik dikemas dengan PVC/selopan, sehingga terl hat
cerah, untuk daging beku digunakan LDPE. Kemasan etilen vinil asetat/PE
digunakan untuk produk unggas. Untuk produk daging masak, bacon, awetan
digunakan kemasan PE/PVDC/PA, PE/PET dimetalisasi, PE/alumunium foil/PET,
PET/saran/Pe atau saran/nilon/PE (terutama untuk daging awetan). Dan untuk
ikan beku digunakan HDPE dan LDPE.
3. Produk Roti
Untuk produk cake atau bolu digunakan selulosa berlapis/OPP untuk
mencegah apek. Biskuit menggunakan kemasan selulosa berlapis/ PP, sedangkan
keripik kentang digunakan kemasan netralisasi.
4. Makanan Kering dan Serelia
Untuk makanan kering dan serelia digunakan LDPE dilapis kertas,
LDPE/alumunium foil/LDPE/kertas, PET/PE, dan atau kertas/alumunium foil/PE.
5. Buah dan Sayur Segar
Untuk buah dan sayur segar digunakan polistiren busa, LDPE, EVA,
ionomer/PVC. Bisa juga digunakan film stretch dan PE untuk mengendalikan
atmosfer.
6. Kopi
Untuk kopi digunakan kemasan foil atau poliester yang dimetalisasi dan PE,
PET/saran/PE, nilon/saran/PE, OPP/saran/PE, dan OPP/alumunium foil/PE.
Untuk kopi instan bisa digunakan kemasan PVDC melapis PVC.
7. Teh
Untuk teh digunakan kemasan selopan/PE, Pet/PE, kertas/alumun um foil/PE,
OPP/ PVDC/PE, dan LDPE/PVC/LDPE untuk mencegah ketengikan, kehilangan
aroma dan CO2.

b. Kemasan Logam/Kaleng
Kemasan kaleng dapat terbuat dari berbagai jenis logam misalnya seng,
aluminium, dan besi. Kemasan kaleng terdiri dari :
 Prime Plate, untuk kemasan produk makanan

Tehnik Packaging Page 15


 Waste Plate, digunakan untuk hampir seluruh produk selain makanan karena
mudah berkarat.
Karakterisitik kemas logam antara lain konduktor tinggi, dapat ditempa,
kilap logam, tidak tembus pandang, densitas tinggi dan padat. Jenis kaleng
dibedakan berdasarkan komponen pelapisan, cara pelapisan, dan komponen baja
utama, sehingga ada yang disebut kaleng pelat timah, kaleng TFS, kaleng 3 lapis
dan kaleng lapis ganda. Kandungan Sn harus 1-1.25% dari berat kaleng. Cara
pelapisan bisa dengan celup atau elektrolisa. Tipe kaleng antara lain N: ditambah
0.02% nitrogen untuk meningkatkan daya kaku dan untuk produk berkarbonat; D:
ditambah lapisan alumunium; dan 2 CR: cold reduce lebih ringan, dan untuk bir
dan sari buah.
Lapisan enamel merupakan lapisan non logam pada kaleng, melapisi metal
(mencegah korosi), melindungi kontak langsung dengan produk. Enamel dalam
berfungsi untuk mencegah korosi, sedangkan enamel luar berfungsi untuk
mencegah korosi dan untuk dekorasi. Alumunium merupakan jenis logam yang
lebih ringan dari baja, daya korosif rendah, mudah dibengkokkan, mampu
menahan masuknya gas, tidak berbau dan tidak berasa, dan sulit disolder sehingga
sambungan tidak rapat. Penggunaan alumunium secara komersial, alumunium
murni: kurang menguntungkan; perlu penambahan komponen campuran untuk
memperbaiki sifat-sifatnya dan meningkatkan daya tahan korosi; bahan campuran
(alloy) antara lain tembaga 0.15%, magnesium, mangan, khromium 0.1-0.3%,
besi, seng dan titanium; manfaat lain alumunium untuk tutup kaleng (tutup datar,
penutup tipe mahkota, tutup sistem pembuka tarik, tutup sistem pembuka cincin)
dan tube logam lunak (collapsible tube).
Alumunium foil (Alufo) Merupakan bahan kemas dari lembaran alumunium
yang padat dan tipis dengan ketebalan <0.15 m. Mempunyai tingkat kekerasan
berbeda, dimana tanda Oberarti sangat lunak; H-n: keras (semakin tinggi bilangan,
maka semakin keras). Kemasan ini hermetis, tidak tembus cahaya, fleksibel, dan
dapat dignakan sebagai bahan pelapis atau penguat dilapisi dengan plastik atau
kertas. Kemasan Retort Pouch merupakan kemasan tahan suhu sterilisasi;
mempunyai daya simpan tinggi; kuat; tidak mudah sobek/tertusuk; teknik

Tehnik Packaging Page 16


penutupan mudah; contoh: PP-Alufo-PET. Penggunaan alumunium untuk
kemasan pangan antara lain untu produk buahbuahan, produk sayuran, produk
daging, produk ikan, kerang, produk susu dan minuman.
c. Kemasan Kertas
Kemasan kertas merupakan salah satu jenis pengemas yang dapat digunakan
sebagai pengemas bahan pangan yang berfungsi untuk mewadahi atau
membungkus pangan, baik sebagai kemasan primer, tersier, atau kuarterner.
d. Kemasan Kaca/Gelas
Kaca/gelas dan porselen merupakan kemasan yang paling tahan terhadap
air, gas ataupun asam, atau memiliki sifat inert. Kemasan kaca juga dapat diberi
warna, banyak digunakan untuk produk minuman yang memiliki sifat-sifat
tertentu sehingga dapat menyaring cahaya yang masuk ke dalam kemasan kaca.
e. Kemasan Kayu
Kemasan peti kayu memiliki sifat fisik dan mekanik yang bervariasi
sehingga untuk keperluan tertentu dilakukan pemilihan yang selektif terhadap
jenis kayu yang digunakan. Pada dasarnya tidak ada kriteria khusus untuk
menentukan jenis kayu yang digunakan sebagai kemasan. Pemilihannya
umumnya ditentukan hanya berdasarkan jumlah kayu yang tersedia,
kemudahannya untuk dipaku, jenis produk yang akan dikemas, kekuatan dan
kekakuan kayu, serta harganya.
f. Kemasan Karton
Biasanya dibuat dalam bentuk kotakan lipat / folding karton yang terbuat
dari bahan karton duplek dan sejenisnya, ketebalan duplek disesuaikan dengan
berat isi produk atau ketebalan sekaligus sebagai daya tarik tersendiri.
g. Kemasan Daun Pisang
Cara pengemasannya ialah dengan menempatkan produk di bagian
dalamdaun, kemudian dilipat dengan menarik keempat bagian ujung daun ke atas,
laludikunci dengan semat yang terbuat dari bambu. Untuk menjaga kebocoran
bagiantengah kemasan, biasanya dilapisi lagi dengan daun pisang.
h. Kemasan Daun aren

Tehnik Packaging Page 17


Daun aren sebagai bahan kemas biasanya hanya dipakai untuk
hasil pertanian atau hasil olahan yang berbentuk padatan dan ukurannya relatif
besar sebagai contoh, pengemasan pada buah durian atau gula merah dari aren.
i. Kemasan Bambu
Kemasan dari bambu dan rotan merupakan kemasan tradisional
yang biasanya ditampilkan dalam bentuk anyaman. Perhatikan pula apakah
kemasantersebut primer atau sekunder, adakah cat atau vernis yang digunakan
untuk lebihmenarik.Pemakaian keranjang dari anyaman bambu untuk pengemasan,
biasanyadigunakan untuk buahbuahan dengan permukaan yang halus, dengan bobot
yangterbatas, atau untuk hasil olahan dengan dilapisi daun, kertas dan plastik
yang bertujuan agar produk yang dikemas tidak keluar dari jalinan anyaman, dan
tidak terkontaminasi oleh kotoran dan air dari luar. Produk yang dapat dikemas
antaralain; tape singkong, tahu, brem, bunga, mangga dan sebagainya.

2.5 Keuntungan dan Kerugian dari bahan-bahan pengemasan makanan


a. Kemasan Plastik
 Keuntungan
Keuntungan dari kemasan plastik yaitu ringan, fleksibel, multiguna, kuat,
tidak karatan, serta dapat diberi warna dan harganya yang relatif murah.
 Kerugian
Kerugian dari kemasan plastik merusak lingkungan, penggunaan plastik
untuk kemasan bahan pangan berpotensi mengganggu kesehatan manusia. Saat
makanan panas dimasukkan ke dalam plastik, plastik akan menjadi lemas dan
tipis. Ini adalah tanda terputusnya ikatan-ikatan monomer dan berpindah ke bahan
pangan. Selain itu, beberapa monomer berbahaya penyusun bahan kemasan
plastik bersifat larut dalam lemak dan asam sehingga dapat terakumulasi lebih
tinggi pada bahan pangan yang mengandung lemak atau asam tinggi.
b. Kemasan Logam/Kaleng
 Keuntungan

Tehnik Packaging Page 18


Keuntungan kemasan logam/kaleng antara lain kuat, kedap udara, tahan
kondisi ekstrim (panas, dingin dan tekanan), permukaan ideal untuk pelabelan.
tidak ada kontaminasi, terjaga dari perubahan kadar air, serta terjaga dari
penyerapan O2, gas, bau, dan radioaktif.
 Kerugian
Kerugian kemasan logam/kaleng yaitu dapat menimbulkan rasa logam
(taint) pada produk pangan yang dikemas. Khususnya untuk kemasan logam
bermutu rendah. Selain itu, kemasan logam /kaleng juga menyebabkan terjadinya
penyimpangan warna permukaan tin plate karena bereaksi dengan makanan yang
mengandung sulfur, yang disebut dengan sulphur staining/feathering
(terbentuknya noda sulfur pada permukaan tin plate).
c. Kemasan Kertas
 Keuntungan
Dengan menggunakan kertas, packaging makanan ini sangat ramah
lingkungan apabila setelah selesai digunakan pelanggan lalu dibuang, packaging
makanan akan mudah untuk berbaur dengan lingkungan sekitar. Ditambah lagi
packaging makanan dengan kertas mudah untuk dibuat menarik, mudah untuk
dicetak dengan warna dan mudah untuk dibuat berbagai bentuk.
 Kerugian
Kerugian kemasan kertas yaitu mudah robek dan terbakar, tidak dapat
mengemas cairan dan tidak dapat dipanaskan. Beberapa kertas non kemasan
(kertas, koran dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus pangan,
terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. Timbal dapat
terakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan syaraf; kerusakan
ginjal; gangguan reproduksi, termasuk keguguran, berat lahir rendah dan
kelahiran prematur; gangguan pendengaran dan dapat menurunkan kecerdasan
anak. Banyak makanan jajanan seperti gorengan dibungkus dengan koran karena
pengetahuan yang kurang, padahal bahan yang panas dan berlemak
mempermudah berpindahnya timbal ke makanan tersebut.  
d. Kemasan Kaca/Gelas
 Keuntungan

Tehnik Packaging Page 19


Kaca/gelas dan porselen merupakan kemasan yang paling tahan terhadap
air, gas ataupun asam, atau memiliki sifat inert. Kemasan kaca juga dapat diberi
warna, banyak digunakan untuk produk minuman yang memiliki sifat-sifat
tertentu sehingga dapat menyaring cahaya yang masuk ke dalam kemasan kaca.
 Kerugian
Kerugian dari kemasan gelas/kaca adalah mudah pecah dan kurang baik
untuk mengemas produk-produk yang sangat peka terhadap paparan sinar ultra
violet. Makanan yang dikemas dengan gelas dapat dirusak oleh sinar. Sinar yang
menembus dan masuk ke dalam gelas dapat melunturkan warna produk di
dalamnya, sehingga mengakibatkan kerusakan citarasa, serta turunnya kandungan
gizi zat akibat reaksi yang terkatalis oleh sinar. Meskipun kemasan gelas bersifat
inert, namun tidak demikian halnya dengan tutup botol yang sering mendatangkan
banyak masalah. Oleh karena itu tutup botol harus dibuat sedemikian rupa agar
mampu menutup botol dengan rapat dan mencegah produk tumpah keluar.
Teknologi modern yang terus berkembang memungkinkan pembuatan kemasan
gelas yang mampu bersaing dalam hal kekuatan dan fungsinya dengan bahan
kemasan lain. Akan tetapi, masalah botol pecah merupakan masalah yang perlu
dicermati oleh kalangan industri kemasan.
e. Kemasan Kayu
 Keuntungan
Keuntungan kemasan kayu adalah memberikan perlindungan mekanis yang
baik terhadap bahan yang dikemas, karakteristik tumpukan yang baik dan
mempunyai rasio kompresi daya tarik terhadap berat yang tinggi. Penggunaan
kemasan kayu untuk anggur dan minuman-minuman beralkohol dapat
meningkatkan mutu produk karena adanya transfer komponen aroma dari kayu ke
produk. Penggunaan peti kayu untuk kemasan teh di beberapa negara juga masih
lebih murah dibandingkan bahan pengemas lain.
 Kerugian

