Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Slamet Adi Setyawan

NIM : 12200019
PROD I : S1 Keperawatan
TUGAS : Resume Peaceful End Of Life Theory

Resume Teori dari Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore


(Peaceful End Of Life Theory)

Teori akhir hayat/meninggal dengan damai (Peacefull End of Life) menginformasikan jumlah
kerangka kerja dari teori (Ruland and Moore,1998). Hal ini merupakan dasar utama dari
Donabedian’s model yang mencakup struktur, proses, dan hasil yang sebagain terbentuk dari
general system teori. General system teori menyebar melalui tipe teori keperawatan yang lain,
dari konseptual model ke middle range dan micro range teori sebagai indicator dari kegunaan
dalam menjelaskan kemajemukan/ konflik interaksi dalam perawatan dan organisasi.

Dalam teori ini struktur diatur dalam system keluarga (pasien terminal dan semua oranglain yang
berarti ), dimana mendapatkan perawatan dari tim pemberi perawatan yang professional di
rumah sakit. Proses didefinisikan sebagai proses melakukan (intervensi keperawatan) untuk
membuat hasil positif yang meliputi:

1. Tidak merasakan nyeri

2. Pengalaman kenyamanan

3. Pengalaman martabat dan rasa hormat

4. Kedamaian

5. Kedekatan dengan orang lain yag berarti.


Teori Peacefull End of Life sebagai teori dasar dari evidence empiric yang merupakan hasil
dari penelitian langsung yang dilakukan oleh perawat yang sudah ahli dan dari review literature
teori. Standar dari perawatan meninggal dengan damai ini dibuat oleh praktisi yang sudah ahli
dan memiliki pengalaman klinik lebih Standar keperawatan terdiri dari tindakan dasar yang
dihasilkan dari penelitian-penelitian dan bukti-bukti yang mencakup manajemen nyeri, rasa
nyaman, nutrisi dan relaksasi.

Konsep Peaceful End of Life Theory

1. Tidak Merasakan Nyeri

Bebas dari penderitaan atau gejala distress adalah bagian utama dari berbagai pengalaman akhir
hidup pasien. Nyeri dianggap sensori yang tidak menyenangkan atau pengalaman emosional
yang terkait kerusakan jaringan aktual dan potensial (Lenz, Suppe, Gift, et al., 1995; Pain terms,
1979).

2. Pengalaman Kenyamanan

Kenyamanan didefinisikan secara inklusif, menurut Kolcaba dan Kolcaba (1991) diartikan
sebagai "kelegaan dari ketidaknyamanan, keadaan kepuasan yang mudah dan damai, dan apapun
yang membuat hidup mudah atau menyenangkan "(Ruland & Moore, 1998, hal. 172).

3. Pengalaman Martabat dan Rasa Hormat

Setiap pasien yang sakit parah "dihormati dan dihargai sebagai manusia "(Ruland & Moore,
1998, hal 172). Konsep ini menggabungkan gagasan pribadi yang bernilai, seperti yang
diungkapkan oleh prinsip etika otonomi atau penghormatan terhadap orang-orang, yang
menyatakan bahwa individu harus diperlakukan sebagai agen otonom, dan manusia dengan
otonomi yang berkurang, berhak atas perlindungan (Amerika Serikat, 1978).
4. Kedamaian

Perdamaian adalah "perasaan tenang, harmonis, dan puas, (bebas dari) kecemasan, kegelisahan,
kekhawatiran, dan ketakutan "(Ruland & Moore, 1998, hal 172). Kedaaan damai meliputi fisik,
psikologis, dan dimensi spiritual.

5. Kedekatan dengan Orang Lain yang Signifikan

Kedekatan adalah "perasaan saling terhubung dengan orang lain yang peduli" (Ruland & Moore,
1998, hal. 172). Kedekaatan melibatkan kedekatan fisik atau emosional yang diungkapkan
dengan hangat, hubungan yang intim.

Proposisi Peaceful End of Life Theory

Berdasarkan Alligood (2014), fokus dari teori Peaceful End Of Life tidak membahas masing-
masing konsep metaparadigm, namun berasal dari standar perawatan yang ditulis oleh tim
perawat ahli yang sedang menangani masalah praktik, oleh karena itu, konsep metaparadigm
yang secara eksplisit dialamatkan adalah keperawatan dan manusia. Teori ini membahas
fenomena kompleks keperawatan, perawatan holistik untuk mendukung manusia tenang pada
akhir hidupnya.

Dalam hal ini yang merupakan proposisi teori adalah dua asumsi Ruland dan Moore (1998)
dalam Alligood (2014) diidentifikasi sebagai berikut :

1.Kejadian dan perasaan terhadap pengalaman akhir hidup bersifat pribadi dan individual.

2.Perawatan sangat penting untuk menciptakan pengalaman akhir hidup yang damai. Perawat
menilai dan menafsirkan isyarat yang mencerminkan pengalaman akhir hidup seseorang dan
campur tangan dengan tepat untuk mencapai atau mempertahankan pengalaman yang damai,
bahkan saat orang yang sekarat tidak bisa berkomunikasi secara verbal.
Proposisi Relasional Dari Peaceful End of Life Theory

1.Memantau dan mengelola pereda nyeri dan menerapkan intervensi farmakologis dan
nonfarmakologis berkontribusi terhadap pengalaman tidak sakit/nyeri pasien.

2.Mencegah, memantau, dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik, memfasilitasi istirahat,


relaksasi, dan kepuasan, dan mencegah komplikasi berkontribusi pada pengalaman kenyamanan
pasien.

3.Melibatkan pasien dan orang yang penting bagi pasien dalam pengambilan keputusan
mengenai perawatan pasien, perawatan pasien dengan bermartabat, empati dan rasa hormat, dan
penuh perhatian terhadap ekspresi, harapan dan pilihan pasien berkontribusi pada pengalaman
pasien pada bermartabat dan rasa hormat.

4.Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan memenuhi kebutuhan pasien untuk obat-
obatan antiansietas, menginspirasi kepercayaan, menyediakan panduan masalah praktis bagi
pasien dan orang terdekatnya; memberikan bantuan fisik dari tenaga perawat lain jika diinginkan
berkontribusi terhadap pengalaman pasien untuk berdamai.

5.Memfasilitasi partisipasi orang terdekat pasien dalam perawatannya; menghadirkan orang


terdekat yang ikut sedih, khawatir dan bertanya dengan kondisi pasien; memfasilitasi kesempatan
untuk kedekatan keluarga berkontribusi terhadap pengalaman kedekatan pasien dengan orang
lain yang signifikan atau orang yang peduli.

6.Pengalaman tidak sakit/ nyeri pasien, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat, damai, dan
kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang yang peduli berkontribusi pada akhir
hidup yang damai.

Anda mungkin juga menyukai