Anda di halaman 1dari 10

TUGASKELOMPOK

MAKALAH KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN

TENTANG PROSES ADOPSI DAN INOVASI KOMUNIKASI

KELOMPOK VI :

1. ISWANDI
2. WITA WULANDARI
3. BIBI RIADI
4. SUKRI WANDI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI

KECAMATAN KUANTAN TENGAH


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inovasi adalah gagasan, tindakan atau tekhnologi, termasuk barang yang

dianggap baru oleh seseorang. Sedangkan adopsi merupakan rangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang terhadap suatu inovasi sejak mengenal, menaruh minat,

menilai sampai menerapkan. Dalam kegiatan penyuluhan diutamakan

komunikasi informative dan komunikasi persuasive, sedangkan komunikasi

entertainment hanya digunakan sebagai unsur penunjang.

System adopsi inovasi adalah kesatuan fungsi dari unsur-unsur seperti; tahap

adopsi, sifat inovasi, katagori adapter, factor-faktor yang berpengaruh, dan peranan

penyuluh. Kecepatan adopsi inovasi ditentukan beberapa variable bebas, seperti, Sifat

inovasi, Jenis keputusan inovasi, Saluran komunikasi, Ciri-ciri sistem social,

Kegiatan promosi, Peranan waktu dalam proses adopsi inovasi, Karakteristik adopter.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Peranan Penyuluhan dalam proses Difusi Inovasi ?

2. Bagaimana Komunikasi Adopsi dan Difusi Inovasi dalam Penyuluhan

pertanian ?

3. Apa pengertian inovasi dan adopsi ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Peranan Penyuluhan dalam proses Difusi Inovasi

Peranan penyuluhan dalam usaha memperlancar proses difusi inovasi menurut

Margono (1978) adalah; Menumbuhkan kebutuhan untuk perubahan menuju kondisi

yang diinginkan, Membangun hubungan yang semakin erat antara penyuluh dan

adopter, Mendiagnosis permasalahan yang dihadapi adopter, Menumbuhkan

keinginan-keinginan adopter menjadi suatu tindakan nyata, Menumbuhkan

keinginan-kenginan yang belum terpikir sebelumnya, Memperkokoh perubahan-

perubahan yang telah berlansung/terjadi untuk memungkinkan adanya tindak lanjut,

Memutuskan hubungan untuk perubahan, dimana adopter mampu berdiri/berubah

sendiri

B. Komunikasi Adopsi dan Difusi Inovasi dalam Penyuluhan pertanian

Komunikasi penyuluhan

A. Pengertian komunikasi

Secara umum komunikasi sering diartikan sebagai: suatu proses

penyampaian pesan dari sumber ke penerima ( berlo, 1960). Menurut scharman

(1977) proses penggunaan pesan ialah dua orang atau lebih, dimana semua pihak

saling beragnti peran sebagai pengirim dan penerima pesan, sampai ada saling

pemahaman atas pesan yang disampaikan oleh semua pihak.


B. Tujuan komunikasi

Didalam setiap proses komunikasi, setidaknya akan terkandung salah satu dari

3 (tiga) macam tujuan komunikasi yaitu :

1. Informatif, atau memberikan informasi/berita

2. Persuasive, atau membujuk

3. Entertaintment, atau memberikan hiburan

C. Proses perubahan dalam komunikasi.

Melalui komunikasi, upaya untuk mengubah perilaku sebenarnya dapat

dilakukan melalui 4 (empat) cara, yaitu:

1) Secara persuasive atau bujukan, yakni perubahan perilaku yang

dilakukan dengan cara menggugah perasaan sasaran secara bertahap sampai dia mau

mengikuti apa yang dikehendaki oleh komunikastor.

2) Secara pervasion atau pengulangan, yakni penyampaian pesan yang

sampai secara berulang-ulang, sampai sasarannya mau mengikiuti kehendak

komunikator

3) Secara complusion, yaitu teknik pemaksaan tidak langsung dengan cara

menciptakan kondisi yang membuat sasaran harus melakukan/menuruti kehendak

komunikator.

4) Secara coersion, yaitu teknik pemaksaan secara langsung, dengan cara

memberikan sanksi (hadiah atau hukuman) kepada mereka yang menurut/melanggar

anjuran yang diberikan.

D. Kejelasan komunikasi
1) Unsur pesan

2) Unsur media atau saluran komunikasi

3) Unsur penyuluh dan sasarannya.

C. Inovasi Sebagai Pesan Penyuluhan

a. Pengertian inovasi

Menurut roger dan shoemaker (1971) mengartikan inovasi sebagai ide-ide

baru. Praktek-praktek baru, atau objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu

yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran penyuluhan. Sedangkan Loinberger

dan Gwin (1982) mengartikan inovasi tidak sekedar sebagai sesuatu yang baru, tetapi

lebih luas lagi yaitu sesuatu yang nilai baru atau dapat mendorong terjadinya

pembaharuan dalam masyarakat atau lokalitas tertentu.

Dari banyak pengertian tentang inovasi dapat dirangkum, bahwa pengertian

inovasi adalah sebagai berikut: Suatu ide, perilaku, produk, informasi dan praktek-

praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/ diterapkan/

dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu,

yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala

aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan perbaikan mutu hidup

setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan (Totok

Mardikanto, 1980).

