Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1,1. LATAR BELAKANG


  

Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang  diselenggarakan secara

sistematis ditujukan pada orang dewasa (masyarakat) agar mau, mampu dan

berswadaya dalam memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan

masyarakat luas. Dengan kata lain, penyuluhan merupakan usaha untuk mengubah

pengetahuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan dengan membantu, mempengaruhi

dan memotivasi masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya. Pada

hakekatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka

yang disuluh sejak mengetahui, memahami, mentaati, dan kemudian menerapkannya

dalam kehidupan yang nyata, adalah suatu proses komunikasi.

Berbagai kemajuan yang dicapai diawali dengan riset dan temuan-temuan baru dalam

bidang teknologi (invensi) yang kemudian dikembangkan sedemikan rupa sehingga

memberikan keuntungan bagi penciptanya dan masyarakat penggunanya.  Fenomena

perkembangan bisnis dalam bidang teknologi diawali dari ide-ide kreatif di beberapa

pusat penelitian yang mampu dikembangkan, sehingga memiliki nilai jual di pasar.

Penggagas ide dan pencipta produk dalam bidang teknologi tersebut

Suatu inovasi tidak akan berguna tanpa adanya adopsi. Mardikanto (1993)

mendefinisikan adopsi sebagai proses perubahan perilaku yang berupa pengetahuan

(cognitive), sikap (afective) maupun keterampilan (pikomotorik) pada diri seseorang

setelah menerima pesan yang disampaikan penyuluh pada sasaranya. Pada dasarnya,

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 1


dalam adopsi terdapat proses adopsi yang melalui tahapan sebelum masyarakat

memutuskan menerima atau menolak suatu inovasi. Tahapan dalam proses adopsi

biopestisida dimulai dari tahap pengenalan, di mana seseorang mulai mengetahui

tentang adanya inovasi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap persuasi, di mana

seseorang membentuk sikap terhadap inovasi. Selanjutnya tahap keputusan untuk

menerima atau menolak inovasi. Akhirnya, berlanjut pada tahap konfirmasi, di mana

seseorang mencari penguat bagi keputusan inovasi yang telah dibuat untuk terus

melanjutkan penerapan inovasi atau pada akhirnya tidak menerapkan.

Ilmu dan teknologi adalah hasil olah pikir manusia yang dipergunakan untuk

memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia. Ilmu dan

teknologi pertanian misalnya digunakan untuk memecahkan permasalahan yang

dihadapi di bidang pertanian yaitu peningkatan produksi. Teknologi adalah ilmu tetapi

tidak semua ilmu adalah teknologi. Ilmu adalah pengetahuan tetapi tidak semua

pengetahuan adalah ilmu. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang tersusun secara

sistematis dengan menggunakan metode-metode tertentu yang mampu

menggambarkan (mendeskripsi), menjelaskan (eksplanasi) dan meramalkan

(memprediksi) fenomena yang terjadi. Teknologi adalah rekayasa dan rancang bangun

ilmu dengan penerapan kaidah-kaidah, rumus-rumus yang mampu menemukan

metode-metode untuk menentukan sesuatu. Pengetahuan yang bukan ilmu adalah

pengetahuan yang tidak terakumulasi secara sistematis berdasarkan metode-metode

tertentu (Suriasumantri, 1999). Sedangkan ilmu yang tidak merupakan teknologi ialah

ilmu yang tidak direkayasa dan dirancangbangun berdasarkan kaidah penerapan

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 2


prinsip-prinsip keilmuan. Rekayasa dan rancangbangun adalah kaidah penerapan

prinsip-prinsip keilmuan.

Baik pengetahuan maupun ilmu dan teknologi adalah bentuk pemikiran (hasil berfikir)

asosiatif yang menjalin dan menghubungkan suatu pikiran dan kenyataan atau

pemikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang, baik tanpa maupun

dengan pengalaman kausalitas hakiki dan universal yang disebut pengetahuan. Jika

pemahaman kausalitas hakiki dan universal di sebut ilmu (science).

Dengan kemampuan memilih suatu teknologi yang bermanfaat bagi seorang petani

menggunakan kekuatan berpikir senbagai bahan pertimbangannya. Kekuatan-kekuatan

berpikir petani dalam memilih teknologi sebagai bentuk berperilakunya adalah syarat

dengan pertimbangan-pertimbangan selektif.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Petani dalam memilih teknologi atau unsur-unsurnya tidak lepas dari interaksinya

terhadap lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Oleh

karenanya petani dalam memilih teknologi yang bermanfaat untuk diterapkan adalah

melalui proses persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh

penginderaan. Sedangkan penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya

stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera.

Antara ilmu dan teknologi yang dihasilkan terjadi kesenjangan antara penggunanya

(petani). Akses petani terhadap informasi inovasi teknologi relatif terbatas sehingga

diperlukan untuk sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada petani. Pemahaman

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 3


suatu inovasi teknologi tentu melalui suatu tahapan proses mental dari individu petani

sampai mengambil keputusan untuk mengadopsinya. Untuk memahami individu dalam

mengadopsi teknologi dimana melalui suatu proses mental maka dapat menggunakan

pendekatan teori kognitif. Psikologi kognitif adalah satu pendekatan kajian yang

bertujuan memahami bagaimana manusia menyusun dan melaksana aktivitas mental

melibatkan proses perolehan, penyusunan, perwakilan, penyimpanan, pengambilan

kembali dan penggunaan pengetahuan yang membolehkan menusia memahami dan

menyelesaikan masalah demi menyesuaikan diri dengan tuntutan alam sekitar yang

berubah-ubah dan merancang bagi menghadapi masa depan.

Oleh karena itu penyuluh diharapkan dapat membantu petani dalam menerapkan

inovasi yang disampaikan. Inovasi – inovasi tersebut merupakan informasi yang perlu

disampaikan kepada petani agar dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan mereka.

