Anda di halaman 1dari 6

ISU END OF LIFE KEPERAWATAN KRITIS

Virginia Dalughu 19142010140

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO


FAKULTAS KEPERAWATAN
2022
A. Isu End Of Life

End of Life merupakan salah satu tindakan yang membantu meningkatkan kenyamanan
seseorang yang mendekati akhir hidup (Ichykyo, 2016).

End of life bertujuan untuk membantu orang hidup dengan sebaik-baiknya dan meninggal
dengan bermartabat (Curie,2014). End of life care adalah salah satu kegiatan yang membantu
memberikan dukungan psikososial dan spiritual (Putranto,2015). Jadi dapat di simpulkan
bahwa End of Life care merupakan tindakan keperawatan yang memfokuskan kepada orang-
orang yang telah berada di akhir hidupnya, tindakan ini bertujuan untuk membuat orang
hidup dengan sebaik-baiknya selama sisa hidupnya dan meninggal dengan bermartabat.

Perawat memiliki kecenderungan merasa hati tersentuh dan terharu pada pasien yang dirawat
secara langsung. Pasien terlantar yang menjelang ajal hanya sendiri tanpa ada dukungan dan
pendampingan dalam perawatannya. Hal ini menjadikan kecenderungan munculnya perubahan
psikologis timbul perasaan tersentuh, mengalami suatu perasaan yang berbeda saat merawat pasien
terlantar yang menjelang ajal, menjadi tersentuh, muncul perasaan kasihan, iba, empati dan rasa
penyesalan karena tidak ada keluarga yang mendampingi dalam tahap akhir dalam kehidupan yang
dirasakan oleh perawat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Enggune., et al 2014
yang menyebutkan bahwa perasaan empati dan perasaan sedih merupakan dampak dari seringnya
merawat pasien yang meninggal dan merupakan suatu hal yang wajar. Fridh, Forsberg, & Bergbom,
(2009) menyebutkan bahwa pasien yang meninggal dalam keadaan tanpa didampingi oleh keluarga
akan menjadikan suatu hal yang sangat menyedihkan.

Mengatasi perubahan psikologis yaitu dengan mengendalikan perasaan,dimana membedakan


simpati empati, menyampingkan empati, tidak terpengaruh oleh perasaan. Pengendalian dan
mengatasi perubahan psikologis yang dirasakan sangat perlu disadari oleh perawat IGD untuk tetap
bersikap professional dalam melakukan perawatan pasien terlantar yang menjelang ajal. Bersikap
professional dengan memberikan perawatan caring secara fisik, secara emosional dan psikologis. Hal
ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Hudak & Gallo (2010) yang menyatakan bahwa perawat
peka dalam membangun rasa empati pada pasien, tapi bukan perawat yang kehilangan kendali.

Sikap menghargai harkat dan martabat menjadi bagian dalam perawatan pasien terlantar yang
menjelang ajal. Watson (2010) menyebutkan perawat menunjukan nilai-nilai humanistic (rasa
kemanusian) dengan nilai kebaikan, empati dan caring pada pasien dengan mengutamakan
kepentingan pasien yang akan berdampak rasa kebahagian dan kepuasaan dari perawat tersebut.
Perawatan pasien terlantar yang menjelang ajal kondisi End of Life membutuhkan fokus memberikan
perawatan suportif. Perawatan suportif yang diberikan yaitu perawatan lanjut kebutuhan dasar,
memberikan kenyamanan dan mengobservasi juga memonitor pasien terlantar yang menjelang ajal.
Bailey, Murphy, & Porock(2011) menyebutkan pasien di IGD dengan perawatan suportif untuk
mengontrol gejala. Situasi kerja yang kurang mendukung, terlebih di IGD pasien-pasien yang harapan
hidupnya lebih tinggi menjadi prioritas.

2
B. ETIKA DALAM PERAWATAN END OF LIFE
Dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan masalah end of life, terdapat
beberapa prinsip etika yang harus ditekankan, yaitu :

a. Nonmaleficience
Yaitu memastikan pasien terhindar dari bahaya baik itu fisik maupun emosional.

b. Beneficience
Yaitu melakukakn sesuatu yang baik terhadap pasien dan menguntungkan seperti
mendengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian, memperlakukan pasien seperti
manusia seutuhnya, dan terus berusaha meringankan beban pasien baik itu fisik, psikologis,
sosial dan spiritual.

c. Autonomy
Yaitu pasien memiliki hak tentang pengambilan keputusan terkait perawatan dengan
menggunakan inform konsen yang menekankan terhadap hak atas kerahasian, privasi.

