DISUSUN OLEH :
Kelompok 3 (01IKPP003)
Nurlela (221030121936)
Anna Karenina (221030121943)
Nova Nahriyah (221030122719)
Rifana Rifaldi (221030121939)
Selpy Yunengsih (221030121955)
Wanda Rizkia Putri Naja (221030121942)
Yasinta Resty Mahesa (221030121940)
Jl. Pajajaran No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah -nya, sehingga kita masih dalam keadaan sehat. Dan khususnya,
kami masih bisa menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi kami tentunya bertujuan
untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini, sesuai dengan
pengetahuan yang kami peroleh baik dari buku maupun sumber-sumber yang
lain.
Semoga semuanya memberikan manfaat bagi kita, Bila ada kesalahan tulisan
atau kata-kata di dalam makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………….. 1
B. TUJUAN………………………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
a. Tahap pengkajian…………………………………………………………………………6
b. Diagnosa keperawatan…………………………………………………………………...6
c. Intervensi keperawatan…………………………………………………………………..6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu dan profesi yang memiliki ciri
khas yang berbeda dari cabang ilmu dan profesi lainnya. Dalam menjalankan tugas profesi dan prakti
k keilmuannya, praktisi keperawatan mempunyai pandangan dasar tersendiri dalam menghadapi ber
bagai macam permasalahan yang ada.
Cara pandang dasar dalam melihat suatu permasalahan dalam suatu disiplin. ilmu disebut dengan pa
radigma. Paradigma juga sering diartikan sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai dan sa
ngat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar dalam melih
at, memikirkan, menentukan makna serta menyikapi dan memilih
tindakan dalam menyelesaikan masalah kehidupan manusia (Poerwanto,1997).
B. TUJUAN
a) agar mahasiswa mengerti tentang paradigma keperawatan dan mencontoh kelakuan sesuai de
ngan yang diajarkan paradigm keperawatan
b) mengetahui susunan paradigma keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagaimana pengertian umum tentang paradigma diatas, maka paradigm keperawatan dapat diarti
kan sebagai suatu cara pandang yang harus dimiliki oleh perawat dalam memandang permasalahan
yang ada dalam kehidupan manusia baik dalam rentang sehat mapun sakit.
Sampai sekarang paradigma keperawatan berfokus pada empat komponen dasar yaitu manusia, ling
kungan, keperawatan dan kesehatan.
Lingkungan :
Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan adalah segala s
esuatu yang berada disekitar manusia, baik lingkungan internal maupun eksternal, dimana di dalamn
ya manusia akan berinteraksi setiap saat. Interaksi manusia meliputi intrapersonal, interpersonal dan
ekstrapersonal yang dapat mempengaruhi stabilitasnya
sebagai suatu sistem.
Neuman mengidentifikasi 3 jenis lingkungan :
• Lingkungan internal : adalah yang terdapat di dalam diri masing-
masnig individu
• Lingkungan eksternal : segala sesuatu yang berada di lluar diri
individu
• Created environment (lingkungan yang diciptakan ) diartikan sebagai lingkungan yang terbentuk da
n berkembang tanpa disadari oleh klien dan merupak simbol sistem secara keseluruhan
Kesehatan :
Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana terdapat keserasian pada selur
uh maupun sebagian variabel dalam diri klien. Menurutnya, sistem klien akan bergeser ke arah sakit
dan kematian ketika banyak energi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan system akan begese
r ke arah kesehatan apabila energi yang dibutuhkan terpenuhi
(Neuman, 1995).
Keperawatan :
Neuman memandang keperawatan sebagai suatu profesi yang unik yang konsentrasi/perhatiannya a
dalah terhadap semua variabel dalam diri klien disertai respon individu saat menghadapi suatu stres
sor. Keperawatan didefenisikan sebagai suatu tindakan untuk membantu individu, keluarga dan mas
yarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal (tercapainya stabilitas sistem individu untuk menurunkan stressor
melalui serangkaian tindakan keperawatan).
Johnson berpendapat bahwa manusia memiliki dua sistem mayor yaitu sistem biologis dan sistem be
havior. Pengobatan merupakan fokus untuk biologis sistem, sedangkan fokus keperawatan adalah b
ehavioral system (sistem perilaku).
Lingkungan :
Lingkungan berhubungan dengan dimana individu berada, dimana perilaku individu dipengaruhi ole
h hal-hal yang terjadi dilingkungannya.
Kesehatan :
Merupakan suatu keadaan dimana tercapai suatu respon yang adaptif secara fisik, mental, emosiona
l dan sosial dari internal dan eksternal stimulus yang mencapai stabilitas dan kenyamanan.
Keperawatan :
Tujuan primer keperawatan adalah mempercepat tercapainya keadaan equilibrium dan perawat har
us berkosentrasi pada semua kebutuhan klien secara terintegrasi, namun fokus utamanya adalah me
mpertahankan keseimbangan sistem perilaku ketika dalam keadaan sakit.
Paradigma keperawatan
Tugas pemicu sains dalam keperawatan.
Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana mereka membutuhkan perke
mbangan dan kemampuan perawatan diri sendiri secara berkelanjutan. Manusia merupakan suatu k
esatuan dari fungsi biologi, simbolik dan sosial.
Lingkungan :
Keperawatan :
Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan danteknologi. Tujuan dari keper
awatan adalah membuat pasien dankeluarganya mampu melakukan perawatan sendiri, diantaranya
mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normal ketika terjadi
kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan meminimalisasi efek dari pnyakit/kon
disi yang kronis atau kondisi ketidakmampuan.
Kesehatan :
Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi saling terintegrasi dengan baik. Ha
l ini memungkinkan manusia mampu menghubungkan berbagai macam mekanisme secara psikologis,
fisiologis serta melakukan interaksi dengan orang lain.
Roy mengungkapkan bahwa manusia merupakan suatu sistem adaptif. Manusia dipandang sebagai
makhlik bio-psiko-spiritual yang selalu berinteraksi dengan perubahan lingkungan, serta berinteraksi
dengan menggunakan inisiasi bawaan dan mekanisme di dapat. Mereka termasuk individu, grup, kel
uarga, organisasi, komunitas.
Lingkungan – Stimulus :
Kesehatan :
Manusia dikatakan berada dalam suatu rentang sehat dan sakit, yang merupakan suatu dimensi yang
tidak dapat dihindari oleh manusia.
Keperawatan :
Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kemampuan individu dan keluarga terhadap 4 mod
el adaptif, yang berkontribusi terhadap kesehatan, kualitas kehidupan, kematian dengan bermartaba
t dengan mengkaji perilaku dan faktor kemampuan adaptif.
Menurut King, manusia merupakan makhluk sosial yang rasional dan selalu ingin tahu. Manusia mem
iliki kemampuan untuk berfikir, berpersepsi, perasaan, memilih dan menetapkan tujuan, serta memb
uat keputusan. Karena itu, manusia memiliki 3 kebutuhan dasar :
- Manusia membutuhkan informasi kesehatan yang dapat digunakannya
-Manusia membutuhkan pencegahan terhadap sakit
- Manusia membutuhkan perawatan saat ia mengalami sakit
Paradigma keperawatan
Tugas pemicu sains dalam keperawatan
Lingkungan :
Kesehatan :
Menurut King, kesehatan adalah suatu pengalaman dinamis pada kehidupan manusia, dimana hal te
rsebut merupakan penyesuaian terhadap adanya stressor lingkungan baik internal maupun eksternal
dengan menggunakan sumber-sumber optimum sehingga dicapai potensi yang maksimum dalam me
njalankan aktivitas sehari-hari.
Keperawatan :
Keperawatan didefenisikan sebagai proses aksi, reaksi dan interaksi antara perawat dan klien yang sa
ling tukar menukar informasi tentang persepsi keduanya dan kondisi keperawtan. Prosesinteraksi pe
rawat-klien melibatkan komunikasi, menentukan tujuan, eksplorasi dan menyetujui makna dari tujua
n.
- Aksi : didefenisikan sebagai perilaku mental dan physic
- Reaksi : perilaku tidak spesifik, tapi bergantung pada perilaku aksi
- Tujuan keperawatan : membantu individu untuk mempertahankan
kesehatan agar perannya dapat berfungsi
D..PERBEDAAN MENDASAR 5 PARADIGMA KEPERAWATAN
Berdasarkan pada apa yang telah dipaparkan diatas, jika dicermati maka terdapat beberapa perbeda
an mendasar pandangan ahli dalam menyikapi paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 kompone
n yaitu manusia, lingkungan, sehat sakit dan keperawatan itu sendiri.