Manfaat proses adopsi inovasi dalam bidang pertanian ini adalah mengetahui

pentingnya proses adopsi teknologi  dan inovasi dalam bidang pertanian dan juga

pengaruh antara faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi dan inovasi dalam bidang-

bidang pertanian tersebut.

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 4


BAB II

LANDASAN TEORI

Inovasi adalah segala sesuatu ide, cara-cara ataupun obyek yang dipersepsikan oleh

seorang sebagai sesuatu yang baru. Havelock 1973 dalam Valera et al., (1987) menyatakan

bahwa inovasi merupakan segala perubahan yang dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh

masyarakat yang mengalaminya.

Persepsi petani terhadap suatu inovasi teknologi baru (misalnya teknologi budidaya

jagung Hibrida) adalah merupakan proses pengorganisasian dan interpretasi terhadap

stimulus yang diterima oleh individu petani, sehingga inovasi teknologi tersebut merupakan

yang berarti dan bermanfaat serta merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu

sebelum mengambil kebutusan untuk berperilaku. Bentuk kebutusan berpelilaku adalah

merupakan tindakan individu untuk menerpakna inovasi teknologi yang telah diyakini dan

dibuktikan.

Persepsi petani terhadap sesuatu inovasi teknologi baru dapat dipengaruhi oleh faktor

internal (dari dalam diri individu) dan faktor eksternal (atau dari stimulus itu sendiri dan

lingkungan). Suatu inovasi teknologi baru yang dipersepsi erat kaitannya terhadap kondisi

lingkungan (agro-ekosistem) dan tingkat kesulitan untuk menerapkan teknologi tersebut.

Penilaian terhadap tingkat kesulitan inovasi teknologi itu merupakan faktor-faktor internal

individu dalam mempersepsikan kemampuan diri sendiri untuk melakukan tindakan atau

penerapan sebagai pola perilakunya.

Selain faktor psikologis yang menentukan sikap, juga komunikasi sosial merupakan

determinan paling dominan menentukan sikap seorang petani terhadap inovasi teknologi

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 5


pertanian. Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa suatu inovasi teknologi baru yang

diterima individu petani melalui proses persepsi. Terbentuknya sikap seseorang menurut

Mar’at (1984) yaitu dipengaruhi oleh faktor internal (fisiologis dan psikologis) dan faktor

eksternal (pengalaman, situasi, norma-norma, hambatan dan dorongan).

Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau obyek yang di rasa baru oleh seseorang.

Ini merupakan suatu cara yang baru dalam melakukan sesuatu tindakan (Rogers, 1983).

Aspek dari corak baru suatu inovasi dinyatakan dalam pengetahuan, sikap, atau suatu

keputusan untuk menggunakannya.

Proses adopsi inovasi merupakan proses kejiwaan/mental yang terjadi pada diri

petani pada saat menghadapi suatu inovasi, dimana terjadi proses penerapan suatu ide baru

sejak diketahui atau didengar sampai diterapkannya ide baru tersebut. Pada proses adopsi

akan terjadi perubahan-perubahan dalam perilaku sasaran umumnya akan menentukan

suatu jarak waktu tertentu. Cepat lambatnya proses adopsi akan tergantung dari sifat

dinamikasasaran.

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 6


BAB III

PEMBAHASAN

3.1. PENGERTIAN INOVASI DAN ADOPSI INOVASI

A. Pengertian inovasi.

Inovasi adalah sesuatu ide, perilaku, produk, informasi, dan praktek-praktek

baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan/diterapkan,

dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas

tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-

perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi selalu terwujudnya

perbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat

yang bersangkutan (Mardikanto, 1993). Inovasi adalah suatu gagasan, metode,

atau objek yang dapat dianggap sebagai sesuatu yang baru, tetapi tidak selalu

merupakan hasil dari penelitian mutakhir. Inovasi sering berkembang dari

penelitian dan juga dari petani (Van den Ban dan H.S. Hawkins, 1999). Mosher

(1978) menyebutkan inovasi adalah cara baru dalam mengerjakan sesuatu.

Sejauh dalam penyuluhan pertanian, inovasi merupakan sesuatu yang dapat

mengubah kebiasaan.

Segala sesuatu ide, cara-cara baru, ataupun obyek yang dioperasikan oleh

seseorang sebagai sesuatu yang baru adalah inovasi. Baru di sini tidaklah

semata-mata dalam ukuran waktu sejak ditemukannya atau pertama kali

digunakannya inovasi tersebut. Hal yang penting adalah kebaruan dalam

persepsi, atau kebaruan subyektif hal yang dimaksud bagi seseorang, yang

menetukan reaksinya terhadap inovasi tersebut. Dengan kata lain, jika sesuatu
Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 7
dipandang baru bagi seseorang, maka hal itu merupakan inovasi (Nasution,

2004).

Rogers dan Shoemaker (1971) dalam Hanafi (1987) mengartikan inovasi

sebagai gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang.

Tidak menjadi soal, sejauh dihubungkan dengan tingkah laku manusia, apakah

ide itu betul-betul baru atau tidak jika diukur dengan selang waktu sejak

dipergunakan atau diketemukannya pertama kali. Kebaruan inovasi itu diukur

secara subyektif, menurut pandangan individu yang menangkapnya. Baru dalam

ide yang inovatif tidak berarti harus baru sama sekali.

Dari berbagai defenisi diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam suatu innovasi,

terdapat 3 unsur yang terkandung didalamnya; yang pertama adalah idea tau

gagasan, kedua metode atau praktek, dan yang ketiga produk (barang atau jasa).

Untuk dapat dikatakan dengan sebuah innovasi, maka ketiga unsure tersebut

harus mengandung sifat “baru”. Sifat baru tersebut tidak mesti dari hasil

penelitian yang mutakhir. Namun baru disini dinilai dari sudut pandang

penilaian individu yang menggunakannya yakni masyarakat sebagai

adopternya.

Salah satu factor yang memepengaruhi percepatan adopsi adalah sifat dari

inovasi itu sendiri. Inovasi yang akan di introduksikan harus mempunyai

kesesuaian (daya adaptif) terhadap kondisi biofisik, social, ekonomi, dan

budaya yang ada dalam masyarakat penerima (adopter) tersebut. Jadi inovasi

yang ditawarkan tersebut hendaknya inovasi yang tepat guna.

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 8


B. Pengertian Adopsi

Rogers (1983) menyatakan adopsi adalah proses mental, dalam mengambil

keputusan untuk menerima atau menolak ide baru dan menegaskan lebih lanjut

tentang penerimaan dan penolakan ide baru tersebut. Adopsi juga dapat

didefenisikan sebagai proses mental seseorang dari mendengar, mengetahui

inovasi sampai akhirnya mengadopsi. Adopsi adalah suatu proses dimulai dan

keluarnya ide-ide dari satu pihak, disampaikan kepada pihak kedua, sampai ide

tersebut diterima oleh masyarakat sebagai pihak kedua.

Adopsi dalam penyuluhan perikanan pada hakekatnya dapat diartikan sebagai

proses penerimaan inovasi atau perubahan perilaku baik yang berupa

pengetahuan, sikap, maupun keterampilan pada diri seseorang setelah menerima

inovasi yang disampaikan penyuluh pada petani atau masyarakat sasarannya.

3.2. PROSES ADOPSI INOVASI

Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara

bertindak yang paling baik. Keputusan inovasi merupakan proses mental, sejak

seseorang mengetahui adanya inovasi sampai mengambil keputusan untuk

menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi

merupakan suatu tipe pengambilan keputusan yang khas. Mardikanto dan Sri

Sutarni (1982) mengartikan adopsi sebagai penerapan atau penggunaan sesuatu ide,

alat-alat atau teknologi baru yang disampaikan berupa pesan komunikasi (lewat

penyuluhan). Manifestasi dari bentuk adopsi ini dapat dilihat atau diamati berupa

tingkah laku, metoda, maupun peralatan dan teknologi yang dipergunakan dalam

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 9


kegiatan komunikasinya. Dalam model proses adopsi Bahlen ada 5 tahap yang

dilalui sebelum seseorang mengadopsi suatu inovasi yaitu sadar (awreness),  minat

(interest),  menilai (evaluation),  mencoba (trial) dan adopsi(adoption).

a. Tahap Sadar.

Sasaran telah mengetahui informasi tetapi informasi tersebut   dirasa kurang.

Pada tahap ini sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan oleh

penyuluh. Pada tahap ini sasaran sudah maklum atau menghayati sesuatu hal

yang baru yang aneh tidak biasa (kebiasaan atau cara yang mereka lakukan

kurang baik atau mengandung kekeliruan, cara baru dapat meningkatkan hasil

usaha dan pendapatannya, cara baru dapat mengatasi kesulitan yang sering

dihadapi).  Hal ini diketahuinya karena hasil berkomunikasi dengan penyuluh. 

Tahapan mengetahui adanya inovasi dapat diperoleh seseorang dari mendengar,

membaca atau melihat, tetapi pengertian seseorang tersebut belum mendalam.

b. Tahap Minat Sasaran mencari informasi atau keterangan lebih lanjut mengenai

informasi tersebut. Pada tahap ini sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi

yang ditawarkan oleh penyuluh. Pada tahap ini  sasaran mulai ingin mengetahui

lebih banyak perihal yang baru tersebut.  Ia menginginkan keterangan-

keterangan yang lebih terinci lagi.  Sasaran mulai bertanya-tanya.

c. Tahap Menilai.

Sasaran sudah menilai dengan cara value/bandingkan inovasi terhadap keadaan

dirinya pada saat itu dan dimasa yang akan datang serta menentukan apakah

petani sasaran mencoba inovasi atau tidak. Pada tahap ini sasaran mulai

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 10


berpikir-pikir dan menilai keterangan-keterangan perihal yang baru itu.  Juga ia

menghubungkan hal baru itu dengan keadaan sendiri (kesanggupan, resiko,

modal, dll.).  Pertimbangan- pertimbangan atau penilaian terhadap inovasi dapat

dilakukan dari tiga segi, yaitu  teknis, ekonomis dan sosiologis.

d. Tahap Mencoba.

Sasaran sudah mencoba meskipun dalam skala kecil untuk menentukan angka

dan kesesuaian inovasi atau tidak. Pada tahap ini sasaran sudah mulai mencoba-

coba dalam luas dan jumlah yang sedikit saja. Sering juga terjadi bahwa usaha

mencoba ini tidak dilakukan sendiri, tetapi sasaran mengikuti (dalam pikiran dan

percakapan-percakapan), sepak terjang tetangga atau instansi mencoba hal baru

itu (dalam pertanaman percobaan atau demosntrasi).

e. Tahap Adopsi / Menerapkan.

Sasaran sudah meyakini kebenaran inovasi dan inovasi tersebut dirasa

bermanfaat baginya. Pada tahap ini petani sasaran menerapkan dalam

jumlah/skala yang lebih besar. Pada tahap ini sasaran sudah yakin akan

kebenaran atau keunggulan hal baru itu, maka ia mengetrapkan anjuran secara

luas dan kontinu.

Tidak semua orang mempunyai waktu, kesempatan, ketekunan, kesanggupan dan

keuletan yang sama untuk menjalani, kadang-kadang mengulangi proses adopsi

sampai sakhir dan mendapat sukses. Selain proses adopsi inovasi diatas, menurut

Rogers dan Schoemaker (1992menyatakan bahwa proses adopsi dapat terjadi

melalui 4 (empat) tahapan yaitu : tahap mengetahui (knowledge), persuasif

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 11


(persuasive), mengambil keputusan (decision) dan konfirmasi (confirmation) yang

selanjutnya diklasifikasikan menjadi empat tahap yaitu :

a. Tahap mengetahui : petani sasaran sudah mengetahui adanya inovasi

danmengerti bagaimana inovasi itu berfungsi.

b. Tahap Persuasi  : petani sasaran sudah membentuk sikap terhadap inovasi yaitu

apakah inovasi tersebut dianggap sesuai ataukah tidak sesuai bagi dirinya.

c. Tahap Keputusan : petani sasaran sudah terlibat dalam pembuatan keputusan

yaitu apakah menerima atau menolak inovasi.

d. Tahap Konfirmasi:petani sasaran mencari penguat bagi keputusan inovasi yang

telah dibuatnya. Mungkin pada tahap ini petani sasaran mengubah keputusan

untuk menolak inovasi yang telah di adopsi sebelumnya.

