Anda di halaman 1dari 13

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut hasil Lokarya Keperawatan Nasional Tahun 1983 yang disebut dengan
pengertian keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
siklus hidup manusia, dari pengertian tersebut maka dapat di asumsikan bahwa keperawatan
adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong klien yang sakit atau sehat
dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kemampuan, kekuatan,
pengetahuan dan kemandirian pasien secara rasional, sehingga pasien dapat sembuh atau
meninggal dengan tenang.
Definisi ini merupakan awal terpisahnya ilmu keperawatan dan medik dasar. Dari
definisi tersebut dapat diasumsikan tentang individu yaitu : Individu perlu untuk
mempertahankan  keseimbangan fisiologis dan emosional, Individu memerlukan bantuan
untuk memperoleh kesehatan dan kemandirian atau meninggal dengan damai, Individu
membutuhkan kekuatan yang diperlukan, keinginan serta pengetahuan untuk mencapai atau
mempertahankan kesehatan.
Pengetahuan untuk memperbaiki praktik dengan cara menggambarkan, menjelaskan,
memprediksi dan mengendalikan fenomena dapat dibantu dengan menggunakan teori. Para
perawat mempunyai kemampuan yang akan bertambah melalui pengetahuan teoritis, karena
dengan menggunkan metode-metode yang dikembangkan secara sistematis lebih terlihat
keberhasilan. Teori juga dapat mengatur diri seorang perawat profesional dengan
memberikan arahan pada praktik, pendidikan, serta fungsi dari penelitian profesi.
Menggunakan teori dapat membangun kemampuan analisis, berpikir kritis, memperjelas
nilai-nilai, dan asumsi-asumsi dan menentukan tujuan praktik keperawatan, pendidikan, dan
penelitian.
Studi keperawatan dan praktik keperawatan dapat dipengaruhi oleh teori dan model
konseptual keperawatan. Oleh karena itu perawat yang bekerja di lapangan dapat
menghadapi suatu situasi keperawatan, ketika praktik dilakukan berdasarkan teori atau
model konseptual keperawatan tertentu. Untuk hal tersebut perawat professional harus
mampu memahami dan menganalisis teori/model konseptual keperawatan untuk
2

dipergunakan dalam praktek keperawatan yang sesuai dengan asuhan keperawatan yang
akan diberikan kepada klien dalam meningkatkan derajat kesehatannya masyarakat
Indonesia.

1.2. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan uraian analisis beberapa teori keperawatan (nursing theories) sebagai dasar
dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Menganalisis teori/model keperawatan Cornelia M.Ruland dan Shirley M.Moore
yang berfokus kepada Teori meninggal dunia dengan damai.
b. Membandingkan perbedaan dan persamaan dari teori/model konseptual Cornelia
M.Ruland dan Shirley M.Moore yang berfokus kepada asumsi theorist sesuai dengan
masa dan orientasi theorist.
3

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Latar Belakang Teori


Cornelia M. Ruland menerima gelar Ph.D. dalam bidang keperawatan pada Universitas
Case Western Reserve, Cleveland pada tahun 1998. Saat ini ia menjabat sebagai direktur
bidang riset keperawatan pada rumah sakit universitas Rikshospitalet di Oslo, Norwegia.
Sedangkan Shirley M. Moore adalah dekan untuk riset dan profesor Universitas Case Western
Reserve, Cleveland. Ia mendapat gelar master dalam ilmu psikiatri dan keperawatan kesehatan
mental pada tahun 1990 dan medapat gelar Ph.D. dalam bidang keperawatan pada tahun 1993.
Ia mengajar teori keperawatan dan ilmu keperawatan pada semua level mahasiswa
keperawatan. Moore juga membawahi Center of Excellence in Self-Management Research
(SMART Center) yang berfokus pada pengembangan dan diseminasi pengetahuan baru
bedasarkan manajemen diri pasien yang mempunyai penyakit kronis.
Teori akhir hidup dalam damai atau yang lebih dikenal sebagai Peaceful End of Life
Theory (EOL) berasal dari hasil disertasi Cornelia M. Ruland ketika masih menjadi mahasiswa
strata tiga dan Shirley M. Moore menjadi pembimbing dari fakultas. Ketika itu para mahasiswa
doktoral diharuskan untuk membuat pengembangan middle range theory yang dapat di
aplikasikan, dan Ruland telah menyelesaikan proyek utama dalam pengembangan standar
praktik klinik untuk akhir hidup damai pasien dengan kelompok perawat kanker di Norwegia.
Standar ini telah di sintesiskan dalam bentuk teori menjadi teori akhir hidup dalam damai
(EOL) oleh Ruland dan diperhalus oleh Moore sebagai pembimbing Ruland. Teori ini
merupakan contoh dari pengembangan middle range theory menggunakan standar praktik
sebagai sumbernya.
Akhir Hidup Damai (EOL) adalah teori yang didasarkan pada sejumlah kerangka teoritis.
Teori ini terutama didasarkan pada model klasik Donabedians tentang struktur, proses dan
hasil akhir yang merupakan bagian dari teori besar pengaruh sistem (Ruland & Moore, 1998).
Teori kedua yang digunakan sebagai teori dasar yaitu teori pilihan (Brandt, 1997) yang
digunakan untuk menjelaskan dan mendefinisikan kualitas hidup. Konsep ini sangat penting
dalam penelitian dan praktik teori akhir hidup dalam damai karena dalam teori pilihan, hidup
yang baik di artikan sebagai mendapatkan apa yang diinginkan dalam hidup, pendekatan ini
hampir sama dengan EOL.
4

2.2. Definisi Teori


Dalam teori EOL yang dipengaruhi oleh teori besar sistem, pengaturan struktur adalah
sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang signifikan seperti
keluarga/kerabat/teman) yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit
perawatan akut. Sedangkan proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi
keperawatan) yang dirancang untuk mendapatkan hasil yang terdiri dari bebas dari rasa sakit,
mendapatkan kenyamanan, mendapatkan martabat dan rasa hormat, berada dalam kedamaian,
mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan atau keluarga dan teman.
Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari pengalaman langsung
dari perawat ahli dan mengkaji secara menyeluruh literatur menangani beberapa komponen
teori. Standar perawatan terdiri dari praktek terbaik berdasarkan bukti penelitian yang
diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan gizi manajemen, dan teori ralaksasi preskriptif.
Terdapat lima definisi konsep mayor pada teori akhir hidup dalam damai, yaitu:
2.2.1. Bebas dari rasa sakit
Terbebas dari penderitaan dan distres gejala adalah bagian utama dari pengalaman
pasien EOL. Nyeri/ rasa sakit adalah perasaan yang tidak menyenangkan atau
pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan (Lenz, Suppe,
Gift, Pugh, & Milligan, 1995 dalam Tomey Alligood, 2006).
2.2.2. Mendapatkan kenyamanan
Kenyamanan didefinisikan dengan inklusif menggunakan teori Kolcaba (1991)
sebagai bentuk bebas dari ketidaknyamanan yang menurut Ruland & Moore hal
tersebut mudah dipahami sebagai sesuatu/apapun yang membuat hidup mudah dan
menyenangkan.
2.2.3. Mendapatkan martabat dan rasa hormat
Menurut Ruland dan Moore, setiap pasien dengan penyakit kronis dihargai dan
dihormati sebagai seorang manusia. Konsep ini berhubungan dengan penghargaan
individu seperti yang diungkapkan oleh prinsip etika otonomi atau menghormati
seseorang, yang menyatakan bahwa individu harus diperlakukan sebagai agen otonom
dan seseorang dengan otonomi yang berkurang berhak atas perlindungan (United
States, 1978 dalam Tomey Aligood, 2006).
2.2.4. Berada dalam kedamaian
Ruland dan Moore mengartikan kedamaian sebagai perasaan tenang, harmonis,
kepuasan, terbebabas dari kekhawatiran dan rasa takut yang meliputi dimensi fisik,
psikologis, dan spiritual.
5

2.2.5. Mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan atau keluarga dan teman
Ruland dan Moore menjelaskan bahwa hubungan kedekatan sebagai perasaan saling
terkait antara manusia yang peduli satu sama lain. Hal tersebut meliputi fisik maupun
emosional yang diekspesikan melalui kehangatan dan hubungan yang intim.
2.3. Asumsi Mayor
Asumsi yang dibuat oleh Ruland (1998) dan Moore dapat diasumsikan sebagai berikut :
2.4. The Peaceful End of life (EOL)
Merupakan kejadian atau pengalaman yang bersifat pribadi atau individual.
2.5. Asuhan keperawatan yang diberikan untuk menciptakan EOL bersifat krusial artinya sesuai
keadaan , waktu dan tempat serta keadaan klien tersebut. Hal tersebut tergantung kemampuan
perawat dalam menilai dan menafsirkan isyarat yang mencerminkan klien yang dalam kondisi
EOL. Intervensi yang tepat dapat diambil untuk mencapai atau mempertahankan pengalaman
meninggal dengan damai walaupun klien tidak bisa berbicara secara verbal.
Sedangkan dua asumsi lainnya yaitu :
2.6. Keluarga yang meliputi orang lain yang signifikan (kerabat/teman) terhadap pasien merupakan
bagian penting dari perawatan EOL.
2.7. Tujuan dari EOL tidak hanya mengoptimalkan perawatan, tetapi juga harus menjadi yang
terbaikdan menjadi perawatan dengan teknologi paling maju untuk pasien. Selain itu tujuan
dari EOL untuk memaksimalkan perawatan adalah cara terbaik perawatan diberikan melalui
penggunaan teknologi dan ukuran kenyamanan dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan
mencapain akhir hidup yang damai.
2.8. Pernyataan Teoritis/ Preposisi
Ruland dan Moore (1998) mengidentifikasi enam pernyataan teoritis untuk teori mereka
sebagai berikut:
2.8.1. Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi farmakologis dan
nonfarmakologis sebagai kontribusi pada pengalaman pasien untuk tidak sakit.
2.8.2. Mencegah, pemantauan dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik, memfasilitasi
istirahat, relaksasi dan kepuasan, dan mencegah komplikasi yang berkontribusi pada
pengalaman pasien kenyamanan.
2.8.3. Termasuk pasien dan orang lain yang signifikan (keluarga/kerabat) dalam pengambilan
keputusan tentang perawatan pasien, memperlakukan pasien dengan penuh martabat,
empati dan rasa hormat dan menjadi perhatian terhadap pasien dalam menyatakan
kebutuhan, keinginan, dan preferensi yang berkontribusi pada martabat dan rasa hormat.
6

2.8.4. Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan pertemuan dengan pasien untuk
menyatakan kebutuhan akan obat antiansietas yaitu menginspirasi kepercayaan,
memberikan pasien dan keluarga/kerabat dengan bimbingan dalam masalah-masalah
praktis dan memberikan kehadiran fisik orang lain yang peduli sebagai hal-hal yang
dapat berkontribusi pada pengalaman pasien merasa damai sesuai yang diharapkan.
2.8.5. Partisipasi keluarga dalam perawatan pasien, empati kesedihan orang lain, kekhawatiran
dan pertanyaan dan memfasilitasi peluang untuk kedekatan keluarga kepada orang lain
yang signifikan atau orang yang peduli.
2.8.6. Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, bermartabat, dan rasa hormat yang damai,
kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang-orang yang peduli berkontribusi
sampai akhir hidup damai.
2.9. Pengembangan Lebih Lanjut
Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan sumber asli dan dengan
demikian, Ruland dan Moore mengakui sejumlah langkah dapat digunakan untuk
pengembangan teori. Beberapa ide untuk pengembangan teori tersebut diantaranya adalah
dengan melakukan pengujian terhadap hubungan dari kelima konsep utama teori EOL dan
penggabungan beberapa kriteria proses dari tiga konsep (nyeri, kenyamanan, damai) dalam
menciptakan sebuah konsep tunggal yang terkait dengan manajemen gejala fisik psikologis.
Konsep atau pemetaan analisis dapat digunakan untuk menentukan beberapa kriteria
proses yang berhubungan dengan tiga konsep (nyeri, kenyamanan, damai). Misalnya :
2.9.1. Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan
intervensi farmakologis dan non nonfarmakologis)
2.9.2. Kriteria proses kenyamanan  (mencegah, pemantauan, dan menghilangkan
ketidaknyamanan fisik)
2.9.3. Kriteria proses damai (pemantauan dan pasien yang memenuhi kebutuhan obat anti
ansietas).
2.9.4. Intervensi nonfarmakologis (misalnya musik, humor, atau relaksasi) yang berfungsi
untuk distraksi pasien terminal yang berguna untuk menghilangkan nyeri, kecemasan,
dan ketidaknyamanan fisik secara umum. Revisi ini juga akan berfungsi untuk
menghubungkan Teori EOL Damai untuk berbagai middle range theory (Good dan
Moore, 1996 dalam Tomey Aligood 2006).
7

