Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 6

1. Reza Kurniaty Umasangadji


2. Siti Marwah
3. Fila Aries Tantia
4. Assahid Dabi Dabi
5. Iin pujiarti
6. Suryadi wahab
7. Siti muslimah
8. Marsustia marhaba
9. Nur febria
prinsip-prinsip penyusunan instrumen dan jenis-jenis
instrumen yang sering dipergunakan pada penelitian
ilmu keperawatan. Dua karakteristik alat ukur yang
harus diperhatikan peneliti adalah validitas dan
reliabilitas. Validitas (kesahihan) menyatakan apa
yang seharusnya diukur.

Sedangkan reliabilitas (keandalan)


adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila
pengukuran dilaksanakan oleh orang yang
berbeda ataupun waktu yang berbeda
PRINSIP: VALIDITAS DAN RELIABILITAS
a. Prinsip validitas (kesahihan)
Prinsip validitas adalah pengukuran dan
pengamatan yang berarti prinsip keandalan
instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen
harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Misalnya bila kita akan mengukur tinggi badan
balita maka tidak mungkin kita mengukurnya
dengan timbangan dacin. Jadi validitas disini
pertama-pertama lebih menekankan pada alat
pengukur/pengamatan.

1) Relevan isi instrumen


2) Relevan sasaran subjek dan cara pengukuran
b. Reliabilitas (keandalan)
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran
atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup
tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu
yang berlainan.

Misalnya perlu alat yang andal untuk


mengukur temperatur, tekanan darah, dan
lain-lain. Sedangkan dalam penelitian
keperawatan (psikosial), walaupun sudah ada
beberapa pertanyaan (kuesioner) yang sudah
distandardisasi secara nasional maupun
internasional
A. Pengukuran Biofisiologis
Pengukuran biofisiologis adalah pengukuran
yang dipergunakan pada tindakan keperawatan
yang berorientasi pada dimensi fisiologi.
Contoh,
pengukuran aktivitas dasar
klien, perawatan kebersihan
mulut, perawatan dekubitus,
1) In-vivo infeksi kontrol sehubungan
2) In-vitro dengan pemasangan kateter,
dan perawatan trakeostomi.
b. Pengukuran Observasi: Tidak Terstruktur dan
Terstruktur
1) Tidak terstruktur
Pada pengukuran observasi ini peneliti secara
spontan mengobservasi dan mencatat apa yang
dilihat dengan sedikit perencanaan. Metode observasi
ini meliputi penjelasan informasi yang lebih banyak
dipergunakan untuk menganalisis data secara
kualitatif daripada kuantitatif. Peneliti (observer)
menggunakan pedoman sesuai pertanyaan
penelitian tetapi peneliti tidak hanya mengobservasi
pada hal-hal yang ada pada pedoman.
2) Terstruktur
Pengukuran observasi secara terstruktur
berbeda dari jenis observasi yang tidak terstruktur
yaitu peneliti secara cermat mendefinisikan apa yang
akan diobservasi melalui suatu perencanaan yang
matang.
Menurut Polit & Back (2012) yang
mengembangkan instrumen observasi
pada posisi tubuh dan aktivitas
motorik terdiri atas suatu sistem
kategori. Misalnya, pengamatan
kinerja perawat dalam pemasangan
infus. Hal-hal yang perlu diobservasi
adalah kemampuan perawat dalam
komunikasi, memasukan jarum,
memberikan cairan parenteral serta
kompetensi lainnya.

c. Wawancara
1) Tidak terstruktur
a) Wawancara secara langung tanpa adanya suatu topik khusus
yang dibicarakan. Tujuan dari wawancara adalah untuk
menggali persepsi subjek secara umum tanpa adanya intervensi
jawaban dari peneliti.
(b) Focus interview. Jenis ini dipergunakan oleh
peneliti kepada subjek yang menggunakan
pertanyaan secara luas. Misalnya, penelitian yang
dilakukan oleh Flaskerud & Calvillo (1991) dalam
Polit dan Back (2012) tentang pendapat 59 wanita
Latin dengan sosial ekonomi rendah tentang “Apa
kepercayaaan wanita Latin tentang penyebab dan
pengobatan penderita yang mengidap AIDS”.
(c) Focus Group Discussion (FGD) adalah suatu
teknik penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi (perasaan, pikiran)
berdasarkan pengamatan subjektif dari
sekelompok sasaran terhadap suatu
situasi/produk tertentu.
(d) Riwayat hidup. Jenis penelitian ini merupakan
penjabaran tentang pengalaman hidup
seseorang.
(e) Catatan kehidupan (diaries) Penelitian ini
digunakan untuk menanyakan kepada subjek
tentang kehidupan yang terjadi selama ini
berdasarkan catatan kehidupannya.

(2) Terstruktur
Tahapan penyusunan wawancara terstruktur
meliputi a) menyusun pertanyaan, b) pilot
testing, c) latihan, d) persiapan, e) pengulangan
(probing), dan f) recording.
d. Kuesioner
Pada jenis pengukuran ini peneliti mengumpulkan
data secara formal kepada subjek untuk menjawab
pertanyaan secara tertulis.
Macam kuesioner adalah sebagai berikut.
1) Open ended questions Misal: Apa yang Anda lakukan
apabila Anda diketahui terkena AIDS?
2) Closed ended questions
(a) Dichotomy question Misal: Apakah Anda pernah
masuk rumah sakit?
( ) Ya ( ) Tidak
(b) Multiple choice Seberapa pentingkah bagi Anda
untuk menghindari hamil pada saat sekarang
ini? ( ) Sangat penting ( ) Penting ( ) Biasa saja
3. Rating question
Misal: Pada skala 1 sampai dengan 10, di mana 0
menandakan sangat tidak puas dan 10 sangat
memuaskan, bagaimanakah kepuasan tanggapan
Anda terhadap pelayanan keperawatan di rumah
sakit selama dirawat disini?
0123456789 10

4. Cafetaria questions
Misal: Setiap orang memiliki perbedaan dalam hal
penggunaan terapi estrogenreplacement pada
menopause. Pernyataan di bawah ini manakah yang
mewakili pendapat Anda?
( ) Estrogen-Replacement (E-R) sangat berbahaya
dan harus dilarang ( ) E-R mempunyai efek
samping sehingga memerlukan pengawasan yang
ketat dalam pemakaiannya ( ) Saya tidak
mempunyai pendapat tentang penggunaan E-R
E. SKALA PENGUKURAN

1. Visual Analog Scale (VAS) dan


Pengukuran Nyeri Lainnya
(Nursalam, 2011)Likert Scale

2. Semantic Differential (SD)


PENGUMPULAN DATA
Tugas Peneliti dalam Pengumpulan Data
a. Memilih subjek

b. Mengumpulkan data secara konsisten

c. Mempertahankan pengendalian dalam


penelitian
d. Menjaga integritas/validitas peneliti

e. Memecahkan masalah
KARAKTERISTIK METODE PENGUMPULAN
DATA
Karakteristik metode pengumpulan terdiri atas
beberapa dimensi, yaitu:

a. Struktur.
b. Kuantitatif.
c. Obstrusiveness.
d. Objektif.
ANALISIS DATA
Analisis statistik digunakan pada data
kuantitatif atau data yang dikuantifikasi. Sedangkan
data tekstular mungkin hanya dianalisis, misalnya
berdasarkan isi yang disebut dengan content
analysis, yaitu analisis data yang didasarkan pada
kualitas isi berdasarkan kode/ kata kunci yang telah
ditetapkan oleh peneliti. Penelitian yang metode
analisisnya seperti tersebut dimasukkan dalam
kategori metode kualitatif. Pada penelitian bidang
ilmu keperawatan, metode tersebut sering
dipergunakan khususnya saat menggali pendapat
masyarakat atau klien tentang sesuatu hal yang
berhubungan dengan penyakitnya (Windu Purnomo,
2002).
Nominal
Rasio

Ordinal Interval
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DATA
a. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu prosedur
pengolahan data dengan menggambarkan dan
meringkas data secara ilmiah dalam bentuk
tabel atau grafik. Data-data yang disajikan
meliputi frekuensi, proporsi dan rasio, ukuran-
ukuran kecenderungan pusat (rata-rata
hitung, median, modus), maupun ukuran-
ukuran variasi (simpangan baku, variansi,
rentang, dan kuartil).
Beberapa ukuran frekuensi kejadian yang dapat dianalis
dengan deskriptif adalah:
1). Jumlah mutlak kejadian. Misal jumlah penderita AIDS pada
tahun 2002 di Jawa Timur adalah 4000 orang.
2). Proporsi. Disebut proporsi apabila pembilang merupakan
bagian dari penyebut. Misal proporsi perawat yang
menggunakan sarung tangan di Instalasi Rawat Darurat
adalah 20%, berarti 20 orang dari 100 perawat menggunakan
sarung tangan saat memberikan asuhan keperawatan pada
klien gawat darurat.
3). Rasio. Rasio adalah perbandingan dari dua bilangan.
Misalnya rasio pendidikan perawat di Rumah Sakit X adalah
1,3, berarti perbandingan banyaknya pendidikan Ners
dibandingkan Akper adalah 13: 10. 4).
Angka (rate). Rate dipakai untuk menyatakan
banyaknya kejadian pada suatu populasi dalam jangka waktu
tertentu. Misal angka kejadian demam berdarah di Indonesia
0,25% menggambarkan bahwa perkembangan penyakit
demam berdarah di Indonesia munculnya 25 kasus baru per
10.000 orang dalam setahun.
b. Analisis inferensial (uji signifikansi)
Dalam pengujian inferensial, uji yang digunakan harus
sesuai dengan rancangan penelitian. Pengujian statistik
yang tidak sesuai akan menimbulkan penafsiran yang
salah dan hasil yang tidak dapat digeneralisasi (Windu
Purnomo, 2002).
Terdapat beberapa macam uji signifikansi yang
dapat diaplikasikan bergantung pada tujuan analisis dan
jenis data yang ada, antara lain
(1) uji korelasi: pearson, spearmen, atau kendali tau; (2)
regresi: binomial logistik, linier, ordinal, dan
berganda;
(3) uji chikuadrat;
(4) uji komparasi data kuantitatif: interval/rasio dengan
uji t dan untuk data peringkat dengan uji Mann-
Whitney/Wilcoxon; dan
(5) uji-uji lain yang sesuai (penjelasan lebih lengkap pada
lampiran).

Anda mungkin juga menyukai