KELAS : D/1
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….iii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….2
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………...2
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Paradigma Keperawatan Menurut Teori Betty Neuman……………………….6
.........................................................................................
B. Sumber-Sumber Teori Betty Neuman………………………………………..6
C. Konsep Utama Dan Definsi Teori Model Neuman…………………………..7
D. Asumsi Teori Model Betty Neuman………………………………………….8
E. Model Betty Neuman Dalam Intervensi Keperawatan……………………….9
.........................................................................................
F. Analisis Kekuatan Dan Kelemahan Konsep………………………………….10
G. Model Konseptual Keperawatan Health Care System……………………….11
H. Variabel dan kesehatan………………………………………………………...12
I. Diagnosa keperawatan………………………………………………………….13
J. Tujuan keperawatan……………………………………………………………14
K. Outcome keperawatan………………………………………………………….15
L. Penerapan Teori Pada Praktek Keperawatan…………………………………….16
M. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Model Konseptual...
BAB III PENUTUP
4.1 Simpulan…………………………………………………………………………….17
4.2 Saran…………………………………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan biopsikososio dan spiritual yang komprehensif ditujukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia.
Pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu, kiat dan profesi yang
berorientasi pada pelayanan. Sebagai ilmu dan seni dalam aplikasinya lebih kearah ilmu
terapan dengan menggunakan pengetahuan, konsep dan prinsip serta mempertimbangkan
seni didalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu
lain, mengingat ilmu keperawatanmerupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman. Sebagai ilmu yang mulai berkembang, ilmu keperawatan banyak
mendapat tekanan, diantaranya adalah adanya tuntutan kebutuhan masyarakat dan industri
kesehatan yang senantiasa berkembang dimana keperawatan harus mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, keperawatan harus selalu
mengembangkan ilmunya berdasarkan pemahaman konsep model dan teori keperawatan
yang sudah ada agar tidak terjadi penyimpangan didalam mengaplikasikan ilmu keperawatan,
sehubungan dengan hal tersebut maka pada kesempatan ini kami mencoba untuk membahas
salah satu teori konsep model yang sudah ada yaitu model keperawatan yang dikembangkan
oleh Betty Neuman.
Model sistem Betty Neuman memberikan perspektif keperawatan yang felsibel,
holistik dan komprehensif. Model tersebut berfokus pada respon sistem klien terhadap
stressor aktual maupun potensial. Model tersebut digunakan dalam intervensi keperawatan
yaitu pencegahan primer, sekunder, dan tersier dalam upaya mencapai dan memelihara
sistem kesehatan klien yang optimal.
B. Tujuan
A. Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah mampu menganalisa model
keperawatan yang dikembangkan oleh Betty Neuman dalam penerapan pelayanan
asuhan keperawatan.
B. Tujuan Khusus
Tujuankhusus pembuatan makalah ini :
1. Memahami model konseptual keperawatan menurut Betty Neuman
2. Menganalisa empat konsep sentral dalam paradigma keperawatan menurut konsep
model Betty Neuman
3. Menganalisis kelebihan dan kelemahan teory Betty Neuman
C. Manfaat
A. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang model konseptual keperawatan
menurut teori Betty Neuman.
B. Bagi Pendidikan
Sebagai kerangka acuan dalam pembuatan makalah Model Konseptual
Keperawatan Menurut Teori Betty Neuman.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kesehatan
Neuman mempertimbangkan kerjanya sebagai model sejahtera. Dia memandang
kesehatan sebagai kondisi yang terus menerus dari sehat menuju sakit yang secara
alamiah dinamis dan secara konstan seseorang berubah untuk mencapai kondisi sehat
yang optimal atau stabil yang diindikasikan seluruh kebutuhan sistem terpenuhi.
Menurunnya kondisi sehat merupakan akibat dari tidak terpenuhi kebutuhan sistem.
Klien berada dalam kondisi dinamis baik sehat atau sakit dalam beberapa tahap yang
diberikan pada waktu itu.
3. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan adalah memperhatikan semua aspek
manusia. Dia juga menggambarkan bahwa keperawatan adalah profesi yang unik yang
memperhatikan semua variabel yang mempengaruhi respon individu terhadap stres.
Persepsi perawat mempengaruhi terhadap pelayanan yang diberikan sehingga Neuman
menyatakan bahwa persepsi antara pemberi pelayanan dan pasien harus dikaji. Dia
mengembangkan instrumen pengkajian dan intervensi untuk membantu melakukan tugas
tersebut.
4. Lingkungan
Lingkungan dan manusia diidentifikasi sebagai dasar fenomena dari model
sistem Neuman, bahwa hubungan manusia dengan lingkungan adalah hubungan yang
timbal balik. Lingkungan didefinisikan sebagai semua faktor internal dan eksternal yang
berada disekeliling manusia dan berinteraksi dengan manusia dan klien. Stresor
(intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal) adalah signifikan terhadap konsep
lingkungan dan digambarkan sebagai kekuatan lingkungan yang berinteraksi dengan dan
secara potensial dapat mengubah stabilitas sistem.
(1) internal,
(2) eksternal,
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep “Healt care
system” yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan
kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara
fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayana adalah komunitas. Serta
Betty Newman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep
holistic dan pendekatan system terbuka.
1. Tekanan
Rangsangan yang timbul diakibatkan kondisi sekitar pandangan Neuman tentang
tekanan yaitu :
3. Tingkat Ketahanan
Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan.
5. Gangguan Pertahanan
Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.
6. Tingkat Reaksi
Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.
7. Intervensi
Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.
8. Tingkat-Tingkat Pencegahan
Dibagi menjadi :
a. Fisiologi individu.
b. Psikologi individu
c. Sosial cultural
d. Perkembangan individu
D. Asumsi Teori Model Betty Neuman
Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon terhadap
tekanan yaitu :
1. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan
merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual.
2. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari
sekitar klien atau sistem klien.
3. Sehat
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat merupakan
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau
mengatasi stressor.
4. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh
dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang mempertahankan semua variabel
yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Melalui penggunaan model
keperawatan dapat membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan
mempertahankan level maksimum dari total wellness. Keunikan keperawatan adalah
berhubungan dengan integrasi dari semua variabel yang mana mendapat perhatian dari
keperawatan .Neuman (1981) menyatakan bahwa dia memandang model sebagai sesuatu
yang berguna untuk semua profesi kesehatan dimana mereka dan keperawatan mungkin
berbagi bahasa umum dari suatu pengertian.Neuman juga percaya bahwa keperawatan
dengan perspektif yang luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi pelayanan kesehatan
untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.
Salah satu kekuatan dalam model ini terletak pada hubungan antara variabel klien
dengan konsep yang termasuk dalam system.Empat metaparadigma konsep keperawatan
saat ini dan semuanya digunakan dalam fungsi keperawatan.
a. Pendidikan kesehatan.
b . Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasaryang dapat dilakukan klien
dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
2 . Intervensi yang bersifat prevensi
Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :
1. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari
harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variable yang utuh, yaitu : fisiologis,
psikologis, sosio kultural, perkembangan, dan spiritual.
2. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari
sekitar atau sistem klien.
3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari
atau mengatasi stresor.
Sehat menurut neuman adalah suatu keseimbangan bio-psiko-sosial-cultural dan spiritual
pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal, dan resisten.
Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahap yaitu :
1. Intervensi yang bersifat promosi, dilakukan apabila gangguan terjadi pada garis
pertahanan yang bersifat fleksible, meliputi pendidikan kesehatan dan mendemontrasikan
keterampilan keperawatan dasar yang dapat di lakukan klien atau di rumah komunitas
yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keseimbangan garis pertahanan
normal.
2. Intervensi yang bersifat prevensi yang di lakukan apabila garis pertahanan normal
terganggu, melalui deteksi dini gangguan kesehatan atau kesehatan garis kesemimbangan
perthanan, misalnya deteksi dini tumbuh kembang balita kelurga sert memberikan zat
kekebalan pada klien yang bersifat individu, misalnya konseling pranikah.
3. Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dilakukan apabila garis pertahanan
resisten terganggu, meliputi melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan
kepakaran perawat, misalnya melatih klien duduk atau berjalan, memberikan konseling
untuk penyelesaian masalah, melakukan kerjasama lintas program dan lintas sector untuk
penyelesaian masalah, serta melakukan rujukan keperawatan atau non keperawatan, baik
secara lintas program maupun lintas sektor.
4. Keperawatan sebagai ilmu dan kiat mempelajari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
klien (individu, keluarga, kelompok, dan komunitas), berhubungan dengan
ketidakseimbangan yang terjadi pada ketiga garis pertahanan, yaitu : fleksibel, normal,
dan resisten, serta berupaya membantu mempertahankan keseimbangan untuk sehat.
Intervensi keperawatan bertujuan untuk menurunkan stressor melalui :
a. Pencegahan primer, meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi
adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor, serta mendukung
koping pada klien secara konstruktif.
b. Pencegahan sekunder, meliputi berbagai tindakan keperawatan dengan mengurangi
atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor.
c. Pencegahan tersier, meliputi pengobatan secara rutin dan teratur, serta pencegahan
terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu penyakit.
Sesuai dengan teori Neuman, komunitas dilihat sebagai klieen yang dipengaruhi
oleh dua faktor utama yaitu :
1. Pengkajian
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai berikut :
a. Inti (core), meliputi : data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia
yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai keyakinan, serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Mengkaji delapan sub sistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain :
1) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya karena
dapat menjadi stressor bagi penduduk.
2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat.
3) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keamanan dan keselamatan di lingkungan
tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakah sering
mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang,
sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan diberbagai bidang
termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat
atau memantau gangguan yang terjadi.
6) Sistem komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat
dimanfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait
dengan gangguan penyakit. Misalnya media televisi, radio, Koran, atau leaflet
yang diberikan kepada masyarakat.
7) Sistem ekonomi, tingkat social ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah
pendapatan yang diterima sesuai dengan kebijakan Upah Minimum Regional
(UMR) atau sebaliknya di bawah upah minimum. Hal ini terkait dengan upaya
pelayanan kesehatan ditunjukkan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis
makanan sesuai kemampuan ekonomi masing-masing.
8) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya
dapat dijangkau oleh masyarakat. Rekreasi hendaknya dapat digunakan masyarakat
untuk membantu mengurangi stressor.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen P ( Problem atau masalah ), E (etiology atau
penyebab), dan S (symptom atau manifestasi / data penunjang). Misalnya, resiko tinggi
peningkatan gangguan penyakit kardiovaskuler pada komunitas di RT 01 RW 01
Kelurahan Sowowinangun sehubungan dengan kurangnya kesadaran masyarakat tentang
hidup sehat ditandai dengan :
a. 0,15 % ditemukan angka dirawat dengan gangguan kardiovaskuler.
b. 50% RT 01 RW 10 mengonsumsi lemak tinggi
c. Didapatkan 20% saja yang kebiasaan berolahraga
d. Rekreasi tidak teratur
e. Informasi tentang gangguan ardiovaskuler kurang
3. Perencanaan intervensi
Perencanaan intervensi yang dapat dilakuan berkaitan dengan diagnosis keperawatan
komunitas muncul di atas adalah :
a. Lakuan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskuler
b. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan tekni relaksasi
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler melalui
pemeriksaan tekanan darah
d. Lakuan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi yang
beresiko
e. Lakukan olahraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi jantung
f. Lakukan kerja sama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk
memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila ditemui ada penyebab stressor
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.
4. Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
bersifat :
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskuler di komunitas
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang, dalam hal ini berprilaku hidup sehat dan
melasanakan upaya peningkatan kesehatan.
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
kardiovaskuler
d. Sebagai advoat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas.
5. Evaluasi / penilaian
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
b. Menilai kemajuan yang dicapai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.
