Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Pertama – tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang MahaEsa yang telah
memberkahi kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini dan
berbagai sumber yang telah kami gunakan sebagai data dan fakta pada makalah ini.
Makalah ini memuat tentang “Isu End Of Life” untuk memenuhi tugas Mata kuliah Keperawatan
Gawat Darurat. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan
dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat
kami analisa dengan sempurna dalam makalah ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih
A. LATAR BELAKANG
Kondisi pasien tahap akhir kehidupan (end of life=EOL) tidaklah sama
problemnya. Kondisi psikologisnya juga beragam, terlbih pasien yang lanjutusia yang
memiliki potensi masalah psikososial. Berbagai modalitas terapidilakukan yang
melibatkan banyak personel baik medis, paramedis dan non-medis dengan pengobatan
medis dan complementary and alternative medicine(CAM). Tujuan pertolongan pada
EOL adalah agar sisa umur dapat selamamungkin dengan kualitas hidup yang sebaik
mungkin (bebas nyeri dan penderitaan lain). Perawatan paliatif dengan sistim perawatan
terpadumemberikan hasil yang memuaskan, caranya dengan tindakan medis(terutama
pain killer), dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosaditegakkan sampai
akhir hayat. Idealnya dukungan terus diberikan kepadakeluarganya yang merasa
kehilangan/berduka.
Di Indonesia aturan telah ada sejak 1989, namun sosialisasi layanan perawatan
paliatif harus selalu digencarkan, mengingat sejumlah 93,5-100% masyarakat belum tau
“apakah paliatif itu?” perawatan paliatif bukan hanya bagi penderita kanker stadium
lanjut, tetapi juga penderita HIV/AIDS, gagalginjal, gagal hati berat, COP, demensia
berat, dan para lanjut usia yangdependen total untuk Aktifitas Hidup Dasar Sehari-
harinya. Pengelolaan EOLmembutuhkan pendekatan yang lebih cermat, sabar, dan
melibatkan profesilain, lebih-lebih jika pasien memiliki comorbid gangguan/penyakit.
Doktersebagai care manager menangani secara medis kondisi yang mengancam jiwadan
gangguan yang lain (sesak nafas karena pneumonia, ISK, konstipasi,mual, muntah, diare
dengan dehidrasi, dekubitus, obstruksi saluran pencernakan, dll) dan harus berkolaborasi
dengan profesi lain (perawat,fisioterapi, psikolog, pekerja sosial, rohaniwan, ahli gizi,
pramurukti, dll).Case manager dapat berpindah peran ke perawat yang memang sehari-
harimengelola pasien.
Perawatan EOL yang sifatnya paliatif bisa dilakukan di rumah sakitatau klinik,
tetapi juga dapat diberikan di rumah sehingga diperlukancaregiver. Pengetahuan
penanganan masalah sesak nafas, nutrisi, mual-muntah, sulit tidur, cemas-depresi, nyeri
secara medis dan CAM (doa, zikir,meditasi, terapi musik, terapi suara al-quran, dll,
dukungan keluarga, cara berkomunikasi, ilmu interaksi obat, discharge patient, ketajaman
placement,dll) harus disebarluaskan. Carefiver seharusnya memiliki sifat
penyayang,santun, sabar, simpatik, pintar, dan disiplin.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Pembahasan
5. Dilema Etik
Di Indonesia, kebijakan DNR sudah lama diterapkan namun masih menjadi
dilema bagi tenaga medis termasuk perawat. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit,
disebutkan didalamnya bahwa prosedur pemberian atau penghentian bantuan hidup
ditetapkan berdasarkan klasifikasi setiap pasien di ICU dan HCU yaitu semua
bantuan kecuali RJP (DNAR = Do Not Attempt Resuscitation), dilakukan pada
pasien-pasien dengan fungsi otak yang tetap ada atau dengan harapan pemulihan otak,
tetapi mengalami kegagalan jantung, paru atau organ lain, atau dalam tingkat akhir
penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Tidak dilakukan tindakan-tindakan luar
biasa, pada pasien-pasien yang jika diterapi hanya memperlambat waktu kematian
dan bukan memperpanjang kehidupan.Untuk pasien ini dapat dilakukan penghentian
atau penundaan bantuan hidup.Sedangkan pasien yang masih sadar dan tanpa
harapan, hanya dilakukan tindakan terapeutik/paliatif agar pasien merasa nyaman dan
bebas nyeri (Depkes, 2011).
Keputusan DNR dapat menimbulkan dilema psikis pada perawat dikarenakan
timbulnya penolakan dari hati nurani perawat terhadap label DNR dan kondisi dilema
itu sendiri. Timbulnya dilema psikis ini juga dapat dipengaruhi oleh masih belum
adekuatnya sumber informasi tentang DNR yang dimiliki oleh perawat.Perawat tidak
dapat terhindar dari perasaan dilema. Merawat pasien setiap hari, melihat
perkembangan kondisi pasien, membuat rencana DNR seperti dua sisi mata uang bagi
perawat, disatu sisi harus menerima bahwa pemberian tindakan CPR sudah tidak lagi
efektif untuk pasien namun di sisi lain muncul perasaan iba dan melihat pasien
seolah-olah keluarganya. Dua hal tersebut dapat menjadikan perawat merasa dilemma
(Amestiasih, 2015). Perasaan empati juga dapat dirasakan oleh perawat karena
DNR.Perasan empati ini dapat disebabkan pula oleh keputusan DNR yang ada dan
tidak adekuatnya sumber informasi DNR yang dimiliki perawat. Perasaan empati
yang muncul juga dapat menjadi dampak dari tingginya intensitas pertemuan antara
perawat dengan pasien (Elpern, et al. 2005).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
End of life merupakan salah satu tindakan yang membantumeningkatkan kenyamanan seseorang
yang mendekati akhir hidup. End oflife adalah perawatan yang diberikan kepada orang-orang
yang berada di bulan atau tahun terakhir kehidupan mereka.End of life care bertujuan untuk
membantu orang hidup dengan sebaik- baiknya dan meninggal dengan bermartabat. End of life
care adalah salah satukegiatan membantu memberikan dukungan psikososial dan
spiritual.Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaikikualitas hidup pasien
dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang
tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual.
B. Saran
Setelah pembaca mengetahui tentang Isu End Of Life , diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapatmenambah pengetahuan bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA