Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

FUNGSI LANDASAN TEORI DALAM PENELITIAN

DAN FUNGSI TUJUAN KERANGKA KONSEP

Nama Kelompok :

Putri Aprilla A (19142010138)

Jenifer Hontonglaliu (19142010043)

Martini Timpua (19142010246)

Virginia Dhalughu (19142010140)

Natalia Krimadi (19142010035)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO


FAKULTAS KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya,
kelompok dapat menyelesaikan makalah keperawatan keluarga yang berjudul
”Makalah fungsi landasan teori dalam penelitian dan fungsi tujuan kerangka
konsep” tepat pada waktunya.

Kelompok juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pengerjaan makalah ini. Kelompok juga menyadari banyak
kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu kelompok mengharapkan
kritik yang membangun agar kelompok dapat berbuat lebih banyak di kemudian hari.
Semoga makalah ini berguna bagi kelompok pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
1. Konsep Dasar
A. Definisi..............................................................................................................3
B. Jenis Landasan Teori…………………………………………….……………4
C. Ciri-ciri Landasan Teori………………………………………………………5
D. Contoh Landasan Teori………………………………………………….....…6
E. Penyusunan Kerangka Konsep…………………………………………...….11
F. Kerangka Konseptual & Hipotesis………………………………………..…16

BAB III PENUTUP………..………………………………………………………..18


Kesimpulan………………………………………………………………………….18
Daftar pustaka……………………………………………………………………...19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembuatan karya tulis atau karya ilmiah tentu saja membutuhkan teori
yang mampu merumuskan dan menjelaskan, memprediksi, dan memahami
fenomena mengenai berbagai kasus yang terjadi di dan ada di dalam proses
dan objek penelitian. Teori tersebut ada guna menjadi acuan sehingga mampu
memperluas pengetahuan Tentu saja, teori-teori tersebut memiliki batasan-
batasan dan asumsi jawaban yang terkait dengan topik penelitian. Teori
tersebut sering disebut landasan teori. Tak heran jika landasan teori jadi aspek
paling penting yang digunakan penulis atau peneliti dalam menyelesaikan
karya ilmiahnya.

Saat membuat karya tulis, karya ilmiah, dan lain sebagainya, penulis
biasanya menuliskan landasan teori pada bagian awal karya tulis atau karya
ilmiah tersebut. Landasan teori ini kemudian menjadi dasar yang paling
penting dalam menjalankan penelitian ilmiah dan kegiatan yang tertuang di
dalamnya. Di dalam landasan teori, terkandung aspek atau komponen penting
yang digunakan untuk mengeksplorasi rumusan masalah yang digunakan dan
sesuai dengan riset atau pokok bahasan yang diteliti di dalamnya sehingga
semua informasi yang dimuat di landasan teori jadi kuncian penting. Bahkan,
landasan teori ini sifatnya wajib dan harus ada di dalam setiap penelitian
meskipun masih dalam bentuk proposal karya ilmiah. Mengapa demikian?
Pentingnya dan mengapa landasan teori wajib digunakan dalam karya ilmiah
akan dijelaskan secara mendetail di bawah ini.

4
B. Tujuan

Adapun landasan teori ini tentu memiliki fungsi dan tujuan. Pertama yang
akan dibahas mengenai apa saja fungsi dari teori :

– Teori ini memiliki fungsi untuk menyusun dan meringkas terkait


pengetahuan pada suatu bidang tertentu.
– Fungsi teori ini yang kedua adalah sebagai peristiwa atau fenomena
yang sedang terjadi dan kemudian dibuat sebagai keterangan
sementara di dalam penelitian.
– Fungsi terakhir yakni sebagai kegiatan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan yang baru mengenai apa saja yang ada pada sebuah
tulisan.

Selain fungsi, landasan teori juga memiliki tujuan penting sehingga teori
tersebut tercipta dan dimasukkan ke dalam penelitian. Berikut ini adalah
tujuan dari landasan teori.

– Teori digunakan untuk menjelaskan mengenai hal yang terkait atas


perilaku dan sikap di dalam penelitian.
– Teori juga diperlukan sebagai poin akhir pada sebuah kegiatan
penelitian. Artinya, peneliti di sini akan menjalankan kegiatan
penelitiannya secara induktif.
– Menggunakan perspektif teoretis sebagai panduan umum dalam
kegiatan meneliti yang di dalamnya terkait gender, ras, kelas, dan lain
sebagainya.
– Beberapa penelitian jenis kualitatif tidak selalu menerapkan teori yang
terlalu eksplisit.
– Teori ini bertujuan untuk menemukan suatu hal baru dan digunakan
untuk menyempurnakan penemuan sebelumnya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Dasar
A. Defenisi
Landasan teori merupakan sebuah konsep dengan pernyataan
yang sistematis atau tertata rapi karena landasan teori ini nantinya
akan menjadi landasan yang kuat di dalam penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti. Arti lain dari landasan teori merupakan
seperangkat definisi, konsep. proposisi yang telah disusun rapi dah
sistematika mengenai berbagai variabel di dalam sebuah penelitian.
Landasan teori ini akan menjadi dasar yang kuat di dalam penelitian
yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, dengan adanya landasan teori
dan terciptanya landasan tersebut dengan baik, maka penelitian akan
menjadi salah satu hal yang penting karena landasan teorinya jelas,
sistematis, dan baik yang kemudian jadi dasar atas penelitian tersebut.
Selain itu, landasan teori juga sering dianggap jadi bagian
paling penting dari sebuah penelitian yang memuat tentang berbagai
teori dan berbagai hasil penelitian yang berasal dari studi kepustakaan
yang memiliki fungsi sebagai kerangka teori untuk menyelesaikan
pekerjaan yaitu penelitian.Sehingga secara umum, landasan teori yang
memiliki kerangka tersebut berisi mengenai beberapa konsep lengkap
dengan definisi dan berbagai referensi yang akan digunakan sebagai
literatur atau rujukan ilmiah yang relevan dengan teori yang digunakan
untuk menyelesaikan studi atau penelitian tersebut.
Selanjutnya, kerangka di dalam landasan teori tersebut memuat
mengenai konsep serta definisi dan referensi untuk literatur ilmiah
yang relevan dan teori yang digunakan untuk studi dan penelitian.
Kerangka tersebut harus menunjukkan pemahaman mengenai teori dan

6
konsep yang relevan dengan topik penelitian yang berhubungan
dengan bidang pengetahuan penelitian.
Berikut adalah kerangka dari landasan teori yang mampu
memperkuat penelitian dengan cara berikut:

– berisi mengenai pernyataan eksplisit terkait asumsi teoretis yang


memungkinkan pembaca untuk dapat mengevaluasi penelitian secara
kritis,
– kerangka teoretis menghubungkan peneliti dengan pengetahuan yang
ada,
– disajikan dengan teori yang relevan, artinya peneliti memiliki dasar
untuk menyusun hipotesis dan memilih metode penelitian,
– kerangka mampu mengartikulasikan asumsi teoretis dari studi
penelitian yang memaksa peneliti untuk menjawab pertanyaan tentang
mengapa dan bagaimana, sehingga memungkinkan peneliti melakukan
transisi secara intelektual dari menggambarkan suatu fenomena yang
telah diamati untuk menggeneralisasi tentang berbagai aspek dari
fenomena tersebut,
– memiliki teori yang membantu peneliti mengidentifikasi batasan
generalisasi sehingga kerangka kerjanya mampu menetapkan variabel
kunci yang memengaruhi fenomena yang diteliti dan menyoroti
tentang kebutuhan untuk memeriksa bagaimana variabel kunci ini
mungkin bisa berbeda dan perbedaannya dalam kondisi apa.

