KELOMPOK :
1.ALDI EKA
2.HANIFAH
3.KANSA RENEZA
4.MELA VIDIA
RENATA
5.MUTIA N I
6.NURUL ANISA
7.PANJI
BERBAGAI TEORI KEPERAWATAN GUNAWAN
MIDDLE RANGE 8.RAMADI
DEFINISI THEORI MIDDLE RANGE
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling
berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan
(Smith dan Liehr, 2008).Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling
berhubungan dan dapat digambarkan dalam suatu model.
Perbandingan Teori Middle Range dengan Level Teori yang lain
Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan
bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker
and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range theories menyeimbangkan
kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak dalam grand teori.
Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam
praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat
keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup
terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung.
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup
fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang
ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu.
TOKOH TOKOH MIDDLE RANGE THEORI
1.Ramona T. Mercer
Ramona T. Mercer mengembangkan Salah satu model konseptual keperawatan yang
mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role Attainment-Becoming a
Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan
proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini
juga menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan
lingkungannya
Paradigma Keperawatan Bedasarkan Model Konseptual Ramona T. Mercer
a. Keperawatan
b. Manusia
c. Kesehatan
d. Lingkungan
2. Katharine Kolcaba (Teori Kenyaman)
Katharine Kolcaba mengemukakan teori mengenai kenyaman pasien. Dari bahasa dasar
kenyamanan, Kolcaba menjelaskan kenyamanan adalah suatu yang menguatkan, dan dari
ergonomis bekaitan langsung dengan penampilan dalam bekerja. Teori ini melibatkan semua
aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural.
a. Keperawatan
b. Pasien
c. Lingkungan
d. Kesehatan
Kolcaba (2003) mengemukakan teori kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis (Hardin & Bishop, 2010) antara lain
1. Induksi
Induksi terjadi ketika generalisasi dibangun pada beberapa momen spesifik pada obyek yang diobservasi (Hardin
& Bishop, 2010) . Ketika perawat melakukan praktik keperawatan dan praktik keperawatan tersebut diakui
sebagai sebuah disiplin ilmu, maka perawat perlu familiar dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi,
dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka. Ketika perawat lulus sekolah, mereka mungkin diminta untuk
2. Deduksi
Deduksi terjadi ketika suatu kondisi spesifik didapatkan dari prinsip atau dasar yang umum. Deduksi bergerk dari
umum ke khusus. Tahapan deduktif dari pengembangan teori menghubungkan kenyamanan dengan konsep lain untuk
menghasilkan teori. Karena karya dari 3 pencetus teori keperawatan dalam mendefinisikan kenyamanan. Kolcaba
mencari teori yang dapat menjadi dasar yang dibutuhkan untuk menyatukan kelegaan (relief), ketentraman (ease) dan
transendensi. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan kerangka konseptual umum yang sama
dengan kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak yang bersifat abstrak.
3. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Berguna untuk memilih suatu fenomena yang dapat
dikembangkan lebih jauh dan diuji. Pemikiran ini diterapkan pada bidang yang hanya memili beberapa teori. Seperti
penelitian mengenai hasil akhir, yang sekarang dipusatkan pada pengumpulan pangkalan data untuk mengukur hasil
dan berhubungan pada pengeluaran untuk jenis – jenis protokol keperawatan, medis, institusi, atau protokol
masyarakat. Penambahan suatu kerangka teori keperawatan untuk riset hasil akan meningkatkan area penelitian
keperawatan karena praktek dasar teori memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang sama dan selaras
1. Caring
Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen dan tanggungjawab terhadap
orang tersebut (Swanson,1991).
2. Knowing
Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa yang terjadi dalam hidup
orang lain, menghindari asumsi-asumsi, berfokus pada orang yang dirawat / pasien, mengkaji,
serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dalam proses
“knowing” atau pengenalan (Swanson,1991).
3. Being with
Dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara emosional termasuk keberadaannya
untuk orang lain dan berbagi kesedihan dengan orang tersebut (Swanson,1991).
4. Doing for
Yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan orang lain termasuk memenuhi
kebutuhan, kenyamanan, dan melindungi orang tersebut (Swanson,1991).
5. Enabling
Yaitu memfasilitasi orang lain untuk melalui masa-masa transisi dalam hidupnya dan melewati setiap
peristiwa hidupnya dengan berfokus pada peristiwa tersebut, mendukungnya, memberi penjelasan,
memvalidasi apa yang dirasakan, menemukan alternatif penyelesaian, dan memberikan feedback /
umpan balik (Swanson,1991).
6. Maintaining belief
Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi
dalam hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, meyakini kemampuan orang
lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap
peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi apa pun.
Asumsi Teori
Asumsi dasar dari teori ini ditemukan dalam gagasan caring yang
dijelaskan Swanson. Menurut Swanson, caring adalah proses
multifaset yang terus ada dalam dinamika hubungan pasien-
perawat. Ada yang melihat proses ini sebagai hubungan yang
linear, namun juga harus dianggap sebagai hubungan siklik, dan
proses yang terjadi harus selalu diperbarui karena peran perawat
untuk membantu klien mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
4. Carolyn L. Wiener dan Marylin J. Dodd (Teori Trajektori Sakit)
KONSEP MAYOR DAN DEFINISI TRAJECTORY ILLNESS (WIENER DAN DODD)