Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman
pemahaman  yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi
pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya.
Untuk mendapatkan sebuah kerangka berpikir akan suatu hal bukan sesuatu yang
mudah, diperlukan suatu pemikiran yang mendalam, tidak menyimpulkan hanya dari
fakta yang dapat terindra, atau hanya dari sekedar informasi-informasi yang terpenggal.
Selain itu diperlukan sebuah pemikiran yang cerdas dan mustanir (cemerlang) akan setiap
maqlumat tsabiqah (informasi) yang dimilikinya dan berupaya dengan keras
menyimpulkan sesuatu kesimpulan yang memunculkan keyakinan.
Dalam rangka menghadirkan suatu karya ilmiah yang memiliki bobot tinggi,
khususnya yang terkait dengan penelitian, maka disinilah pentingnya landasan teori
sebagai rujukan dalam melakukan sebuah penelitian. Seorang peneliti akan merasa
terbantukan dengan adanya teori, karena hal tersebut akan menjadi titik acuan dalam
proses penelitiannya. Sehingga dengan adanya referensi tersebut maka penelitian yang
dilakukan bukan hal coba-coba yang pada ujungnya menghasilkan kekeliruan atau
lazimnya lebih dikenal dengan istilah trial and error. Karena hal tersebut merupakan inti
sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud Kerangka Teori/Teoritik?
b. Bagaimana memilih teori-teori yang relavan dalam penelitian?
c. Apa yang dimaksud Kerangka Berpikir?
d. Bagaimana langkah-langkah penyusunan Kerangka Berpikir
e. Apa saja macam-macam Kerangka Berpikir?
f. Apa saja ciri-ciri Kerangka Berpikir?
g. Bagaimana langkah-langkah penyusunan Kerangka Teori?

1
C. Tujuan Masalah
Didalam pembuatan makalah ini terdapat berbgai tujuan, Antara lain:
a. Agar mahasiswa bias memahami tentang kerangka teori dan kerangka berpikir ;
b. Agar mahasiswa bias mengetahui cara penyusunan kerangka teori dan kerangka
berpikir.
D. Manfaat Masalah
Semoga makalah ini dapat di mengerti oleh Mahasiswa yang sedang mengampuh Mata
Kuliah pembelajaran ini yaitu Tentang Penyusunan Kerangka Teoritik dan Peyusunan
Kerangka Berpikir.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerangka Teori
a. Pengertian Kerangka Teoritik/Teori
Teori yaitu sesuatu yang menggambarkan variabel bebas dan variabel terikat yang menjadi
landasan teori dalam penelitian. Landasan teori adalah teori-teori relevan yang digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti sebagai jawaban sebentara terhadap rumusan
masalah.
Landasan teori ini juga berfungsi untuk memberikan gambaran umum tentang latar
belakang penelitian dansebagai landasan pembahasan hasil penelitian. Ada perbedaan mendasar
tentang peranan landasan teori, antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian
kuantitatif peneliti berangkat dari teori menunju data,dan berakhir pada penerimaan atau
penolakan terhadap teori yang digunakan.Sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti
berangkat dari data dan menggunakanteori sebagai penjelas, serta berakhir pada kontruksi teori
baru yang ditemukannyaoleh peneliti setelah menganalisis dan menyimpulkan data.
Kerangka teori/tinjauan pustaka merupakan suatu literatur  yang dijadikan sebagai
referensi atau landasan teoritis dalam penelitian yang terdapat ringkasan dan teori yang
ditemukan dari sumber bacaan (literatur) dan ada kaitannya tema yang akan diangkat dalam
penelitian. Dapat dilihat bahwa tinjauan pustaka memiliki tujuan: menentukan dan membatasi
permasalahan penelitian, meletakkan penelitian pada perspektif sejarah dan asosiasoinal,
menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu dan menghubungkan penemuan
dengan pengatahuan yang ada dan usulan untuk penelitian lebih lanjut.
Membuat tinjauan pustaka yang baik tidak lah mudah dan memerlukan keterampilan dan
usaha dari kita. Perlu diketahui bahwa tinjauan pustaka bukan hanya sekedar daftar hasil
penelitian sebelumnya yang sudah diterbitkan. Lebih dari pada itu, kita harus melakukan evaluasi
dan sintesis sehingga sebuah tinjauan pustaka yang kita hasilkan memiliki nilai akademik yang
tinggi.
Perlu dilakukan tinjauan pustaka lebih dahulu agar kemudian penelitian dapat menyusun
pertanyaan penelitian atau hipotesis. Dalam Tinjauan pustaka (berisi variabel terikat, variabel
bebas, dan hubungan keduany, berisi dengan permasalahan yang akan diteliti). Tinjauan/Telaah
pustaka diperlukan untuk memberi-kan pemantapan dan penegasantentang ciri khas penelitian

3
yang hendak dikerjakan. Ciri khas penelitian ini akantampak dengan menunjukkan bahawa buku-
buku, buletin, skripsi yang ditelaah belumatau tidak menjawab persoalan yang diajukan oleh
peneliti.
Penyusunan teori merupakan tujuan utama dari ilmu karena teori merupakan alat untuk
menjelaskan dan memprediksi fenomena yang diteliti. Teori selalu berdasarkan fakta, didukung
oleh dalil dan proposisi. Secara defenitif, teori harus berlandaskan fakta empiris karena tuijuan
utamanya adalah menjelaskan dan memprediksikan kenyataan atau realitas. Suatu penelitian
dengan dasar teori yang baik akan membantu mengarahkan si peneliti dalam upaya menjelaskan
fenomena yang diteliti.

Konsep adalah sejumlah pengertian atau karakteristik yang dikaitkan dengan peristiwa,
objek, kondisi, situasi, dan perilaku tertentu. Secara sederhana konsep adalah pendapat abstrak
yang digeneralisasi dari fakta tertentu. Konsep sangat menentukan sukses atau tidaknya suatu
riset yang tergantung dari: Seberapa jelas kita mengkonseptualisasikan sesuatu
Seberapa jauh orang lain dapat memamahami konsep yang kita pergunakan.

Konstruk adalah jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih
tinggi dari pada konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu, yang dapat berupa sebuah
pandangan atau pendapat yang biasanya ditemukan untuk sebuah penelitian atau pembentukan
teori. Proposisi adalah pernyataan yang berkaitan dengan hubungan antara konsep‐konsep yang
ada dan pernyataan dari hubungan universal antara kejadian‐kejadian yang memiliki karakteristik
tertentu. Pembentukan teori adalah sebuah peningkatan abstraksi.

Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda
pada waktu berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai lain dapat berbeda dalam
waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Secara konseptual, variabel dapat dibagi
menjadi empat bagian utama yaitu:
1. Variabel dependen adalah variabel yang dapat menjadi perhatian utama dalam sebuiah
pengamatan. Pengamat akan dapat memprediksikan ataupun menerangkan variabel dalam
variabel dependen beserta perubahannya yang terjadi kemudian.
2. Variabel independent adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam
variabel dependen dan mempunyai hbungan yang positif ataupun yang negative bagi
variabel dependen nantinya. Variabel dalam variabel dependen merupakan hasil dari
variabel independen.
3. Moderating variabel adalah variabel yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada
hubungan variabel independent dan variabel dependen.
4. Intervening variabel adalah factor yang secara teori berpengaruh pada fenomena yang
diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur atau dimanipulasi, namun dampaknya dapat
disimpulkan berdasarkan dampak variabel independent atau moderating terhadap fenomena
yang diamati. Internening variabel ini dapat membantu dalam menjelaskan bagaimana
megkonsepsi hubungan antara variabel independent dan variabel dependen.

Kerangka teoritis adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian itu
ditujukan. Hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan,
dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui

4
wawancara, observasi, dan survei literature. Hubungan antar survei literature dan kerangka
teoritis adalah survei literature meletakkan pondasi yang kuat untuk membangun kerangka
teoritis.

Ada lima hal yang harus dipenuhi dalam membangun kerangka teoritis:

1. Variabel yang relevan harus dapat dijelaskan dan disebutkan dalam diskusi.
2. Diskusi haruslah dapat mewujudkan bagaimana dua atau lebih variabel itu berhubungan
satu sama lain.
3. Jika jenis dan arah hubungan tadi dapat diterima secara teori berdasarkan atas penelitian
sbelumnya, maka harus ada indikasi pada diskusi apakah hubungan tadi bersifat positip
atau negative.
4. Harus ada penjelasan secara jelas kenapa kita akan mengharapkan hubungan tersebut
terus bertahan.
5. Skema diagram yang menjelaskan kerangka teoritis harus dapat diperlihatkan sehingga
pembaca dapat melihat dengan mudah dan memahami bagaimana hubungan antar
variabel secara teoritis.

b. Memilih teori-teori yang relevan dalam penelitian

Peneliti harus secara selektif dalam memilih teori-teori yang berkaitan terhadap
penelitian. Teori yang dikutip harus dijadikan sebagai pendukung terhadap penelitian
yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, peneliti mesti mengikuti saran-saran yang ada
dalam merangkai kepustakaan yang berkaitan.
Terdapat langkah-langkah dalam melakukan pendeskripsian teori, yaitu:
a. Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.
b. Cari sumber-sumber bacan sebanyak-banyaknya yang relevan dari setiap variabel yang
diteliti.
c. Lihatlah daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang
akan diteliti.
d. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacan kemudian
bandingkan dengan sumber lain dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang
akan dilakukan.
e. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan ditelit dan buatlah
rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber yang telah dibaca.
f. Deskripsi teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kemudian ditulis dengan gaya
bahasa sendiri.

5
c. Penyusunan Kerangka Teori
Ada  beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kerangka/
landasan teori, antara lain:

a. Kerangka teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan permasalahan


yang diteliti dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian terdahulu (bisa disajikan di Bab II
atau dibuat sub-bab tersendiri).

b. Cara penulisan dari subbab ke subbab yang lain harus tetap mempunyai keterkaitan yang
jelas dengan memperhatikan aturan penulisan pustaka.

c. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi prinsip
kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang ada. Apabila menggunakan
literatur dengan beberapa edisi, maka yang digunakan adalah buku dengan edisi terbaru, jika
referensi tidak terbit lagi, referensi tersebut adalah terbitan terakhir. Dan bagi yang
menggunakan Jurnal sebagai referensi pembatasan tahun terbitan tidak berlaku

d. Semakin banyak sumber bacaan, maka  kualitas penelitian yang akan dilakukan semakin
baik, terutama sumber bacaan yang terdiri  dari teks book atau sumber lain misalnya jurnal,
artikel dari majalah, Koran, internet dan lain-lain.

            Pedoman kerangka teori di atas berlaku untuk semua jenis penelitian.

Teori bukan merupakan pendapat pribadi (kecuali pendapat tersebut sudah ditulis di BUKU).
Pada akhir kerangka teori bagi penelitian korelasional disajikan model teori, model konsep
(apabila diperlukan) dan model hipotesis pada subbab tersendiri, sedangkan penelitian studi
kasus cukup menyusun Model teori dan beri keterangan. Model teori dimaksud merupakan
kerangka pemikiran penulis dalam penelitian yang sedang dilakukan. Kerangka itu dapat
berupa kerangka dari ahli yang sudah ada, maupun kerangka yang berdasarkan teori-teori
pendukung yang ada. Dari kerangka teori yang sudah disajikan dalam sebuah skema, harus
dijabarkan jika dianggap perlu memberikan batasan-batasan, maka asumsi-asumsi harus
dicantumkan.

6
B. Kerangka Berpikir
a. Pengertian Kerangka Berpikir
Kerangka Berpikir adalah sebuah model atau gambaran yang berupa konsep yang
didalamnya menjelaskan tentang hubungan antara variabel yang satu dengan varibel
yang lainnya.

Oleh sebab itu, sebaiknya kerangka berpikir ini dibuat dalam bentuk diagram atau skema,
dengan tujuan untuk mempermudah memahami beberapa variabel data yang akan
dipelajari pada tahap selanjutnya.

Kerangka berpikir ini juga dapat dikatakan sebagai rumusan-rumusan masalah yang
sudah dibuat berdasarkan dengan proses deduktif didalam rangka menghasilkan beberapa
konsep dan juga proposisi yang digunakan untuk memudahkan seorang peneliti
merumuskan hipotesis penelitiannya.

b. Langkah – Langkah Penyusunan Kerangka Berpikir


Sebelum kita membahas lebih jauh lagi mengenai Kerangka Berpikir, ada baiknya jika
kita terlebih dahulu memahami bagaimana cara membuat skema dari Kerangka Berpikir
ini, berikut langkah-langkahnya :

1. Menentukan sebuah variabel yang lebih detail


Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang peneliti adalah
menetapkan sebuah variabel data yang lebih rinci. Apabila seorang peneliti ingin
mendapatkan berbagai macam teori yang nantinya akan dicari untuk mendukung
terbentuknya kerangka berpikir yang lebih jelas.

Oleh sebab itu, seorang peneliti harus menentukan variabel data terlebih dahulu.
Berikut beberapa cara untuk menentukan variabel data yang lebih detail, yaitu:

Pertama, perhatikan terlebih dahulu judul yang kalian baut.

Kemudian, tentukan variabel-variabel data dari dari judul tersebut.

Lalu tuliskan semua variabel data yang sudah kamu tentukan.

2. Membaca buku-buku hasil penelitian


Apabila hal yang pertama sudah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
kalian harus membaca buku-buku dari hasil penelitian yang lebih relevan.

Buku yang dimaksud disini dapat berupa ensiklopedia, kamus, atau buku teks
yang lainnya. Sedangkan untuk mempelajari tentang hasil dari penelitian yang dibaca
dapat meliputi jurnal ilmiah, laporan penelitian, tesis, skripsi, maupun disertasi.

7
3. Deskripsikan teori dan hasil penelitian
Jika membaca buku-buku dari hasil penelitian sudah dilakukan, maka langkah
selanjutnya adalah kalian dapat mengungkapkan teori-teori yang berhubungan dengan
variabel data yang aka diteliti.

4. Menganalisis teori dan juga hasil penelitian secara kritis


Nah, pada tahap yang keempat ini yang harus kalian lakukan adalah
menganalisis teori serta hasil penelitian secara kritis. Namun, didalam proses
menganalisis, seorang peneliti dapat mengkaji teori yang sudah ditetapkan sesuai
dengan objek penelitian tersebut atau tidak.

Sebab, sering terdapat teori yang berasal dari luar negeri yang tidak sesuai
dengan penelitian yang terdapat didalam negeri.

5. Menganalisis komparatif tentang teori dan hasil penelitian


Pada tahap yang kelima ini, kalian harus melakukan sebuah analisis serta
komparasi dengan cara membandingkan teori yang satu dengan yang lainnya.

Nah, dari hasil tersebut, seorang peneliti dapat menggabungkan teori yang
satu dengan yang lainnya ataupun dengan cara mereduksi jika hasil analisis tersebut
dipandang terlalu luas.

6. Sintesa Kesimpulan
Jika kalian sudah melakukan beberapa tahap diatas, selanjutnya yang harus
kalian lakukan adalah seorang peneliti dapat melakukan sebuah sintesa atau
kesimpulan sementara.

Perpaduan sintesa yang terjadi antar variabel akan menghasilkan beberapa


kerangka berpikir yang kemudia dapat digunakan untuk merumuskan sebuah
hipotesis.

