Anda di halaman 1dari 13

1

A. Manajemen Pemasaran Bayam (Amaranthus gangeticus) Hijau di CV.


Tani Organik Merapi (TOM)
Menurut Kotler dan Keller (2007), manajemen pemasaran merupakan
suatu proses yang dimulai dari proses perencanaan, pengarahan, dan
pengendalian produk atau jasa, penetapan harga, distribusi, dan promosinya
dengan tujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya. Shinta
(2011) juga menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu usaha
untuk merencanakan, mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau
mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan
organisasi secara efisisen dan efektif. Kegiatan pemasaran perusahaan harus
dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan
tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung
jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut. oleh karena itu,
segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan
konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba.
Sejak awal berdiri, pada saat memasuki bulan ketiga CV. Tani Organik
Merapi berhasil memasuki pasar supermarket yaitu Superindo. Perluasan
pemasaran ke supermarket terus dilakukan hingga saat ini CV. Tani Organik
Merapi telah memasarkan produk sayuran organik di berbagai supermarket di
Yogyakarta dengan jumlah 9 supermarket dengan 21 outlet. Selain daerah
Yogyakarta, perusahaan juga berhasil memasarkan sayuran organik ke daerah
Solo dengan jumlah 4 supermarket yang berada di kota Solo, Klaten, dan
Karanganyar.
CV. Tani Organik Merapi memilih untuk memasarkan sayuran organik
ke supermarket dan cafe. Awal pembangunan jejaring pasar perusahaan
melakukan pemasaran dengan cara pemasaran langsung, mengikuti pameran
yang diadakan oleh dinas pemerintahan maupun perusahaan swasta dengan
kegiatan utama memperkenalkan dan mensosialisasikan sistem pertanian dan
produk pertanian organik. CV. Tani Organik Merapi saat ini melakukan upaya
untuk mempertahankan pasar yang ada yaitu mempertahankan kerjasama
2

dengan berbagai supermarket di Yogyakarta dan sekitarnya. CV. Tani Organik


Merapi selalu menjaga kualitas produk, berusaha meningkatkan pemenuhan
suluruh pesanan, memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan konsumen.
Sistem pemasaran yang digunakan oleh CV. Tani Organik Merapi
(TOM) ada dua, yaitu :
1. Sistem Putus Jual
Sistem ini berarti CV. Tani Organik Merapi (TOM) tidak
menanggung resiko apabila produk sayuran yang telah dikirim tidak laku.
Pengiriman produk juga disesuaikan dengan orderan yang diminta oleh
supermarket yang dikirim melalui email paling lambat pukul 15.00 WIB
dan pengiriman dimulai pukul 04.00 WIB. Supermarket yang menerapkan
sistem putus jual diantaranya Superindo, Indogrosir, Pamela, Mirota,
Hypermart, Carrefour, Transmart, dll.
2. Sistem Titip Jual
Sistem titip jual berbeda dengan sistem putus jual dimana sistem
titip jual CV. Tani Organik Merapi (TOM) menanggung resiko apabila
produk sayuran tidak laku terjual dan menerima pengembalian, serta
jumlah barang tidak disesuaikan dengan order dari perusahaan melainkan
disesuaikan dengan keadaan panen. Apabila terjadi kelebihan panen maka
produk akan dilempar di supermarket dengan sistem penjualan titip jual.
Supermarket yang menerapkan sistem ini adalah Supermarket Progo.

Pelaksanaan pemasaran memerlukan adanya strategi-strategi tertentu.


Menurut Stanton (2005), strategi pemasaran adalah sistem keseluruhan dari
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial. Salah satu strategi
pemasaran yang paling potensial di dalam memasarkan produk adalah bauran
pemasaran. Menurut Selang (2013), strategi bauran pemasaran yaitu produk,
harga, promosi, dan tempat yang sangat berperan terutama pada keadaan
persaingan yang semakin tajam. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh CV.
Tani Organik Merapi mengacu pada bauran pemasaran (marketing mix) yang
3

terdiri dari 4 hal yang sering dikenal dengan istilah “4P”. Marketing mix terdiri
dari place, product, price, dan promotin. Keempat hal tersebut memiliki arti
penting dalam terlaksanaan kegiatan pemasaran.

1. Place
Menurut Tjiptono (1996), lokasi atau tempat seringkali ikut
menentukan kesuksesan perusahaan, karena lokasi erat kaitannya dengan
pasar potensial sebuah perusahaan. Penentuan lokasi pemasaran yang
dilakukan oleh CV. Tani Organik Merapi (TOM) mempertimbangkan jalur
distribusi yang paling mudah dan terdekat dengan tempat CV. Tani
Organik Merapi (TOM) itu sendiri karena dapat menghemat biaya
transport dan sayuran tetap berkualitas baik tanpa harus menempuh jarak
yang jauh. Jalur distribusi yang ada di CV. Tani Organik Merapi (TOM)
terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Jalur 1 : Produsen (CV. Tani Organik Merapi) → Retail
(Supermarket dan Kafe) → Konsumen
b. Jalur 2 : Produsen (CV. Tani Organik Merapi) → Konsumen
(Langsung datang ke CV. Tani Organik Merapi)

Jalur satu merupakan bentuk kerjasama antara CV. Tani Organik


Merapi (TOM) dengan supermarket dan kafe melalui kontrak kerja yang
telah disepakati, sedangkan untuk jalur dua biasanya berupa perorangan
yang mendapatkan informasi tentang produk CV. Tani Organik Merapi
(TOM) dari karyawan atau dapat juga pengunjung yang melakukan
kegiatan di CV. Tani Organik Merapi (TOM). Supermarket dan kafe yang
mempunyai ikatan kerjasama dengan CV. Tani Organik Merapi (TOM)
diantaranya Superindo, Indogrosir, Transmart, Hypermart, Carrefour,
Mirota, Progo, Via-Via Cafe, dll. Pendistribusian dimulai pukul 04.00
WIB menggunakan mobil box yang mengantarkan sayuran ke
supermarket-supermarket.

2. Product
4

Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar


untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Tjiptono (2001) juga
menyatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuh kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan. Salah satu produk yang ditawarkan di CV. Tani Organik
Merapi (TOM) yaitu bayam hijau. Bayam hijau merupakan salah satu
produk sayuran yang sangat populer di pasaran dibandingkan dengan
bayam merah maupun bayam hijau. Bayam hijau yang ditawarkan oleh
CV. Tani Organik Merapi (TOM) selalu berusaha memenuhi kebutuhan
dan selera konsumen.
Pemasaran produk bayam hijau di CV. Tani Organik Merapi
(TOM) dilengkapi beberapa atribut produk yang dapat menjadi daya tarik
dan pertimbangan pembeli dalam menentukan keputusan pembelian.
Atribut produk yang digunakan, diantaranya :
a. Kualitas Produk
Produk sayuran yang dihasilkan oleh CV. Tani Organik
Merapi (TOM) merupakan sayuran organik yang bebas pestisida
kimia sehingga aman untuk dikonsumsi. Bayam hijau yang siap
dipasarkan adalah bayam hijau yang telah melewati tahapan sortasi.
Samad (2006), menyatakan bahwa sortasi adalah pemisahan atau
pengelompokan berdasarkan mutu yang erat kaitannya dengan kondisi
fisik bahan. Sortasi dilakukan pada bagian daun dengan cara
melakukan perempesan untuk daun yang sudah tua, kuning, maupun
yang terserang hama dan penyakit, sehingga setelah sortasi akan
didapat bayam hijau dengan kualitas baik. Sortasi dilakukan untuk
menghilangkan daun-daun yang rusak dan atau tidak sesuai dengan
standart pesanan.
5

Gambar 4.22 Kegiatan sortasi


dengan melakukan
perempesan daun
b. Kemasan Produk
Kemasan produk merupakan salah satu atribut produk yang
sangat mempengaruhi kualitas dan daya beli konsumen. Menurut
Dewandari (2009), fungsi utama kemasan antara lain menjaga
komoditi hasil panen terhadap kerusakan fisik dan menghambat
kerusakan mutu. Kemasan yang digunakan pada produk bayam hijau
oleh CV. Tani Organik Merapi adalah kemasan plastik. Plastik yang
digunakan adalah plastik polypropylene dengan ukuran 20cm × 50cm
yang dilengkapi dengan label TOM, keterangan petani, lahan, dan
pengemas, serta dilengkapi dengan barcode dan tanggal kadaluarsa
(expired). Adanya pelengkap keterangan tersebut menjadi pembeda
kemasan dari CV. Tani Organik Merapi (TOM) dengan kemasan
produk dari perusahaan lain. Perbedaan kemasan menjadikan
konsumen mudah mengingat produk dari CV. Tani Organik Merapi
(TOM). Mareta (2011) menyatakan bahwa plastik polypropylene yang
lebih lembut dan agak tebal aman digunakan untuk makanan atau
bahan pangan.
6