Kelemahan lain dari penggunaan kayu sebagai kemasan adalah


ketidakcukupan pengetahuan akan teknik dasar seperti struktur kayu, metode

Tehnik Packaging Page 20


perakitan dan sebagainya. Hingga saat ini perakitan kemasan kayu masih
dilakukan dengan cara yang sederhana, dan jarang sekali dilakukan pengamatan
terhadap kandungan air kayu, rancang bangun/disain yang efisien,
pengikatan/pelekatan tidak dengan jenis pengikat dan ukuran yang benar,
sehingga dihasilkan kemasan kayu dengan kekuatan yang rendah. Akibatnya nilai
ekonomis kemasan kayu menjadi rendah.
f. Kemasan Karton
 Keuntungan
Kemasan karton mudah didapat dan harganya lebih murah dan lebih kuat
daripada kemasan kertas.
 Kerugian
Kemasan karton juga tidak dapat memuat produk yang berat sama
sepertikemasan kertas.
g. Kemasan Daun Pisang
 Keuntungan
Cara penggunaannya dapat secara langsung atau melalui proses
pelayuanterlebih dahulu, hal ini untuk lebih melenturkan daun sehingga mudah untuk dilipat
dan tidak sobek atau pecah. Seperti halnya pada pengemasan tapeketan, produk ini
banyak mengandung air, sehingga dengan permukaan yang licin, rendah
menyerap panas, kedap air dan udara, maka cocok untuk digunakan untuk
mengemas.
 Kerugian
Tidak semua daun pisang baik digunakan untuk mengemas, dikarenakan
sifat fisik yang berbeda terutama sifat fleksibilitas.
h. Kemasan Daun Aren
 Keuntungan
Penggunaan daun sebagai bahan kemasan alami sudah lajim dipakai
diseluruh masyarakat Indonesia, selain murah dan praktis cara pemakaiannya,daun
ini juga masih mudah didapat.
 Kerugian

Tehnik Packaging Page 21


Daun ini bukan merupakan kemasan yang bersifat representatif, sehingga
mudah robek atau pecah, dan tidak dapat mempertahankan mutu produk dalam
jangka waktu yang lama.
i. Kemasan Bambu
 Keuntungan
Kemasan yang terbuat dari anyaman bambu, adalah mampu menjaga
kelembaban udara, dan dengan sifatnya yang opak, dapat melindungi bahan yang
dikemasnya terhindar dari reaksi penguraian yang diakibatkan oleh sinar atau
cahaya.
 Kerugian
Bila tertarik anyamannya akan terbuka dan sulit menutup kembali.

2.6 Pengemasan Aseptik


Tujuan sistem pengolahan dan pengemasan aseptik adalah untuk
memperoleh produk sterril komersial. Kemasan dan produk disterilkan terpisah
dan proses berlangsung kontinu; Faktor Kritis: sistem pengawasan secara
otomatis. Sistem dasar aseptik adalah peralatan pengolahan dan pengemasan
dalam kondisi steril; produk sterilisasi komersial; kemasan steril; kondisi steril
pada lingkungan tempat pengisisan produk; monitoring, pencatatan dan
pengawasan terhadap faktor-faktor kritis
a. Sistem pengolahan secara aseptik
Produk dapat diangkut dengan sistem pompa. Alat pengontrol dan pencatat
data kecepatan aliran produk. Dilakukan metode pemanasan produk; metode
penentuan waktu tinggal produk pada suhu tinggi dan waktu yang cukup; metode
pendinginan produk. Diperlukan perlengkapan untuk sterilisasi peralatan dan
adanya Katup pengaman aliaran produk.
1) Sterilisasi pra-produksi
 Sterilisasi peralatan dengan uap jenuh (untuk tanki ukuran besar) dan air
panas
• Perlu termometer/thermocouple

Tehnik Packaging Page 22


2) Pengawasan aliran : Waktu sterilisasi berhubungan dengan laju aliran produk
(timing pump)
3) Pemanasan produk
a) pemanasan langsung
Pemanasan langsung bisa dengan injeksi uap dan infusi produk.
Keunggulannya adalah waktu pemanasan singkat, sedikit perubahan organoleptik,
dan hindari produk hangus/gosong. Sedangkan kelemahannya adalah kondensasi
uap sehingga volume meningkat.
b) pemanasan tidak langsung
o alat pemindah panas tipe pelat
o alat pemindah panas tipe tabung
o alat pemindah panas berpengikis permukaan
o sistem pemidah panas produk ke produk
4) Tabung penampung (hold tube) Perlu diperhatikan:
a. Kemiringan tabung < 0.25 in/ft
b. Diameter dan panjang tabung konstan
c. Mudah dibersihkan
d. Hindari kondensat pada tabung
e. Terdapat isolator di dinding tabung
f. Hindari perlakuan pemanasan dari sisi luar tabung
g. Tekanan produk harus lebih besar dari tekanan uap produk
Monitoring suhu dalam dua lokasi, yaitu sisi dalam tabung (sensor
pengawas dan pencatat suhu) dan sisi luar tabung (termometer Hg).
5) Pendinginan produk
• Sirkulasi energi: sistem pemanasan tidak langsung
• Ruang vakum: sistem pemanasan langsung
6) Mempertahankan sterilitas produk
• Tanki penampung aseptik o Ukuran besar o Laju aliran produk disesuaikan
kelemahannya adalah peluang terkontaminasi, sehingga perlu disuplai
udara steril