1. Menurut Neuman
Neuman memandang manusia sebagai makhluk yang multidimensi, karena itu keperawatan harus be
rkonsentrasi terhadap seluruh aspek dari manusia. Keperawatan harus memperhatikan lingkungan i
nternal maupun eksternal manusia, termasuk lingkungan yang tercipta dari interaksi manusia denga
n lingkungan itu sendiri. Neuman memandang bahwa kesehatan adalah suatu keseimbangan antara
seluruh aspek yang terdapat dalam diri manusia.
2. Menurut Johnson
Johnson memandang manusia memiliki 2 aspek dasar yaitu aspek biologis dan aspek perilaku, dan ko
sentrasi/fokus utama keperawatan adalah mempertahankan keseimbangan sistem perilaku manusia.
3. Menurut Orem
Orem juga memandang manusia sebagai makhluk universal yang membutuhakan perawatan sendiri
sepanjnag kehidupannya, karena itu focus utama keperawatan menurut orem adalah membuat man
usia (individu, keluarga, masyarakat) mampu melakukan perawatan sendiri.
4. Menurut Roy
Manusia dipandang sebagai makhluk yang adaptif, dan selalu berinterkasi dengan lingkungannya. Un
tuk itu tujuan utama keperawatan adalah meningkatkan respon adaptif manusia yang nantinya akan
berkontribusi dalam kehidupannya.
5. Menurut King
Manusia dipandang sebagai makhluk yang selalu ingin tahu dan memiliki potensi untuk membuat ke
putusan sendiri. Fokus utama keperawatan adalah pada sharing informasi antara perawatan dan klie
n.
Falsafah keperawatan adalah filosofi atau dasar yang masih bersifat abstrak dalam menjelaskan suat
u konsep dalamkeilmuan termasuk dalam keperawatan. Sedangkan paradigma sudah mulai merupak
an suatu penjabaran terhadap apa yang terkandung didalam filosofi keperawatan, sehingga
Paradigma keperawatan
Tugas pemicu sains dalam keperawatan
Sebagai suatu profesi yang berbeda dengan profesi lain, keperawatan haruslah suatu cara pandang y
ang berbeda dalam menyikapi setiap permasalahan yang ada dalam profesinya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan bentuk pelayanan profesional keperawat
an, hendaknya perawat harus memperhatikan seluruh aspek yang termasuk dam paradigma kepera
watan, yaitu manusia sebagai makhluk holistik dan unik dengan segala macam kebutuhannya, lingku
ngan internal mapun eksternal yang didalamnya terdapat stressor-stressor yang akan mempengaruh
i kondisi sehat dan sakitnya manusia. Sehingga
keperawatan harus berperan untuk memingkatkan derajat kesehatan dan membantu manusia berad
a dalam rentang kesehatan.
BAB III
Dari hasil yang didapatkan menggunakan metode literature review bahwa keperawatan disusun dari
beberapa teori yang mebentuk satu kesatuan yang utuh yang mempeunyai arti, makna dan manfaat
tersendiri, teori-teori tersebut bisa dipelajari dan diterapkan di rumah sakit pada saat memberikan a
suhan keperawatan. Aplikasi Teori Comfort Kolcaba Pada Asuhan Keperawatan Teori Comfort Kolcab
a ini mengedepankan kenyamanan sebagai kebutuhan seluruh manusia di dunia. Kenyamanan adala
h hal yang utama diperlukan pada saat berade di fase rentang sakit sampai sehat dan kenyamanan a
dalah langkah akhir dari tindakan terapeutik seorang perawatat terhadap klien (Siefert, 2002). Menu
rut Mr. Kolcaba, comfort ini memepunyai arti yang holistic dan kompleks.
Kolcaba dalam teori comfort yang dikembangkan menyebutkan holistic comfort merupakan ben
tuk kenyamanan yang meliputi tiga tipe yaitu relief, ease dan transcendence yang digabungkan dala
m empat konteks yaitu phsycal, psychopiritual, sociocultural dan environmental (Kolcaba & Dimarco,
2005). Tipe pertama yang bisa diaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan adalan relief yan
g didefinisikan keadaan tidak nyaman klien berkurang dan menukan rasa kenyamanan yang lebis spe
sifik. Tipe yang kedua yaitu ease ketenangan dan kepuasaan yang dirasakan klien terhadap asuhan k
eperawatan yang diberikan perawat.
Kemudian tipe yang terakhir adalah transcendence yang merupakan tahapan dimana seorang klien
mampu menghadapi masalah yang dialami. Physical comfort atau disebut juga dengan kenyamanan
fisik meliputi kebutuhan pasien akan status hemodinamik (kebutuhan cairan, elektrolit, pernafasan,
suhu tubuh, eliminasi, sirkulasi, metabolisme, nutrisi dan lain-lain).
Kemudian ada yang namanya psycospiritual comfort atau kenyamanan psokospiritual atara lain adal
ah kebutuhan dihadirkan rohaniawan, kecemasan, ketakutan, berdoa dengan perawat atau lain seba
gaianya, kemudian juga ada persepsi terhadap suatu penyakit dan terhadap hidup dan pengalaman
hidup. Yang ketiga ada Sociocultural comfort bisa disebut juga dengan kenyamanan sosial budaya ya
ng meliputi nutrisi klien di rumah sakit, keuangan, kebutuhan pendidikan kesehatan dan informasi m
engenai kesehatan klien. Dan yang terakhir ada environmental comfort atau keyamanan lingkungan,
perawat juga harus memperhatikan privasi dari seorang klien, kebisingan, pencahayaan, tempat tidu
r yang nyaman dan lain sebagainya. Perawat harus memperhatikan semua tipe yang diatas agar bisa
diaplikasikan langsung kepada klien di rumah sakit agar asuhan keperawatan semakin meningkat.
Aplikasi Teori Dorothy Orem Pada Asuhan Keperawatan Pandangan teori dari Orem dalam tatanan p
elayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan suatu tindakan keper
awatan mandiri dalam mengatur kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan, Orem mengembangka
n tiga bentuk teori self care diantaranya: perawatan diri sendiri ( self care), self care deficit, teori sist
em keperawatan (Budiono, 2016). Teori ini kemudian di aplikasikan pada tahap-tahap keperawatan
berikut ini;
a. Tahap Pengkajian
Pada tahap ini menurut teori orem menggunakan Self Care. Menurut orem manusia adalah indi
vidu atau kelompok yang tidak mampu mempertahankan secara terus-menerus self care untuk
hidup dan sehat, pemulihan dari penyakit atau trauma. Tunjuan dari mengaplikasikan teori ini a
dalah menurunkan tuntunan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti
menghilangkan self care deficit, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan (Andriyanti,
2017).
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Orem, penegakan diagnose mengacu pada dignosa keperawatan yang actual, resiko ti
nggi. Teori ini lebih berfokus pada masalah fisiologis yang dapat diaplikasikan oleh perawat dala
m asuhan keperawatan.
c.Intervensi Keperawatan
Menurut orem intervensi keperawatan diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkuran
g dari yang dibutuhkan untuk memenuhi self care yang sebenarnya sudah diketahui.
Perawat juga bisa menggunakan metode berikut untuk bisa menerapkannya pada asuhan keperawat
an yaitu: merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-orang ter
dekat dalam bantuan keperawatat.
Aplikasi Teori Calista Roy Pada Asuhan Keperawatan Calista Roy berpendapat bahwa ada empat ele
men yang sangat penting dalam teori Roy yang dapat diterapkan di rumah sakit yaitu:
a. Eleman Keperawatan
Keperawatan adalah sesuatu ilmu yang disiplin menjadi landasan dalam melaksanakan prakti
k keperawatan. Roy (dalam Roy dan Andrews, 1991) berpendapat bahwa keperawatan seba
gai ilmu dan praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhada
p kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif. Melalui elemen keperawatan pera
wat dapat meningkatkan interaksi individu denagn lingkungan sehingga adaptasi dalam setia
p aspek semakin meningkat.
b. Elemen Manusia
Manusia adalah suatu kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai masukan, proses
control, keluaran dan umpan balik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai penerima asu
han keperawatan.
c. Elemen Lingkungan
Perawat harus mengatasi lingkungan klien yang meliputi privasi klien, kondisi, keadaan, dan f
aktor yang lainnya.
d. Elemen Sehat
Kesehatan adalah hal yang utama diinginkan semua orang begitu pula dengan klien yang ing
in sehat seperti semula, perawat dalam elemen ini harus berpikir kedepannya bagaimana car
a klien mendapatkan kesehatan tersebut perawat harus memberikan asuhan keperawatan y
ang tepat (Budiono, 2019.
Aplikasi Teori Virginia Henderson Pada Asuhan Keperawatan Dalam aplikasi teori Henderson
ini memperkenalkan pengertian dari keperawatan, ia menyatakan bahwa pengertian kepera
watan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisilogis, yang ditinjau dari sisi fungsional.
Henderson ini juga mengemukakan konsep utama dari teorinya yaitu manusia, keperawatan,
kesehatan, dan lingkungan.
Perawat mengaplikasikan teori ini dengan 14 komponen yang merupakan penanganan keper
awatan yaitu:
PENUTUP
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan kajian ini adalah perawat dapat mengapli
kasikan teori-teori yang telah dijelaskan di dalam rumah sakit. Teori- teori keperawatan dapat memb
amtu perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang sistematis dan bermutu tinggi. Implemen
tasi dan intervensi yang ditegakkan penulis di atas sudah sesuai dengan teori-teori keperawatan yan
g bisa dipelajari oleh perawat untuk memberi asuhan keperawatan. Saran Kepada pihak pelayanan k
esehatan diharapkan menerapkan aplikasi teori keperawatan pada klien sesuai dengan teori-teori di
atas agar klien lebih merasa puas dengan pelayanan dan perawat dapat memberikan asuhan kepera
watan yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanti, L. (2017). Aplikasi Teori Dorothy Orem Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Pada Ny Y
dengan Kasus Infeksi Post Sectio Cesaria di Rumah Sakit Kota Bengkulu. Journal of Nursing and Public
Health, 5(2). Budiono, & Pertami, S. B. (2016). Konsep Dasar Keperawata.. Jakarta: Bumi Medika. Dja
ruu, S. A.F., Kanine, E., & Tololiu, T. (2016). Aplikasi Konsep Stress Adaptasi Menurut Calista Roy Terh
adap Pengalaman Ibu Rumah Tangga Pasca Trauma Kekerasan dalam Rumah Tangga. E-Jurnal Saripu
tra, 3(1). Hartati, S., Setyowati, & Budiarti, T. (2016). Penerapan Teori Selfcare Orem dan Comfort Kol
caba Pada Ibu Post Partum Seksio Sesarae dengan Tubektomi. Journal ISSN, 7(2). Ilmiasih, R., Nani,
N., & Waluyanti, F. T. (2015). Aplikasi Teori Comfort Kolcaba dalam Mengatasi Nyeri Pada Anak Pasca
Pembedahan Laboratorium di Ruang BCH RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Jurnal Keperawa
tan, 6(1): 27-33. Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2016). Buku Ajar Fundamebtal Keperawatan, Konse
p, Proses dan Praktik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Mardiani, R. (2019). Proses Berpikir Kritis yang
Diterapkan dalam Memberikan Asuhan Keperawatan. Osf.io Potter, & Perry. (2009). Fundamental Ke
perawatan Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika. Purnamawati, I. D., (2017). Aplikasi Teori Comfort Kolca
ba dalam Asuhan Keperawatan Pada Anak Kanker dengan Masalah Nutrisi di Ruang Anak Non Infeksi
di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Buletin Kesehatan, 1(1). Putri, D. E. (2012). Penerapan A
suhan Keperawatan pada Klien Isolasi Sosial dengan Pendekatan Model Konseptual Hildegard E. Pepl
au dan Virginia. Ners Jurnal Keperawatan, 8(1): 74-82. Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat yan
g: CIH’HUY. Surakarta: Kekata Publisher. Sunarno, R. D., Setyowati, & Budiati. (2014). Penerapan Teo
ri Keperawatan Need For Help Wiedenbach dan Conservation Levine Pada Asuhan Keperawatan Ibu
Perdarahan Postpartum. Jurnal Keperawatan, 5(2): 185-191. Susanti, I. (2017). Aplikasi Teori Model C
alista Roy dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Pada Ny. S dengan Kista Ovarium di Sukamaju Kot
a Bengkulu. Journal of Nursing and Public Health, 5(2). Susilowati, Y. A., Setyowati, & Afiyanti, Y. (201
4). Penerapan Teori Adaptasi Roy Pada Asuhan Keperawatan Pasien dengan Kista Ovarium. Journal o
f Nursing and Public Health, 5(2)