Strategi untuk memeilih inovasi yang tepat guna adalah menggunakan kriteria-

kriteria sebagai berikut:

a. Inovasi harus dirasakan sebagai kebutuhan oleh adopter.

Banyak innovasi yang ditawarkan kepada masyarakat, namun dapat kita lihat

bahwa tidak semua inovasi tersebut menyantuh kedalam masyarakat. Karena

inovasi-inovasi tersebut hanya dibuat atas keinginan-keinginan pihak luar dari

masyarakat tersebut, bukan dari kebutuhan masyarakat yang bersangkutan.

Dengan demikian terjadilah ketidak addopsian innovasi tersebut oleh

masyarakat. Kalau mengharapkan masyarakat akan mengadopsi inovasi

tersebut, para warga masyarakat harus menyakini bahwa hal itu merupakan

kebutuhan yang benar-benar diingikan oleh mereka. Suatu inovasi akan menjadi

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 12


kebutuhan apabila inovasi tersebut dapat memecahkan permasalahan yang

mereka hadapi. Sehingga identifikasi dari persoalan tersebut dapat kta lihat;

bahwa sesuatu yang kita anggap masalah, belum tentu menjadi masalah pula

bagi orang lain, kemudian jikapun permasalahan itu benar adanya yang

dirasakan oleh masyarakat, belum tentu penyelesaian yang ditawarkan seseuai

dengan kondisi masyarakat penerimanya.

b. Inovasi harus memberikan keuntungan bagi adopternya.

Soekartawi (1988) mengatakan bhwa jika benar teknologi baru yang ditawarkan

akan memberikan keuntungan yang relative lebih besar, dari nilai yang

dihasilkan oleh teknologi lama, maka kecepatan adopsi innovasi akan berjalan

lebih cepat. Untuk menemukn innovasi kriteri seperti ini dapat dilakukan

dengan cara; bandingkan teknologi interoduksi dengan teknologi yang sudah

ada, kemudian identifikasi teknologi dengan biaya rendah atau teknologi yang

produksinya tinggi.

c. Inovasi harus memiliki kompatibilitas atau keselarasan.

Beberapa pakar berbeda dalam memaknai kompatibilitas innovasi (teknologi),

dimana:

1. Bila teknologi merupakan kelanjutan dari teknologi lama yang telah

dilaksanakan, maka kecepatan proses adopsi innovasi akan berjlan lebih

cepat.

2. Teknologi harus sesuai dengan penggunaannya. 

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 13


3. Kompatibilitas disini dimaksud mempunyai keterkaitan dengan sosilal

budya, kepercayaan dan gagasan yang dikenalkan sebelumnya dan

keperluan yang dirasakan oleh adopter.

4. Inovasi harus mendayagunakan sumber daya yang sudah ada.

Maksudnya disini adalah ketika adopter menggunakan inovasi tersebut,

maka sumberdaya yang ada disekitar mereka mendukung penggunaan

inovasi tersebut.

5. Inovasi tersebut terjangkau oleh financial, sederhana, tidak rumit dan

mudah diperagakan. Jadi, semakin mudah teknologi tersebut di praktekkan,

maka semakin cepat pula proses adopsi inovasi yang dilakukan.

6. Inovasi harus mudah untuk diamati. Jika inovasi tersebut mudah diamati

maka banayak adopter yang mampu menggunakannya dengan meniru tata

pelaksanaannya tanpa bertanya kepada para ahlinya. Dengan demikian akan

terjadi proses difusi, sehingga jumlah adopter akan meningkat.

Faktor – Faktor yang mempengaruhi kecepatan adopsi diantaranya:

a. Sifat-sifat atau karakteristik inovasi.

b. Sifat-sifat atau karakteristik calon pengguna.

c. Pengambilan keputusan adopsi.

d. Saluran atau media yang digunakan.

e. Kualifikasi penyuluh.

Tipe-tipe keputusan adopsi inovasi, yaitu:Keputusan otoritas ( Authority Decision)

Keputusan ini dibuat oleh atasan atau suatu lembaga, pemerintah, pabrik, sekolah

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 14


dan sebagainya Keputusan Individu ( Individual Decision) Keputusan ini

dilaksanakan oleh individu/ seseorang terlepas dari keputusan-keputusan yang

dibuat oleh masyarakat (collective) dalam sistem social Keputusan bersama

(Collective Decision) Keputusan ini disepakati dan dilaksanakan secara bersama

atau melalui consensus masyarakat dalam sistem social Kenyataan bahwa sikap

sasaran terhadap suatu inovasi teknologi dipengaruhi oleh faktor internal individu

(karakteristik kepribadian individu) dan faktor internal (faktor-faktor di luar diri

individu). Akan tetapi yang lebih dominan mempengaruhi sikap dan keputusan

sasaran terhadap suatu inovasi adalah faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor

eksternal meliputi norma-norma, kebiasaan, komunikasi sosial, interaksi sosial, dan

belajar sosial individu petani dalam sistem sosial. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor intemal (karakteristik individu, motivasi, keterlibatan dalam

organisasi, komunikasi impersonal, terpaan media massa, tingkat kosmopolitan),

faktor ekstemal (kebijakan pemerintah, sistem sosial dan norma-norma sosial), dan

persepsi nelayan terhadap sifat-sifat inovasi (keuntungan relatif, kompatibilitas,

kompleksitas triabilitas, dan observabilitas) berpengaruh positif terhadap adopsi

inovasi usaha pertanian.

Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat)

elemen pokok, yaitu:

a. Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang.

Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 15


individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang

maka ia adalah inovasi.

b. Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari

sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling

tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b)

karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan

suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran

komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi

jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima

secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran

interpersonal.

c. Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui

sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan

terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak

dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b)

keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima

inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.

d. Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat

dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan

bersama.

Lebih lanjut teori yang dikemukakan Rogers (1995) memiliki relevansi dan

argumen yang cukup signifikan dalam proses pengambilan keputusan inovasi. Teori

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 16


tersebut antara lain menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh terhadap

tingkat adopsi suatu inovasi serta tahapan dari proses pengambilan keputusan

inovasi.

3.3.   Kategori Adopter

Anggota sistem sosial dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok adopter

(penerima inovasi) sesuai dengan tingkat keinovatifannya (kecepatan dalam

menerima inovasi). Salah satu pengelompokan yang bisa dijadikan rujuakan adalah

pengelompokan berdasarkan kurva adopsi, yang telah duji oleh Rogers (1961).

Innovators

Sekitar 2,5% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi. Cirinya: petualang,

berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan ekonomi tinggi. Golongan ini

merupakan golongan yang paling cepat melewati proses adopsi.  Orang yang

termasuk golongan ini jumlahnya tidak banyak dalam suatu daerah, satu atau dua

orang saja, mungkin juga tidak ada.  Mereka merupakan orang yang maju sekali,

pandai, pengetahuannya lpuas, usahanya maju, penghasilannya tinggi, kaya dan

pengalamannya luas.  Tanah usahanya luas, mempunyai kegemaran dan kesempatan

untuk mencoba hal-hal baru.  Sifat istimewanya adalah selalu ingin tahu dan aktif

mencari keterangan kemana-mana.  Petugas penyuluhan sering dibuat kewalahan. 

Biasanya mereka kurang memperdulikan orang-orang sekitarnya, tidak aktif

menyebar-luaskan inovasi atau pengetahuan dan pengalamannya. Early Adopters

(Perintis/Pelopor) Sekitar 13,5% yang menjadi para perintis dalam penerimaan

inovasi. Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses di

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 17


dalam tinggi. Golongan ini merupakan sasaran yang cepat ikuti inovator, pendidikan

diatas masyarakat sekitar, dan mempunyai faktor produksi sehingga mudah untuk

praktikkan hal-hal baru, aktif dalam masyarakat dan supel dalam pergaulan, sumber

advis dan informasi bagi masyarakat lain, mau berbagi pengetahuan sehingga cocok

untuk dijadikan teladan yang selanjutnya menjadi kontak, bersifat “localite” dalam

proses penyebaran inovasi, golongan ini paling membantu penyuluh perikanan.

Early Majority (Pengikut Dini) Sekitar 34% yang menjadi pera pengikut awal.

Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi. Pada golongan ini proses

adopsi lebih lambat dibandingkan golongan penerap dini, biasanya merupakan para

tokoh masyarakat setempat, dimana biasanya tidak mau usahanya gagal untuk

menjaga agar citranya tidak buruk, tingkat pendidikan, pengalaman, dan kondisi

sosio ekonominya sedang. Late Majority (Pengikut Akhir)

Sekitar 34% yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Cirinya:

skeptis, menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-

hati. Pada golongan ini  petani ikan yang kurang mampu, pendidikan rendah bahka

masih buta huruf, sifatnya kurang giat dalam mengetrapkan inovasi baru, harus

melihat contoh dari golongan terdahulu, kurang menggunakan media massa

sehingga lambat mengetahui informasi terbaru, hubungan dengan penyuluh relatif

kecil. Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional) Sekitar 16% adalah kaum

kolot/tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan opinion

leaders,sumberdaya terbatas. Golongan ini disebut juga non adopter,  tuan-tuan

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 18


tanah, masyarakat yang berpandangan kolot (tradisional), tidak senang terhadap

perubahan, kalau-pun menerima akan terjadi di akhir

3.4. Analisis Inovasi dan Proses Adaptasi Inovasi

Berdasarkan jurnal yang dikupas Inovasi adalah sesuatu yang digunakan dalam

keseluruhan operasi perusahaan dimana sebuah produk baru diciptakan dan

dipasarkan, termasuk inovasi di segala proses fungsionil/ kegunaannya. Sedangkan

Inovasi pendidikan adalah suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang

disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok

untuk diadopsi. Dalam kadar tertentu, makna “inovasi” sering identic dengan

“teknologi” yang digunakan. Kata “teknologi” itu sendiri diartikan sebagai “a

design for instrumental action that reduces the uncertainty in the cause effect

relationship involved in achieving in desired outcomes”. Waktu merupakan hal yang

penting dalam proses difusi inovasi. Proses keputusan inovasi pada hahekatnya

adalah suatu proses yang dilalui individu atau kelompok, mulai dari pertama kali

adanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan sikap terhadap inovasi,

penetapan keputusan untuk menerima atau menolak, implementasi inovasi, dan

konfirmasi atas keputusan inovasi yang dipilihnya.

Inovasi juga tidak muncul begitu saja perlu dilakukan tahapan tahapan proses

keputusan inovasi, yaitu :

a. Tahap pengetahuan (knowledge), yaitu apabila individu/kelompok, membuka

diri terhadap adanya suatu inovasi.

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 19


b. Tahap bujukan (persuation), yaitu manakala individu atau kelompok, mulai

membentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi terhadap

inovasi;

c. Tahap pengambilan keputusan (decision making), yaitu tahap dimana

seseorang/kelompok melakukan aktifitas yang mengarah kepada keputusan

untuk menerima atau menolak inovasi;

d. Tahap implementasi (implementation), yaitu ketika seseorang atau kelompok

menerapkan atau menggunakan inovasi itu, dan;

e. Tahap konfirmasi (confirmation), yaitu tahap dimana seseorang atau

kelompok mencari penguatan terhadap keputusan inovasi yang dilakukannya.

