Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Cornelia M. Ruland


Cornelia M Ruland telah menerima gelar Ph.D-nya dalam keperawatan dari Case
Western Reserve University, Cleveland, Ohio sejak 1998. Dia sekarang menjabat
sebagai Direktur Pusat ‘Shared Decicion Making and Nursing Research’ pada
Universitas Rumah Sakit Rikshospitalet di Oslo, Norwat. Di juga menjabat sebagai
‘adjunt faculty’ pada Departemen Informasi Biomedical di Universitas Colombia,
New York. Ruland telah melakukan penelitian yang mendalam terhadap sebuah
program untuk meningkatkan pembuatan keputusan secara bersama/’shared decicions
making’ dan penyediaan layanan kesehatan berdasar kerjasama pasienpetugas, dan
juga pengembangan, implementasi dan evaluasi dari sistem informasi yang
menyokongnya. Fokusnya adalah kepada aspek dan alat untuk pengambilan
keputusan bersama dalam situasi klinik dimana :
 Ketika pasien dihadapkan dengan pengobatan yang sulit atau pilihan
keputusan dimana mereka memerlukan bantuan untuk mengerti potensi dari
keuntuangan dan bahaya intervensi tersebut serta opsi lainnya dan juga untuk
memperoleh aspek nilai dan keinginan pasien.
 Managemen yang lebih disukai pasien dalam penanganan penyakit kroniknya
atau penyakit serius yang lama. Ruland menjadi yang pertama dalam meneliti
aspek-aspek yang terkait dalam beberapa proyeknya dan telah menerima
berbagai penghargaan

B. Sumber Teori
Teori Peaceful End of Life (EOL) ini dibentuk oleh sejumlah kerangka teori
(Ruland & Moore, 1998). Teori ini terutama berbasis pada model klasik Donabedian
baik struktur, proses dan hasil, yang sebagian dibangun dari teori general sistem grand
teori. Pengaruh dari general sistem teori ini meliputi semua teori keperawatan, dari
model konsep hingga teori middle dan microrange, sebagai indicator kegunaannya
dalam menjelaskan kompleksitas interaksi antara kesehatan dan organisasi. Pada teori
EOL ini, yang dimaksud setting struktur adalah sistem keluarga (pasien dengan sakit
terminal dan penyakit serius lainnya) yang menerima perawatan dari professional
pada unit perawatan akut rumah sakit, proses didefinisikan sebagai aksi (intervensi
keperawatan) dibentuk untuk mempromosikan hasil yang positif melalui: 1. Bebas
dari rasa nyeri; 2. Mengalami rasa nyaman; 3. Meningkatkan martabat dan rasa
hormat; 4. Berada dalam kedamaian; 5. Mengalami kedekatan dengan orang-orang
terdekat dan pemberi asuhan.
Teori kedua yang menjadi sandaran adalah teori pilihan (brandt, 1979) dimana
teori ini telah digunakan oleh para ahli filosofi untuk menjelaskan dan mendefinisikan
kualitas hidup (sandoe, 1999) konsep ini sangat signifikan dalam EOL, penelitian dan
paktik. Pada teori pilihan, hidup yang baik didefinisikan sebagai memperolah salah
satu yang diinginkan dengan melihat pendekatan yang kuat pada perawatan EOL. Hal
ini dapat diaplikasikan pada orang yang hidup maupun orang yang lumpuh yang
sebelumnya membutuhkan dokumentasi yang tersedia yang berhubungan dengan
pemecahan masalah EOL.

C. Konsep Mayor dari Teori


 Terbebas dari Nyeri
Bebas dari penderitaan atau gejala disstres adalah hal yang utama diinginkan
pasien dalam pengalaman EOL (The Peaceful End Of Life). Nyeri merupakan
ketidaknyamanan sensori atau pengalaman emosi yang dihubungkan dengan
aktual atau potensial kerusakan jaringan (Lenz, Suffe, Gift, Pugh, & Milligan,
1995; Pain terms, 1979).
 Mengalami Rasa Nyaman
Nyaman / atau perasaan menyenangkan didefinisikan secara inklusif oleh
Kolcaba (1991) sebagai kebebasan dari ketidaknyamanan, keadaan tenteram
dan damai, dan apapaun yang membuat hidup terasa menyenangkan ” (Ruland
and Moore, 1998, p 172).
 Merasa Bermartabat dan Dihargai
Setiap akhir penyakit pasien adalah “ ingin dihormati dan dinilai sebagai
manusia” (Ruland & Moore, 1998,p, 172). Di konsep ini memasukkan ide
personal tentang nilai, sebagai ekspresi dari prinsip etik otonomi atau rasa
hormat untuk orang, yang mana pada tahap ini individu diperlakukan sebagai
orang yang menerima hak otonomi, dan mengurangi hak otonomi orang
sebagai awal untuk proteksi (United states, 1978).
 Merasakan Damai
Damai adalah “perasaan yang tenang, harmonis, dan perasaan puas, (bebas)
dari kecemasan, kegelisahan, khawatir, dan ketakutan” (Ruland & Moore,
1998, p 172). Tenang meliputi fisik, psikologis, dan dimensi spiritual.
 Kedekatan dengan Orang-orang Terdekat
Kedekatan adalah “perasaan menghubungkan antara antara manusia dengan
orang yang menerima pelayanan” (Ruland & Moore, 1998, p 172). Ini
melibatkan kedekatan fisik dan emosi yang diekspresikan dengan kehangatan,
dan hubungan yang dekat (intim).

D. Model Konsep Teori Peaceful End of Life


E. Asumsi Mayor dari Teori Peaceful End Of Life
Karena teori Peaceful EOL diturunkan dari standar perawatan yang ditulis oleh
tim perawat ahli dan professional yang sudah berpengalaman menghadapi kasus
terminal, konsep metaparadigm mengikuti sifat dari fenomena keperawatan,
perawatan yang kompleks dan holistic dibutuhkan sebagai syarat terjadinya peaceful
EOL.
Dua asumsi dari teori Ruland dan Moore (1998) adalah sebagai berikut:
 Kejadian dan perasaan pada perawatan peaceful EOL bersifat personal dan
individual, sangat subjektif.
 Peran perawat sangat penting dalam menciptakan kondisi peaceful EOL.
Perawat mengkaji dan menganalisa petunjuk atau data yang menggambarkan
pengalaman seseorang tentang EOL yang diharapkan olehnya serta memberi
intervensi yang sesuai untuk meningkatkan atau menjaga keadaan peaceful,
bahkan pada pasien yang sekarat atau menjelang ajal dan tidak bisa
berkomunikasi verbal.
Dua asumsi tambahan yang implisit atau tidak dituliskan secara langsung
adalah:
 Keluarga, adalah istilah yang mencakup orang lain yang berarti bagi pasien,
merupakan komponen penting dalam peaceful EOL
 Tujuan dari peaceful EOL bukan untuk mengoptimalkan perawatan, yang
biasanya lebih kearah memberikan yang terbaik, perawatan paling canggih,
yang biasanya mengarah kepada over treatment atau terlalu banyak diberi
treatment. Tujuan dari perawatan EOL adalah memaksimalkan treatment, yang
berarti memberikan yang terbaik yang masih mungkin bisa diterima,
menggunakan teknologi yang memberikan kenyamanan untuk meningkatkan
kualitas hidup dan mencapai kematian yang damai dan sukses.

F. Kelemahan dan Kelebihan Teori Peaceful End Of Life


1. Kelemahan
a. Kelemahan dari Teori model ini adalah secara fakta tidak dapat menjawab
adanya perbedaan budaya dalam hal penanganan orang akan meninggal.
Sebagai contoh sebuah budaya hanya mengijinkan orangorang tertentu untuk
dapat masuk menemani pasien, sedangkan budaya lain mengharuskan seluruh
keluarga untuk masuk. Budya lain mungkin memerlukan adanya ritual-ritual
tertentu untuk mengantarkan pasien (Jennifer Totten, Angela Baird, and Amy
Howard, 2010).
b. Tidak ada instrumen yang dikembangkan untuk mengukur hubungan antara
konsep yang terdapat dalam Framework Teori Peacefull EOL, tidak ada
instrumen yang dikembangkan untuk Teori Peacefull EOL (Tomey, Ann
Mariner & Alligood, Martha Raile, 2006)
2. Kelebihan
a. Kelebihan dari Teori ini adalah dapat digunakan pada perawatan pasien sehari-
hari. Baru dan Original serta berbasis dari standart perawatan dan dapat
diarahkan secara langsung ke praktek  klinik (Jennifer Totten, Angela Baird,
and Amy Howard, 2010) .
b. Fokus pada Teori ini tidak hanya pada Pasien saja tapi juga keluarga dan
orang-orang penting lain disekitar pasien. Kita memberikan panduan untuk
kelaurga dan orang terdekat lain, menjawab pertanyaan dan memberikan
support.
c. Teori Peaceful EOL merupakan Framework yang mengilustrasikan Arah atau
Jalan  untuk menjembatani keberlangsungan proses Teori-Practice-Research
d. Mengilustrasikan praktik dan standart praktik sebagai sumber untuk
mengembangkan teori
e. Semua indikator hasil Teori Peaceful EOL ini dapat diukur

G. Aplikasi Teori Pada Asuhan Keperawatan


1. Kasus
Ny. MS usia 33 tahun, jenis kelamin wanita, pendidikan tamat SD, pekerjaan
Petani, status marital menikah dan memiliki 1 orang anak, beragama Kristen,
alamat Medan, masuk RS tanggal 14 Februari 2014 pukul 15.00 WIB, No. RM:
3174063001644xx, dirawat di Lt.6 Ruang Perawatan Teratai RSKD dengan
diagnose Adenomacolon Stadium IV, pengkajian dilakukan pada tanggal 25
Februari 2014 jam 10.00 WIB. Status antropometri BB 40 kg, TB 152 cm, IMT
17,3. Klien masuk rumah sakit dengan keluhan utama nyeri pada bagian perut
sebelah kanan sejak satu tahun yang lalu. Klien diantar oleh suami ke RSKD,
awalnya klien dirawat di RS di daerah kampungnya dengan diagnosa medis
appendicitis. Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata klien
didiagnosa penyakit kanker kolon dari pemeriksaan biopsi.
2. Pengkajian Kasus dengan Penerapan Teori Peaceful End Of Life
a. Nyeri
Klien mengeluh nyeri pada bagian post operasi menjalar ke bagian vagina.
Kualitas nyeri dirasakan seperti ditusuk dengan durasi hilang timbul lebih dari
10 menit, intensitas nyeri sedang dengan skala 6/10, nyeri tidak berkurang
dengan istirahat. Nyeri dirasakan setelah klien bangun tidur, sekitar jam 07.00-
09.00 tetapi kadangkadang pada malam hari nyeri suka terasa juga. Nyeri
bertambah jika klien melakukan pergerakan dan aktivitas lainnya. Tampak
perilaku klien memegang perut dengan ekspresi wajah tampak meringis
b. Rasa nyaman
Klien mengeluh bila bernafasnya terasa sesak dan berat, dengan frekuensi
nafas RR: 25 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, N: 89 x/menit, S: 360 C, 24 x/menit,
irama teratur, kedalaman nafas normal. Bunyi nafas vesikuler, tidak terdengar
ronchi dibagian basal kedua paru, wheezing tidak ada, klien bernafas dibantu
oksigen binasal 3 liter/mnt. Klien mengeluh tidak nafsu makan karena perut
terasa mual, makan hanya dihabiskan ¼ porsi saja. Pada pengkajian tingkat
kelelahan klien hanya mampu melakukan aktivitas fisik ringan ditempat tidur
untuk memenuhi kebutuhannya
c. Merasa bermartabat dan dihargai
Klien berharap selalu memperoleh pelayanan kesehatan dan pengobatan
terbaik untuk pemulihan fisiknya seperti semula walaupun dalam
pengobatannya klien mendapat bantuan dana dari pemerintah. Klien juga
mengatakan dalam kondisi sakit berat seperti ini, dirinya berharap untuk tetap
diperhatikan, diperlakukan dengan baik, tetap dihargai sesuai peran dan
fungsinya sebagai istri dan ibu dari anaknya.
d. Kedamaian
Klien mengatakan merasa cemas dan takut akan kondisi kesehatannya serta
proses tindakan pengobatan yang akan dijalaninya. Klien menyatakan tidak
pernah membayangkan akan terkena penyakit kanker walaupun dalam
keluarganya ada yang menderita penyakit kanker, karena selama ini dirinya
merasa sehat dan tidak ada keluhan. Klien meminta dukungan dan doa untuk
kesembuhannya. Klien sangat sedih dengan musibah yang sedang dialaminya.
Klien meminta kepada perawat dan petugas kesehatan lainnya untuk tetap
memberikan dukungan dalam menghadapi musibah ini. Klien terlihat murung
dan lebih banyak diam, sesekali klien tampak menangis.
e. Kedekatan dengan orang yang bermakna
Klien merasa takut kehilangan anak, suami, dan keluarganya, klien ingin terus
ditemani oleh mereka semua, tetapi klien bersyukur suaminya selalu
mendampingi dirinya selama sakit ini.

Anda mungkin juga menyukai