Anda di halaman 1dari 15

TEORY KEPERAWATAN BETTY NEUMAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Konsep Dasar Keperawatan
dengan judul “ TEORY BETTY NEUMAN “.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan. Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang akan
kami buat selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Jambi, 01 November 2015

PENULIS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... I


DAFTAR ISI ...................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1

1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Betty Neuman .........................................................................

2.2 Teori Betty Neuman dan hal-hal yang terkait .....................................

2.3 Contoh Kasus Teori Betty Neuman .................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................

3.2 Saran ..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Betty Neuman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistik dan
pendekatan sistem terbuka. Bagi Neuman manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks
yang dinamis dan fisiologis,sosiokultural dan variabel perkembangan yang berfungsi sebagai sistem
terbuka. Sebagai sistem terbuka manusia berinteraksi,beradaptasi dengan dan disesuaikan oleh
lingkungan yang digambarkan sebagai stressor. Lingkungan internal terdiri dari segala sesuatuyang
mempengaruhi (intrapersonal) yang berasal dari dalam diri klien. Lingkungan eksternal terdiri dari segala
sesuatu yang berasal dari luar diri klien (interpersonal). Pembentukan lingkungan merupakan usaha
klien untuk menciptakan lingkungan yang aman,yang mungkin terbentuk oleh mekanisme yang didasari
maupun yang tidak didasari. Tujuan dari keperawatan adalah membanyu individu, keluarga dan
kelompok dalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan yang optimal. Perawat mengkaji,
mengatur dan mengevaluasi sistem klien. Perawatan berfokus pada variabel-variabel yang
mempengaruhi respon klien terhadap stressor.

Tindakan perawat terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer
berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi faktor-faktor resiko yang potensial dan
aktual terjadi akibat stressor tertentu. Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan
sumber internal melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang tampak.
Sedangkan pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip dari pencegahan tersier
adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap stressor melalui pendidikan
kesehatan dan untuk membantu dalam mencegah terjadinya masalah yang sama.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah yang bertemakan
“teori Betty Neuman” adalah sebagai berikut

1. Bagaimana sejarah Betty Neuman?

2. Bagaimana teori Betty Neuman?

3. Bagaimana hal-hal yang terkait teori Betty Neuman?

4. Bagaimana contoh kasus teori Betty Neuman?


1.3 TUJUAN MASALAH

Bagaimana kita bisa dapat memahami dan bisa mengatasi masalah masalah yang berhubungan
dengan kesehatan yang sesuai dengan pandangan Agama.

1. Mampu mengetahui sejarah teori menurut Betty Neuman

2. Mampu mengetahui teori Betty Neuman

3. Mampu mengetahui hal-hal yang terkait teori Betty Neuman

4. Mampu mengetahui contoh kasus Teori Betty Neuman

B A B II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH TEORI BETTY NEUMAN

Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924.Ayahnya seorang petani dan ibunya seorang
ibu rumah tangga.Anak kedua dari 3 bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya.Ketika
berumur 11 tahun bapaknya meninggal setelah 6 tahun dirawat karena CRF. Beliau pertama kali
memperoleh pendidikan di People Hospital School of Nursing yang sekarang berubah nama menjadi
General Hospital Akron di Akron, Ohio pada tahun 1947. Beliau melanjutkan pendidikannya di University
of California dengan jurusan psikologi.Beliau menyelesaikan gelar sarjana mudanya pada tahun 1957
dan meadapatkan gelar BS. Pada tahun 1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental,
konsultan kesehatan masyarakat di University of California, beliau melanjutkan program administrasi
pendidikan tinggi di Ohio University.

Banyak sekali pengalaman yang telah beliau dapatkan diantaranya menjadi dosen keperawatan
jiwa, konsultan, pemimpin konseling model Whole Person Approach serta beliau telah membuat sebuah
sistem model keperawatan di UCLA dan memfokuskan sistem tersebut dalam masalah keperawatan.
Model Neuman aslinya berkembang tahun 1970 ketika itu ada permintaan lulusan Universitas of
California LA untuk pembukaan kursus yang memberikan wawasan tentang aspek fisiologi, psikologi,
sosiokultural, dan aspek pengembangan dari kehidupan manusia (Neuman 1995). Model ini
dikembangkan untuk menyediakan struktur yang terintegrasi dari aspek-aspek diatas secara holistic.
Setelah 2 tahun dievaluasi model tersebut dipublikasikan dalam 3 edisi(1982,1989,1995).