Dengan demikian, proses adopsi inovasi akan dipengaruhi oleh sistem internal

organisasi kemasyarakatan atau sebuah instansi yang bersangkutan. Organisasi atau

tatanan kemasyarakatan yang baik dan stabil akan mengadopsi suatu inovasi dengan

mempertimbangkan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. memiliki tujuan yang jelas.

b. memiliki pembagian tugas yang dideskripsikan secara jelas.

c. memiliki kejelasan struktur otoritas atau kewenangan.

d. memiliki peraturan dasar dan peraturan umum.

e. memiliki pola hubungan informasi yang teruji.

Tingkat percepatan adopsi suatu hasil inovasi akan sangat bergantung pada

beberapa faktor. Derajat adopsi tersebut sangat bergantung pada  karakteristik atau

ciri dari inovasi itu sendiri. Karakteristik inovasi, yang sangat mempengaruhi

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 20


derajat adopsi tersebut akan sangat bergantung pada :

Adanya keuntungan relatif (relative advantages), artinya sampai sejauh mana suatu

inovasi yang diperkenalkan memberi manfaat dan keuntungan bagi perorangan atau

masyarakat yang akan mengadopsinya. Keuntungan relatif ini bisa diamati tak

hanya dari kajian atau aspek ekonomi, sosial, tetapi juga dari aspek lainnya seperti

budaya, teknologi. Suatu inovasi yang diyakini memiliki kemungkinan peluang

keuntungan relatif yang semakin tinggi, maka semakin tinggi pulalah kemungkinan

percepatan adopsi tersebut oleh masyarakat. Misal pada saat sekolah

memperkenalkan program Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dalam pembelajaran di

sekolah, yang pertama dipikirkan oleh komunitas sekolah adalah apakah pendekatan

pembelajaran tersebut memiliki keuntungan relatif dibandingkan dengan pola

pembelajaran sebelumnya ? Bila jawabannya, ya maka bentuk inovasi yang

ditawarkan akan dengan cepat direspon oleh para guru ataupun orangtua.

Memiliki kekompakan dan kesepahaman (compatibility) artinya sampai sejauhmana

suatu inovasi bisa sejalan dan kompak dengan sistem nilai yang ada, ataupun sejalan

dengan pengalaman masa lalu masyarakat yang akan mengadopsinya. Misalnya

manakala kontrasepsi diperkenalkan dalam melaksanakan keluarga berencana (KB),

bagaimana hal tersebut sejalan dan dirasakan memiliki compability dengan suatu

agama yang dianut oleh masyarakat yang akan mengadopsinya. Atau dalam bidang

pendidikan, pada saat sekarang ini banyak bangunan sekolah dasar (SD) yang rusak,

maka digulirkan program “peduli sekolah” dengan melibatkan semua potensi

masyarakat termasuk pemerintah dalam membangun gedung sekolah. Apakah

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 21


program tersebut sesuai dengan sisytem nilai yang ada, terutama dengan budaya

gotongroyong masyarakat kita. Memiliki derajat kompleksitas (complexity), artinya

sampai sejauhmana  derajat kompleksitas, kesukaran dan kerumitan suatu produk

inovasi dirasakan oleh masyarakat. Dengan demikian maknanya, semakin kecil

derajat kerumitan atau semakin gampang dicerna dan difahami suatu hasil inovasi

tersebut, maka akan semakin besar kemungkinannya untuk diadopsi oleh

perorangan atau masyarakat. Misalnya pada waktu akan diperkenalkan penelitian

tindakan kelas-PTK (classroom action research) sebagai upaya untuk meningkatkan

mutu, apakah program tersebut memiliki tingkat kesulitan dan kompleksitas yang

tinggi atau tidak dalam pelaksanaannya di sekolah.Dapat dicobakan (trialability),

artinya sampai sejauh mana suatu inovasi dapat diujicobakan keandalan dana

manfaatnya. Suatu hasil inovasi dapat dengan gampang diadopsi, manakala hal

tersebut dapat dengan dilihat dan diujicobakan melalui pengalaman lapangan.

Misalnya, ketika jagung hybrida sebagai produk inovasi pertaninan, maka jagung

jenis unggulan ini dapat dengan mudah diadopsi karena jagung varitas unggulan ini

dapat diuji langsung oleh para petani pada lahan pertanian mereka.Dapat diamati

(observability), yaitu sampai sejauhmana suatu hasil inovasi dapat diamati. Semakin

gampang suatu hasil inovasi diamati, maka akan semakin tinggi peluang hasil

inovasi dapat diadopsi.

Selanjutnya, dalam adopsi inovasi, paling tidak ada lima kategori perbedaan

individu atau kelompok yang harus diperhatikan. Kelima kelompok tersebut adalah

sebagai berikut. :

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 22


a. Para pembaharu atau pioner/perintis (inovators), yaitu mereka yang paling cepat

mengadopsi inovasi dalam masyarakat. Mereka tergolong proaktif, termasuk

dalam mencari ide-ide baru yang relevan, serta aktif untuk menerapkan metode

baru itu dalam lingkungan sosialnya. Kelompok ini prosentasenya sangat kecil,

hanya sekitar 2,5 prosen saja.

b. Para adopter awal (early adopters), yaitu orang-orang yang tergolong cepat

mengikuti kelompok inovator. Mereka adalah kelompok rasional yang telah

melihat beberapa perubahan ke arah yang lebih baik. Kelompok ini kira-kira

hanya 13,5 prosen saja dari total.

c. Para kelompok mayoritas awal (early mayority). Yaitu mereka termasuk

kelompok kebanyakan yang mau meniri cara baru apabila hal tersebut telah

benar benar berhasil. Mereka tidak mau mengambil resiko, dan cenderung

menghadopsinya secara massal. Kelmpok ini berjulah kirakira 34 prosen.

d. Kelompok mayoritas akhir (late mayority) . Yaitu kelompok massal yang

umumnya ragu-ragu terhadap pengetahuan baru. Mereka cenderung skeptis,

walaupun akhirnya mereka mau menerima juga inovasi tersebut pada periode

akhir. Kelompok ini kira-kira 34 prosen.

e. Adopter akhir (late adopters). Yaitu kelompok yang sangat skeptis, dan

senantiasa resisten terhadap perubahan. Mereka sangat tradisional dalam

berpikir, dan cenderung menolak dan mengadakan “perlawanan” terhadap

inovasi yang ditawarkan. Kelompok ini kira-kira 16 prosen saja.

