Anda di halaman 1dari 19

MATA AJAR SAINS KEPERAWATAN

TEORI MENGHADAPI KEMATIAN DENGAN DAMAI


CORNELIA MARIA RULAND DAN APLIKASI DALAM
KASUS

DISUSUN OLEH
KELOMPOK III
KEKHUSUSAN KEPERAWATAN JIWA

Mundakir

(0706354361)

Rizki Fitryasari PK

(0706195522)

Hasmila Sari

(0706194690)

Ice Yulia Wardani

(0706195503)

Nurhalimah

(0706254550)

Butet Agustarika

(0706254361)

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
2007

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan berkat dan
rahmatNya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Teori Menghadapi
Kematian Dengan Damai Cornelia Maria Ruland Dan Aplikasi Dalam Kasus
Makalah ini berisi penjelasan konsep teori menghadapi kematian dengan damai,
aplikasi teori pada kecemasan mengahadapi kematian beserta pembahasannya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Enie Novieastari Mukti , MSN selaku koordinator dan pengajar mata ajar Sains
Keperawatan yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.
2. Prof. Dra. Elly Nurachmah Tanjung., D.N.Sc. selaku pengajar dalam mata ajar
Sains Keperawatan
3. Seluruh mahasiswa pasca sarjana program kekhususan Keperawatan Jiwa dan
Medikal Bedah yang telah saling memberi masukan hingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.
4. Seluruh pihak yang telah mendukung penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan selanjutnya.

Depok, November 2007


Kelompok III,

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio spiritual yang komprehensif, serta ditujukan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
siklus kehidupan manusia.
Asuhan keperawatan diberikan mulai bayi dalam kandungan sampai dengan
menjelang ajal. Konsep kematian menjelang ajal memberikan arahan bagi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien-pasien dengan penyakit terminal dimana
sudah tidak ada lagi upaya medis yang dapat dilakukan untuk mempertahankan status
kesehatan pasien. Teori keperawatan dibutuhkan untuk memberi arahan dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien menjelang ajal. Salah satu teori menghadapi
kematian dengan damai dikembangkan oleh Ruland. Teori tersebut memberikan
gambaran tentang kebutuhan manusia agar dapat meninggal damai dan menjelaskan
intervensi keperawatan yang bisa diberikan.
Tindakan keperawatan dalam mengahdapi kematian dengan damai harus mampu
memenuhi kebutuhan bio, spiko, sosio dan spiritual. Berdasarakan uraian di atas dirasa
penting untuk memahami teori yang dikembangkan oleh Ruland.

B. Tujuan Penulisan
Setelah membuat makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan konsep teori menghadapi kematian dengan damai menurut Cornelia
M Ruland.
2. Menganalisis penerapan teori menghadapi kematian dengan damai menurut
Cornelia M Ruland dalam pelayanan keperawatan melalui asuhan keperawatan.

BAB II
KONSEP TEORI
A. Latar Belakang Teorist
Cornelia M. Ruland mendapatkan gelar Doktor dari Case Western Reserve
University, Cleveland, Ohio pada tahun 1998. Ruland mendefinisikan teori
menghadapi kematian dengan damai sebagai tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap pasien dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk hidup
lebih lama, untuk mendapatkan hasil dengan kriteria (1) bebas dari rasa sakit, (2)
merasakan kenyamanan, (3) merasakan dihargai, (4) merasakan kedamaian dan
(5) kedekatan dengan orang yang bermakna dalam hidup dan telah merawat
pasien.
Dasar pembuatan teori adalah teori pemilihan hal yang disukai (Brandt,
1979) yang digunakan oleh para teoris untuk mendefinisikan kualitas kehidupan
(Sandoe, 1999). Teori ini menjelaskan hidup yang berkualitas sebagai keadaan
dimana seseorang mendapatkan apa yang diinginkan, sebuah pendekatan yang
dirasa tepat untuk memberikan perawatan pada seseorang yang ingin menghadapi
kematian dengan damai.

B. Definisi Dan Konsep Utama


Teori menghadapi kematian dengan damai terdiri dari lima konsep utama seperti
yang digambarkan pada gambar 2.1 :

1. Tidak merasakan nyeri


Terbebas dari penderitaan merupakan hal terpenting bagi pasien yang ini
menghadapi kematian dengan damai. Rasa nyeri merupakan pengalaman sensori
dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan yaitu :
a.

Mengkaji dan memonitor skala nyeri dan respon pasien secara berkala

b.

Menurunkan rasa nyeri secara farmakologik dengan obat anti nyeri.

c.

Menurunkan rasa nyeri secara non farmakologik dengan mengajarkan


teknik relaksasi dan imaginasi terbimbing.

Mengahadapi Kematian
dengan Damai

Tidak Merasakan Nyeri

Merasa Nyaman

Merasa di Hargai

Merasa Damai

Memonitor dan
mengelola untuk
menghilangkan rasa nyeri

Mencegah, memonitor
dan menurunkan
ketidaknyamanan fisik

Melibatkan pasien dan


orang yang bermakna
dalam pengambilan
keputusan

Memberikan dukungan
emosional

Intervensi farmakologi
dan non farmakologi

Memfasilitasi kebutuhan
istirahat, relaksasi dan
kesenangan

Merawat pasien dengan


tulus, empati dan
menghormati

Memonitor dan memnuhi


kebutuhan pasien dengan
pengobatan anti cemas

Pencegahan komplikasi

Perhatian pada
kebutuhan, harapan dan
kesukaan pasien

Menumbuhkan
kepercayaan
Menyediakan orang
bermakna bagi pasien

Dekat dengan Orang yang


Bermakna

Memfasilitasi
keikutsertaan orang yang
bermakna dalam
perawatan pasien
Menghadirkan rasa
berduka, khawatir dan
ingin tahu orang yang
bermakna

Memfasilitasi kedekatan
dengan keluarga

Menyediakan bimbingan
rohani tokoh agama, jika
pasien menginginkannya

Gambar 2.1 Keterkaitan antar konsep menghadapi kematian dengan damai

2. Merasakan kenyamanan
Rasa nyaman menurut Kolcaba (1991) adalah keadaan bebas dari rasa tidak
nyaman, keadaan menyenangkan dan membuat pasien tidak merasa memiliki
masalah ataupun nyeri. Kenyamanan meliputi lima dimensi, yaitu fisik (terkait
dengan kenyamanan tubuh), psikospiritual (terkait dengan kesadarn diri, konsep
diri, seksualitas, makna hidup, hubungan dengan orang lain untuk mencapai
keinginan yang diharapkan), lingkungan (terkait kondisi dan pengaruh yang ada
di sekitar pasien ) dan sosial (hubungan yang baik dengan orang lain, keluarga
dan masyarakat). Tindakan keperawatan dilakukan untuk mencapai fungsi fisik
yang terbaik dan mencegah terjadinya komplikasi. Yaitu dengan melakukan :
a.

Pengkajian tingkat kenyamanan pasien dimensi fisik, psikospiritual,


lingkungan dan sosial.

b.

Memonitor kenyamanan pasien secara berkala

c.

Memonitor kebutuhan istirahat pasien

d.

Membebaskan rasa tidak nyaman pasien dengan mempertahankan kondisi


hemostasis pasien. Misalnya dengan mempertahankan tanda-tanda vital
(tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu tubuh) dalam batas normal dan
memonitor hasil kimiawi darah.

e.

Melatih klien menurunkan kecemasan, memberikan informasi yang


dibutuhkan, menyampaikan harapan yang ada, mendengarkan ungkapan
perasaan pasien, membantu menyusun rencana pemulihan yang realistis, dan
memfasilitasi keinginan dan harapan meninggal sesuai dengan budaya yang di
anut pasien.

f.

Menghadirkan situasi lingkungan yang damai dan menyenangkan.


Misalnya dengan melakukan pemijatan, imajinasi terbimbing, terapi dengan
musik, reminiscence (mengenang masa lalu) dan menggenggam tangan
pasien.

3. Merasa dihargai
Berdasarkan prinsip etika yaitu autonomi dan menghormati, setiap pasien
yang menderita penyakit terminal harus di hormati dan dihargai.

Tindakan

keperawatan yang dilakukan , yaitu :


a. Melibatkan pasien dan orang yang bermakna bagi pasien dalam pengambilan
keputusan terkait perawatan dan pengobatan pasien.
b. Merawat pasien dengan ketulusan dan empati
c. Menghargai dan memperdulikan kebutuhan, harapan dan hal-hal yang disukai
oleh klien
4. Merasakan kedamaian
Kedamaian adalah perasaan penuh ketenangan, sesuai dengan keadaan yang
diharapkan, menyenangkan, bebas dari kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan.
Tindakan keperawatan yang dilakukan , yaitu :
a. Memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan pasien
b. Memenuhi kebutuhan penggunaan obat penurun kecemasan
c. Menumbuhkan kepercayaan pasien untuk menjalani kehidupan dengan baik
d. Mengkaji kebutuhan akan kehadiran orang yang diinginkan pasien.

e. Memenuhi kebutuhan pasien untuk bimbingan rohani dengan tokoh agama


tertentu, jika pasien menginginkannya.

5. Merasakan dekat dengan orang yang bermakna


Kedekatan memiliki arti adanya perasaan yang bertautan dengan seseorang yang
merawatnya. Meliputi fisik dan emosi yang dinyatakan dengan hubungan yang
hangat dan dekat. Tindakan keperawatan yang dilakukan , yaitu :
a. Memfasilitasi keterlibatan orang yang bermakna bagi pasien dalam perawatan.
b. Menghadirkan perasaan berduka, perasaan khawatir dan keinginan bertanya
pada orang yang bermakna bagi pasien. Sehingga mereka memiliki keinginan
untuk berada di dekat pasien.
c. Memfasilitasi kesempatan anggota keluarga untuk berada di dekat pasien.

BAB III
APLIKASI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. KASUS
Ibu. Y berusia 36 tahun, ibu dari 2 orang anak, menderita kanker leher rahim
stadium akhir. Ibu Y telah menjalani empat kali kemoterapi namun ibu Y mengeluh tidak
kuat lagi menghadapi efek kemoterapi. Setiap hari Ibu Y merasakan sakit kepala, dada
berdebar-debar, mual dan muntah. Hasil pemeriksaan menunjukkan TD 130/90 mmHg,
RR 28x/menit, nadi 90 x/menit. Ibu Y menolak makan dan mengeluh susah tidur serta
tidak ingin melanjutkan program kemoterapi, namun keluarga tetap ingin melanjutkan
kemoterapi sampai selesai. Ibu Y mengatakan ingin menjalani sisa hidupnya dengan
tenang dan ditemani suami serta anak-anaknya. Dokter mengatakan semua keputusan
diserahkan kepada Ibu Y dan keluarga, karena penyakit sudah memasuki stadium akhir
dan tidak ada tindakan medis apaun yang dapat dilakukan.
B. APLIKASI
1. Pengkajian
a).

Mengkaji tanda dan gejala kecemasan (TTV, nafsu makan, pola tidur,
tingkat konsentrasi)

b).

Mengkaji dukungan dari orang terdekat

c).

Mengidentifikasi sumber kecemasan (nyeri, tidak berfungsinya bagian


tubuh, hinaan, ketidakmampuan, merasa tidak berharga)

2. Diagnosis

Kecemasan menghadapi kematian

3. Intervensi
a). Menjalin hubungan saling percaya dengan cara menjadi pendengar yang hangat
dan responsif, memberikan dukungan dan waktu yang cukup saat pasien
mengungkapkan perasaannya.
b). Membantu pasien mengenal kecemasan dengan cara :
(1)

Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaan cemas.

(2)

Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan kecemasan

(3)

Bantu pasien mengenal penyebab kecemasan

(4)

Bantu klien menyadari perilaku akibat kecemasan

c). Menurunkan kecemasan terhadap rasa takut dan perasaan was-was terhadap
sumber yang tidak jelas dengan cara :
(1)

Memonitor tanda-tanda vital dan nyeri

(2)

Memenuhi kebutuhan dasar klien (nutrisi, cairan, istirahat, rasa nyaman dan
rasa nyeri)

(3)

Memenuhi kebutuhan penggunaan obat penurun rasa sakit, obat anti muntah
dan penurun cemas.

(4)

Pengalihan situasi dengan memenuhi keinginan pasien atau menciptakan


suasana yang rileks misalnya dengan terapi musik.

(5)

Latihan relaksasi (tarik napas dalam, mengerutkan dan mengendurkan otototot)

d). Meningkatkan kemampuan pasien beradaptasi terhadap realita menghadapi


kematian dengan memberikan informasi yang dibutuhkan, menyampaikan
harapan yang ada serta menyusun rencana pemulihan yang realistis.

10

e). Memberikan dukungan emosional dengan menunjukkan penerimaan terhadap


keputusan klien untuk menghentikan program kemoterapi, termasuk menjelaskan
kepada keluarga tentang kondisi dan keinginan pasien.
f). Memberikan dukungan sosial yang dibutuhkan seperti kehadiran keluarga dan
orang yang bermakna bagi klien
g). Dukungan spiritual dengan mengkaji kebutuhan klien utnuk beribadah dan
bimbingan dari tokoh agama.
h). Perawatan menjelang kematian dengan memberikan kenyamanan, keamanan
kedamaian psikologis di akhir hidupnya serta memfasilitasi harapan meninggal
sesuai dengan budaya yang dianut pasien.

11

BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan kondisi Ny. Y saat ini asuhan keperawatan yang diberikan bersifat
paliatif. Intervensi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan teori menghadapi kematian
dengan damai meliputi: bebas dari nyeri, merasakan kenyamanan, merasakan dihargai,
merasakan kedamaian dan merasakan kedekatan dengan orang yang bermakna dalam
hidup pasien.
1. Membebaskan pasien dari rasa nyeri.
Rasa nyeri akan menimbulkan ketidaknyamanan, sehingga pasien merasa gelisah dan
kecemasan meningkat. Perawat memonitor skala nyeri baik saat pengkajian maupun
intervensi, karena dengan skala nyeri yang tepat perawat akan mampu memberikan
tindakan keperawatan (farmakologis dan non farmakologis) yang sesuai. Seiring dengan
kemampuan pasien mengontrol rasa nyeri, akan tercipta kenyamanan dalam hati pasien
sehingga mampu mempersiapkan kematian dengan damai.
2. Meningkatkan kenyamanan pasien.
Hubungan saling percaya merupakan awal dari hubungan yang menyenangkan dan
menimbulkan kenyamanan bagi pasien. Selain itu kenyamanan dipertahankan dengan
memonitor kondisi fisik pasien, yaitu perawat mendengarkan keluhan fisik, observasi
TTV , pemenuhan kebutuhan tidur dan memberikan obat untuk mengurangi mual dan
muntah. Secara psikospiritual dengan mengidentifikasi keinginan dan harapan terhadap

12

diri dan orang lain. Menciptakan lingkungan yang mendukung kenyamanan misalnya
terapi musik untuk menghadirkan situasi lingkungan yang rileks dan menyenangkan.
Sedangkan secara social dengan mengidentifikasi harapan terhadap hubungan dengan
orang lain. Keempat dimensi tersebut secara bersamaan akan membuat pasien merasa
nyaman dan mampu menghadapi kematian dengan damai.
3. Menghargai dan menghormati pasien
Keterlibatan pasien dalam pengambilan keputusan terkait perawatan dan pengobatan
dengan merupakan suatu bentuk penghargaan. Dalam kasus Ny. Y, perawat menerima dan
memahami apa yang menjadi keputusan pasien. Perawat dengan tulus ikhlas dan empati
berperan sebagai wakil dari pasien untuk menyampaikan kepada keluarga tentang
harapan pasien. Dengan terpenuhi keinginannya, pasien akan merasakan kedamaian
dalam hati dan siap menghadapi kematian dengan damai.
4. Memberikan kedamaian yang dibutuhkan pasien
Kedamaian dapat diwujudkan jika pasien merasakan ketenangan dan tidak merasa
cemas. Obat anti cemas dapat difasilitasi dalam pengawasan. Selain itu pemenuhan
kebutuhan terhadap sesuatu (makanan, aktifitas

atau kehadiran seseoarang) dapat

fasilitasi untuk menciptakan rasa puas dan tenang di hati pasien. Perawat juga
mengidentifikasi apakah pasien membutuhkan

bimbingan tokoh agama untuk

membantunya dalam beribadah dan mempersiapkan diri menghadapi kematian. Setelah


pasien mendapatkan apa yang diinginkan, maka akan terwujud rasa damai di hati pasien.
Sehingga pasien lebih tenang dalam mengahadapi kematian dengan damai.
5. Memberi kesempatan kedekatan dengan keluarga