C. TEORI KEPERAWATAN PEACEFUL END OF LIFE


Konsep Mayor dari Teori ini ada 5 hal yang dapat menjadi panduan dalam melakukan
perawatan pada pasien terminal. Konsep itu adalah :

a. Terbebas dari Nyeri


Bebas dari penderitaan atau gejala disstres adalah hal yang utama diinginkan pasien dalam
pengalaman EOL (The Peaceful End Of Life).

b. Pengalaman Menyenangkan
Nyaman /perasaan menyenangkan didefinisikan secara inclusive oleh Kolcaba, sebagai
kebebasan dari ketidaknyamanan, keadaan tentram dan damai, dan apapaun yang membuat
hidup terasa menyenangkan.

c. Pengalaman martabat (harga diri) dan kehormatan


Di konsep ini memasukkan ide personal tentang nilai, sebagai ekspresi dari prinsip
etik otonomi atau rasa hormat untuk orang, yang mana pada tahap ini individu diperlakukan
sebagai orang yang menerima hak otonomi, dan mengurangi hak otonomi orang sebagai awal
untuk proteksi.

d. Merasakan Damai
Damai adalah “perasaan yang tenang, harmonis, dan perasaan puas, (bebas) dari
kecemasan, kegelisahan, khawatir, dan ketakutan”.

3
e. Kedekatan untuk kepentingan lainnya
Kedekatan adalah perasaan menghubungkan antara orang atau siapapun dia dengan orang
yang menerima pelayanan end of life. Ini melibatkan kedekatan fisik dan emosi yang di
ekspresikan dengan kehangatan, dan hubungan yang dekat (intim).

D. Kesimpulan

Perawat tetap bersikap profesional menghormati harkat dan martabat pasien


dalam memberikan perawatan. Konflik batin, emosi, perasaan hati tersentuh muncul
dengan melihat kondisi pasien terlantar menjelang ajal.

Dukungan spiritual tidak dapat diberikan namun perawatan suportif menjadi


bagian perawatan terbaik bagi pasien terlantar yang menjelang ajal. Tantangan dan
hambatan dalam perawatan End of Life yaitu kondisi lingkungan kerja di IGD tidak
adanya team kerohanian dan tidak adanya ruangan khusus untuk pasien yang End of
Life. Selain itu pelayanan IGD yang lebih memprioritaskan pasien dengan kesempatan
hidupnya lebih tinggi.
Adanya fasilitas ruangan yang khusus dan team kerohanian bagi pasien terlantar

4
diharapkan dapat menyiapkan kematian yang damai dan bermartabat dengan tidak
adanya perlakuan yang berbeda antara pasien terlantar dengan pasien lain yang
menjelang ajal.

Daftar Pustaka

Alligood, M., & Tomey, A. (2014). Nursing Theorist and Their Work. Sixth Edition. St

Trajectories of end-of-life care in the emergency department. Annals of Emergency


Medicine,57(4),362–369.http://doi.org/10.1016/j.annemergmed.2 010.10.010

Beckstrand., et, al. (2015). Rural Emergency Nurse’s End of Life care obstacle experiences:
stories from the last frontier. Journal Of Emergency Nursing. 1- 9

Braun, V & Clark, V. (2006). Using Thematic Analysis in Psychologi. Qualitative Research in
Psychology 3 (77-101).

Chan, G. K. (2011). Trajectories of Approaching Death in the Emergency Department :


Clinician Narratives of Patient Transitions to the End of Life. Journal of Pain and

5
Symptom Management, 42(6), 864–881.
http://doi.org/10.1016/j.jpainsymman.20 11.
Decker, K., Lee, S., & Morphet, J. (2015). The experiences of emergency nurses in providing
end-of-life care to patients in the emergency department.
Ebta Setiawan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. 2012-2016 versi 1.9: Badan
Pengembangan dan Pembinaan

Anda mungkin juga menyukai