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 23


Proses adopsi inovasi bisa juga terhambat oleh berbagai faktor. Ada tiga hambatan

utama, yang berpotensi timbul dalam setiap adopsi inovasi. 

Pertama, mental block barriers Yaitu hambatan yang lebih disebabkan oleh sikap

mental, seperti : salah persepsi atau asumsi,cenderung berpikir negative, dihantui

oleh kecemasan dan kegagalan, tidak mau mengambil resiko terlalu dalam, malas.

saat ini berada pada daerah “nyaman dan aman, cenderung resisten/menolak

terhadap setiap perubahan.

Kedua, hambatan yang sifatnya culture block (hambatan budaya). Hal ini lebih

dilatarbelakangi oleh: adat yang sudah mengakar dan mentradisi

taat terhadap tradisi setempat ada perasaan berdosa bila merubah “tatali karuhun”

Ketiga, hambatan social block (hambatan sosial). Yaitu hambatan inovasi sebagai

akibat dari faktor sosial dan pranata masyarakat sekitar. Hal ini antara lain :

perbedaan suku dan agama ataupun ras, perbedaan sosial ekonomi,

nasionalisme yang sempit, arogansi primordial, fanatisme daerah yang kurang

terkontrol.

Dengan demikian disadari ternyata pembentukan inovasi merupakan sesuatu

sistematika yang tidak mudah, perlu ada latar belakang yang memprakarsai

pembentukan suatu ide atau inovasi baik dikalangan individu,kelompok maupun

instansi besar yang perlu di pertimbangkan karakteristik dari inovasi dan

menghindari penghambat dari suatu proses adaptasi inovasi.

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 24


3.5. Penerapan dan keterkaitan teori

Pada awalnya, bahkan dalam beberapa perkembangan berikutnya, teori Difusi

Inovasi senantiasa dikaitkan dengan proses pembangunan masyarakat. Inovasi

merupakan awal untuk terjadinya perubahan sosial, dan perubahan sosial pada

dasarnya merupakan inti dari pembangunan masyarakat. Rogers dan Shoemaker

(1971) menjelaskan bahwa proses difusi merupakan bagian dari proses perubahan

sosial. Perubahan sosial adalah proses dimana perubahan terjadi dalam struktur dan

fungsi sistem sosial. Perubahan sosial terjadi dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu: (1)

Penemuan (invention), (2) difusi (diffusion), dan (3) konsekuensi (consequences).

Penemuan adalah proses dimana ide/gagasan baru diciptakan atau dikembangkan.

Difusi adalah proses dimana ide/gagasan baru dikomunikasikan kepada anggota

sistem sosial, sedangkan konsekuensi adalah suatu perubahan dalam sistem sosial

sebagai hasil dari adopsi atau penolakan inovasi.

Sejak tahun 1960-an, teori difusi inovasi berkembang lebih jauh di mana fokus

kajian tidak hanya dikaitkan dengan proses perubahan sosial dalam pengertian

sempit. Topik studi atau penelitian difusi inovasi mulai dikaitkan dengan berbagai

fenomena kontemporer yang berkembang di masyarakat. Berbagai perpektif pun

menjadi dasar dalam pengkajian proses difusi inovasi,seperti perspektif ekonomi,

perspektif ’market and infrastructure’ (Brown, 1981). Salah satu definisi difusi

inovasi dalam taraf perkembangan ini antara lain dikemukakan Parker (1974), yang

mendefinisikan difusi sebagai suatu proses yang berperan memberi nilai tambah

pada fungsi produksi atau proses ekonomi. Dia juga menyebutkan bahwa difusi

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 25


merupakan suatu tahapan dalam proses perubahan teknik (technical change).

Menurutnya difusi merupakan suatu tahapan dimana keuntungan dari suatu inovasi

berlaku umum. Dari inovator, inovasi diteruskan melalui pengguna lain hingga

akhirnya menjadi hal yang biasa dan diterima sebagai bagian dari kegiatan

produktif.

Berkaitan dengan proses difusi inovasi tersebut National Center for the

Dissemination of Disability Research (NCDDR), 1996, menyebutkan ada 4 (empat)

dimensi pemanfaatan pengetahuan (knowledge utilization), yaitu:

a. Dimensi Sumber (SOURCE) diseminasi, yaitu insitusi, organisasi, atau

individu yang bertanggunggung jawab dalam menciptakan pengetahuan dan

produk baru.

b. Dimensi Isi (CONTENT) yang didiseminasikan, yaitu pengetahuan dan

produk baru dimaksud yang juga termasuk bahan dan informasi pendukung

lainnya.

c. Dimensi Media (MEDIUM) Diseminasi, yaitu cara-cara bagaimana

pengetahuan atau produk tersebut dikemas dan disalurkan.

d. Dimensi Pengguna (USER), yaitu pengguna dari pengetahuan dan produk

dimaksud.

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 26


3.6. Peranan penyuluh dalam proses difusi inovasi

Penyuluh menurut Everett M. Rogers adalah seseorang yang atas nama pemerintah

atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi

(penemuan) (Ninik Sri Rejeki dan Anita Herawati, 1999:21).Dalam proses

penyebaran inovasi pada masyarakat, penyuluh berfungsi sebagai pemrakarsa yang

tugas utamanya membawa gagasan-gagasan baru.

Perana penyuluh dalam proses difusi inovasi adalah Menumbuhkan kebutuhan

untuk berubah, Membangun hubungan untuk perubahan, memberikan informasi

yang mereka perlukan , dan Diagnosa dan penjelasan masalah yang dihadapi oleh

masyarakat

Beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya ada penyuluhan:

a. Penyuluhan sebagai proses penyebaran invormasi.

b. Penyuluhan sebagai proses penerangan. Maksudnya adalah bahwa seorang

penyuluh merupakan orang yang memberikan pencerahan kepada masyarakat.

Sehingga masyarakat yang tidak tahu sebisa mungkin dibuat tahu terhadap

pesan yang disampaikan.

c. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku.

d. Penyuluhan sebagai proses pendidikan.

e. Penyuluhan sebagai proses rekayasa social.

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 27


Petugas penyuluh mempunyai korelasi yang sangat kuat terhadap keberhasilan suatu

program. Menurut Bunch(2001), rancangan terbaik didunia pun tidak akan menjadi

program yang berhasil kalau petugasnya tidak berkemampuan dan kemauan untuk

menjadikannya berhasil. Menurut Wahyuni (2000) pemberdayaan berarti

memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar menggali potensi yang

ada untuk ditingkatkan kualitasnya.

Setelah motivasi tepat guna diperoleh, metode penyuluhan yang efektif di ketahui,

selanjutnya adalah memilih agen penyuluh yang baik pula. Dengan kata lain, produk

atau inovasi yang akan disampaikan bermutu, cara penyampaiannya bermutu dan

orang yang menyampaikannya juga bermutu.

Agen penyuluh merupakan individu atau institusi yang mempunyai tugas pokok

memberikan pendidikan informal kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang

berkaitan dengan inovasi terbaru, dengan maksud agar mereka mampu, sanggup dan

berswadaya untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 28


BAB IV

PENUTUP

4.1.   Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang di dapat dari analisa diatas adalah sebagai berikut:

Inovasi yang digunakan dalam keseluruhan operasi dimana sebuah produk baru

diciptakan dan dipasarkan, termasuk inovasi di segala proses fungsionil/

kegunaannya. Inovasi sebagai sebuah mekanisme untuk beradaptasi dalam

lingkungan yang dinamis, oleh karena itu perusahaan, petani dan penyuluh dituntut

untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru dan

menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang memuaskan

pelanggan / Petani.

Inovasi juga tidak muncul begitu saja perlu dilakukan tahapan tahapan proses

keputusan inovasi, Tahap pengetahuan, Tahap bujukan , Tahap pengambilan

keputusan, Tahap implementasi, Tahap konfirmasi.

Karakteristik inovasi, yang sangat mempengaruhi derajat adopsi tersebut akan

sangat bergantung pada Adanya keuntungan relative, Memiliki kekompakan dan

kesepahaman (compatibility), Memiliki derajat kompleksitas, Dapat dicobakan

(trialability),Dapat diamati (observability), Dalam adopsi inovasi, paling tidak ada

lima kategori perbedaan individu atau kelompok yang harusdiperhatikan Para

pembaharu atau pioner/perintis, Para adopter awal (early adopters),  Para

kelompok mayoritas awal, Kelompok mayoritas akhir (late mayority),Adopter

akhir (late adopters).

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 29


4.2 Saran

Ditengah era sekarang yang penduduknya terus bertambah dan lahan yang terus

berkurang pelaku usaha dan masyarakat dituntut untuk berinovasi menghasilkan

produk yang berkualitas. Selain itu, pemerintah harus selalu meningkatkan daya

saing produk agar inovasi yg dibuat bisa memenuhi selera pasar. Mahasiswa harus

lebih memahami tentang inovasi karna inovasi merupakan ciri kehidupan yang

lebih baik dan berkembang. Mahasiswa juga harus mengerti pembahasan adaptasi

inovasi karna dalam perwujudan inovasi juga harus sejalan dengan inovasi yang

baik.

ooo 000 ooo

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 30


DAFTAR PUSTAKA

Aatmandai. 2010. Sistem adopsi Inovasi. Diakses dari


http://aatmandai.blogspot.com/ Diunduh pada tanggal 12 April
2017 pukul 13:45 WIB
Adiwilaga,Anwas. 1982. Ilmu Usahatani. Bandung : Penerbit Alumni.
Fadholi,
Hermanto. 1981. Bahan Bacaan Pengantar Ekonomi Pertanian. Bogor :
Pendidikan Guru Kejuruan Pertanian Fakultas Politeknik Pertanian
Bogor.
Fayya. 2013. Atualisasi Peran Penyuluh. Diakses dari
http://fayyadharkanayahya.blogspot.com/ Diunduh pada tanggal 12
April 2017 pukul 13:30 WIB.
Kasryno,Faisal. 1984. Prospek Pengembangan Ekonomi Pedesaan.
Mailan A. Husni, 2004. Analisis Ekonomi Usahatani dan Kelayakan Finansial
Teknologi Pada Skala Pengkajian. Makalah dalam Pelatihan
Analisis Presentase dan Tabulasi Data penelitian dan Pengkajian,
Bogor, 2004.
Mardikanto,T. 1988. Komunikasi Pembangunan. UNS Press. Surakarta.
Mosher, A.T. 1970. Getting Agriculture Moving. Pyramid Book. New York.
Mundy,
Paul. 2000. Adopsi dan Adaptasi Teknologi Baru. PPAT3. Bogor.
Rogers, E.M. 1983. Diffusions of Innovations, Third Edition. Free Press. New
York.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Perikanan. Teori dan Aplikasi. Edisi
Revisi. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Dr.Ir. Sri harijati. M.A. 2016. Modul dasar – dasar penyuluhan pertanian. Universitas terbuka
– kementerian riset, teknologi, dan pendidikan tinggi.

Pengertian dan Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Page 31


32

Anda mungkin juga menyukai