Tehnik Packaging Page 23


• Katup pembagi aliran otomatis o Cegah kekeliruan aliran produk o Harus
dapat disterilkan o Mudah dioperasikan
b. Produksi kemasan aseptik
1) kemas kaku pra-bentuk dan semi kaku pra-bentuk (kemas kaleng logam,
kaleng komposit, plastik, gelas, drum)
2) kemas plastik dan karton berlaminasi
3) kemas kertas berlainasi sebagian
4) kemas dibentuk dengan pemanasan-diisi-dikelim
5) kemas kantong pra-bentuk
6) kemas dibntuk dengan metode penghembusan
c. Inkubasi
• program inkubasi secara rutin: standar inspeksi USDA
• jumlah contoh cukup mewakili
• hasil uji dicatat dan disimpan
d. Sistem Pengemasan Aseptik
Perlu diperhatikan lingkungan tempat pengemasan harus steril; kemasan
steril; pengisian produk secara aseptik; kemasan dikelim secara hermetis; serta
monitoring dan pengawasan faktor-faktor kritis. Jenis Sterilan-nya ada tiga, yaitu
panas (panas basah (uap/air panas) dan panas kering (udara panas, microwave,
inframerah)); bahan kimia: H2O2 (35%, residu < 0.5 ppm); radiasi energi tinggi:
sinar ultra violet, sin r gamma; serta perlu diperhatikan faktor keamanan dan
efektvitasnya.
 Pencatatan produksi
1. mencakup log produksi dan diagaram pencatatan dari:
• sistem pengolahan aseptik
• sistem pengemasan aseptik
• tanki penampung produk steril
2. ditulis jelas, gunakan tinta
3. menunjukkan periode waktu proses secara keseluruhan
 Integritas Kemasan

Tehnik Packaging Page 24


1. Lakukan inspeksi dan uji kemasan: kondisi prima (selama penanganan,
distribusi dan penyimpanan)
2. bagian dari GMP: QC dan QA
3. FDA dan USDA: ditunjukkan dengan prosedur inspeksi berkala

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan atau
pengepakan suatu produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga produk
yang ada di dalamnya bisa tertampung dan terlindungi. Sedangkan kemasan
produk adalah bagian pembungkus dari suatu produk yang ada di dalamnya.
Pengemasan ini merupakan salah satu cara untuk mengawetkan atau
memperpanjang umur dari produk-produk pangan atau makanan yang terdapat

Tehnik Packaging Page 25


didalamnya. Jenis bahan kemasan makanan memiliki keuntungan dan kerugian
masing-masing.

3.2 Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan adalah :
1. Produsen maupun konsumen harus memperhatikan bahan pengemas yang
digunakan
2. Kepada pemerintah dalam hal ini BPOM diharapkan dapat melakukan
pengawasan serta penyuluhan terhadap produsen maupun konsumen
mengenai bahan pengemas makanan yang dapat menimbulkan dampak
negative bagi kesehatan.
3. Mahasiswa diharapkan mampu mengenali bahan-bahan pengemas makanan
yang berbahaya bagi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2012. Pengemasan Bahan Pangan (online).http://www.smallcrab.com/


kesehatan/503-pengemasan-bahan-pangan. (Diakses pada 04 Maret 2019)
Anshari, Irma. 2013. Pengemasan makanan (online). http://ans-
teknologipangan.blogspot.com/2013/04/pengemasan-makanan_4.html.
(Diakses pada 04 Maret 2019)
Herudiyanto, Marleen S. 2008. Teknologi Pengemasan Pangan. Bandung: Widya
Padjadjaran.

Tehnik Packaging Page 26


Julianti, E. dan Nurminah, M. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen
Teknologi Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas Sumatera
Pailing, carolus. 2013. Pengemasan Pangan (online). http://carolus.blog.
teknikindustri.ft.mercubuana.ac.id/?p=23. (Diakses pada 04 Maret 2019)
Rosner, Klimchuk Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2002. Desain Kemasan.
Jakarta: Erlangga
Sumber: https://dosen.polimedia.ac.id/nova/2013/11/11/sejarah-perkembangan-
teknik-kemasaan/. (Diakses pada 04 Maret 2019)

Tehnik Packaging Page 27

Anda mungkin juga menyukai