BAB 3
ANALISIS TEORI

3.1. Analisa Teori berdasarkan Konsep Keperawatan


Teori Peaceful End of Life (EOL) digunakan pada perawatan pasien dengan penyakit akut,
terminal dimana harapan untuk hidup amat sedikit. Penerapan teori tersebut sering dilakukan
diruang perawatan Intensive Care Unit, ruang perawatan pada pasien kritis, dan ruang perawatan
paliatif pada penyakit keganasan. Penerapan teori EOL lebih menitik beratkan pada pengkajian, dan
intervensi dimana implementasi dilakukan dengan mempertimbangakan rasa kemanusiaan,
menghormati hak – hak kehidupan manusia, mengurangi rasa cemas, memberi bantuan untuk
mengurangi rasa nyeri, sehingga klien menghadapi akhir kehidupan dengan rasa damai, tenang, dan
didampingi oleh orang – orang terdekat dengan keluarga klien. Teori EOL memperlakukan
individu sebagai makhluk yang memiliki otonomi dan etika yang bermartabat.
Penerapan teori tersebut dalam asuhan keperawatan adalah sebagai berikut :
3.1.1. Pengkajian :
Perawat harus mampu mengkaji respon emosional pasien dalam menghadapi kematian ,
yaitu : menyangkal dan isolasi, kemarahan, tawar menawar, depresi dan penerimaan.
Memfasilitasi dengan mendengarkan pasien mengekspresikan perasaannya, membantu pasien
melalui tahap ini, dan mendengarkan dengan penuh perhatian, empati. Kesedihan dan
penyesalan yang mendalam semakin dirasakan dan diekspresikan oleh pasien .
Penerimaan, biasanya pasien tidak banyak bicara, namun sangat menginginkan orang
terdekatnya selalu disampingnya. Bila nyeri sudah berkurang, pasien yang sudah mau
menerima kematian akan lebih nyaman bila mendapat sentuhan dari orang – orang yang berarti
bagi dirinya.
Pernyataan untuk mengidentifikasi teori Peaceful End of Life :
3.1.2. Monitoring dan catat hal – hal yang meringankan rasa nyeri, apakah dengan menggunakan
obat –obatan atau tidak yang dapat memberikan kontribusi dalam meringankan rasa sakit.
3.1.3. Monitoring hal – hal untuk pencegahan rasa tidak nyaman pada fisik, fasilitasi klien untuk
beristirahat, relaksasi.
3.1.4. Mengambil keputusan untuk memberikan perhatian pada pasien yang membutuhkan, dan
memberikan rasa hormat untuk meningkatkan martabat pasien
3.1.5. Menyediakan dukungan emosional, kebenaran, dan menemui pasien untuk menanyakan apa
yang dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan
8

