NIM
Inovasi adalah gagasan, tindakan atau teknologi termasuk barang yang dianggap baru
oleh seseorang. Jadi jika suatu ide di anggap baru oleh seseorang maka ide itu adalah
inovasi bagi orang tersebut. Setiap ide pernah menjadi inovasi, setiap inovasi pasti
mempunyai komponen ide, tetapi banyak inovasi yang tidak mempunyai wujud fisik
misalnya ideologi dan yang mempunyai wujud fisik misalnya traktor, pupuk,
Dari ketiga jenis komunikasi di atas yan di utamakan adalah komunikasi informatif dan
persuasif sedangkan komunikasi entertainment hanyalah sebagai penunjang.
Di tinjau dari proses adopsi inovasi, tujuan tujuan komunikasi yang sifatnya informatif
akan mempengaruhi pikiran atau aspek kognitif dan mempengaruhi tindakan atau aspek
psikomotorik, sedangkan tujuan komunikasi yang sifatnya persuasif akan mampengaruhi
perasaan atau aspek afektif.
2.1 Isi Pesan Penyuluhan Pertanian
Kognitif/ pengetahuan
Informasi
Psikomotorik
Pesan penyuluhan
Keterampilan
Persuasif
perubahan perilaku
afektif
Adopsi inovasi
Untuk
mencapi
keberhasilan
dalam
komunikasi
pertanian
penyuluah
harus
memperhatikan beberapa aspek diantaranya seperti sistem sosial masyarakat setempat, caracara komunikasi inter personal, saluran komunikasi, penamilan, kebahasaan dan lain
sebagainya.
2.4. Sistem Adopsi Inovasi
Adopsi inovasi adalah hasil akhir dari komunikasi inovasi setelah unsur terkait
diperhatikan dan di laksanakan. Sistem adopsi inovasi adalah kesatuan fungsi dari unsurunsur seperti; tahap adopsi, sifat inovasi, kategori adapter, faktor-faktor yang berpengaruh,
dan peranan penyuluh. Unsur tersebut harus seimbang dalam pelaksanaannya dan tidak dapat
dipisahkan dengan usur yang datu dengan unsur lain.
2.4.1 Tahap Adopsi Inovasi
Proses adopsi dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahapan komunikasinya seperti
yang dikemukakan, Rogers 1973 dimana dia mengetengahkan 5 tahapan adopsi, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Dalam adopsi dan inovasi tidak jarang terjadi penolakan atas inovasi tyang diberikan
karena tidak sesuai dengan karakter yang terdapat dalam masyarakat. Oleh karena itu untuk
mengatasi dan menambah wawasan tentang masalah ynag dihadapi Rogers dan Shoemaker
(1971) membedakan 4 tahap pada proses putusan inovasi, yaitu: Pengenalan, Persuasive,
Keputusan, konfirmasi.
2.4.2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Adopsi Inovasi
Menurut dixon (1932) faktor yang merupakan penyebab yang mempengaruhi sikap para
petani dalam menerima inovasi diantaranya sebagai berikut:
1. Prasangka inter-personal
2. Pandangan terhadap kondisi yang terbatas
3. Sikapnya terhadap penguasa
4. Peranan individual terhadap tercapainya tujuan keluarga
5. Kelemahan dalam menerima inovasi
6. Fatalisme
7. Kelemahan aspirasi
8. Kelemahan untuk menunda kepuasan
9. Keterbatasan pandangan tentang dunia luas
10. Kelemahan dalam berempati
11. Kurang berpikir kritis
12. Sistem sosial budaya masyarakat setempat
Margono (1978) mengemukakan beberapa faktor pribadi dan faktor lingkungan diantaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
Kesadaran
Minat
Penilaian
Mencoba
Menerapkan
d. Triabilitas
e. Observabilitas
f. Input koniplementer yang diperlukan
2. Jenis keputusan inovasi
Dalam mengadopsi inovasi terdapat tiga jenis keputusan yaitu; keputusan individual,
keputusan kelompok dan keputusan otoritas ( penguasa)
3. Saluran komunikasi
Penyampaian inovasi lewat media masa relatif lebih lambat di adopsi di bandingkan
dengan penyampaian inovasi melalui saluran inter-personal ( hubungan antar pribadi)
4. Ciri ciri sistem sosial
Karakteristik sistem sosial dalam masyarakat sangat menentukan cepat atau
lambatnya keputusan untuk menerima inovasi. Menurut mardikanto, 1982 adopsi
inovasi dapat di kategorikan menjadi dua, yaitu:
a) Adopsi inovasi dalam masyarakat modern akan lebih cepat di bandingkan
dengan masyarakat yang masih tradisional
b) Demikian pula proses adopsi inovasi dalam masyarakat lokalite akan lebih
lamban di banding masyarakat kosmopolite.
5. Kegiatan promosi
Kecepatan adopsi inovasi juga sangat ditentukan oleh semakin intensif dan seringnya
intensitas atau frekuensi promosi yang dilakukan oleh agen pembaharu ( penyuluh )
setempat dan atau pihak-pihak lain yang berkompeten dengan adopsi inovasi tersebut
seperti lembaga penelitian, produsen, pedangang, dan atau sumber inovasi tersebut.
6. Urgensitas masalah yang dihadapi
Masyarakat cenderung membutuhkan penyelesaian masalah atas apa yang mereka
hadapi, jika inovasi yang diberikan dapat menjawab kebutuhan dan masalah yang
sedang di hadapi masyarakat pada saat itu, maka masyarakat akan lebih cepat
menerima
inovasi
tersebut
daripada
dengan
inovasi
yang
tidak
sesuai
dengankebutuhan masyarakat.
2.4.4. Peranan Waktu dalam Proses Adopsi
Menurut Rogers (1971) kategori adopter dibedakan menjadi 5 berdasarkan cepat
lambatnya penerima terhadap suatu inovasi, diantaranya:
a.
b.
c.
d.
e.
Inovator ( perintis )
Early adoptor ( pelopor )
Early majority ( penganut dini )
Late majority ( penganut lambat )
Laggards ( kolot )