B. Jenis Landasan Teori

1. Teori dalam Penelitian Kuantitatif


Artinya, peneliti harus memahami dulu variabel dan jenis penelitian
kuantitatif yakni variabel yang menyelidiki mengenai fakta pada suatu

7
karakter individu atau suatu organisasi yang dapat diukur. Jenis variabel yang
digunakan antara lain:
– variabel bebas atau independen
– variabel terikat atau dependen
– variabel intervening atau mediating
– variabel moderating
– variabel kontrol
– variabel confounding
Teori di dalam penelitian kuantitatif berisi seperangkat gagasan atau variabel
yang saling berhubungan dan berasosiasi dengan proposisi atau hipotesis yang
merinci hubungan antarvariabel. Teori dalam penelitian ini bisa dalam bentuk
argumentasi, pembahasan, atau alasan yang membantu menjelaskan fenomena
yang muncul di dunia.
Ada beberapa teori yang harus ada di dalam penelitian kuantitatif:
– peneliti menegaskan teori dalam bentuk hipotesis yang saling berhubungan,
– peneliti menyatakan teori dalam bentuk pernyataan “jika…. maka…” yang
menunjukkan pengaruh variabel bebas dapat memengaruhi variabel terikat,
– peneliti menyajikan teori dalam bentuk visual sebagai terjemahan dari
variabel ke dalam gambar visual.

2. Teori dalam Penelitian Kualitatif


Teori kualitatif ini memiliki tujuan yang berbeda-beda di antaranya:
– dalam penelitian kualitatif, landasan teori yang digunakan sebagai
penjelasan atas perilaku dan sikap tertentu yang dilengkapi dengan variabel,
konstrak, dan hipotesis penelitian,
– peneliti sering menggunakan perspektif teoretis sebagai panduan untuk
meneliti gender, kelas, ras, dan lainnya,

8
– teori yang digunakan sebagai akhir penelitian sehingga penerapannya secara
induktif berdasarkan data, kemudian ke tema umum, dan menuju teori
tertentu,
– beberapa penilaian kualitatif tidak menggunakan teori yang terlalu eksplisit.

3. Teori dalam Penelitian Metode Campuran


Dalam hal ini, dapat diterapkan secara deduktif, seperti pengujian atau
verifikasi teori kuantitatif atau secara induktif, seperti pemunculan teori atau
pola kuantitatif dan lainnya. Tujuannya untuk mengumpulkan, menganalisis,
dan menggabungkan data kuantitatif dan data kualitatif menggunakan metode
yang berbeda.
Dalam kerangka kerja ini, digunakan dua bentuk yang biasanya dipakai
kurang lebih selama 10 tahun belakangan ini, yaitu:
– menggunakan kerangka kerja ilmu sosial
– menggunakan kerangka kerja transformatif.

C. Ciri – Ciri Landasan Teori

Berikut ini merupakan ciri-ciri landasan teori yang baik dan dapat digunakan
sebagai dasar atau acuan dalam penelitian.

– Teori memberi kemudahan pemahaman dan menerangkan yang terjadi


dengan hubungan masalah demi masalah dan dapat digunakan untuk
menyelidiki gejalanya.
– Teori yang baik dapat dilihat dari konsistensi data yang dipaparkan.
– Teori mampu membuktikan fenomena sosial yang masih dalam
perdebatan atau pernyataan bagi masyarakat untuk membuktikan
asumsi atau hipotesis.

9
– Landasan teori yang baik bagian terakhir mendorong adanya
penemuan baru.

D. Contoh Landasan Teori

Diambil dari artikel yang telah tayang di laman Penerbit Deepublish, yaitu dari
penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Regulasi Diri Eksternal Dengan Aspirasi
Karir Stereotip Gender pada Siswa Kelas 1 SD di Kota Yogyakarta”.

A. Pilihan Aspirasi karier yang Stereotip Gender 

1. Perspektif teori 

Stereotip peran gender adalah pengkategorian segala sesuatu berdasarkan alasan


kesesuaian dengan peran gendernya. Hal ini berarti, seorang anak laki-laki akan
memilih segala sesuatu (termasuk aspirasi karier) yang bersifat maskulin. Hal ini juga
berlaku pada anak perempuan yaitu akan memilih segala sesuatu yang bersifat
feminine. 

Pengkategorian itu akan digeneralisir pada hal-hal yang lain, tidak hanya aspirasi
karir saja. Apabila terjadi penyimpangan, misal anak laki-laki memiliki aspirasi karir
yang feminine atau anak perempuan memiliki aspirasi karier yang maskulin, maka
anak itu akan mendapatkan sanksi sosial (Abouchedid & Nasser, 2007; Almutawa,
2005; Bartlett & Vasey, 2000: Crespi, 2003; Harrison & O’Neill, 2003, Teig &
Suskind, 2008; Zadu Qisti, 2009).

Jung mengaitkan sisi feminine kepribadian pria dan sisi maskulin kepribadian wanita
dengan arkhetipe-arkhetipe. Archetype feminine laki-laki disebut anima, arkhetipe
maskulin wanita disebut animus. Masing-masing jenis menunjukan ciri-ciri lawan
jenisnya, tetapi mereka juga berperan sebagai gambaran kolektif yang memotivasi
masing-masing jenis tertarik dan memahami anggota lawan jenisnya. 

10
Misalnya laki-laki memahami kodrat wanita berdasarkan animanya, wanita
memahami kodrat pria berdasarkan animusnya (Lindzey & Hall : 1993)Dst…

2. Faktor yang mempengaruhi pilihan aspirasi karier yang stereotip gender 

a. Orangtua 

Semua keperluan yang diperlukan si anak mampu dikuasai oleh orangtua. Alam
bawah sadar, segala sesuatu yang diberikan/dilakukan secara berulang-ulang dan
terus menerus akan menjadi sebuah watak, dan sifat yang kemudian tercermin di
dalam sebuah perilaku. Diperkuat dengan teori Charlotte Buhler, anak usia 5-8tahun
anak sedang berada di fase sosialisasi. Anak mulai memasuki masyarakat luas lewat
Taman Kanak-kanak dan teman permainan. Anak mulai mengenal dunia secara
objektif dan mulai mengenal arti prestasi pekerjaan dan tugas-tugas kewajiban.
Termasuk kewajiban yang dibuat oleh orangtuanya (Kartono, 1995).

b.Guru 

Guru juga mempengaruhi aspirasi karier yang stereotip gender pada anak. Misalnya,
saat mengajarkan pada anak-anak kelas satu, kalimat “Ayah pergi ke sawah dan ibu
sedang memasak”. Nah, dalam kalimat ini tanpa disadari adanya perbedaan peran
gender yang membuat anak menjadi stereotip gender (Hess & Ferre, 1987). 

B. Regulasi Diri 

Regulasi diri merupakan bentuk kontrol diri yang melibatkan kontrol emosi dan
kognitif. Regulasi diri bisa berjalan dengan baik karena memiliki pengalaman
(Bandura, 1994: Fasikhah & Fatimah, 2013; Nisfiannoor & Kartika, 2004). Jadi
regulasi diri adalah anak mampu mengontrol perilakunya sesuai dengan norma
lingkungan sosial yang berlaku di sekitarnya. 

11
Pembentukan regulasi berkaitan erat dengan kemampuan metakognitif anak itu
sendiri. metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi
tentang pemikiran. Metakognitif suatu proses yang mengunggah rasa ingin tahu
karena kita menggunakan proses kognitif yang mampu dijadikan panduan dalam
menata sarana dan menyeleksi strategi (Desmita, 2005).

 Hal Penting dalam Membuat Landasan Teori

Hal penting dalam membuat landasan teori sangat harus diperhatikan. Hal ini agar
dalam pembuatan teorinya, selain relevan dengan penelitian yang dilakukan juga
karena teori ini menjadi acuan yang akan membawa keberhasilan penelitian. Oleh
sebab itu, inilah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat
landasan teori.

1. Isi Landasan Teori

Isi di dalam teori tersebut dianggap penting karena berisi mengenai apa saja isi
masalah di dalam teori tersebut, mengingat di dalam teori yang akan dipakai adalah
sebagai dasar ilmiah. Sehingga isi dari landasan teori juga harus tertata secara
sistematis dan juga terencana.Terkait dengan isi yang terdapat di dalam teori tersebut,
setidaknya harus ada beberapa poin yang dimuat di dalamnya, sebagai berikut:

– kerangka teori variabel atau sub variabel pertama

– kerangka teori variabel atau sub variabel kedua

– kerangka teori variabel atau sub variabel ketika

– kajian terdahulu

– kerangka berpikir

12
Dengan adanya poin yang sudah disebutkan di atas, maka pembuatan landasan teori
tersebut sudah mengacu pada berbagai aturan-aturan yang menjadi syarat bahwa
sebuah teori aman dan valid sehingga tak perlu diragukan lagi kebenaran dan fakta
yang tersaji di dalamnya.

2. Tips Menyusun Landasan Teori

Setelah memerhatikan isi di dalam teori, langkah selanjutnya yang harus ada di dalam
teori adalah mengetahui bagaimana tips untuk memulai menyusun teorinya. Berikut
ini adalah langkah dan cara yang harus dilakukan untuk menyusun landasan teori.

a. Ketetapan (adequacy)

Maksudnya adalah memilih sumber teori yang memenuhi unsur ketepatan atau
adequacy. Dikatakan memenuhi ketepatan ketika sumber yang dipilih menjadi derajat
kesesuaian dengan sumber pendukungnya.

b. Kejelasan (clarity)

Tips yang harus ada kedua adalah kejelasan. Teori yang disajikan harus berdasarkan
kejelasan atau clarity, yang mana peneliti memiliki tanggung jawab penuh untuk
memahami masalah yang disajikan, menganalisis dan mengupas masalah tersebut
secara mendalam sehingga ditemukan kejelasan antara teori dan penelitian.

c. Empiris

Dari hasil analisis penelitian dan kajian di lapangan, maka akan didapatkan data yang
empiris dan aktual sehingga hal ini bisa jadi bekal untuk membuat teori yang valid.

d. Relevansi

13
Teori yang ditulis juga harus relevan dengan kutipan atau rujukan yang dipakai dan
juga berdasarkan variabel dan hipotesis yang sedang terjadi dan menarik perhatian
bagi peneliti dan juga pembaca.

e. Organisasi

Teori yang disajikan juga harus memperhatikan organisasi. Artinya, organisasi ini
mengacu pada keberadaan literatur yang tersusun secara sistematis.

f. Meyakinkan

Teori tersebut juga harus menyajikan materi atau teori yang mampu meyakinkan,
baik kepada pembaca maupun untuk dirinya sendiri. Dari tips dan juga isi yang
disebutkan di atas, maka hal penting dalam membuat landasan teori pada intinya
adalah dibuat secara sistematis berdasarkan fakta yang aktual dan juga dimasukkan
atau ditambahkan hasil penelitian lain yang pernah dilakukan sebagai sumber yang
relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti juga harus membuat batasan
masalah penelitian. Ini sangat berguna agar penelitian dilakukan sesuai rencana dan
tidak melebihi batas, baik dari teori, metodologi, dan aspek lainnya.

E. Penyusunan kerangka konseptual dalam penelitian


a. Dasar penyusunan kerangka konsep

Cara p penyusunan kerangka konseptual penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Harus dibedakan pengertian kerangka konsep dan kerangka operasional .

 Kerangka konsep : konsep yang dipakai sebagai landasan berpikir dalam


kegiatan ilmu .

14
 Kerangka operasional ( kerangka kerja ) : langkah – langkah dalam aktivitas
ilmiah mulai dari penetapan populasi , sampel , dan seterusnya , yaitu
kegiatan sejak awal

dilaksanakannya penelitian .

2) Menggunakan semua sumber dan menyeleksi penelitian yang telah


dipublikasikan , konsep atau teori ( melalui theoretical mapping ) .

3) Mengidentifikasi dan mendefinisikan semua variabel riset , mengategorikan ke


dalam kelompok ( independent , dependent , intervening , confounding , control ,
and random , variable ) .

Langkah Penyusunan

a . seleksi dan definisikan konsep yang dimaksudkan

b . identifikasikan teori yang digunakan sebagai dasar penelitian

1 ) peneliti ingin meneliti perilaku klien dalam perawatan , maka dapat dipilih teori
Lawrance Green , yang meliputi : predisposing , enabling , dan reinforcing .

2 ) pemenuhan kebutuhan pada perawatan diri : makan , minum , berpakaian ,


eliminasi , mandi maka di tetapkan teori yang dipilih adalahdari Orem tentang self
care deficit .