7. Kerangka Berpikir
Apabila sintesa kesimpulan tersebut sudah dilakukan, maka tahap yang
terakhir adalah kalian sudah dapat menyusun skema dari kerangka berpikir, terdapat
dua macam kerangka berpikir yaitu kerangka asosiatif atau komparatif.

c. Macam Macam Kerangka Berpikir


Ketika kalian ingin menuliskan Kerangka Berpikir, terdapat tiga jenis dari kerangka ini
yang perlu kalian ketahui, yaitu sebagai berikut :

1. Kerangka Teoritis
Kerangka Teoritis adalah salah satu jenis kerangka yang didalamnya
menegaskan tentang teori yang dijadikan sebagai landasan serta digunakan untuk
menjelaskan fenomena yang sedang diteliti.

8
2. Kerangka Operasional
Kerangka operasional adalah sebuah kerangka yang didalamnya menjelaskan
tentang variabel yang diperoleh dari konsep-konsep yang sudah dipilih dan juga
menunjukkan adanya hubungan antara variabel data tersebut.

Serta, menjelaskan hal apa saja yang bisa dijadikan sebagai indikator yang
digunakan untuk mengukur variabel yang berhubungan.

3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah sebuah kerangka yang didalamnya menjelaskan
konsep yang terdapat pada asumsi teoritis, yang kemudian digunakan untuk
mengistilahkan unsur yang terdapat dalam objek yang akan diteliti serta menunjukkan
adanya hubungan antara konsep tersebut.

d. Ciri-ciri Kerangka Berpikir

1. Dapat dikatakan sebagai pemikiran dari susunan intruksi logika yang sudah diatur
dalam rangka menjelaskan variabel yang diteliti.
2. Kerangka ini dibuat untuk menjelaskan intruksi dari aliran logika secara sistematis.
3. Ditujukan untuk memperjelas variabel data yang sedang diteliti sehingga
pengukurannya dapat dirinci secara relevan.
4. Didalam kerangka berpikir harus menerangkan

BAB III

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori yaitu sesuatu yang menggambarkan variabel bebas dan variabel terikat yang
menjadi landasan teori dalam penelitian. Landasan teori adalah teori-teori relevan yang
digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti sebagai jawaban
sebentara terhadap rumusan masalah.
Landasan teori ini juga berfungsi untuk memberikan gambaran umum tentang
latar belakang penelitian dansebagai landasan pembahasan hasil penelitian. Ada
perbedaan mendasar tentang peranan landasan teori, antara penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif peneliti berangkat dari teori menunju data,dan
berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan.Sedangkan
dalam penelitian kualitatif peneliti berangkat dari data dan menggunakanteori sebagai
penjelas, serta berakhir pada kontruksi teori baru yang ditemukannyaoleh peneliti setelah
menganalisis dan menyimpulkan data.
Kerangka Berpikir adalah sebuah model atau gambaran yang berupa konsep
yang didalamnya menjelaskan tentang hubungan antara variabel yang satu dengan
varibel yang lainnya.

Oleh sebab itu, sebaiknya kerangka berpikir ini dibuat dalam bentuk diagram atau
skema, dengan tujuan untuk mempermudah memahami beberapa variabel data yang akan
dipelajari pada tahap selanjutnya.

Kerangka berpikir ini juga dapat dikatakan sebagai rumusan-rumusan masalah


yang sudah dibuat berdasarkan dengan proses deduktif didalam rangka menghasilkan
beberapa konsep dan juga proposisi yang digunakan untuk memudahkan seorang peneliti
merumuskan hipotesis penelitiannya.

B. Saran

Dalam makalah ini, penulis telah memaparkan beberapa pembahasan mengenai


judul tersebut. Akan tetapi penulis menyadari akan banyaknya kekurangan baik dalam
penulisan maupun dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kritik maupun saran sangat
diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Harapan penulis semoga makalah
ini dapat Bermanfaat baik bagi pembaca maupun penulis pribadi.

DAFTAR PUSTAKA

10
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta.

Dantes, Nyoman.2012.Metode Penelitian.Yogyakarta: Andi.

11

Anda mungkin juga menyukai