H. Variabel dan kesehatan
1. Analisa data.
2. Menegakan diagnosa keperawatan.
3. Proritas Tujuan.
I. Diagnosa keperawatan
1. Menetapkan data dasar yang meliputi pertimbangan secara simultan interaksi dinamis
dari variabel-variabel fisiologis, psikologis , siokultural, perkembangan dan spiritual.
a. Identifikasi persepsi klien:
1) Mengkaji kondisi dan kekuatan faktor-faktor struktur dasar dan sumber daya
klien.
2) Kaji karakteristik garis fleksibel dan garis normal pertahanan, tingkat
3) Kaji faktor internal dan eksternal misalnya :
a) Identifikasi dan evaluasi stressor yang mengancam
b) Identifikasi stressor yang mengancam stabilisasi sistem klien (kehilangan,
kelebihan, perubahan dan intoleransi)
b. Identifikasi, klarifikasi, evaluasi stressor aktual dan potensial faktor yang
berhubungan dengan variabel c
c. Kaji pengaruh lingkungan :
1) Persepsi klien terhadap stressor
2) Identifikasi thdp masalah perubahan hidup
3) Identifikasi dalam mengatasi masalah
4) Identifikasi klien dalam mengatasi masalah
5) Evaluasi masalah masa lalu, selama ini, dan yang akan datang
6) Identifikasi dan evaluasi gangguan aktual dan potensial yang mengancam
2. Identifikasi persepsi terhadap petugas kesehatan.
3. Bandingkan persepsi terhadap petugas kesehatan
a. persamaan dan perbedaan persepsi
b. Kesadaran akan fasilitas kesehatan
c. Mengatasi perbedaan
J. Tujuan keperawatan
1. Negosiasi perubahan klien dan kelompok
2. Negosiasi preventif sebagai intervensi Respon klien dan kelompok.
K. Outcome keperawatan
1. Implementasi intervensi
a. Prinsip yang utama (Invasi stressor, dukung koping positif, dll)
b. Preventif sekunder : (Perlindungan dasar, Dukung faktor positif dalam
meningkatkan status jari)
c. Preventif Tersier : (Mencapai status kesehatan yang tinggi, dukung untuk
mencapai tujuan, Koordinasi dan intregasikan sumber layanan kesehatan)
d. Evaluasi hasil : Konfirmasikan hasil yang dicapai, reformasi tujuan
Konsep utama yang terdapat pada model Neuman, meliputi: stresor, garis
pertahanan dan perlawanan, tingkatan pencegahan, lima variabel sistem klien, struktur
dasar, intervensi dan rekonstitusi (Fitzpatrick & Whall, 1989). Berikut ini akan diuraikan
tentang masing-masing veriabel :
1. Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan
berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor
sebagai berikut
a. Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan
dengan lingkungan internal. Misalnya : respons autoimmune.
b. Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang
memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran.
c. Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga
tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal. Misalnya :
sosial politik.
2. Garis pertahanan dan perlawanan
Garis pertahanan menurut Neuman’s terdiri dari garis pertahanan normal dan
garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh yang
mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau kondisi yang
menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut wellness normal dan
digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness
untuk sistem klien.
Selain itu ada berbagai stressor yang dapat menginvasi garis pertahanan
normal jika garis pertahanan fleksibelnya tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika
itu terjadi. maka sistem klien akan bereaksi dengan menampakan adanya gejala
ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi
stressor tambahan. Garis pertahanan normal ini terbentuk dari beberapa variabel dan
perilaku seperti pola koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan. Garis
pertahanan normal ini merupakan bagian dari garis pertahanan fleksibel.
Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau
perlindungan pada sistem dari stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada
garis pertahanan normal. Bila jarak antara garis pertahanan meningkat maka tingkat
proteksipun meningkat. Oleh sebab itu untuk mempertahankan keadaan stabil dari
sistem klien, maka perlu melindungi garis pertahanan normal dan bertindak sebagai
buffer. Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu relatif singkat.
Disamping itu hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis
pertahanan diri fleksibel terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.
Sedangkan garis perlawanan menurut Neuman’s merupakan serangkaian
lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini
melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor lingkungan
melalui garis normal pertahanan (normal line of defense). Misalnya mekanisme
sistem immun tubuh. Jika lines of resistance efektif dalam merespon stressor tersebut,
maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa
timbul kematian.
3. Tingkatan pencegahan
a. Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer : terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi :
promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer
mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah
stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau
masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup :
immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.
b. Pencegahan sekunder. Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala
dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines
of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten
sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai
gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan
memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak
terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-
intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
c. Pencegahan Tersier
Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder.
Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem
klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi
terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga
dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada
pencegahan primer.
4. Sistemklien
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan
dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus
definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan
lingkungannya. Elemen-elemen yang ada dalam sistem terbuka mengalami
pertukaran energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi
terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka.
Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau
sosial issue (Tomey & Alligood, 1998). Klien sebagai suatu sistem memberikan arti
bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan
klien akan dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan
lingkungan sosialnya.
Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima
variabel yang membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien
merupakan cerminan secara wholistik dan multidimensional (Fawcett, 2005). Dimana
secara wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada
dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa setiap orang
itu akan memiliki keunikan masing-masing dalam mempersepsikan dan menanggapi
suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Perubahan istilah dari
Holistik menjadi Wholistik untuk meningkatkan pemahaman terhadap orang secara
keseluruhan.
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik,
sehingga sakit atau kematian.tan atau stabilitasasi system. perubazhan dapat
mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau harmonis
menjaga keutuhan integritas sistem. Apabila bagian-bagian dari klien berinteraksi
secara harmonis, maka akan terwujud jika kebutuhan-kebutuhan sistem telah
terpenuhi. Namun apabila terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari
system, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.
5. Struktur dasar
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar
yang biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-
variabel tersebut yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-
bagian sistem.
6. Intervensi
Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh,
meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer,
sekunder dan tertier.
7. Rekonstitusi
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang
terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi dapat dimulai
menyertai tindakan terhadap invasi stressor..Rekonstitusi adalah suatu adaptasi
terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi bisa
memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan sistem pada
tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit.
Yang termasuk rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal,
ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Model Sistem Neuman ini sangat sesuai
untuk diterapkan pada pengkajian di masyarakat, karena pendekatan yang
dipergunakan adalah pada komunitas sebagai sistem klien.
L. Penerapan Teori Pada Praktek Keperawatan
Model Neuman memberikan panduan pada tahap pengkajian bagi perawat.
Pengkajian tersebut di fokuskan pada pengkajian garis pertahanan normal/mekanisme koping
(neal, 1981). Perawat dapat mengkaji factor resistensi internal individu, menurut Neal, 1981
kualitas keseimbangan individu tergantung dari pertahanan diri terhadap stressor.Model ini
juga dapat diaplikasikan pada praktek keperawatan jiwa (Beitler,Tkachuck,Aamodt, 1980).
Hasil diskusi yang didapatkan adalah stressor dapat diatasi pada tahap primer,sekunder dan
tertier. Dalam diskusi mereka tahap pencegahan primer dapat dilakukan perawat dengan
memberikan promosi tentang penerimaan kehidupan sebagai suatu cara untuk mencegah
terjadinya frustasi. Pada tahap sekunder perawat dapat berusaha untuk memberikan bantuan
kepada pasien untuk mengekspresikan perasaannya.Pada tahap tertier perawat mengusahakan
dengan memberikan support lingkungan terhadap pasien dengan krisis.
Model system dari Neuman juga sering digunakan dalam perawatan kesehatan
masyarakat di Amerika dan Kanada karena luas dan struktur terbuka cocok untuk individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Model ditunjang oleh banyak teori dan mempunyai
tujuan yang bermanfaat (tool) pada perawatan kesehatan masyarakat untuk
mengorganisasikan data dan bimbingan praktek. Perawat kesehatan masyarakat menekankan
pada peningkatan kesehatan dan memperbaiki kesehatan pada kelompok yang luas
menghimpun individu (aggregates = mengumpulkan), berbeda dengan dibutuhkan sendiri
(solely) yang difokuskan kepada kesehatan individu. (Beddome,1989). Model system dari
Neuman didasarkan pada system teori yang memungkinkan perawat kesehatan menjelaskan
paradigm perawatan dalam istilah-istilah yang berlaku pada masyarakat ialah individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat dapat sebagai target pelayanan. Lingkungan
didefinisikan sebagai semua keadaaan internal dan eksternal atau pengaruh yang berdampak
kepada masyarakat. Faktor negative biasanya merujuk sebagai stressors. Penekanan kepada
dinamika interaksi antara masyarakat dan lingkungan seperti pada gestalt theory (Neuman,
1989). Kesehatan untuk masyarakat adalah suatu nilai nilai yang optimal atau tingkat yang
stabil.Bila system dalam masyarakat menyebabkan lebih bersemangat (energy) dari biasanya,
maka status kesehatan bergerak kedepan negentropy (kesehatan yang ideal). Bila energy
berlebihan digunakan dari produksi, maka masyarakat bergerak kepada entropy atau mati
(Neuman, 1989 hal 33).
Berdasarkan dari teori tersebut teori model Betty Neuman ini dapat diterapkan di
Indonesia pada keperawatan komunitas dan keperawatan jiwa,hal ini didukung dengan
penelitian dan penerapan lebih lanjut. Penerapan teori model Neuman adalah pada garis
pertahanan diri pada komunitas yang meliputi garis perthanan fleksibel, yaitu ketersediaan
dana, pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dll.Garis pertahanan normal yang meliputi
ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan,
rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan.Garis
pertahanan resisten yang meliputi adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat
pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi didaerah
yang ada.Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan
pencegahan primer,sekunder dan tertier. Dengan demikian stabilitas kesehatan klien dan
keluarga dalam lingkungan akan optimal.
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Secara garis besar teori sistem model Neuman mengemukakan bahwa dalam
memberikan tindakan keperawatan terhadap klien atau pasien yang mengalami stress
(gangguan mental) perawatan harus melaksanakan pendekatan-pendekatan perorangan
secara total dengan memperhatikan faktor-faktor :
1. Tekanan
2. Struktur pokok sumber energi
3. Struktur ketahanan
4. Garis normal pertahanan
5. Gangguan ketahanan
6. Intervensi
7. Tingkat-tingkat pencegahan
8. Penyusunan kembali
Berdasarkan teori Betty Neuman diatas maka dapat kita simpulkan sebagai berikut ;
1. Keperawatan klien adalah dinamis, mereka mempunyai karakteristik yang unik dan
universal dan berada dalam pertukaran energi yang konstan dengan lingkungan.
2. Hubungan antara variable-variabel klien: fisiologis, psikologis, sosio kultural,
perkembangan dan spiritual mempengaruhi mekanisme pertahanan klien dan
menentukan respon klien.
3. Klien berada pada rentang respon yang normal terhadap lingkungan yang diperlihatkan
pada keadaan baik dan sehat.
4. Stressor menyerang garis pertahanan flexible kemudian garis pertahanan normal.
5. Tindakan perawat difokuskan pada pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Empat komponen sentral dalam paradigma keperawatan menurut teori betty
neuman diantaranya : manusia, kesehatan, keperawatan dan lingkungan.
4.2. Saran
1. Model Neuman sangat luas sehingga perlu terus
menerus melakukan riset yang mendukung Model Neuman untuk dapat di terapkan
dilapangan keperawatan yang lebih luas baik di lahan praktek, pendidikan, dan riset.
2. Perlu penjelasan melalui riset keperawatan tentang
peran perawat sesuai dengan Model Neuman.
3. Perlu penjelasan lebih lanjut tentang hubungan antara
perawat klien sehingga dalam setiap tahapan pencegahan tugas masing-masing pihak
lebih jelas.
4. Penerapan Model Neuman yang membutuhkan
multidisiplin ilmu akan sangat komplek, sehingga keperawatan harus harus menjadi
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari disiplin ilmu lain. Hal ini dapat dilakukan pada
saat keperawatan terus menerus mengembangkan keilmuan melalui penelitian yang
terintegrasi.
DAFTAR PUSTAKA