OLEH
KELAS:A/V
KELOMPOK 5
1. DORATEA KALLI
2. CINDI GLORITA MOI
3. YOVITA V. BARA
4. FIFIANDA LIUNESI
5. MAGEL HAENS RAGA
6. MUNI BANSAE
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Makalah Teori dan model konseptual
dalam keperawatan komunitas Neuman,orem,nightingale ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas matakuliah keperawatan komunitas.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyakkekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat menerima dengan senang hati kritik dan saran yang dapat membangun
dari berbagai pihak.Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………….…………………...……..1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………...…..….….2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Defenisi teori, model, model konseptual……………..…………………………………….3
2.2 Tujuan……………………………………………………………………………………...3
2.3 Teori dan model konseptual dalam keperawatan menurut neuman………………….…...4
2.4 garis pertahan dan perlawanan Neuman…………...………………………………………5
2.5 paradigma keperawatan…………………………………………………………………….6
2.6 teori dan model konseptual Dorothea Orem……………………………………………….6
2.7 teori dan model konseptual florance nightingale…………………………………………..7
2.8 hubungan teori florance nightingale dengan beberapa konsep…………………………….8
2.9 hunbungan teori florance nightingale dengan teori-teori lain………...……………………9
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan……………………………………………………………………….………..5
3.2 saran…………………………………………………………………………………….....5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari
praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat
menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok
umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masya¬rakat.
1.3 Tujuan
a. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami teori dan model konseptual dalam keperawatan
komnitas (Teori Neuman,Teori Orem,Teori Nightingale).
b. Tujuan khusus
1. Mahasiwa mampu memahami teori dan model konseptual dalam keperawatan
Betty Neuman
2. Mahasiswa mampu memahami model konsep Betty Neuman
3. Mahaiswa mampu memahami garis pertahanan dan perlawanan Betty Neuman
4. Mahaiswa mampu memahami paradigm keperawatan
5. Mahasiwa mampu memahami teori dan model konseptual Dorothea Orem
6. Mahasiwa mampu memahami teori florance Nightingale
7. Mahasiwa mampu memahami konsep model florance nightingale
8. Mahasiwa mampu memahami deskripsi konsep sentral dari florance nightingale
9. Mahasiwa mampu memahami hubungan teori florance nightingale dengan
beberapa konsep
10. Mahasiswa mampu memahami hubungan teori florance nightingale dengan proses
keperawatan
11. Mahasiwa mampu memahami hubungan teori florance nightingale dengan teori-
teori lain
12. Mahasiwa mampu memahami hubungan teori florance nightingale dengan
dalamKeperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2 Tujuan
Model ini juga mengidentifikasi tujuan keperawatan yang biasanya
menterjemahkannya dari definisi sehat yang dimaksud. Model konseptual mendefinisikan
sehat sebagai kisaran sehat-sakit dari seseorang Sedangkancontoh model konseptual
menurut Teori Adaptasi Roy adalah Model konseptualnya berbasis model konseptual
adaptasi. Konsep kuncinya adalah manusia (person), tujuan, kesehatan, lingkungan dan
aktifitas keperawatan.
1. Tekanan/Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan
berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman
mengklasifikasi stressor sebagai berikut (Potter dan Perry, 2005):
a. Stressor intrapersonal
Stressor intrapersonal terjadi dalam diri individu dan berasal dari dalam
diri klien, serta berhubungan dengan lingkungan internal.Misalnya :
respons autoimmun
b. Stressor interpersonal
Lingkungan eksternal, segala sesuatu pengaruh yang berasal di luar diri
klien. Stessor ini terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang
memiliki pengaruh pada sistem.Misalnya : ekspektasi peran
c. Stressor ekstrapersonal
Stressor yang juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga
tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal.
Misalnya : sosial politik.
2. Garis pertahanan menurut Neuman terdiri dari:
4. System klien
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka
dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu
kesatuan fokus definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari
interaksi klien dengan lingkungannya.Elemen-elemen yang ada dalam sistem
terbuka mengalami pertukaran energi informasi dalam organisasi
kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres merupakan komponen dasar
dari sistem terbuka. Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok,
komunitas atau jaringan sosial (Tomey & Alligood, 2002).Klien sebagai
suatu sistem memberikan arti bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang
terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien akan dipengaruhi oleh
keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan lingkungan sosialnya.
Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima
variabel yang membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa
klien merupakan cerminan secara wholistik dan multidimensional (Fawcett,
2005).Dimana secara wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang
bagian-bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut
membuktikan bahwa setiap orang itu akan memiliki keunikan masing-masing
dalam mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan sehari- hari. Neuman mengubah ejaan atau istilah dari “Holistik”
menjadi “Wholistik” dalam edisi keduanya untuk meningkatkan pengertian
atau pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik,
sehingga sakit atau kematiantan atau stabilitasasi sistem.perubahan dapat
mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau
harmonis menjaga keutuhan integritas sistem. Apabila bagian-bagian dari
klien berinteraksi secara harmonis, maka akan terwujud jika kebutuhan-
kebutuhan sistem telah terpenuhi. Namun apabila terjadi ketidakharmonisan di
antara bagian-bagian dari sistem, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan
yang tidak terpenuhi.
5. Struktur dasar (core)
Struktur dasar berisi seluruh variabel untuk mempertahankan hidup dasar
yang biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang
unik.Variabel-variabel tersebut yaitu variabel sistem, genetik, dan
kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem.
6. Intervensi
Intervensi merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk
memperoleh, meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari
pencegahan primer, sekunder dan tertier.
7. Rekonstitusi
Neuman mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang
terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi dapat
dimulai menyertai tindakan terhadap invasi stressor..Rekonstitusi adalah suatu
adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal dan
eksternal.Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke tingkat
sebelumnya, menstabilkan sistem pada tingkat yang lebih rendah, dan
mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit.Yang termasuk
rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal
dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
Dorothea Orem melihat bahwa perawatan propesional mendapat bantuan pengambil alihan tugas
sebahagian atau pun keseluruhan atau perawatan diri atau perawatan.
2.5 Teori dan model konseptual Dorothea E. Orem
Dalam teori ini menitik beratkan tentang bagaimana kebutuhan self care dapat
dipenuhi oleh pasien, perawat atau kedua-duanya. Teori ini pun memberikan
gambaran bagaimana individu mampu melakukan aktivitas secara mandiri dan
tergantung. Perawatan diri tergantung dariperilaku yang telah dipelajari, individu
berinisiatif dan membentuk sendiri untukmemeliharakehidupan, kesehatan
dankesejahteraannya.
1. TeoriPerawatanDiri(selfcare)
Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu
memahamikonsep self care, self care agency, basic conditioning factor dan
kebutuhan selfcare therapeutic. Self care adalah performance atau praktik
kegiatan individu untuk berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam
memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika self caredi bentuk
efektif maka haltersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan
fungsi manusia danerat kaitannyadengan perkembangan manusia.
2. Selfcareagency
Self care agency adalah kemampuan manusia atau kekuatan untuk
melakukan self care.Kemampuan individu untuk melakukan self care dipengaruhi
oleh basic conditioning factor seperti umur, jenis kelamin, status
perkembangan,status kesehatan,orientasi socialbudaya,system perawatan
kesehatan(diagnostik,penatalaksanaan modalitas),system keluarga,pola kehidupan,
lingkungan serta ketersediaan sumber.
Sistem keperawatan adalah seri dan urutan tindakan praktis perawat yang
disengaja yang dilakukan pada waktu berkoordinasi dengan tindakan pasien
mereka untuk mengetahui dan memnuhi komponen tuntutan perawatan diri
terapeutik pasien dan untuk melindungi mengatur pelaksanaan atau pengembangan
agen perawatan diri pasien(Orem,2001).
Seperti namanya, dia lahir di kota Florence, Italia, pada 12 Mei 1820, sebagai anak
terakhir dari dua bersaudara. Kembali ke Inggris pada 1821, keluarga Nightingale tidak
mengalami kesulitan finansial. Mereka memiliki kehidupan yang nyaman dan kerap bepergian
untukberlibur. Florence dibesarkan di rumah keluarganya di Lea Hurst. Kendati ibunya
menyukai kehidupan sosial di antara orang kaya, Florence justru canggung menghadapi situasi
tersebut. Dia lebih suka menghindar menjadi pusat perhatian. Walau kerap beradu pemikiran
Dengan sang ibu ia tetap meyenangkannya.” Saya pikir, saya punya sesuatu yang lebih baik dan
sesuai," tulis Florence. Sejak usia muda, Florence aktif dalam filantropi, melayani orang-orang
sakit dan miskin di desa yang berdekatan dengan tempat tinggal keluarganya. Pada usia 16 tahun,
dia menyadari bahwa menjadi perawat merupakan panggilan dari Tuhan baginya.
Orangtua Florence tentu menolak ambisinya menjadi perawat. Di Era Victoria, seorang
perempuan muda dari kelas sosial seperti keluarga Nightingale diharapkan menikah dengan pria.
Perempuan tidak boleh mengambil pekerjaan rendahan. Menginjak usia 17 tahun, dia menolak
lamaran dari Richard Monckton Milnes, pria yang dianggap cocok dengannya
Bertekad untuk mengejar panggilan harinya meski mendapat pertentangan dari orangtua,
Florence mendaftarkan diri di Rumah Sakit Lutheran Pastor Fluedner, di Kaiserwerth, Jerman,
untuk studi keperawatan. Selama dua pekan pelatihan pada Juli 1950 dan tiga bulan pada Juli
1851, Florence belajar keterampilan keperawatan dasar, pengamatan pasien.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 saran
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. 2011. Behavioral interventions: Design and evaluation guided by the theory of planned
behavior. In M. M. Mark, S. I. Donaldson, & B. C. Campbell (Eds.), Social psychology for
program and policy evaluation (pp. 74-100). New York: Guilford.
Allender, et al. 2011. Community health nursing: promoting and protecting the public’s health,
7th edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins. (Ruang Baca Henderson)
Anderson & Mc Farlane. 2011. Community as Partner: Theory and Practice in Nursing, 6th
edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins. (Ruang Baca Henderson)
andura, A. (1989). Social cognitive theory. In R. Vasta (Ed.), Annals of child development. Vol.
6. Six theories of child development (pp. 1-60). Greenwich, CT: JAI Press.
Ferry & Makhfudli. 2009. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta:
Salemba Medika.
Ahmadi, Zakieh. 2017. Penerapan model sistem Betty Neuman dalam asuhan keperawatan
pasien/ klien dengan multiple sclerosis. Diakses pada tanggal 29 September 2017.
Aziz Alimul Hidayat, A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba
Medika
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta: EGC
Yusiko,dkk.2010.ModelKeperawatanMenurutHildegardPeplau.
Mubarak,wahitiqbal.2009.IlmuKeperawatanKomunitas.Jakarta:Salemba Medika