C . Gambarkan hubungan antarvariabel dengan garis berarah

 Arah ( Direction ) . Dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah .

 Tempat ( position ) . variabel A Y ( A ditulis terlebih dulu ,


karena A )

15
B

Lebih besar pengaruhnya terhadap Y dibandingkan B )

 digaris jelas untuk variabel dalam kotak yang diteliti ( ) ; dan


digaris putus untuk variabel yang tidak diteliti (

 Keterangan setiap tujuan penelitian ( A - - - B )

 Pengaruh ( A ⇢ B )

 Sebab akibat ( A ↔ B )

Contoh

Kerangka konsep

Pengaruh penerapan Teori Adaptasi terhadap peningkatan kinerja perawat pada klien
Anak dengan Asma Bronkial ( Nursalam , 2003 )

Peneliti perlu menjelaskan tentang pengaruh penerapan teori adaptasi dalam


meningkatkan kinerja perawat anak dan meningkatkan system imunitas anak dengan
asma bronkial serta keterkaitan beberapa variable.

F. Kerangka konseptual dan Hipotesis

Faktor Penyebab enuresia primer: Faktor penyebab enuresis


 Keterlambatan matangnya fumgsi susunan saraf pusat (SSP) sekunder.
 Faktor genetik

 Gangguan tidur  Stress kejiwaan

16
 Kadar ADH dalam tubuh yang kurang  Kondisi fisik yang
 Kelainan anatomi: ukuran kandung kemih yang kecil terganggu
 Alergi

Enuresis (+)
Pembelajran Bladder –
retention training
Proses belajar : learning
judgments , emotion

Kognisi ↔ Emosi ( + )

Persepsi ( + )

Koping ( + )

Kemampuan bladder – retention training ( + )

Pengetahuan ↑ Sikap ( + ) Praktik ↑

Rangsangan Rangsangan Rangsangan


kimiawi ( ↑ ) Neuromuskule muskuler otot
r ( ↑ ) Acetil polos ( ↑ )

Aktin + Miosin Cholin


Metabolisme
otot polos kandung pada Mitokondria
Ion kalsium & ATP
kemih meregang
ATP
ADP → kapasitas
fungsional
Energi
Energi kandung kemih

Kontraksi & tonus otot kandung kemih ( ↑ )


17
Frekuensi enuresis ( ↓ )
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerangka teori disusun untuk mendapatkan kerangka berfikir yang
logis dan sistematis. Kerangka berfikir tersebut disusun agar peneliti dapat
menemukan hipotesis dari penelitian yang dilakukan.
Kerangka teori memiliki posisi yang sangat penting dalam penelitian.
Dengan bantuan kerangka teori, penelitian dapat dilaksanakan secara
tersistem. Ringkasnya, kerangka teori berfungsi untuk menampilkan kerangka
berfikir kita.
Kesiapan peneliti dapat dilihat dari kerangka teori yang diajukan.
Karena di dalam kerangka teori tersebut, seorang peneliti tidak hanya
menjabarkan teori-teori yang akan digunakan, melainkan juga menjelaskan
hubungan antar teori dan hubungan antar variable yang digunakan. Dengan
memahami hubungan antara satu teori dengan lainnya dan variable satu
dengan lainnya, penelitian akan menemukan ruhnya.
Penelitian yang baik adalah penelitian yang mampu memunculkan
penelitian lainnya. Sehingga lahir tema baru yang dapat dijadikan sebagai
objek penelitian. Oleh karena itu, kerangka teori dapat menuntun penelitian
agar terhubung dengan kerangka yang lebih luas lagi.

18
Referensi :

https://books.google.co.id/books?
id=tretDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Guna+dan+fungsi+landasan+t
eori+dalam+penelitian+serta+fungsi+tujuan+kerangka+konsep&hl=id&sa=X
&ved=2ahUKEwj-
7dCc67D3AhXr73MBHQrRBI8Q6wF6BAgHEAU#v=onepage&q&f=false

https://penerbitdeepublish.com/landasan-teori/

19

Anda mungkin juga menyukai