2.2 TEORI KEPERAWATAN BETTY NEUMAN


Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam melaksanakan prakteknya, perawat
harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Konsep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.Yang
dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena
mengenai keperawatan.Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model
konsep dalam keperawatan, dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan.Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh
para perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada
keyakinan dan nilai dasar keperawatan.

A. Konsep Dasar

Konsep utama yang terdapat pada model Neuman, meliputi:

1. Stressor

Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial untuk
menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut :

a. Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan dengan lingkungan
internal. Misalnya : respons autoimmune

b. Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh
pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran

c. Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga tetapi lebih
jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik.

2. Garis pertahanan dan perlawanan

Garis pertahanan menurut Neuman’s terdiri dari

a) Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil
untuk individu, sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut
wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness
untuk sistem klien. Misalnya mekanisme sistem immun tubuh. Jika lines of resistance efektif dalam
merespon stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang
dan bisa timbul kematian.

b) Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada sistem dari
stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada garis pertahanan normal. Bila jarak antara garis
pertahanan meningkat maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh sebab itu untuk mempertahankan
keadaan stabil dari sistem klien, maka perlu melindungi garis pertahanan normal dan bertindak sebagai
buffer.Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu relatif singkat. Dapat mempengaruhi
tingkat penggunaan garis pertahanan diri fleksibel terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.

Sedangkan garis perlawanan menurut Neuman’s merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang
mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika
ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense).

3. Tingkatan pencegahan

Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari

a). Pencegahan primer

Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan
kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara
mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah
sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan
kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.

b). Pencegahan sekunder.

Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor.Pencegahan sekunder
mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan
faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai
gejala.Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara
energi.Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak
dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.

c). Pencegahan Tersier

Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder.Pencegahan tersier


difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal.Tujuan utamanya
adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau
regresi, sehingga dapat mempertahankan energi.Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada
pencegahan primer.

4. Sistem klien

Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan dinamis terhadap klien
yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus definisi masalah keperawatan dan
pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan lingkungannya.Elemen-elemen yang ada dalam sistem
terbuka mengalami pertukaran energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi
terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka. Klien sebagai suatu sistem memberikan
arti bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien akan
dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan lingkungan sosialnya.
Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima variabel yang membentuk
sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan
oleh Neuman bahwa klien merupakan cerminan secara wholistik dan multidimensional (Fawcett,
2005).Dimana secara wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada
dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa setiap orang itu akan memiliki
keunikan masing-masing dalam mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan sehari- hari. Perubahan istilah dari Holistik menjadi Wholistik untuk meningkatkan
pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.

Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik, sehingga sakit atau
kematianatau stabilitasasi system.perubahan dapat mempertahankan kesehatan secara adekuat.
Keseimbangan fungsional atau harmonis menjaga keutuhan integritas sistem. Apabila bagian-bagian dari
klien berinteraksi secara harmonis, maka akan terwujud jika kebutuhan-kebutuhan sistem telah
terpenuhi. Namun apabila terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari system, hal ini
disebabkan karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.

5. Struktur dasar

Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa terdapat
pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik.Variabel-variabel tersebut yaitu variabel sistem,
genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem.

6. Intervensi

Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh, meningkatkan dan memelihara


sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier.

7. Rekonstitusi

Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang terjadi berkaitan dengan
tingkat reaksi terhadap stressor.Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi
stressor.Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan sistem
pada tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit

Model Sistem Neuman ini sangat sesuai untuk diterapkan pada pengkajian di masyarakat, karena
pendekatan yang dipergunakan adalah pada komunitas sebagai sistem klien.

B. Sumber-Sumber Teori Betty Neuman

Model mempunyai beberapa kesamaan dalam teori Gestalt. Teori Gestalt mempertahankan bahwa cara
hemoestatic adalah suatu cara yang mana tubuh mempertahankan keseimbangan dan sebagai akibat
dari kesehatan mengubah kondisi sehat atau sakit. Teori model Betty Neuman juga menerapkan ide dari
teori sistem umum tentang sifat dasar kehidupan sistem terbuka yang merupakan gabungan semua
elemen yang berinteraksi dalam struktur organisasi tubuh kita yang kompleks. Neuman juga memilah
konsep G. Kaplan tentang tingkatan tindakan pemecahan.