D. Adopsi Sebagai Pesan Penyuluhan

a. Pengertian adopsi
Adopsi dalam penyuluhan pertanian pada hakekatnya dapat diartikan sebagai

proses penerimaan inovasi atau perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan

(cognitive), sikap (affektive), maupun keterampilan (pshycomotoric) pada diri

seseorang setelah menerima inovasi yang disampaikan penyuluh pada petani atau

masyarakat sasarannya.

Inovasi yang dimaksud ini dapat berupa ide-ide dalam bercocok tanam,

praktek praktek ataupun cara kerja dan juga pola pikir masyarakat tersebut.

Penerimaan hal tersebut mengandung makna sampai benar-benar tahu dan dapat

melaksanakan atau menerapkan dalam kehidupan dan usaha taninya.

b. Tahapan adopsi

1) Awareness, atau kesadaran yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya

inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.

2) Interest atau tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh

keinginannya untuk bertanya atau untuk mengetahui Iebih banyak, atau lebih jauh

tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.

3) Evaluation atau penilaian terhadap baik, buruk atau manfaat inovasi

yang telah diketahul informasinya secara Iebih lengkap.

4) Trial atau mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan

penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.

5) Adoption atau menerima/menerapkan dengan penuh keyakinan

berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamatinya sendiri.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan adopsi dalam penyuluhan

Kecepatan adopsi, ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu:


1) Sifat inovasinya sendiri, baik sifat intrinsik (yang melekat pada inovasi sendiri)

maupun sifat ekstrinsik (dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya (Totok

Mardikanto, 1988).

Sifat-sifat intrinsik inovasi itu mencakup:

a. informasi ilmiah yang melekat, dilekatkan pada inovasinya,

b. nilai-nilai atau keunggulan-keunggulan (teknis, ekonomis, sosial, budaya,

dan politis) yang melekat pada inovasinya,

c. tingkat kerumitan (kompleksitas) inovasi,

d. mudah tidaknya inovasi dikomunikasikan (kekomunikatifan),

e. mudah/tidaknya inovasi tersebut dicobakan (trial-ability)

f. mudah tidaknya inovasi tersebut diamati (Observability).

Sedang sifat-sifat ekstrinsik inovasi meliput :

a. Kesesuaian (compatibility) inovasi dengan lingkungan setempat (baik lingkungan

fisik, sosial budaya, politik, dan kemampuan ekonomis masyarakatnya).

b. Tingkat keunggulan relatif dan inovasi yang ditawarkan, atau keunggulan lain

yang dimiliki oleh inovasi dibanding dengan teknologi yang sudah ada yang akan

diperbaharui/digantikannya; baik keunggulan teknis, ekonomis (besarnya beaya atau

keuntungannya), manfaat non ekonomis, maupun dampak sosial budaya dan politis

yang ditimbulkannya (relative advantage).

2) Sifat sasarannya, sehubungan dengan ragam golongan masyarakat ditinjau

dari kecepatan mengadopsi inovasi,lionberger (1960) mengemukakan beberapa faktor

yang mempengaruhi kcepatan seseorang untuk mengadopsi inovasi yang meliputi,

luas usaha tani, tingkat pendapatan, keberanian mengambil resiko, umur, tingkat
partisipasinya dalam kelompok/organisasi diluar lingkungannya sendiri, aktivitas

mencari nformasi dan ide-ide baru, sumberinformasi yang dimanfaatkan.

3) Cara pengambilan keputusan, jika keputusan adopsi dapat dilakukan

secara pribadi (individual) relatif lebih cepat dibanding pengambilan keputusn

bersama (kelompok).

4) Saluran komunikasi yang digunakan, jika inovasi dapat dengan mudah

dan jelas disampaikan lewat media masa, atau sebaliknya jika sasarannya dapat

dengan mudah menerima inovasi yan disampaikn.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Menurut roger dan shoemaker (1971) mengartikan inovasi sebagai ide-ide

baru. Praktek-praktek baru, atau objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu

yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran penyuluhan. Sedangkan Loinberger

dan Gwin (1982) mengartikan inovasi tidak sekedar sabagai sesuatu yang baru, tetapi

lebih luas lagi yaitu sesuatu yang nilai baru atau dapat mendorong terjadinya

pembaharuan dalam masyarakat atau lokalitas tertentu. Sedangkan Adopsi dalam

penyuluhan pertanian pada hakekatnya dapat diartikan sebagai proses penerimaan

inovasi atau perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan (cognitive), sikap

(affektive), maupun keterampilan (pshycomotoric) pada diri seseorang setelah

menerima inovasi yang disampaikan penyuluh pada petani atau masyarakat

sasarannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Aatmandai. 2010. Sistem adopsi Inovasi. Diakses dari

http://aatmandai.blogspot.com/ Diunduh pada tanggal 17 Maret 2014 pukul

13:45 WIB

2. Adiwilaga, Anwas. 1982. Ilmu Usahatani. Bandung : Penerbit Alumni.

3. Kasryno, Faisal. 1984. Prospek Pengembangan Ekonomi Pedesaan

4. Mailan A. Husni, 2004. Analisis Ekonomi Usahatani dan Kelayakan

Finansial Teknologi Pada Skala Pengkajian. Makalah dalam Pelatihan

Analisis Presentase dan Tabulasi Data penelitian dan Pengkajian, Bogor,

2004.

5. Rogers, E.M. 1983. Diffusions of Innovations, Third Edition. Free Press. New

York

6. Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Perikanan. Teori dan Aplikasi.

Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai