Anda di halaman 1dari 28

Tugas Terstuktur

KEPERAWATAN KELUARGA

“Konseptual Model Pratik Keperawatan Keluarga”

OLEH
KELOMPOK III
1. M. Syukran Bahri 9. Rahayu Samsudin
2. Rizkawanda Ngolo 10. Masahat M. yamani
3. Imam Mahendra Ahmad 11. Wafitriyanti
4. Puput Sintari 12. Fiki Alvian Umasangadji
5. Rifaldi Sarman 13. Diah Vanda Amanda
6. Irmawati Yunus 14. Nasbia Silawane
7. Dyah Amanah Rajab 15. Maharani Halid
8. Reza Kurniaty Umasangadji

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
Kekuarga tentang “Model Konseptual Dalam Praktik Keperawatan ”

Dalam menyusun makalah ini, kami banyak menemui kesulitan dan hambatan
sehingga kami tidak terlepas dari segala bantuan, arahan, dorongan semangat dari
berbagai pihak. Dan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Segala kemampuan dan daya upaya telah kami usahakan semaksimal


mungkin, namun kami menyadari bahwa kami selaku penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga hasil makalah ini
memberikan manfaat bagi kita semua, Amin.

Ternate, 04 febuari 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
A. Model Sistem Perawatan Kesehatan dari Betty Neuman. ............................................. 6
B. Model Perawatan Diri dari Orem. ................................................................................. 9
C. Model Pencapaian Tujuan dari Imogene King............................................................ 17
D. Model Adaptasi dari Roy. ........................................................................................... 24
E. Model Proses Kehidupan dari Roger. ......................................................................... 25
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 26
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 26
B. Saran ........................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori keperawatan didefiniskan sebagai konseptualisasi beberapa

aspek realitas keperawatan yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena,

menjelaskan hubungan- hubungan antar fenomena, memprediksi risiko-risiko

dan menetapkan asuhan keperawatan.

Di dunia keperawatan banyak fenomena dan masalah yang terjadi

yang sulit untuk dijelaskan dan diselesaikan.Namun, keperawatan memiliki

teori-teori keperawatan yang bisa digunakan untuk menjelaskannya dan

member solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.Para ahli teori

keperawatan mengemukakan berbagai solusi yang bisa diterapkan di berbagai

lingkup keperawatan. Teori-teori tersebut terus dikembangkan sehingga akan

lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan.

Salah satu ahli teori yang cukup terkenal dan teorinya banyak

digunakan dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah Dorothea E. Orem.

Dalam teori self care-nya ia menganggap bahwa perawatan diri merupakan

suatu kegiatan membentuk kemandirian individu yang akan meningkatkan

taraf kesehatannya. Sehingga bila mengalami defisit, ia membutuhkan

bantuan dari perawat untuk memperoleh kemandiriannya kembali. Teori ini

merupakan suatu pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk

4
meningkatkan kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri dan bukan

menempatkan klien pada posisi bergantung karena self care merupakan

perilaku yang dapat dipelajari.

Teori Dorothea E. Orem merupakan teori yang cukup menarik untuk

dikaji dan dibahas karena termasuk teori yang cukup banyak digunakan dalam

aplikasi praktik keperawatan keluarga.

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, ada beberapa masalah pokok yang

menjadi pusat pembahasan bagi penulis adalah sebagai berikut:

1) Pengertian dan Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga

2) Konsep Model Keperawatan Keluarga

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk memenuhi tugas dalam model konseptual keperawatan keluarga.

2) Untuk menjelaskan konsep keluarga.

3) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa/i keperawatan

mengenai model konseptual keperawatan keluarga.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Sistem Perawatan Kesehatan dari Betty Neuman.

Pada publikasi Neuman taun 1970-an tentang model sistemnya, ia tidak

membahas keluarga. Dalam komplikasi akhir dari bab tentang model ini Neuman,

disunting oleh Neuman (1982) model terwsebut diperluas yang berhubungan

dengan keluarga sehingga penerima asuhan kepeerawatan termasuk keluarga. Dua

bab dari naskah yang terakhir ini menerapkan model dari Neuman untuk system

keluarga (Reed, 1982) dan terapi keluarga (Goldblum-Graff dan Greff, 1982).

Dalam bab ini keluarga diuraikan sebagai target yang tepat baik untuk pegkajian

dan intervensi perimer, sekunder dan tersier. Proses keperawatan digunakan

sebagai penghubung antara teori keluarga dan praaktik. Keperawatan (Faw Cett,

1984).Belakangan ini Mischke-Berkey dkk (1989) dengan tekun mengadaptasi

model dari Neuman untuk digunakan dalam pengkajian dan intervensi

keluarga.Model dari Neuma karena konsep keluarga telah diidentifikasi dan

diterapkan, tampak agak bermanfaat untuk membimbing praktik keperawatan

keluarga. Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep “Healt

care system” yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan

yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis

pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dnegan sasaran

pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman mendefinisikan manusia secara

6
utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan pendekatan system terbuka.

Faktor yang perlu di perhatikan adalah: fisiologi individu, psikologi

individu,sosial cultural, perkembangan individu

1. Asumsi Teori Model Betty Neuman

Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon

terhadap tekanan yaitu :

a. Manusia

Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan

dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikologis,

sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

b. Lingkungan

Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-

pengaruh dari sekitar klien atau sistem klien.

c. Sehat

Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat

merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari

keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.

2. Pernyataan Teori Sistem Model Neuman

Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat terhadap

klien dengan tingkatan yang menyangkut bermacam-macam pengaruh

terhadap respon klien akibat tekanan atau stress.Klien dalam hubungannya

timbal balik dengan lingkungan sekitarnya selalu membuat keputusan yang

7
menyangkut hal atau sesuatu yang akan berakibat kepadanya. Ada 4 faktor

yang merupakan konsep mental klien yaitu: individu atau pasien itu sendiri,

lingkungan sekitarnya, kesehatan, pelayanan

3. Bentuk Logika Teori Model Neuman

Bentuk Neuman menggunakan logika deduktif dan induktif dalam

mengembangkan teori modelnya yang telah dipertimbangkan terlebih

dahulu.Betty Neuman menemukan teori modelnya dari berbagai teori dan

disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil dari pengamatan dan

pengalaman selama ia bekerja dipusat kesehatan mental keperawatan.

4. Model Betty Neuman Dalam Lingkungan Komunitas

Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan

stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan

ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus

pada empat intervensi yaitu :

a. Intervensi yang bersifat promosi

Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang

bersifat fleksibel yang berupa: pendidikan kesehatan dan

mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat

dilakukan klien dirumah atau komonitas yang bertujuan

meningkatkan kesehatan.

b. Intervensi yang bersifat prevensi, dilakukan apabila garis pertahanan

normal terganggu :

8
1). Deteksi dini gangguan kesehatan Misalnya deteksi tumbuh

kembang balita, keluarga dll.

2). Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu

misalnya : konseling pra nikah

c. Intervensi yang bersifat kuratif, dilakukan apabila garis pertahanan

terganggu.

d. Intervensi yang bersifat rehabilitative, dilakukan seperti pada upaya

kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten yang terganggu.

Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua aktor

utama : komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses

keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5 tahapan

:pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi.

B. Model Perawatan Diri dari Orem.

Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di

Amerika. Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia

memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan

pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf

keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat

konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah

anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan

9
untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali

mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun

1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.

Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care

yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model

konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya

dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self Care". Model ini pada awalnya

berfokus pada individu, kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada

multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas).

1. Pengertian Keperawatan Mandiri (self care)

Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan

dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna

mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan

keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980).

Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-

kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan

itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.

2. Teori Sistem Keperawatan Orem

Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan

menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang

Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam

tiga teori yaitu :

10
a. Self Care(Perawatan Diri)

Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan

kebutuhan. Perawatan diri sendiri merupakan suatu langkah awal yang

dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara berkelanjutan

sesuai dengan keadaan dan keberadaannya, keadaan kesehatan dan

kesempurnaan.

Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang

dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya.

Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan penerima self care

dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan

self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan

persyaratan kesehatan. Penekanan teori self care secara umum :

1). Pemeliharaan intake udara

2). Pemeliharaan intake air

3). Pemeliharaan intake makanan

4). Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan

eksresi

5). Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat

6). Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial

7). Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan

manusia

11
8). Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam

kelompok sosial sesuai dengan potensinya.

b. Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)

Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat

dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori defisit

perawatan diri Orem menjelaskan bukan hanya saat keperawatan

dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang lain dengan

menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan untuk, memandu,

mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan yang dapat

meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan

perawatan diri saat ini atau di masa yang akan datang.

c. Nursing system (Sistem Keperawatan)

Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat

dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan /

direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien

untuk menjalani aktifitas "Self Care".

Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :

1). The Wholly compensatory system

Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang

tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan

berespon terhadap rangsangan.

12
2). The Partly compensantory system

Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami

keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.

3). The supportive - Educative system

Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang

memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan

mandiri.

4). Metode bantuan

Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui

metode bantuan yang meliputi :acting atau melakukan sesuatu untuk

klien, mengajarkan klien, mengarahkan klien, mensupport klien.

3. Keyakinan dan Nilai - Nilai

Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

a. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus

memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau

trauma atu koping dan efeknya.

b. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan self care

yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas

structural fungsi dan perkembangan.

13
c. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi

kebutuhankeperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi

tidak spesifik.

d. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang

dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat

dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural,

fungsi dan perkembangan.

4. Tiga Kategori Self Care

Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang

disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :

a. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada

setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses

kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia.

1). Pemeliharaan kecukupan intake udara

2). Pemeliharaan kecukupan intake cairan

3). Pemeliharaan kecukupan makanan

4). Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat

5). Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan

kesejahteraan manusia

6). Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi

14
7). Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke

dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan

seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.

b. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat

perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal

yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus

kehidupan.

c. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak

sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena

sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam

perilaku self care.

5. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s

Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek

keperawatan keluarga adalah :

a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara

terapeutik.

b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri

c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang

mengalami gangguan secara kompeten.

15
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model Orem's yang

diterapkan pada praktek keperawtan keluaga adalah sebagai berikut:

a. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;

b. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya

c. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu

mengantisipasi perubahan yang terjadi

d. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang

dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

Teori Orem tentang perawatan diri, kurangnya perawatan dari, system

perawatan berorientasi pada individu.individu (klien) dianggap sebagai

penerimaan asuhan kepaerawatan yang utama.Keluarga dipandang sebagai

factor syarat dasar bagi anggota keluarga (klien) atau sebagai kontek utama di

mana individu berfungsi. Perawat juga membantu memberi perawatan yang

tidak mandiri (anggota keluarga dewasa yang merawat individu yang tidak

mandiri) dan dalam melaksanakan tugas ini mereka diaggap sebagai individu

dari pada keluarga atau subsistem keluarga (Orem, 1983).

Orem tidak mengungkapkan bagaimana konsep teori keluarga dapat di

gabungkan ke dalam model praktik perawatan tersebut. Tadyah 1985, akan

tetapi, melaksanakan tugas untuk menguraikan bagaimana struktur, fungsi dan

perkembangan keluarga dapat diartikulasika dengan model dari Orem. Karena

16
unit analisis membedakan antara dua teori tersebut, artikulasi yang diuraikan

Tadych tersebut bersifat pelengkap meskipun filosofi perawatan diri cukup

relevan dengan keperawatan keluarga, konsep saat ini dari Orem tidak

memberikan konsep mendasar untuk bekerja dengan keluarga sebagai klien.

Chin,1985. mengatakan bahwa satu alasan mengapa terdapat kekurangan dari

kemampuan penerapan model dari orem pada keluarga sebagai sebuah unit

adalah bahwa syarat-syarat perawatan diri bagi keluarga berbeda dengan

untuk individu. Hal ini tentunya merupakan suatu kemajuan dalam upaya

untuk menggunakan syarat-syarat perawatan diri yang berorientasi pada

individu dari Orem untuk mengkaji keluarga. Upaya-upaya selanjutnya seperti

ini sangat diperlukan, seingga teori Orem akan lebih bermanfaat untuk beerja

dengan keluarga sebagai klien.

C. Model Pencapaian Tujuan dari Imogene King.

King memandang keluarga sebagai system social dan konsep utama dalam

modelnya.Keluarga diperlukan baik sebagai kontek maupun klien.

King menjelaskan bahwa teori pencapaian tujuan bermanfaat bagi perawat bila

terpanggil untuk membantu keluarga dalam memelihara kesehatan mereka atau

mengatasi masalah atau keadaan sakit (1983 hal. 1982). King terus menguraikan

modelnya sebagai perawat untuk membantu anggaota keluarga menyusun tujuan

untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan, karena model tersebut

17
beroriantasi padasistemdan intervensi dengan perluasan isi keluarga yang lebih

jauh, model tersebut cukup bermanfaat dalam keperawatan keluarga.

1. Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King

Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem interaksi yang

dinamis-personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada

perkembangan teori pencapaian tujuan . Konsep yang ditempatkan dalam

sistim personal karena mereka terutama berhubungan dengan individu,

sedangkan konsep yang ditempatkan dalam sistim interpersonal karena

menekankan pada interaksi antara dua orang atau lebih. Konsep yang

ditempatkan dalam sistem sosial karena mereka menyediakan pengetahuan

untuk perawat agar berfungsi di dalam sistim yang lebih besar (King, 1995a,

p.18 – 19 dalam Tomey& Alligood,2006). Dalam interpersonal sistem

perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King, intensitas

dari interpersonal system sangat menentukan dalam menetapkan pencapaian

tujuan keperawatan.Adapun beberapa karakteristik teori Imogene King

(Christensen &Kenney,1995):

a. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai system

terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan

lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai

perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi,

menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai

dengan hak danrespon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan

18
dan waktu.Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan

konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri,

pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.

b. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang

berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh

konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.

c. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga

keselamatanlingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi

perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial

dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep

organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.

2. Konsep Interaksi Imogene M. King

King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja

konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya ( Human Being) sebagai sistem

terbuka yang secarakonsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi

dasar King tentangmanusia seutuhnya ( Human Being) meliputi sosial,

perasaan, rasional, reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada

waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah

menderivatasumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien:

a. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.

19
b. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan

klienmempengaruhi interaksi

c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

d. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan.

e. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran

informasi.

f. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan

kesehatan.

g. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan

kesehatan dapat berbeda.

Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai

sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan

dalam setiap situasi praktek keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:

a. Interaksi, King mendefinisikan interaksi sebagai suatu proses dari

persepsidan komunikasi antara individu dengan individu, individu

dengankelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan

sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.

b. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi

berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial

ekonomi,genetika dan latarbelakang pendidikan.

20
c. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari

seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.

d. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud

tertentudalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah

pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.

e. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi

pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak

dankewajiban sesuai dengan posisinya.

f. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi

akibatinteraksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan

pertukaranenergi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya

untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.

g. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri

individu.Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas

perilakuyang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.

h. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang

akandatang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan

peristiwayang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.

i. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah

area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.

Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :

21
a. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam

berperilaku,dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam

keperawatan yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien untuk

melakukankontrak untuk pencapaian tujuan.

b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi

danmerupakan respon individu.

c. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling

mempengaruhiantara perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk

komunikasi.

d. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadisuatu

persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akandilakukan

(Murwani A, 2009).

3. Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King

a. Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara klien

dan perawatyang selama pengkajian , pembuatan tujuan, dan

menjalankannya, terjaditransaksi dan tujuan dicapai.

b. Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal)

ataukelompok (sistem interpersonal) yang tidak mampu mengatasi

peristiwaatau masalah kesehatan ketika berinteraksi dengan lingkungan.

c. Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu untuk

melakukanaktivitas kehidupan sehari-hari dalam peran sosial yang lazim;

suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam penyesuaian terus-

22
menerusterhadap stresor lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber

yangoptimum.

d. Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan setiap sistem

sosial dalammasyarakat ; sistem sosial adalah kekuatan dinamis yang

memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi, dan kesehatan, seperti

rumah sakit,klinik, lembaga komunitas, dan industri.

Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis, 1997) secara implicit: klien

ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan dan klien secara sadar, aktif

dan mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Secara explicit:

a. Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungan

dengan tujuan kesehatan untuk manusia.

b. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan,

rasional,dan kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol,

mempunyaimaksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan respon yang

dimilikinyaserta berorientasi pada tindakan dan waktu.

c. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-

tujuan,kebutuhan, dan nilai-nilai antara perawat - klien.

d. Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan, kesehatan, dan

pelayanan kesehatan namun klien juga berhak untuk menolaknya.

23
e. Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada

individumencakup semua aspek termasuk dalam keputusan memberi

informasi.

f. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima

pelayanan kesehatan.

D. Model Adaptasi dari Roy.

Roy menjelaskan bahwa keluarga dan juga individu, kelompok,

organisasi, social, serta komunitas dapat dijadikan unit analisis dan focus praktik

keperawatan, karena para perawat mengkaji orang sebagai system yang adaptif,

meraka perlu mengkaji keluarga bila keluarga merupakan focus

perawatan..Intervensi keperawatan mempertinggi stimulasi (fokal, konstektual

dan residual) untuk meningkatkan adaptasi dari system keluarga (Roy 1983,hal

275). Perbaikan da perluasan konsep keluarga lebih lanjut sangat diperlukan,tetapi

terdapat kongruensi dan aplikabilitas yang mendasar dari model ini keperawatan

keluarga Karena itu teori adaptasi dati Roy tampaknya juga tetap menjanjikan

dalam batasan menguraikan atau menjelaskan fenomena keperawatan

keluarga,padahal Roy mengatakan bahwa masalah keperawatan melibatkan

mekanisnme koping yang tidak efektif, yang menyebabkan respon yang tidak

efektif, merusak integritas individu tersebut. Gagasan ini dapat diperluas hingga

keunit keluarga dimana pola koping keluarga yang tidak efektif menimbulkan

masalah-masalah yag berubungan dengan fungsi keluarga (Mc Cubbin dan

Figley, 1983). Masalah teori ini menekankan promosi kesehatan dan pentingnya

24
membantu klien dalam menipulasi lingkungan mereka, kedua gagasan tersebut

memiliki arti yang penting daam kesehatan.

E. Model Proses Kehidupan dari Roger.

Dalam teori Roger, focus dari keperawatan adalah pada proses kehidupan

umat mausia. Tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan interaksi

simfonis anatara manusia dan lingkungannya (Meleis 1985). Dalam-dalam

tulisan yang terdahulunya dari tahun 1970 hingga 1980, roger tidak berbicara

tentang keluarga. Tetapi pada tahun1983 Roger menegaskan bahwa model

konseptualnya dapat diterapkan pada keluarga sama seperti pada induvidu. Bagi

Roger, keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang energi keluarga yang

tidak bisa dikurangi, bersifat empat dimensi,negentropik, yang menjadi focus

studi dalam keperawatan.Wall (1981) secara jelas memperlihatkan kongruensi

dan aplikabilasi teori Roger untuk pengkajian keluarga yang mengilustrasikan hal

ini dengan menggunakan konsep Roger tentang saing melengkapi, resonansi dan

helicy untuk meguraikan system keluarga.

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas penulis menyimpulkan bahwa model konseptual

keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi

pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan

memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan

informasi agar mereka peka terhadap apa yang dengan apa yang terjadi pada

suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.

Konsep dan model keperawatan yang dikembangkan oleh Orem menekankan

pada kemampuan individu dalam keluarga untuk memenuhi kebutuhan

perawatan dirinya tanpa ada ketergantungan dengan orang lain(mandiri). Untuk

dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu

pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan

sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang terapeutik.

B. Saran

Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas penulis ingin memberikan

beberapa saran sebagai berikut :

26
1) Agar mahasiswa dapat memahami model konseptual dalam keperawatan

keluarga sehingga dapat menjadi pedoman baginya untuk terjun di dunia

kesehatan.

2) Pentingnya penggunaan model konseptual keperawatan menuntut perawat

agar mampu melakukan praktik keperawatan keluarga dan menyelesaikan

masalah keperawatan klien.

27
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. (2012). Model konseptual keperawatan keluarga. Diakses pada tanggal

22 Oktober 2012 dari http://rumahners.blogspot.com/2012/01/model-model-

konseptual-dalam.html

Mubarak, W. I, Santoso, B. A, Rozikoi, K, Patonah, S. (2006). Ilmu keperawatan

komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto.

Pratwins. (2012). Konsep utama dan definisi dari konsep Dorothy E. Jhonson.diakses

pada tanggal 16 Oktober 2012 dari http://id.shvoong.com/medicine-and-

health/2301483-konsep-utama-dan-definisi-dari/

Tari Dwi Mentari. (2012). Keperawatan keluarga menurut konsep dan teori

keperawatan Dorothy Orem. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2012

darihttp://taridwimentari.blogspot.com/2012/07/konsep-keperawatan-keluarga.html

28

Anda mungkin juga menyukai