Gambar 4.23 Kemasan plastik Gambar 4.24 Penulisan


yang digunakan keterangan petani,
lahan, dan pengemas

Gambar 4.25 Barcode untuk Gambar 4.26 Bayam hijau


bayam hijau yang sudah
dikemas

c. Merek
Merek adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, huruf,
angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang dan jasa. Fungsi utama dari sebuah merek adalah agar
konsumen dapat mencirikan suatu produk yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga dapat dibedakan dari produk perusahaan lain
yang serupa atau mirip yang dimiliki oleh pesaingnya. Merek juga
digunakan sebagai alat promosi sehingga mempromosikan hasil
produksinya cukup dengan menyebut merek. Merek yang digunakan
oleh CV. Tani Organik Merapi yaitu berupa label dan setiker yang
bertuliskan nama “TOM” yang merupakan singkatan dari nama
perusahaan, label dan setiker yang digunakan dilengkapi dengan
7

keterangan petani dengan inisial huruf yang diambil dari nama petani
mitra yang bekerjasama dengan CV. Tani Organik Merapi, lahan
dengan inisial angka, pengemas dengan inisial huruf yang
menunjukkan nama pengemas, dan tanggal expired.

Gambar 4.27 Merek yang digunakan oleh CV.


Tani Organi Merapi (TOM)

d. Jaminan atau Garansi Produk


Jaminan atau garansi adalah surat keterangan dari suatu
produk bahwa pihak produsen menjamin produk tersebut bebas dari
kesalahan pekerja dan kegagalan bahan dalam jangka waktu tertentu.
CV. Tani Organik Merapi memiliki jaminana produk organik yang
menjadi atribut produk andalan. Adanya jaminan produk akan lebih
menyakinkan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.
Jaminan produk yang diperoleh oleh CV. Tani Organik Merapi adalah
label organik yang diakui oleh AOI (Asosiasi Organik Indonesia).

Gambar 4.28 Sertifikasi


organik
3. Price
8

Harga merupakan salah satu unsur dalam pemasaran yang


menentukan keuntungan dari proses penjualan suatu produk. Menurut
Engel dan Blackwell (2004), harga adalah sejumlah uang (ditambah
beberapa produk) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan pelayanannya. Harga menjadi unsur satu-
satunya dari unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau
pendapatan bagi perusahaan dibanding unsur bauran pemasaran yang
lainnya.
Penentuan harga yang dilakukan oleh CV. Tani Organik Merapi
(TOM) menggunakan perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP). Harga
produk sayuran organik di CV. Tani Organik Merapi (TOM) lebih tinggi
dibandingkan pasar karena komitmen CV. Tani Organik Merapi (TOM)
yang bertujuan utnuk menyejahterakan petani. Target pasar dari CV. Tani
Organik Merapi (TOM) adalah semua kalangan dan terkhusus ibu rumah
tangga, ibu hamil dan menyusui, balita, penderita jantung, diabetes, dll.
Segmentasi pasar dari CV. Tani Organik Merapi (TOM) yaitu kalangan
menengah ke atas, terbagi menjadi pasar lokal dan nasional. Pasar lokal
yaitu mirota dan progo, sedangkan pasar nasional yaitu superindo,
transmart, giant, hypermart, dan carrefour.
Harga Pokok Penjualan (HPP) diperoleh dari penjumlahan harga
bahan pokok dan harga bahan baku. Dimana harga bahan pokok berupa
harga beli bayam hijau dengan berat tertentu, sedangkan harga bahan
pembantu meliputi harga kemasan, barcode, tenaga kerja, transport, pajak,
penyusutan gedung, dan penyusutan alat. Penentuan HPP juga harus
terlebih dahulu menghitung profit, dimana profit standart untuk
perusahaan yang sehat yaitu sebesar 30%. Sehingga :
Harga beli bayam hijau dari petani yaitu Rp 8.000/kg (1 kg dapat
menghasilkan 5 pack kemasan dengan berat 150 gram)
Harga beli bayam hijau per pack (150 gram) yaitu Rp 1.600/pack
CV. Tani Organik Merapi (TOM) dalam satu hari menghasilkan 850
kemasan sayur dengan 40 kemasan bayam hijau dan diasumsikan biaya
9

bahan pembantu merupakan total biaya selama satu bulan (30 hari).
Rincian biaya didapat yaitu biaya kemasan sebesar Rp 350, biaya barcode
sebesar Rp 50, biaya tenaga kerja sebesar Rp 529,412 (dengan asumsi
biaya Rp 13.500.000/bulan untuk 15 tenaga kerja), biaya transport sebesar
Rp 176,47 (dengan asumsi biaya Rp 4.500.000/bulan untuk 1 mobil dan 3
motor), biaya pajak sebesar Rp 392,156 (dengan pajak Rp
10.000.000/bulan), dan biaya dll sebesar Rp 137,254 (dengan asumsi biaya
dll Rp 3.500.000/bulan), sehingga :
HPP = Harga Bahan Pokok + Harga Bahan Pembantu
= 1.600 + (350 + 50 + 529,412 + 176,47 + 392,156 +
137,254)
= 1.600 + 1.635,29
= 3.235,29

Profit = 30% HPP

= 30% × 3.235,29

= 970,58

Harga jual = HPP + Pofit

= 3.235,29 + 970,58

= Rp 4.205, 87

Harga jual bayam hijau dengan kemasan 150 gram disupermarket


sebesar Rp 4.500/pack untuk pasar superindo. Jadi penjualan bayam hijau
per pack (150 gram) akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1.261,7.

4. Promotion
Menurut Tjiptono (2007), promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan/atau
meningatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan
yang bersangkutan. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh CV. Tani
10

Organik Merapi (TOM) diantaranya promosi melalui media cetak, media


sosial, pemberian diskon, dan label pada kemasan.
Promosi melalui media cetak dapat berupa brosur yang dibagikan
pada saat pameran, kunjungan, ataupun pada saat menjadi pembicara pada
suatu kegiatan, serta dapat berupa wawancara yang dimuat pada koran.
Promosi melalui media sosial CV. Tani Organik Merapi (TOM)
mempunyai media sosial facebook dan website. Promosi berupa
pemberian diskon diwujudkan dengan adanya potongan harga untuk
produk sayuran, sedangkan promosi melalui label pada kemasan dilakukan
pada setiap kemasan sayuran yang dipasarkan. Kegiatan promosi lain yang
dilakukan oleh CV. Tani Organik Merapi (TOM) adalah membuat
diferensiasi produk yaitu produk menggunakan besek yang di-wrap untuk
beberapa sayuran organik, hal tersebut dapat membedakan dan menjadi
tanda bahwa sayuran yang dikemas dengan besek hanyalah sayuran yang
berasal dari CV. Tani Organik Merapi (TOM).

I. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
11

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan kegiatan magang yang


telah dilakukan di CV. Tani Organik Merapi (TOM), yaitu sebagai beerikut :
1. Budidaya bayam hijau di c merupakan budidaya secara organik.
2. Penananam bayam menggunakan biji tanpa adanya kegiatan pindah tanam.
3. Pemeliharaan tanaman untuk bayam hijau meliputi penyiraman,
penyiangan, pemupukan susulan (pupuk cair), dan pengendalian hama dan
penyakit.
4. Pemanenan bayam hijau dilakukan pada saat tanaman telah berumur 30
hari.
5. Kegiatan pasca panen yang dilakukan untuk bayam hijau yaitu
pengumpulan, pencucian, sortasi, pengemasan, dan persiapan sebelum
pengiriman.
6. Sistem pemasaran yang dilakukan oleh CV. Tani Organik Merapi (TOM)
yaitu sistem putus jual dan sistem titip jual.
7. Sistem putus jual lebih menguntungkan bagi CV. Tani Organik Merapi
(TOM) dibanding sistem titip jual.
8. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh CV. Tani Organik Merapi (TOM)
yaitu marketing mix yang berupa place, product, price, dan promotion.
9. Jalur pendistribusian di CV. Tani Organik Merapi (TOM) ada dengan
melalui retail (supermarket dan kafe) dan secara langsung datang ke CV.
Tani Organik Merapi (TOM).
10. Penentuan harga sayuran di CV. Tani Organik Merapi (TOM)
menggunakan perhitungan HPP (Harga Pokok Penjualan).
11. Promosi yang dilakukan oleh CV. Tani Organik Merapi (TOM) melalui
media cetak, media sosial, pemberian diskon, dan label pada kemasan.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada CV. Tani Organik Merapi (TOM)
43
berdasarkan kegiatan magang yang telah dilaksanakan yaitu perawatan
tanaman harus dilakukan dengan lebih intensif, sehingga produk yang
dihasilkan akan memiliki kualitas yang baik pula. Tempat pengemasan lebih
12

ditata rapi sehingga pengemasan yang dilakukan benar sesuai SOP. Akses jalan
menuju CV. Tani Organik Merapi (TOM) sebaiknya diperbaiki sehingga
mempermudah pengunjung untuk ke CV. Tani Organik Merapi (TOM).

DAFTAR PUSTAKA

Budasih N L. 2014. Strategi pemasaran produk olahan jamur tiram pada kelompok
wanita tani (KWT) spora bali. J Manajemen Agribisnis 2 (2): 115.
Fatimah S. 2012. Budidaya sayuran di pekarangan. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Sumatera Utara. Medan.
Haryadi J. 2013. Fakta buah dan sayur yang berbahaya. Niaga Swadaya. Jakarta.
13

Indrati, Retno, dan Gardjito Murdjiati. 2014. Pendidikan konsumsi pangan. PT


Fajar Interpratama Mandir. Jakarta.
Irma W. 2016. Pengaruh pemberian timbal (Pb) terhadap morfologi daun bayam
(Amaranthus tricolor L.) dalam sekala laboratorium. J Ipteks Terapan 9 (2):
179-184.
Iskandar P. 2003. Teknik pemanfaatan analisis SWOT tanpa skala industri (A-
SWOT-TSI). J Ekonomi dan Bisnis 2 (8).
Kotler P dan Keller. 2007. Manajemen pemasaran: analisis, perencanaan,
implementasi dan pengendalian edisi pertama. Prentice Hall Salemba
Empat. Jakarta.
Mareta D T, Nur S. 2011. Pengemas produk sayuran dengan bahan kemas plastik
pada penyimpanan suhu ruang dan suhu dingin. J MEDIAGOR 7 (1): 26-40.
Mutiarawati T. 2007. Penanganan pasca panen hasil pertanian. Workshop
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran.
Noerochmad S. 2013. Strategi pemasaran 1. Direktorat Pembinaan SMK.
Rizki F. 2013. The miracle of vegetables. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Rukmana R. 1994. Bayam : bertanam dan pengolahan pasca panen. Kanisius.
Yogyakarta.
Samad M Y. 2006. Pengaruh penanganan pasca panen terhadap mutu komoditas
hortikultura. J Sains dan Teknologi Indonesia 8 (1): 31-36.
Selang C A D. 2013 Bauran pemasaran (marketing mix) pengaruhnya terhadap
loyalitas konsumen pada fresh mart bahu mall manado. J EMBA 1 (3):71-
80.
Shinta A. 2011. Manajemen pemasaran. UB Press. Malang.
Suwandi. 2008. Aplikasi dolomit dan urea terhadap pertumbuhan murbei (Morus
khunpai). Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam 5 (4): 377-385.
Swanda. 2005. Perencanaan strategi pemasaran pelumas dengan strategi kuantitatif
(MPSK) dan analisis SWOT. J Teknologi 6 (2): 161-168.
Tjiptono F. 1996. Strategi pemasaran edisi kedua. Andy. Yogyakarta.
Tjiptono. 2001. Strategi pemasaran. Andi Ofset. Yogyakarta.
Tjiptono F. 2007. Manajemen penjualan produk cetakan pertama. Kanisius.
Yogyakarta.
Tjiptono F. 2008. Strategi pemasaran edisi III. Andi. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai