Anda di halaman 1dari 28

ISU END OF LIFE DI

KEPERAWATAN
KRITIS
STIKes Banten
Fransiska Haryati
PENGERTIAN
 End Of Life (EOL) adalah akhir hidup atau
menjelang ajal atau fase kritis. Pada fase ini
perawat dituntut mampu mepersiapkan klien
dlm menghadapi kematian dengan menerapkan
Teori Peaceful End of life ( Ruland & More dlm
Aligood & Tomey, 2014) yaitu konsep persiapan
yg baik dalam mengahadapi kematian
 Intervensi dlm konsep teori ini adalah pasien
bebas dari rasa nyeri, merasa nyaman, merasa
dihargai, dan berada dlm kedamaian,
ketenangan dan dekat dg orang yang merawat
TEORI PEACEFULL END OF LIFE
Teori Peacefull EoL ini berfokus pada 5 kriteria
utama dlm praktek perawatan klien yaitu :
1. Bebas nyeri
2. Merasa nyaman
3. Merasa berwibawa dan dihormati
4. Damai
5. Merasa dekat dg anggota keluarga dan
teman
1. Not being in Pain (bebas nyeri)
Bebas dari penderitaan atau gejala disstres
adalah hal yg utama diinginkan klien dlm
pengalaman EOL (The Peaceful End Of Life)
Nyeri merupakan hal sensori yg tdk nyaman
atau pengalaman emosi yg dihubungkan dg
aktual atau potensial kerusakan jaringan
(Lenz, Suffe, Gift, Pugh, & Milligan, 1995;
Pain terms, 1979)
2. Experience of Comfort
Pembebasan dari ketidaknyaman, untuk
mencapai bagian yang nyaman dan puas
untuk tenang dan apapun yang membuat
hidup menjadi mudah atau menyenangkan”
(Ruland and Moore, 1998)
3. Experience o Dignity
Setiap akhir penyakit klien adalah “ ingin dihormati dan dinilai
sebagai manusia” (Ruland & Moore, 1998,p, 172). Pd konsep
ini memasukkan ide personal tentang nilai, sebagai ekspresi
dari prinsip etik  otonomi atau rasa hormat untuk orang, yg
mana pd tahap ini individu diperlakukan sbg orang yg
menerima hak otonomi, dan mengurangi hak otonomi orang
sbg awal untuk proteksi.
Dalam teori Peacefull EOL ada tiga standart yg dapat dijadikan
pedoman, yaitu :
1) Mengikutsertakan klien & pihak penting lain dlm
pengambilan keputusan
2) Melayani klien dg empati, hormat dan menghargai
martabatnya
3) Memperhatikan kebutuhan klien.
4. Being at peace (damai/tenang)
Damai adalah “Perasaan yg tenang, harmonis, dan perasaan puas,
(bebas) dari kecemasan, kegelisahan, khawatir, dan ketakutan”
(Ruland & Moore, 1998, p 172). Damai meliputi aspek fisik,
psikologis, dan dimensi spiritual. Ada 5 kriteria dlm hal damai,
yaitu :
1) Memberikan dukungan emosional kepada klien. Disaat
menjelang akhir hidupnya, klien pasti merasakan kegelisahan
emosional. Perawat dpt memberikan intervensi psikologis yg
untuk membantu menenangkan pasien
2) Memonitoring kebutuhan klien
3) Menunjukkan kepercayaan. Menjalin hubungan saling
percaya antara perawat klien.
4) Memberikan bimbingan kepada klien & orang terdekat dlm
permasalahan praktek yg dihadapi klien atau keluarga
5) Menyediakan bantuan fisik dari caregiver jika diperlukan.
5. Closeness To Significant Others (kedekatan dg org
di sekitarnya)
Kedekatan adalah “perasaan menghubungkan
antara antara manusia dg orang yg menerima
pelayanan” (Ruland & Moore, 1998, p 172)
Melibatkan kedekatan fisik dan emosi yg
diekspresikan dg kehangatan, dan hubungan yg
dekat (intim).
Ingin berada dekat dg orang dikasihi ( mis. Anak
yg tingal di luar kota). Perawat dpt
memfasilitasi akan kehadiran org tersebut dg
bekerjasama dg keluarga
Inti dari teori Ruland & Moore (1998) adalah sbg:
a.    Kejadian dan perasaan pada perawatan
peaceful EOL bersifat personal dan individual,
sangat subjektif.
b.    Peran perawat sangat penting dlm
menciptakan kondisi peaceful EOL. Perawat
mengkaji dan menganalisa petunjuk atau data
yg menggambarkan pengalaman seseorang ttg
EOL yg diharapkan serta memberikan intervensi
yg sesuai untuk meningkatkan atau menjaga
keadaan peaceful, bahkan pd pasien yg sekarat
atau menjelang ajal dan tdk bisa berkomunikasi
c. Keluarga mempunyai pengaruhsecara signifikan,
merupakan komponen penting dlm peaceful EOL
d. Tujuan dari peaceful EOL bukan untuk
mengoptimalkan perawatan yg terbaik, paling
canggih, yg mengarah kepada over treatment
atau terlalu banyak diberi treatment. Tujuan
dari perawatan EOL adalah memaksimalkan
treatment  berarti memberikan yg terbaik yg
masih mungkin bisa diterima, menggunakan
teknologi untuk memberikan kenyamanan shg dpt
meningkatkan kualitas hidup & mencapai
kematian yg damai dan sukses.
ASPEK PENEKAN DLM
TEORI PEACEFULL EOL
1.    Memonitor dan mengadministrasi
pertolongan nyeri dan mempergunakan
intervensi yang berdasar farmakologi dan
nonfarmakologi yang berkontribusi kepada
pengalaman klien terhadap keadaan yang
tidak nyeri.
2.    Mencegah, memonitor dan menolong
ketidaknyamanan fisik pasien, memfasilitasi
istirahat, relaksasi dan kesenangan, dan
mencegah komplikasi yang dapat
mengganggu kenyamanan klien.
4.    Menyediakan dukungan emosi,
memonitoring & memenuhi kebutuhan yg
diungkapkan oleh pasien seperti : kecemasan
karena pengobatan, menumbuhkan
kepercayaan, menyediakan media untuk
klien & keluarga akan panduan isu praktis,
dan menyediakan kehadiran org lain jika
diinginkan atau dpt membantu klien akan
kedamaian.
5.  Memfasilitasi partisipasi org yg penting bagi
klien dlm perawatan, membantu fase sedih,
takut, menjawab pertanyaan & memfasilitasi
kesempatan kedekatan keluarga
6.  Pengalaman klien saat tdk berada dlm
sakit, nyaman, bermartabat, damai,
kedekatan dg orang yang penting untuk
pasien dlm masa akhir hidupnya
KEKUATAN DAN KELEMAHAN
TEORI PEACEFUL EOL
 Kekuatan Teori Peacce EOL
1. Dapat digunakan pada perawatan klien sehari-hari. baru
dan original serta berbasis dari standart perawatan dan
dapat diarahkan secara langsung ke praktek  klinik
(Jennifer Totten, Angela Baird, and Amy Howard, 2010) .
2. Fokus pada Teori ini tidak hanya pada klien saja tapi juga
keluarga dan orang-orang penting lain disekitar pasien
3. Teori Peaceful EOL merupakan Framework yang
mengilustrasikan Arah atau Jalan  untuk menjembatani
keberlangsungan proses Teori-Practice-Research
4. Mengilustrasikan praktik dan standart praktik sebagai
sumber untuk mengembangkan teori
5.  Semua indikator hasil Teori Peaceful EOL ini dapat diukur
 Kelemahan Teori
1. Teori ini secara fakta tdk dapat menjawab adanya
perbedaan budaya dlm hal penanganan orang akan
meninggal. Misalnya : ada budaya hanya mengijinkan
orang2 tertentu boleh masuk menemani klien, sedangkan
budaya lain mengharuskan seluruh keluarga untuk masuk.
mungkin ada ritual-ritual tertentu yg hrs dilakukan
2. Teori ini membutuhkan lebih banyak penelitian untuk
mendukung teori ini. Dukungan empiris untuk semua
hubungan membutuhkan validasi lebih lanjut 
3. Tidak ada instrumen yg dikembangkan untuk mengukur
hubungan antara konsep yg terdapat dlm Framework Teori
Peacefull EOL, tidak ada instrumen yg dikembangkan untuk
Teori Peacefull EOL
 
 Bagaiman dengan euthanasia?
 Euthanasia adalah mengakhiran kehidupan
secara sadar dengan cara yang tidak
menyakitkan
 Di Indonesia  tdk diperkenankan
IMPLIKASI PSIKOSOSIAL DALAM KEPERAWATAN KRITIS

Pendahuluan
 Aspek psikososial dari sakit kritis merupakan
suatu tantangan yg unik bagi perawat pd
keperawatan kritis. Perawat harus secara
seimbang dlm memenuhi kebutuhan fisik dan
emosi, dalam lingkungan yg dpt menimbulkan
stress dan dehumanis.
 Untuk mencapai keseimbangan ini perawat
harus mempunyai pengetahuan ttg bagaimana
keperawatan kritis yg dialami mempengaruhi
kesehatan psikososial klien, keluarga dan
petugas kesehatan.
Fenomena Stres
 ICU seringkali digambarkan sbg tempat yg
penuh dg stress, tidak hanya bagi klien dan
keluarganya tetapi juga bagi perawat.
 Pemahaman yg baik tentang stres dan
akibatnya dapat membantu ketika perawat
harus bekerja pada unit keperawatan kritis.
 Pemahaman ini dapat memungkinkan
perawat untuk mengurangi efek destruktif
stress dan meningkatkan potensi positif dari
stress baik pada pasien dan dirinya sendiri.
Stres
 Stres didefinisikan sbg respon fisik dan emosional terhadap
tuntutan yang dialami individu yang diiterpretasikan sebagai
sesuatu yang mengancam keseimbangan.
 Stres merupakan suatu fenomena kompleks, dimana
sekumpulan komponen saling berinteraksi dan bekerja
serentak. Ketika sesuatu hal mengubah satu komponen
subsistem, maka keseluruhan sistem dapat terpengaruh. Jika
tuntutan untuk berubah menyebabkan ketidakseimbangan
(disequilibrium) pada sistem, maka terjadilah stress.
 Individu kemudian memobilisasi sumber-sumber koping untuk
mengatasi stres dan mengembalikan keseimbangan. Idealnya,
stres bergabung dengan perilaku koping yang tepat akan
mendorong suatu perubahan positif pada individu. Ketika stres
melebihi kemampuan koping seseorang, maka potensi untuk
menjadi krisis dapat terjadi.
Stresor
 Stressor merupakan faktor internal maupun eksternal yg dpt
mengubah individu dan berakibat pd terjadinya fenomena
stress (Emanuelsen & Rosenlicht, 1986).
 Sumber stressor dpt berasal dari subsistem biofisikal,
psikososial atau masyarakat. Stressor biofisik antara lain
organisme infeksius, proses penyakit atau nutrisi yg buruk.
Sedangkan contoh stressor psikososial adalah harga diri
rendah, masalah hubungan interpersonal, dan krisis
perkembangan. Stressor ini berasal dari masyarakat luas
seperti fluktuasi ekonomi polusi dan teknologi tinggi.
 Bagaimana orang mengalami suatu stressor tergantung pada
persepsinya tentang stressor dan sumber kopingnya. Jika
seseorang mendapat serangan stressor yg multipel, maka
respon stress akan lebih hebat.
Klien
 Klien yg sakit dan harus masuk ke ruang ICU
tdk saja bertambah stres akibat sakit fisiknya
tetapi juga stres akibat psikososialnya.
 Konsekuensinya, perawat yg melakukan
asuhan keperawatan pd unit keperawatan
kritis didesain untuk memelihara atau
mengembalikan semua fungsi fisik vital dan
fungsi2 psikososial yg terganggu oleh
keadaan sakitnya.
Respon psikososial
 Respon psikososial klien terhadap
pengalaman keperawatan kritis mungkin
dimediasi oleh fenomena internal seperti
keadaan emosional dan mekanisme koping
atau oleh fenomena eksternal seperti
kuantitas dan kualitas stimulasi lingkungan
( Support system keluarga & lingkungan)
Reaksi emosional. 
 Intensitas reaksi emosional dpt mudah
dipahami jika menganggap bahwa ICU adalah
tempat dimana klien berusaha menghindari
kematian. Klien dg kasus kritis
memperlihatkan reaksi emosional yg
berkaitan dengan sakitnya ,
yaitu takut dan cemas  secara umum
adalah reaksi pertama yg tampak. Klien
mungkin mengalami nyeri yg menakutkan,
prosedur yg tidak nyaman, mutilasi tubuh,
kehilangan kendali, dan/atau meninggal.
 Depresi
Seringkali muncul setelah takut dan kecemasan.
Depresi merupakan respon thd berduka dan
kehilangan. Pengalaman kehilangan dpt memicu
memori masa lalu yg muncul kembali dg perasaan
sedih yg lebih hebat.
 Marah 
Dapat terjadi setelah atau selama depresi.
Seringkali marah bentuk awal dari adanya depresi
dan perlu dilakukan upaya mencegah klien jatuh ke
dalam depresi yang lebih dalam. Klien dapat merasa
marah atau benci tentang sakitnya dan seringkali
mengeluh bahwa hidup tidaklah adil.
Mekanisme koping
 Mekanisme koping merupakan kumpulan strategi mental baik
disadari maupun tidak disadari yg digunakan untuk menstabilkan
situasi yang berpotensi mengancam dan membuat kembali ke dalam
keseimbangan (Emanuelsen & Rosenlicht, 1986).
 Strategi koping klien merupakan upaya untuk menimbulkan stabilitas
emosional, menguasai lingkungan, mendefinisikan kembali
tugas/tujuan hidup, dan memecahkan masalah yang ditimbulkan
oleh karena sakit/penyakit.
Contoh : perilaku koping adalah humor, distraksi, bertanya untuk
suatu informasi berbicara dgn yg lain tentang keluhan/perasaannya,
mendefinisikan kembali masalah kedalam istilah yg lebih disukai,
menghadapi masalah dg melakukan beberapa tindakan, negosiasi
kemungkinan pilihan/alternatif, menurunkan ketegangan dg
minum/makan atau menggunakan obat, menarik diri, menyalahkan
seseorang atau sesuatu, menyalahkan diri sendiri menghindar dan
berkonsultasi dengan ahli agama.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai