Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN 5

KALIMAT EFEKTIF

A. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran secara utuh, memiliki unsur gramatikal terhadap subjek
dan predikat, serta memiliki kesenyapan. Berkaitan dengan pengertian kalimat,
maka hendaknya penulis mengetahui Subjek (S), Predikat (P), Obyek (O), Pel
(Pelengkap), dan Keterangan (K).
1.Subyek adalah unsur kalimat yang menunjukkan pelaku. Contoh:
Panasnya menyengat.
Ayahku rajin bekerja.

2. Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu subjek melakukan apa atau
subjek dalam keadaan bagaimana. Contoh:
Mereka itu mahasiswa.
Adik belajar di kamar.

3. Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat.Contoh: Orang itu


menipu adik.

4. Pelengkap (Pelengkap) atau komplemen adalah bagian kalimat yang


melengkapi P.Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat
objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat
pasif, bukan pelengkap. Contoh:
Komputerku rusak.
Diah mengirimi saya buku baru.
Pemuda itu bersenjatakan parang.

5. Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai


bagian kalimat yang lainnya. Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal, di
tengah, atau di akhir kalimat.Contoh:
Oleh karena malas belajar, dia tidak lulus ujian.
Ibu pergi ke pasar.
Dengan demikian, maka kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat
dapat mewakili ide pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan ide yang
sama tepatnya dengan pikiran pendengar atau pembaca.
Secara umum, kalimat haruslah disusun berdasarkan kaidah sebagai
berikut.
1. Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat;
2. Aturan ejaan yang berlaku; dan
3. Cara-cara memilih kata (diksi).

B. Syarat Kalimat Efektif


1.Kesepadanan struktur
Yang dimaksud kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan)
dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh
kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-cirinya, yaitu.
(1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas
Contoh:
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar kuliah. (Salah)
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar kuliah. (Benar)
(2) Dalam kalimat itu tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh:
Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (Salah)
Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (Benar)
(3) Kata hubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
(Salah)
Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
(Benar)

2. Keparalelan
Yang dimaksud keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk
kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contohnya:
Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen,
kerusakan barang, busuknya makanan, dan jika hewan yang diletakkan di dalam
bagasi tiba-tiba mati. (Salah)
Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen,
kerusakan barang, kebusukan makanan, dan kematian hewan. (Benar)

3. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penegasan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat, ada ide yang perlu
ditonjolkan. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam
kalimat, yaitu.
(1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh: Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
(2) Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak telantar. (Salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak telantar. (Benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh:
Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
e.Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh:
Saudaralah yang harus bertanggung jawab.

4. Kehematan
Yang dimaksud kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan
kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, sejauh tidak menyalahi
kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan, yaitu.
(1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan penggunaan
subjek.
Contoh:
Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (Salah)
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (Benar)
(2) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian
supordinat pada hiponimi kata.
Contoh:
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Ia memakai baju warna merah. (Salah)
Ia memakai baju merah. (Benar)
(3) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman
dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah
Kata hanya bersinonim dengan kata saja.
Kata sejak bersinonim dengan kata dari.
Contoh:
Dia hanya membawa badannya saja. (Salah)
Dia hanya membawa badannya. (Benar)
(4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang
berbentuk jamak.
Contohnya:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
para tamu-tamu para tamu
beberapa orang-orang beberapa orang
para hadirin hadirin

5. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata,misalnya:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat di atas memiliki makna yang ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswi
atau perguruan tinggi.
6.Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang
telah telanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar
bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan
yang adil dan beradab. (Salah)
Kita dapat mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang meninggalkan
kemanusiaannya serta bertindak tidak sesuai dengan pengamalan sila
kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai bagian dari masyarakat di Indonesia..
(Benar)

Anda mungkin juga menyukai