Anda di halaman 1dari 13

Dosen Pembimbing : Try Ayu Patmawati,S.Kep.,Ns.,M.

Kep
Mata Kuliah : KEPERAWATAN KRITIS

TEORI PEACEFUL END OF LIFE

Disusun Oleh Kelompok 3:


1. Karmilasari (K.17.01.006)
2. Nikmatur rohmah (K.17.01.009)
3. Siti amalia (K.17.01.010)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberi karunia dan kerahmatan dalam bentuk kesehatan kepada kami
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah tentang “teori peaceful end
of life”. Tak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada teman-
teman kami atas dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih mempunyai banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.

Palopo , 4 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Teori peacefull end of life........................................................................3
B. Konsep utama dari teori peaceful end of life...........................................5
C. Asumsi utama dari teori peaceful end of life...........................................6
D. Kelebihan dan kelemahan dari teori peaceful end of life.........................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................9


A. Kesimpulan..............................................................................................9
B. Saran........................................................................................................9
Daftar Pustaka..........................................................................................10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian yang baik merupakan tujuan dari pemberian perawatan akhir
kehidupan. Kematian yang baik memiliki beberapa kriteria diantaranya pasien
mengetahui kapan kematian diperkirakan akan datang. Pasien dapat
mengendalikan diri dari situasi yang terjadi akibat penyakit yang di deritanya.
Pasien dapat mengontrol atau bahkan terbebas dari nyeri serta tanda dan gejala
penyakitnya melalui pain management yang diberikan. Pasien mendapatkan
informasi dari petugas kesehatan baik dokter maupun perawat terkait dengan
diagnosis dan prognosis penyakitnya. Pasien berhak memilih atas tempat yang
diinginkan untuk meninggal seperti di rumah atau rumah sakit (Nurul Izah, dkk.
2020)
Pasien mendapatkan dukungan spiritual maupun emosional yang dibutuhkan
baik dari perawat maupun keluarga. Pasien berhak memilih atas siapa saja yang
pasien inginkan untuk menemani pasien saat menjelang kematian pasien. Pasien
memiliki kesempatan untuk berpamitan mengucapkan salam perpisahan kepada
teman maupun anggota keluarganya. Pasien memiliki rasa dihormati atas segala
keputusan yang telah dibuat. Pasien berkontribusi aktif hingga akhir
kehidupannya dan juga dapat menyelesaikan tugas maupun harapannya sehingga
pasien dapat meninggal dengan bermartabat. Kriteria-kriteria tersebut merupakan
kriteria dari kematian yang baik (Nurul Izah, dkk. 2020). Guna mempersiapkan
kematian yang baik serta meningkatkan kualitas hidup pasien, dibutuhkan
perawatan yang disebut perawatan akhir kehidupan.
Peran perawat sangat dibutuhkan terhadap persiapan kematian pasien melalui
dukungan psikologi, spiritual, fisik, dan sosial (Nurul Izah, dkk. 2020). Peran
perawat dalam memberikan dukungan psikologi seperti membantu pasien dalam
mengendalikan perasaan negatif dan meningkatkan perasaan positif selama proses
menuju kematian. Pasien juga dibantu untuk mempertahankan kepuasan terhadap

1
kemampuan dan mempersiapkan diri menuju kematian. Perawat juga membantu
menyelesaikan permasalah sosial seperti membantu pasien mengucapkan maaf,
berpamitan, dan juga memelihara hubungan baik antara pasien dengan keluarga
maupun teman–temannya. Dukungan fisik dapat berupa membantu pasien dalam
menghadapi gejala–gejala atau ketidakmampuan akibat penyakit. Pemberian
dukungan spiritualitas dengan membimbing pasien dalam berdoa maupun
menghadirkan pemuka agama (Nurul Izah, dkk. 2020).
Teori keperawatan peaceful end of life yang di kemukakan pertama kali oleh
Ruland dan Moore (1998) damal Tomey dan Alligood (2006). Dimana konsep
utama dari teori ini adalah asuhan keperawatan diberikan pada pasien dengan
kondisi yang tidak memungkinkan untuk hidup lebih lama, sehingga pasien dapat
menghadapi kematian dengan damai dan tindakan keperawatan dapat
memberikan sesuatu yang positif dengan kriteria bebas dari sakit, merasakan
kenyamanan, merasa dihargai dan dihormati, merasakan kedamaian dan
merasakan kedekatan dengan orang yang berarti.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori peacefull end of life?
2. Apa saja konsep utama dari teori peaceful end of life?
3. Apa saja asumsi utama dari teori peaceful end of life?
4. Kelebihan dan kelemahan dari teori peaceful end of life?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui dan memahami tentang teori peacefull end of life
2. Dapat mengetahui dan memahami konsep utama dari teori peaceful end of life
3. Dapat mengetahui dan memahami asumsi utama dari teori peaceful end of life
4. Dapat mengetahui dan memahami kelebihan dan kelemahan dari teori
peaceful end of life

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori peaceful end of life
Teori akhir hidup yang damai dikembangkan oleh ahli teori keperawatan
Moore Shirley dan Cornelia Ruland. Mereka berpendapat bahwa, meskipun
kematian tidak bisa dihindari, umat manusia harus mencoba meringankan rasa
sakit yang terkait dengan kematian orang yang dicintai dengan pendekatan
metode yang akan membantu meringankan rasa sakit dan ketakutan yang terkait
dengan kematian di antara keluarga, pasien dan perawat selama proses kematian
pasien. Mereka menganjurkan transisi damai umat manusia. Teori ini
dikembangkan untuk menegaskan bahwa perawat, pasien, anggota keluarga
merupakan bagian integral dari konsepsi akhir hidup yang damai. Teori itu
menganjurkan dukungan emosional, kebebasan dari penderitaan, dan
memperlakukan dengan hormat dan empati di antara pasien dengan penyakit
terminal. Teori ini dikembangkan berdasarkan standar perawatan yang dibuat oleh
beberapa perawat ahli dengan tujuan untuk mengelola perawatan substantif pada
pasien penyakit terminal. Selama beberapa dekade, teori ini telah memainkan
peran penting dalam mempromosikan hasil progresif selama proses sekarat antara
pasien dan keluarga mereka (Fitpatrick joyce j. and etc al. 2014).
Teori akhir hidup yang damai telah mendapatkan pengakuan internasional
karena mengandung komponen kunci dari kematian yang damai. Kongsuwan dan
rekannya menciptakan model konseptual (Kongsuwan & Touhy, 2009) dan
melakukan penelitian kualitatif (Kongsuwan & Locsin, 2009) dan kuantitatif
(Kongsuwan et al., 2010) pada kematian damai pada pasien dewasa di Thailand.
Teori akhir hidup damai Ruland dan Moore (1998) berfungsi sebagai model
perbandingan untuk karya Kongsuwan dan rekan-rekannya dan dikutip sebagai
memiliki kualitas yang penting untuk kematian damai yang telah diidentifikasi
pada banyak budaya. Untuk melanjutkan pekerjaan mereka, Kongsuwan dan

3
rekan (2012) membandingkan temuan mereka dengan konsep yang diidentifikasi
dalam teori akhir kehidupan yang damai dan menemukan bahwa mereka
didukung oleh teori tersebut, yang menunjukkan bahwa di seluruh budaya,
kematian yang damai memiliki makna dan kesamaan. (Alligood, 2014)
Enam pernyataan relasional eksplisit yang di identifikasi (Ruland & Moore,
1998) dalam Alligood (2014) sebagai pernyataan teoritis untuk teori yaitu sebagai
berikut:
1. Memonitor dan mengadministrasi pertolongan nyeri dan mempergunakan
intervensi yang berdasar farmakologi dan nonfarmakologi yang berkontribusi
kepada pengalaman pasien terhadap keadaan yang tidak nyeri.
2. Mencegah, memonitor serta menolong ketidaknyamanan fisik pada pasien,
memfasilitasi istirahat, relaksasi dan kesenangan, dan mencegah komplikasi
yang dapat mengganggu kenyamanan pasien.
3. Memasukkan pasien dan pihak penting  lain dalam pengambilan keputusan
atas perawatan pasien. Melayani pasien dengan tanggung jawab, empati dan
respek, dan penuh perhatian terhadap kebutuhan pasien yang diungkapkan,
keinginan dan hal yang disukai lainnya yang dapat berkontribusi pada
pengalaman martabat dan respek pasien.
4. Menyediakan dukungan emosi, memonitoring dan memenuhi kebutuhan yang
diungkapkan oleh pasien seperti kecemasan karena pengobatan,
menumbuhkan kepercayaan, menyediakan untuk pasien dan keluarga akan
panduan isu praktis, dan menyediakan kehadiran fisik lain jika diinginkan jika
dapat membantu pasien akan kedamaian.
5. Memfasilitasi partisipasi orang yang penting untuk pasien dalam perawatan
pasien, membantu fase sedih, takut dan menjawab pertanyaannya dan
memfasilitasi kesempatan untuk kedekatan keluarga yang dapat berpengaruh
pada pengalaman pasien akan kedekatan.
6. Pengalaman pasien saat tidak berada dalam sakit, nyaman, bermartabat,
damai, kedekatan dengan orang lain yang penting untuk pasien dalam masa
akhirnya.

4
Teori akhir hidup damai dikembangkan menggunakan logika produktif dan
deduktif. Ciri unik teori ini adalah perkembangannya dari standar perawatan.
Standar akhir hidup yang damai diciptakan oleh perawat ahli sebagai tanggapan
atas kurangnya arahan untuk mengelola perawatan kompleks pasien yang sakit
parah. Standar dikembangkan untuk unit perawatan gastroenterologi bedah di
sebuah rumah sakit universitas di Norwegia. Dengan demikian standar berfungsi
sebagai langkah perantara logis yang menghubungkan praktik dan teori. Standar
asuhan berfungsi sebagai pernyataan otoritatif yang kredibel yang
menggambarkan peran dan tanggung jawab praktisi dan tingkat kinerja asuhan
keperawatan yang diharapkan di mana kualitas praktik dapat dievaluasi. Dalam
pengembangan pengetahuan ini, standar perawatan adalah langkah sementara
yang secara efektif menghubungkan praktik dan teori klinis. Ruland dan Moore
merinci langkah-langkah yang mereka ikuti dalam pengembangan standar untuk
akhir hidup yang damai, yang meliputi tinjauan literatur yang relevan, klarifikasi
konsep penting, dan penggabungan pengetahuan praktik klinis. Setiap langkah
analog dengan yang digunakan dalam pengembangan teori. Dengan demikian,
logika pengembangan teori ini sangat jelas, dan proses yang digunakan
dinyatakan dengan jelas.
Akhir kehidupan yang damai telah diintegrasikan ke dalam kursus
keperawatan selama beberapa generasi dengan fokus pada perawatan pasien dan
keluarga. Isi akhir kehidupan menjadi lebih standar dalam bentuk teori,
kompetensi, dan pedoman kurikulum. Ruland dan Moore (1998) memberikan
contoh teori awal akhir kehidupan sebagai perhatian pada rumah sakit dan
perawatan paliatif telah dikembangkan. Ruland dan Moore (1998) dikutip oleh
Kirchhoff dan rekan (2000) ketika akhir hidup adalah topik utama dari penawaran
pendidikan berkelanjutan untuk perawat perawatan kritis dalam jurnal online
mereka.

B. konsep utama dari teori peaceful end of life


1. aspek terbebas dari Nyeri

5
Bebas dari penderitaan atau gejala disstres adalah hal yang utama
diinginkan pasien dalam pengalaman EOL (The Peaceful End Of Life). Nyeri
merupakan rasa ketidaknyamanan sensori atau pengalaman emosi yang dapat
dihubungkan dengan aktual atau potensial kerusakan jaringan.
2. Aspek rasa nyaman
Nyaman atau perasaan menyenangkan didefinisikan secara inclusive oleh
Kolcaba (1991) sebagai kebebasan dari ketidaknyamanan, keadaan tenteram
dan damai, dan apapaun yang membuat hidup terasa menyenangkan ”.
3. Aspek martabat (harga diri) dan kehormatan
Setiap akhir penyakit pasien adalah “ ingin dihormati dan dinilai sebagai
manusia” (Ruland & Moore, 1998). Di konsep ini memasukkan ide personal
tentang nilai, sebagai ekspresi dari prinsip etik  otonomi atau rasa hormat
untuk orang, yang mana pada tahap ini individu diperlakukan sebagai orang
yang menerima hak otonomi, dan mengurangi hak otonomi orang sebagai
awal untuk proteksi.
4. Aspek damai
Damai adalah “perasaan yang tenang, harmonis, dan perasaan puas
(bebas) dari kecemasan, kegelisahan, khawatir, dan ketakutan” (Ruland &
Moore, 1998). Tenang yang dimaksud yaitu meliputi fisik, psikologis, dan
dimensi spiritual.
5. Aspek kedekatan dengan orang yang bermakna
Kedekatan adalah “perasaan menghubungkan antara antara manusia
dengan orang yang menerima pelayanan” (Ruland & Moore, 1998). Ini
melibatkan kedekatan fisik dan emosi yang diekspresikan dengan kehangatan,
dan hubungan yang dekat (intim).

C. Asumsi utama dari teori peaceful end of life


Karena teori Peaceful end of life diturunkan dari standar perawatan yang
ditulis oleh tim perawat ahli dan professional yang sudah bepengalaman
menghadapi kasus terminal, konsep metaparadigm mengikuti sifat dari fenomena

6
keperawatan, perawatan yang kompleks dan holistic dibutuhkan sebagai syarat
bisa terjadi peaceful end of life.

Dua  asumsi dari teori Ruland dan Moore (1998) dalam Alligood (2014)
adalah sebagai berikut:
1. Kejadian dan perasaan pada perawatan akhir hidup damai bersifat personal
dan individual serta sangat subjektif.
2. Peran perawat sangat penting dalam menciptakan kondisi akhir hidup damai.
Perawat mengkaji dan menganalisa petunjuk atau data yang menggambarkan
pengalaman seseorang tentang akhir kehidupan yang diharapkan olehnya serta
member intervensi yang sesuai untuk meningkatkan atau menjaga keadaan
peaceful, bahkan pada pasien yang sekarat atau menjelang ajal dan tidak bisa
berkomunikasi verbal.
Dua asumsi tambahan yang implicit atau tidak dituliskan secara langsung
adalah:
1. Keluarga, adalah istilah yang mempengaruhi semua secara signifikan,
merupakan komponen penting dalam akhir hidup damai
2. Tujuan dari akkhir hidup damai bukan untuk mengoptimalkan perawatan,
yang biasanya lebih kearah memberikan yang terbaik, perawatan paling
canggih, yang biasanya mengarah kepada over treatment atau terlalu banyak
diberi treatment. Tujuan dari perawatan akhir kehidupan adalah
memaksimalkan treatment, yang berarti memberikan yang terbaik yang masih
mungkin bisa diterima, menggunakan teknologi yang memberikan
kenyamanan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kematian yang
damai dan sukses.

D. Kelebihan dan kelemahan dari teori peaceful end of life


a. Kelebihan Teori peaceful end of life
Kelebihan Teori peaceful end of life adalah sebagai berikut:

7
a. Kelebihan dari Teori ini adalah dapat digunakan pada perawatan pasien
sehari-hari. Baru dan Original serta berbasis dari standart perawatan dan
dapat diarahkan secara langsung ke praktek  klinik.
b. Fokus pada Teori ini tidak hanya pada Pasien saja tapi juga keluarga dan
orang-orang penting lain disekitar pasien. Kita memberikan panduan
untuk kelaurga dan orang terdekat lain, menjawab pertanyaan dan
memberikan support.
c. Teori akhir hidup damai merupakan Framework yang mengilustrasikan
arah atau Jalan  untuk menjembatani keberlangsungan proses Teori-
Practice-Research
d. Mengilustrasikan praktik dan standart praktik sebagai sumber untuk
mengembangkan teori
b. Kelemahan Teori peaceful end of life
Adapun kelemahan dari teori ini adalah sebagai berikut:
a. Kelemahan dari Teori model ini adalah secara fakta tidak dapat menjawab
adanya perbedaan budaya dalam hal penanganan orang akan meninggal.
Sebagai contoh sebuah budaya hanya mengijinkan orang-orang tertentu
untuk masuk menemani pasien. Sedangkan budaya lain mengharuskan
seluruh keluarga untuk masuk. Budaya lain mungkin memerlukan adanya
ritual-ritual tertentu untuk mengantarkan pasien.
b. Membutuhkan lebih banyak lagi penelitian untuk mendukung teori ini
sebagaimana pula kegunaan teori ini yang mempengaruhi penelitian
keperawatan, pendidikan dan praktek. Dukungan empiris untuk semua
hubungan membutuhkan validasi lebih lanjut.
c. Tidak ada instrumen yang dikembangkan untuk mengukur hubungan
antara konsep yang terdapat dalam Framework Teori akhir hidup damai,
tidak ada instrumen yang dikembangkan untuk Teori ini.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori keperawatan peaceful end of life yang di kemukakan pertama kali oleh
Ruland dan Moore (1998) damal Tomey dan Alligood (2006). Dimana konsep
utama dari teori ini adalah asuhan keperawatan diberikan pada pasien dengan
kondisi yang tidak memungkinkan untuk hidup lebih lama, sehingga pasien dapat
menghadapi kematian dengan damai dan tindakan keperawatan dapat
memberikan sesuatu yang positif dengan kriteria bebas dari sakit, merasakan
kenyamanan, merasa dihargai dan dihormati, merasakan kedamaian dan
merasakan kedekatan dengan orang yang berarti.
B. Saran
Makalah ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, diharapkan kepada teman-
teman, pembaca dan bapak/ibu dosen saran dan kritikkan yang membangun
sangat mendukung untuk menyempurnakan makalah ini. terima kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Alligood Martha Raile. Nursing Theorists And Their Work (Eighth Edition).
2014. United States Of America. Elsevier Mosby.
2. Alspach Grif Jo Ann. Core Curriculum For Critical Care Nursing (Sixth Edition).
2006. United State Of America. Saunders Elsevier
3. Alligood Martha Raile. Nursing Theorists And Their Work (Ninth Edition).
2014. United States Of America. Elsevier.
4. Fitpatrick joyce j. and etc al. Theories Guiding Nursing Research And Practice:
Making Nursing Knowledge Development Explicit. 2014. New York. Springer
Publishing Company, LLC.
5. Nurul Izah, dkk. 2020. Sikap Perawat terhadap Persiapan Kematian pada Pasien
Kanker Stadium Lanjut. Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah . 3(1):1-76.
6. Sriargianti Amir. 2019. Efektifitas Promosi Kesehatan Dengan Paket Edukasi
Terhadap Peaceful End Of Life Pada Pasien Kanker Serviks. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Pencerah . 8(1): 40-45.
7. Onanong, W, etc al. 2020. The Effects Of A Peaceful End Of Life Care Program
On Peaceful Death As Perceived By End Stage Cancer Patients Receiving
Chemotherapy. Science & Technology Asia. 131-140.
8. http://rumah-perawat.blogspot.com/2016/11/end-of-life-theory-cornelia-m-
ruland.html?m=1 (diakses pada tanggal 4 Desember 2020, 08.00-09.00 WITA)

10

Anda mungkin juga menyukai