3.1.6. Berpartisipasi dalam memfasilitasi pasien untuk mengurangi kecemasan dengan bertanya
dan memberi kesempatan untuk didampingi oleh orang terdekatnya.
3.1.7. Memberikan perhatian dengan menghilangkan rasa nyeri, nyaman, kedamaian dengan
memberikan kesempatan orang terdekat untuk mendampinginya.
3.1.8. Intervensi Keperawatan :
a. Beri informasi dan dukungan dengan menghadirkan orang – orang yang memahami
tentang penyakit terminal seperti kanker, jantung kongestif , ginjal, dan neuromuskuler.
b. Berikan informasi mengenai proses kematian.
c. Bantu menyediakan pelayanan di rumah bila diinginkan
d. Peroleh sumber daya yang tepat termasuk dukungan dalam mengatasi rasa berduka
e. Pastikan keluarga tersebut mengetahui apa yang harus dilakukan saat kematian tiba.
f. Berikan privasi dan waktu yang cukup bagi mereka untuk menerima kenyataan tersebut
g. Implementasi Keperawatan : dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat,
dalam pelaksanaannya lebih menitik beratkan dalam mengurangi rasa nyeri,
memnerikan rasa nyaman, menghormati martabat sebagai manusia, memberi dukungan
emosional dan rasa damai pada pasien menjelang akhir kehidupan.
3.1.9. Evaluasi Keperawatan :
Perawat dapat memberi asuhan keperawatan dengan pasien terminal dan mengantarkan
mereka untuk mengakhiri kehidupan dengan tenang dan damai dengan menghormati dan
menghargai manusia sebagai individu yang bermartabat.
9

3.2. Cornelia M. Ruland Dan Shirley M. Moore

Peaceful End of Life

Not being in plan Experience of Experience of Being at peace Closeness to


comfort dignity/respect significant
others/pers
ons who
care
Providing
Monitoring and Preventing,
Including emotional Facilitating
administering monitoring,
patient and support participatio
pain relief and relieving
significant n of
physical
others in significant
discomfort
decision others in
Applying making patient
pharmacological Monitoring care
and and meeting
Facilitating Treating
nonpharmacologi patient’s needs
rest, patient with
cal interventions for antianxiety Attending
relaxation, and dignity, medications to
contentment empathy, and significant
respect others’
grief,
Preventing Inspiring trust worries
complications Being attentive
and,
Tomey. M & Alligood. (2006) to patient’s
questions
expressed
needs, wishes,
Providing Facilitatin
and
patient/signific g
preferences
ant others opportuni
withg guidance ties for
in practical family
issues closeness

Providing
physical
assistance of
another caring
person, if
desired
10

Bagan Kehidupan Akhir dengan Damai dapat dianalisa sebagai berikut:


Kehidupan dengan damai dapat dicapai dengan cara :
3.2.1. Mengurangi rasa sakit dengan cara : observasi dan catat adanya rasa nyeri dengan cara
menggunakan obat atau tidak yaitu dengan tehnik relaksasi atau bimbingan spiritual dari
ahli agamaatau terapi komplementer.
3.2.2. Pengalaman hidup yang nyaman dengan cara :
a. Pencegahan dan monitoring adanya tanda – tanda tidak nyaman, seperti pasien gelisah,
pasien mengeluh adanya rasa tidak nyaman seperti berkeringat yang banyak, tempat
tidur lembab, klien tercium bau yang tidak sedap.
b. Fasilitasi istirahat, relaksasi dan kepuasan dengan cara membatasi pengunjung atau
keluarga yang akan membesuk, tidak menggangu istirahat klien dengan tidak
membangunkan saat klien beristirahat pada tindakan keperawatan yang bisa ditunda,
penuhi kebutuhan dasar klien.
c. Pencegahan komplikasi dengan cara : melakukan ROM, observasi intake output,
menjaga kebersihan klien dan lingkungannya, tetap mempertahankan sterilisasi pada
tindakan invasif.
3.2.3. Menghormati martabat pasien dengan cara :
a. Klien dan keluarga mempunyai hak untuk memutuskan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan artinya keluarga dan pasien berhak menolak atau menerima tindakan
keperawatan yang akan dilakukan, perawat harus menginformasikan tindakan dan tujuan
terhadap tindakan yang akan dilakukan.
b. Menghormati martabat pasien dengan memberikan empati dengan cara : tidak berbicara
dengan suara yang keras, santun dalam bertindak, menjaga sikap dan perasaan didepan
pasien dan keluarganya.
3.2.4. Membuat damai pasien dengan memperlihatkan ekspresi yang memberi rasa tenang dan
nyaman pada pasien dan keluarganya, memberi informasi yang jelas dan bijaksana pada
setiap tindakan yang akan dilakukan, tanpa menyinggung perasaan pasien dan keluarganya
3.2.5. Memberi damai bagi pasien dan keluarganya dengan cara :
a. Memberikan dukungan emosional dengan memperhatikan keadaan psikologis pasien dan
keluarganya
b. Menemui pasien bila dibutuhkan, memberikan pengobatan dan mengurangi kecemasan
pasien dan keluarganya dengan cara : monitoring keadaan pasien, beri obat sesuai jadual
dan tepat waktu, tetap memberikan intervensi keperawatan dan melaksanakan instruksi
dokter yang merawat.
11

c. Beri informasi secara jujur dan benar dengan cara memberi informasi keadaan pasien
pada lingkup keperawatan.
d. Memberikan bimbingan yang signifikan pada pasien dengan cara : bimbingan oleh
rohaniawan atau perawat mengingatkan klien untuk melaksanakan ibadah bila
memungkinkan,
e. Memberikan bantuan fisik dengan cara membantu memberukan posisi yang nyaman
pada pasien dan mengizinkan orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien
berada didekat pasien.
3.2.6. Memberi kesempatan orang yang terdekat untuk mendampingi pasien dengan cara :
a. Fasilitasi dan partisipasi pelayanan pasien secara signifikan dengan cara : memberikan
intervensi keparawatan sesuai yang dibutuhkan klien misalnya klien membutuhkan
fisioterapi, tetapi keadaan klien tidak memungkinkan maka intervensi tersebut tidak
perlu dilaksanakan bila memperburuk keadaan klien.
b. Menghadirkan keberadaan orang lain didekat pasien dan mengurangi kecemasan dengan
menjawab pertanyaaan pasien dengan singkat dan jelas.
c. Fasilitasi peluang keluarga untuk mendekat dengan cara, memberi tambahan kursi atau
mengizinkan keluarga untuk menginap di RS secara bergantian.

Walaupun EOL pada awalnya digunakan pada pasien-pasien dengan penyakit terminal dan
akut yang berasal dari Norwegia yang kurang tepat untuk diterapkan pada semua pasien dengan
latar belakang budaya berbeda. Namun, konsep teori dan aspek hubungannya dapat digunakan
setiap perawat dalam melakukan intervensi keperawatan pada setiap pasien seperti yang terdapat
dalam lima indikator hasil yang dikemukakan oleh Ruland dan Moore yaitu bebas dari rasa sakit,
mendapatkan kenyamanan, mendapatkan martabat dan rasa hormat, berada dalam kedamaian,
mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan atau keluarga dan teman.
12

BAB 4
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari uraian pada makalah dapat disimpulkan bahwa masing-masing Theorist memiliki
fokus dan cakupan yang berbeda dalam pengembangan model atau teorinya. Teori akhir hidup
dalam damai atau yang lebih dikenal sebagai Peaceful End of Life Theory (EOL) berasal dari
hasil disertasi Cornelia M. Ruland ketika masih menjadi mahasiswa strata tiga dan Shirley M.
Moore menjadi pembimbing dari fakultas. Teori tersebut berada dalam area middle range
theory.
Konsep teori dan aspek hubungannya dapat digunakan setiap perawat dalam melakukan
intervensi keperawatan pada setiap pasien seperti yang terdapat dalam lima indikator hasil yang
dikemukakan oleh Ruland dan Moore yaitu bebas dari rasa sakit, mendapatkan kenyamanan,
mendapatkan martabat dan rasa hormat, berada dalam kedamaian, mengalami kedekatan
kepada orang lain yang signifikan atau keluarga dan teman.

4.2. Saran
1. Diharapkan sebagai perawat mampu mengenal model konseptual dan teori dari setiap
theorist agar dapat dijadikan suatu acuan dalam melakukan suatu tindakan keperawatan
2. Diharapkan sebagai seorang perawat mampu menganalisa teori atau model konseptual
keperawatan sebagai dasar pemikiran dalam pelaksanakan asuhan keperawatan yang
professional.
13

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical Bedah. edisi 8 volume 2. jakarta : EGC

Tomey. M & Alligood. (2006). Nursing Theorists and Their Work. Mosby Inc : USA.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009). Fundamental of Nursing7th Edition. Jakarta: SalembaMedika.

Anda mungkin juga menyukai