C. Perkembangan Sistem Model Neuman

Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang terhadap manusia sebagai
makhluk holistik (memandang manusia secara keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal.

Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress. Klien dipandang
sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola
organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa meliputi
individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh
berbagai disiplin keilmuan

Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal. Apabila stabilitas
tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk
memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik
didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman menyebut gangguan-
gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor
bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.

D. Model keperawatan menurut Betty Neuman

Model keperawatan menurut Neuman ini disebut The Neuman Health Care System.
Menggambarkan peran dan fungsi perawat yang bersifat menyeluruh dan saling ketergantungan
(interdependensi) dalam satu system yang terbuka yang merupakan rangkaian dari input, proses, dan
output. Ini berarti bahwa system berfungsi sebagai penyaring untuk fungsi tertentu. Komponen dari
system ini adalah Stres dan Reaksi terhadap stress.

Pada tahun 1989 Betty Neuman berpendapat bahwa ”Stressor mempengaruhi keseimbangan
homeostatis jika keseimbangan ini terganggu maka energi dikeluarkan untuk mengatasinya”. Untuk
membuat kehidupan menjadi seimbang, maka rangkaian sistem tersebut harus menjadi interaksi antara
sesama manusia. Interaksi ini akan membuat seseorang meningkatkan ketahanan dalam kehidupannya.

E. Konsep Keperawatan Menurut Neuman


Tujuan Keperawatan adalah menjaga stabilitas system klien, membantu klien untuk mengurus diri yang
mana hal – hal sebagai persyaratan untuk mencapai tahap kesehatan yang optimum. Memfasilitasi
kesehatan yang optimum untuk pasien melalui memperkuat atau memelihara stabilitas system klien..

Klien adalah manusia yang diancam atau diserang oleh stressor lingkungan. Stressor adalah bagian dari
lingkungan, lingkungan internal berisi dalam batas system klien. Lingkungan eksternal berisi kekuatan-
kekuatan diluar system klien. Lingkungan yang diciptakan merupakan mobilisasi yang tidak disadari klien
terdiri dari struktur komponen-komponen sebagai faktor energi, stabilitas dan integritas..

F. Paradigma Keperawatan Menurut Neuman

a. Manusia menurut Neuman

Neuman memandang manusia atau klien secara keseluruhan (holistic) yang terdiri dari 1) Faktor
Fisiologis meliputi struktur dan fungsi tubuh

2) Faktor psikologis terdiri dari proses dan hubungan mental

3) Faktor sosial budaya meliputi fungsi sistem yang menghubungkan sosial dan ekspektasi kultural
dan aktivasi.

4) Faktor perkembangan sepanjang hidup.

5) Faktor spiritual pengaruh kepercayaan spiritual Faktor-faktor ini berhubungan secara dinamis dan
tidak dapat dipisah-pisahkan.

Klien juga dipandang mengalami kondisi yang bervariasi,sesuai stress yang dialami. Ketika
stressor terjadi individu banyak membutuhkan informasi atau bantuan untuk mengatasi stressor.
Pemberian motivasi merupakan rencana tindakan perawat untuk membantu perkembangan klien.

Sistem klien diartikan dalam struktur dasar dan lingkaran-lingkaran konsentrik yang saling
berkaitan. Struktur dasar meliputi faktor dasar kelangsungan hidup yang lebih umum dari karakter sehat
dan sakit yang merupakan gambaran yang unik dari system klien.

Neuman selanjutnya menyatakan bahwa Normal Lines of Defense adalah:

· Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau
kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut keadaan wellness normal dan
digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk sistem klien.

· Berbagai stressor dapat menginvasi normal line defense jika flexible lines of defense tidak dapat
melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem klien akan bereaksi yang akan tampak pada
adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi
stressor tambahan.

· Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola koping
individu, gaya hidup dan tahap perkembangan.

Garis pertahanan flexible/ Flexible Lines of Defense

1).Digambarkan sebagai lingkaran putus-putus paling luar yang berperan memberikan respon awal
atau perlindungan pada sistem dari stressor.

2). Diibaratkan sebagai suatu accordion yang bisa menjauh atau mendekat pada normal line of
defense. Bila jarak antara flexible lines of defense dan normal lines of defense meningkat maka tingkat
proteksipun meningkat.

3).Melindungi normal line of defense dan bertindak sebagai buffer untuk mempertahankan keadaan
stabil dari sistem klien.

4) Bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat.

b.Lingkungan menurut Neuman

Neuman membagi lingkungan menjadi 3 yaitu :

1). Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada dalam system klien.

2). Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar system klien. Kekuatan-kekuatan dan
pengaruh interaksi yang berada diluar sistem klien.

3). Lingkungan yang diciptakan merupakan pertukaran energi dalam system terbuka dengan lingkungan
internal dan eksternal yang bersifat dinamis.Lingkungan ini tujuannya adalah untuk memberikan
stimulus positif kearah kesehatan klien.

Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial untuk
menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut :

· Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan dengan lingkungan
internal. Misalnya : respon autoimmun.

· Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki
pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran.

· Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga tetapi lebih jauh
jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik. Stressor interpersonal dan
extrapersonal berhubungan dengan lingkungan eksternal.Created environment mencakup ketiga jenis
stressor ini.

c. Sehat menurut Neuman

Sehat adalah kondisi dimana bagian dan sub bagian keseluruhan manusia yang selalu harmoni.
Sehat relative dan dinamik dengan stabilitas yang bervariasi. Garis normal sebagai parameter status
sehat. Sehat adalah individual kadang seimbang atau stabilitas klien atau berubah.

Garis pertahanan manusia dapat permiabel, berbeda dengan individu lain dan menghasilkan
status kesehatan yaitu garis pertahanan normal.Sehat untuk individu lain mungkin berarti retensi
komponen yang tercontitusi, contoh penggunaan protesa setelah amputasi dapat menghasilkan garis
normal. Sehat untuk individu adalah hubungan antara faktor genetik dan pengalaman.Tipe definisi sehat
mengikuti individu ,tidak ada standart absolute. Status yang terbaik adalah status optimal untuk klien
bervariasi dari beberapa poin dalam hubungannya dengan konsep dasar

d.Keperawatan menurut Neuman

Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh dan


keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang mempertahankan semua variabel yang
mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Melalui penggunaan model keperawatan dapat
membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan mempertahankan level maksimum
dari total wellness. Keunikan keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari semua variabel
yang mana mendapat perhatian dari keperawatan .

Neuman (1981) menyatakan bahwa dia memandang model sebagai sesuatu yang berguna untuk
semua profesi kesehatan dimana mereka dan keperawatan mungkin berbagi bahasa umum dari suatu
pengertian. Neuman juga percaya bahwa keperawatan dengan perspektif yang luas dapat dan
seharusnya mengkoordinasi pelayanan kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat
dicegah.

e. Aktivitas Keperawatan

Perawat dalam model Neuman dipandang sebagai “aktor” atau pemberi intervensi yang
mempunyai tujuan mengurangi pertemuan individu dengan stressor yang jelas atau meminimalkan
efeknya. Perawat mungkin memilih untuk mengintervensi dengan cara menguatkan kemampuan klien
untuk berespon terhadap stressor. Jadi tanpa memperhatikan apakah pertemuan dengan stressor itu
menghasilkan hasil yang positif atau negatif, perawat memberikan pelayanan sebagai peserta yang aktif
dalam mendukung pertahanan klien dengan membantu klien berespon yang sesuai terhadap stressor
yang datang.

Partisipasi aktif dari klien membenarkan arti dari pengalamannya dengan perawat. Selanjutnya
pembuatan tujuan kolaborasi dan kemajuannya adalah istilah yang digunakan Neuman untuk
menjelaskan aktivitas antara perawat dan klien. Neuman menyatakan bahwa sekali masalah utama telah
didefinisikan dan diklasifikasikan satu keputusan harus dibuat sebagai bentuk intervensi apa yang harus
diambil sebagai prioritas.Yang membuat keputusan adalah proses kolaborasi antara perawat dan klien
terlibat dalam merundingkan tujuan kolaborasi yang sesuai.

Dalam situasi perawatan tiap klien perawat mengkaji dan mengintervensi secara berbeda.
Contoh jika stressor ada di lingkungan klien tapi tidak merusak garis pertahanan normal (tingkat
pencegahan primer), perawat mungkin mengkaji faktor-faktor resiko dan mencari kemungkinan untuk
mengajari atau membantu klien sesuai dengan kebutuhannya. Jika stressor telah menembus garis
pertahanan normal (tingkat pencegahan sekunder perawat mungkin bertindak untuk menentukan sifat
dari proses penyakit dan mulai berurusan dengan respon maladaptive.

Jika stressor dihasilkan dalam gejala-gejala sisa (tingkat pencegahan tertier) perawat berusaha untuk
membatasi atau mengurangi efek, barangkali dengan menggunakan sumber-sumber rehabilitasi.
Ringkasnya perawat atau profesi kesehatan lain menggunakan model Neuman adalah pengevaluasi aktif
dan pemberi intervensi aktif. Klien dipandang sebagai aktif tetapi lebih rendah disbanding perawat
berhubungan beberapa perubahan status kesehatan.

Keperawatan digambarkan sebagai profesi yang unik, keunikannya dihubungkan dengan sifat
holistic manusia dan pengaruh dari variable yang berinteraksi dalam lingkungan internal maupun
eksternal. Perawat mengkaji semua factor yang berpengaruh pada klien..Contoh Neuman menyatakan
bahwa lapang persepsi pemberi pelayanan professional dan klien harus dikaji karena persepsi klien dan
caregiver mungkin bervariasi. Dengan demikian hal ini akan mempengaruhi tindakan caregiver.

Pengkajian persepsi berarti bahwa perawat mengkaji prasangka, kebutuhan dan nilai-nilai yang dimiliki
klien yang berhubungan dengan kondisi klien sebelum membuat keputusan. Hal ini penting bahwa
pengkajian persepsi harus menjadi aspek yang dimuat karena ini akan sangat berguna pada format
proses perawatan yang selanjutnya dibuat oleh Neuman.

f.Hubungan antara keempat konsep sentral.

Perawat dilihat sebagai parsitipan yang aktif dan sebagai faktor dalam lingkungan interpersonal
yang mempengaruhi klien. Kesehatan adalah keadaan dinamis yang dipengaruhi oleh waktu dimana
individu tersebut mencari cara untuk memepertahankan beberapa bentuk stabilitas. Keadaan ini
merupakan keadaan yang harmonis pada semua aspek mausia, keadaan yang tidak harmonis akan
menyebabkan keadaan kesehatan berkurang. Stressor didapat dari lingkungan internal dan eksternal
dimana keduanya ada dalam system klien. Sifat dari stressor kebutuhan klien harus dikaji oleh perawat
sebelum menetapkan perencanaan .

Salah satu kekuatan dalam model ini terletak pada hubungan antara variabel klien dengan
konsep yang termasuk dalam system. Kegunaan dari model ini adalah

1) Dapat mengkonseptualisasikan klien / system klien dalam keadaan kesehatan berubah – ubah

2) Lingkungan internal dan ekternal adalah system yang dinamis untuk klien

3) Perawat melakukan pengkajian , pencegahan dan intervensi pada klien/ sistem klien

2.3 CONTOH KASUS TEORI BETTY NEUMAN

Sebuah keluarga yang bahagia sedang menantikan kehadiran anak pertama mereka. Sang ibu
telah mengandung 2 bulan. Namun, suatu saat ibu mengalami perdarahan dan menurut dokter
kehamilan tersebut tidak bisa dipertahankan. Oleh karena itu dilakukan aborsi untuk menyelamatkan
jiwa ibunya.

Pada kasus di atas, perasaan duka cita dari pasangan tersebut memiliki karakteristik yang
kompleks. Misalnya, sang ibu berduka karena calon bayinya tidak bisa dipertahankan (kehilangan
interpersonal), atau hilangnya harapan terhadap kehamilan yang telah ditunggu-tunggu(kehilangan
intrapersonal), atau barangkali merasa bersalah kepada anggota keluarga lainnya karena tidak sesuai
harapan mereka (kehilangan ekstrapersonal).

Ketika kita akan menentukan tingkat pengaruh kehilangan pada diri seseorang, kita juga harus
mengkaji dampak dari perasaa kehilangan tersebut pada kehidupan mereka sehari-hari, cara mereka
mengatasi mengatasi kesedihannya, atau nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut mengenai kehilangan.

Secara umum kita akan mengkaji fungsi dari masing-masing garis pertahanan fleksibel, garis
pertahanan normal, garis perlawanan, dan struktur dasar. Pengkajian harus meliputi banyak aspek,
meliputi : aspek fisiologis, spiritual, psikologis, perkembangan, dan sosial budaya. Untuk membantu
pasangan tersebut mencapai rekonstitusi, dukungan interpersonal dan ekstrapersonal merupakan 3 hal
penting yang perlu dikaji. Siapakah anggota keluarga yang dapat memberikan dukungan positif?. Apakah
sistem pendukung secara kultural dapat diterima oleh pasangan trsebut?. Setiap orangtua akan
memberikan reaksi yang berbeda, tergantung pada struktur dasar yang dimilikinya. Sebuah penelitian
telah membuktikan adanya perbedaan respon berdasarkan jender terhadap perasaan kehilangan pada
masa perinatal, maka respon terhadap pengalaman duka cita bagi masing-masing orang tidak akan sama
termasuk rentang waktu pemulihannya pun berbeda.

Perbedaan dalam proses duka cita tentu akan memberikan stres tambahan diantara para
orangtua.Selanjutnya, faktor-taktor ekstrapersonal berpotensi memberikan dampak bagi mereka.
Setelah dilakukan pengkajian secara menyeluruh, selanjutnya tahapan perencanaan, intervensi, dan
evaluasi akan menggunakan proses yang sama. Perangkat penilaian akan mengukur hal-hal yang akan
berdampak secara khusus pada aspek-aspek fisiologis, psikologis rohani, sosial budaya, dan
perkembangan. Misalnya aspek sosial budaya akan mempengaruhi jenis intervensi yang bisa diterima
oleh keluarga. Kehilangan pada masa perinatal merupakan suatu pengalaman yang sangat pribadi bagi
banyak orang.

Pemahaman mengenai arti dari pengalaman pribadi akan sangat membantu petugas kesehatan
untuk menentukan intervensi yang spesifik dan terbaik. Intervensi terhadap gangguan fisiologis yang
dapat menghalangi proses rekonstitusi bisa juga diberikan tergantug kondisi klien, misalnya perubahan
pola tidur, nutrisi, dan sebagainya. Selanjutnya, perawat perlu mempertimbangkan aspek
perkembangan seseorang dari perasaan berduka. Intervensi yang sesuai untuk ibu muda primigravida
tentunya akan sangat berbeda dengan ibu yang telah memiliki anak sebelumnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Neuman model system dikembangkan berdasarkan pada teori umum dan memandang keluarga
sebagai suatu system terbuka yang bereaksi terhadap stressor dan lingkungan. Variabel klien adalah
fisiologis, psikologis, social budaya, perkembangan dan spiritual. Intervensi keperawatan terjadi melalui
tiga cara pencegahan yaitu pencegahan primer, sekunder dan tertier. Model ini digunakan dalam
pendidikan keperawatan, riset, administrasi dan langsung dipelayanan keperawatan. Penggunaan model
konsep keperawatan untuk menganalisis suatu konsep tertentu dapat memberikan pedoman bagi kita
dalam pengembangan perangkat penilaian dan pengukuran yang lebih spesifik, andal (reliable) dan
akurat. Sebab fokus utama keperawatan adalah klien, lingkungan, dan kesehatan. Model keperawatan
memberikan kerangka pikir holistik dan tak terpisahkan untuk menila konsep-konsep yang menarik
perhatian bagi profesi perawat. Sudut pandang yang holistik seperti itu penting sekali digunakan bila
perawat berhadapan dengan variabel yang bersifat multidimensional, misalnya duka cita, nyeri, takut,
marah, atau hal-hal lain yang penting dalam asuhan keperawatan. Dalam praktik pelayanan
keperawatan, penggunaan model keperawatan akan membantu perawat dalam mendefinisikan area
penilaian dan memberikan pedoman untuk menentukan standar outcome yang sesuai. Ketika perawat
melakukan sebuah riset keperawatan, maka model konseptualakan membantu dalam menyusun
struktur yang logis dan konsisten dengan asumsi-asumsi yang sudah ada, terutama dalam menyusun
berbagai instrumen, metode, dan indikator pengukuran. Sebab banyak dari konsep-konsep keperawatan
yang justru menggunakan atau dijelaskan dengan pendekatan disiplin ilmu lain. Seharusnya, kita dapat
mendeskripsikan suatu terminologi dengan perspektif ilmu keperawatan. Reformulasi informasi hasil
penelitian kedalam model keperawatan dapat memperkuat tubuh ilmu pengetahuan (body of
knowledge) keperawatan sehingga akan lebih mudah mempelajari dan memahami manusia beserta
aplikasinya.

Anda mungkin juga menyukai