13

Keluarga sebagai orang terdekat memiliki makna istimewa dalam kehidupan pasien,
termasuk orang yang sangat berarti bagi pasien. Kehadiran mereka akan dapat membawa
kebahagiaan bagi pasien. Pasien akan mengenang peristiwa menyenangkan yang telah
dilalui bersama dan mungkin menyampaikan pesan terakhirnya sehingga menumbuhkan
kedamaian dan ketenangan pasien dalam menghadapi kematian.

14

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kematian merupakan suatu proses alamiah yang pasti dihadapi oleh manusia.
Respon manusia dalam menghadapi kematian sangat bervariasi dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti tingkat perkembangan, latar belakang budaya, tingkat spiritualitas dan ada
atau tidaknya penyakit yang menyertai kematian.
Menghadapi kematian dengan damai merupakan kebutuhan setiap orang. Untuk
dapat membantu klien menghadapi kematian dengan damai, perawat perlu memahami
konsep asuhan keperawatan menjelang ajal serta teori keperawatannya. Salah satu teori
yang dapat diterapkan adalah teori menghadapi kematian dengan damai

yang

dikembangkan oleh Ruland. Teori ini menjelaskan tentang 5 hal yang dibutuhkan oleh
pasien menjelang ajal yaitu: bebas dari rasa sakit/nyeri, merasakan kenyamanan,
merasakan kedamaian, merasa bermartabat/dihargai.,dekat dengan orang yang bermakna
dalam kehidupannya.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memberikan obat anti
nyeri, melatih tehnik relaksasi

untuk membebaskan klien dari rasa nyeri. Tetap

melibatkan klien untuk mengambil keputusan terkait program pengobatan merupakan


salah satu tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien akan martabat dan

15

dihargai. Perawat juga perlu memfasilitasi keberadaan orang-orang terdekat bagi klien.
Kenyamanan fisik, psikososial, spiritual dan lingkungan juga perlu dipenuhi oleh
perawat.

B. Saran
Asuhan keperawatan yang berkualitas perlu dirasakan oleh semua klien termasuk
klien yang menunggu ajal. Setiap perawat harus paham dan mampu memberikan
intervensi keperawatan terkait dengan 5 kebutuhan pasien menjelang ajal menurut teori
Ruland. Pelatihan dan penyegaran tentang konsep keperawatan menjelang ajal perlu
diberikan secara kontinus. Perawat-perawat yang bekerja di ruang paliatif perlu dimutasi
secara periodik untuk menghindari resistensi dan hilangnya kepekaan terhadap kebutuhan
pasien menjelang ajal. Fasilitas rumah sakit harus mampu memberikan kenyamanan bagi
pasien menjelang ajal seperti adanya ruang khusus yang dapat memfasilitasi keberadaan
orang yang bermakna bagi pasien menemani menungguajal datang.

16

DAFTAR PUSTAKA

FIK UI & WHO. (2006). Modul intermediate course community mental health nursing.
Jakarta : tidak dipublikasikan
NANDA. (2005).Nursing diagnosis: definition and classification.Philadelphia : NANDA
International
Parker, M.E (2005).nursing theories & nursing practice. (2nd edition). Philadelphia,F.A
Davis Company
Reed, P.G. (2004). Perspectives on nursing theory (4th edition). Philadhelpia: Lippincott
Williams & Wilkins
Tomey, A.M. & Alligood, M.R. (2006). Nursing theorists and their work. (6th edition).
America: Mosby
Wilkinson, J.M. (2005). Nursing diagnosis handbook with NIC and NOC. (8th edition).
New Jersey: Pearson Education.
CV of Cornelia Maria Ruland . (2002). http://.dmi.Columbia.edu/homepages/cmr7001.
Diperoleh 1 November 2007.
Peacefull Journey-End-of-life Process..(2006). http://ww.endoflifejourney.com.circle.htm
Diperoleh 1 November 2007.

17

18

Anda mungkin juga menyukai