Anda di halaman 1dari 27

SAINS DALAM KEPERAWATAN

TEORI BETTY NEUMAN

Dosen Pengampu Mata Ajar


Dr. Irna Susanti SKp, M.Kep. Sp.Mat.

OLEH :
Ruriwinita
20210920100021
Peminatan : Keperawatan Anak

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA 2021-2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan ilmu dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sains dalam keperawatan ini dengan
baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mata kuliah Sains dalam
keperawtan di UMJ fakultas magister keperawatan. Di makalah sains dalam keperawatan ini
saya mengambil teori keperawatan tentang teori keperawatan Betty Newman.

Saya berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini juga dapat menambah wawasan kita mengenai Sains dalam keperawatan
yang ditinjau dari aspek - aspek, khususnya bagi penulis. Saya menyadari dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran tentunya sangat kami harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada semua pihak yang telah men-support dalam penulisan makalah ini
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 2021

Ruriwinita

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................................ii

BAB I LATAR BELAKANG


1.1..Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2..Tujuan Penelitian ..................................................................................................2

BAB II KONSEP TEORI MODEL


2.1. Biografi................................................................................................................3
2.2. Konsep & Definisi Utama...................................................................................3
2.3. Sumber teori........................................................................................................4
2.4. Penggunaan Bukti Empiris .................................................................................4
2.5. Pendekatan Wholistic..........................................................................................5
2.6. Sistem terbuka.....................................................................................................5
2.7. Lingkungan..........................................................................................................6
2.8. Sistem Klien........................................................................................................7
2.9. Kesehatan............................................................................................................9
2.10. Derajat Reaksi.....................................................................................................10

BAB III KONSEP MODEL KEPERAWATAN DIKAITKAN DENGAN PARADIGMA


KEPERAWATAN
3.1. Asumsi Utama.....................................................................................................11
3.2. Pernyataan Teoritis..............................................................................................12
3.3. Bentuk Logis.......................................................................................................12
3.4. AplikasiTeori.......................................................................................................14
3.5. Praktek.................................................................................................................14
3.6. Pendidikan...........................................................................................................15
3.7. Penelitian.............................................................................................................15

BAB IV KASUS DAN APLIKASI DALAM TEORI


4.1. Studi Kasus..........................................................................................................16
4.2. Identifikasi Stressor.............................................................................................16
4.3. Faktor Interperpersonal, Intrapersonal dan Ekstrapersonal pada pasien.............17
4.4. Garis Pertahanan.................................................................................................17
4.5. Diagnosa Keperawatan........................................................................................18
4.6. Intervensi Keperawatan.......................................................................................18

BAB V KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI BETTY NEUMAN


5.1. Kekuatan..............................................................................................................19
5.2. Kelemahan ..........................................................................................................19
REFERENSI..........................................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Teori keperawatan merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan
Fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori keperawatan dapat dibedakan apakah
termasuk disiplin ilmu atau aktifitas lainnya. Teori keperawatan selain digunakan untuk
menyusun suatu model yang berhubungan dengan konsep keperawatan, juga memiliki
karakteristik yang diantaranya: teori keperawatan mengidentifikasi dan menjelaskan
konsep khusus yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan. Teori dapat
digunakan sebagai dasar penelitian keperawatan sehingga dapat dijadikan pedoman
praktek keperawatan.

Pelaksanaan asuhan keperawatan disebagian besar rumah sakit di Indonesia umumnya


telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan., perawat harus
mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Teori
adalah suatu konsep yang membentuk suatu pola yang nyata yang menjelaskan suatu
proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakkta yang telah diobservasi tetapi
kurang absolut atau bukti secara langsung.

Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan, dan model konsep keperawatan digunaakan dalam menentukan model
praktik keperawatan. Salah satu teori model konseptual keperawatan adalah “system
model newman” menurutnya bahwa manusia sebagai suatu system.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mampu memahami konsep model keperawatan menurut Betty Newman dalam
menerapkan asuhan keperawatan.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Memahami biografi, definisi dan konsep umum teori betty neuman.
b. Memahami konsep model dikaitkan dengan paradigma keperawatan
c. Mampu mengaplikasikan konsep betty Newman dalam keperawatan
d. Mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan teori betty newman

1
BAB II
KONSEP TEORI MODEL

2.1 Biografi

Betty Neuman lahir pada tahun 1924 dan


dibesarkan di sebuah pertanian di Ohio. Latar
belakang pedesaan membantunya
mengembangkan rasa welas asih kepada
orang-orang yang membutuhkan, yang
terbukti sepanjang kariernya. Dia
menyelesaikan pendidikan keperawatan
awalnya dengan double honors di Peoples
Hospital School of Nursing (sekarang Rumah
Sakit Umum), Akron, Ohio di 1947. Sebagai
perawat muda, Neuman pindah ke California dan bekerja dalam berbagai peran
termasuk perawat rumah sakit, perawat sekolah, perawat industri, dan instruktur klinis
di University of Southern California Medical Center. Dia memperoleh gelar sarjana
muda di bidang Kesehatan Masyarakat dan Psikologi dengan honors (1957) dan gelar
sarjana gelar dalam kesehatan mental, konsultasi kesehatan masyarakat (1966), dari
University of California, Los Angeles (UCLA). Neuman menyelesaikan gelar doktor
dalam psikologi klinis di Pacific Western University pada tahun 1985 (B. Neuman,
komunikasi pribadi, 3 Juni 1984).

2.2 Konsep & Definisi Utama


Betty Neuman (2011b ) menjelaskan model sistem Neuman dengan menyatakan
sebagai berikut: reaksi terhadap stres adalah komponen dasar dari sistem terbuka
( Neuman, 2011c , hal. 328; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995, 2002b). Model
Sistem Neuman adalah perspektif unik berbasis sistem terbuka yang memberikan
fokus pemersatu untuk mendekati berbagai masalah. Sebuah sistem bertindak sebagai
batasan untuk satu klien, satu grup, atau bahkan sejumlah grup; itu juga dapat

2
didefinisikan sebagai masalah sosial. Sistem klien dalam interaksi dengan lingkungan
menggambarkan domain masalah keperawatan.

Konsep utama yang diidentifikasi dalam bawah ini adalah pendekatan holistik, sistem
terbuka (termasuk fungsi, input dan output, umpan balik, negent- copy, dan stabilitas),
lingkungan (termasuk lingkungan yang dibuat), sistem klien (termasuk lima variabel
klien, struktur dasar, garis resistensi, normal garis pertahanan, dan garis pertahanan
yang fleksibel), kesehatan (kebugaran hingga penyakit), pemicu stres, derajat reaksi,
pencegahan sebagai intervensi (tiga tingkat), dan pemulihan ( Neuman, 2011c , hlm
327–329).

2.3 Sumber teori


Model Sistem Neuman didasarkan pada teori sistem umum dan mencerminkan sifat
organisme hidup sebagai sistem terbuka ( Bertalanffy, 1968 ) dalam interaksi satu
sama lain dan dengan lingkungan (Neuman, 1982). Dalam model ini, Neuman
mensintesis pengetahuan dari beberapa disiplin ilmu dan menggabungkan keyakinan
filosofisnya sendiri dan keahlian keperawatan klinis, khususnya dalam keperawatan
kesehatan mental.

Model ini diambil dari teori Gestalt (Perls, 1973), yang menggambarkan homeostasis
sebagai proses di mana organisme mempertahankan keseimbangannya, dan akibatnya
kesehatannya, dalam kondisi yang berbeda-beda. Neuman menggambarkan
penyesuaian sebagai proses dimana organisme memenuhi kebutuhannya. Ada banyak
kebutuhan, dan masing-masing dapat mengganggu keseimbangan atau stabilitas klien;
oleh karena itu, proses penyesuaiannya dinamis dan berkelanjutan. Semua kehidupan
dicirikan oleh keseimbangan dan ketidakseimbangan yang saling mempengaruhi ini
dalam organisme. Ketika proses stabilisasi gagal sampai tingkat tertentu, atau ketika
organisme tetap berada dalam kondisi ketidakharmonisan terlalu lama, penyakit dapat
berkembang. Jika organisme tidak dapat memberikan kompensasi melalui penyakit,
kematian dapat terjadi (Neuman & Young, 1972).

Model tersebut juga diturunkan dari pandangan filosofis de Chardin dan Marx
( Neuman, 1982). Filsafat Marxis menyatakan bahwa sifat-sifat bagian ditentukan
sebagian oleh keseluruhan yang lebih besar dalam sistem yang terorganisir secara

3
dinamis. Dengan pemandangan ini, Neuman (1982 ) menegaskan bahwa pola dari
seluruh pengaruh kesadaran bagian, yang diambil dari filosofi de Chardin tentang
keutuhan hidup.

Neuman menggunakan definisi Selye tentang stres, yang merupakan respons


nonspesifik tubuh terhadap setiap permintaan yang dibuat padanya. Stres
meningkatkan permintaan untuk penyesuaian kembali. Permintaan ini tidak spesifik;
ia membutuhkan adaptasi terhadap suatu masalah, terlepas dari sifat masalahnya. Oleh
karena itu, inti dari stres adalah permintaan non-spesifik untuk aktivitas (Selye, 1974).
Stresor adalah rangsangan penghasil ketegangan yang mengakibatkan stres; mereka
mungkin positif atau negatif.

Neuman mengadaptasi konsep tingkat pencegahan dari Model konseptual Caplan


(1964) dan menghubungkan tingkat pencegahan ini dengan perawatan. Pencegahan
primer digunakan untuk melindungi organisme sebelum menemukan penyebab stres
yang berbahaya. Pencegahan primer melibatkan pengurangan kemungkinan
menghadapi stresor atau memperkuat garis pertahanan normal klien untuk
mengurangi reaksi terhadap stresor. Pencegahan sekunder dan tersier digunakan
setelah klien bertemu dengan pemicu stres yang berbahaya. Upaya pencegahan
sekunder untuk mengurangi efek atau kemungkinan efek stres melalui diagnosis dini
dan pengobatan gejala penyakit yang efektif; Neuman menggambarkan ini sebagai
memperkuat garis pertahanan internal. Upaya pencegahan tersier untuk mengurangi
efek stresor sisa dan mengembalikan klien ke kesehatan setelah pengobatan ( Caper,
1996 ; Neuman, 2002b).

2.4 Penggunaan Bukti Empiris


Neuman mengkonseptualisasikan model dari teori suara sebelum penelitian
keperawatan dimulai pada model. Dia awalnya mengevaluasi kegunaan model dengan
mengirimkan alat kepada mahasiswa keperawatan pascasarjana di UCLA dan
menerbitkan data hasil di Penelitian Keperawatan (Neuman & Young, 1972).
Penelitian keperawatan selanjutnya.

1.
1.1.

4
1.2.
1.3.
2.5. Pendekatan Wholistic
Model Sistem Neuman adalah pendekatan sistem yang dinamis dan terbuka untuk
asuhan klien yang awalnya dikembangkan untuk memberikan fokus pemersatu untuk
mendefinisikan masalah keperawatan dan untuk memahami klien dalam interaksi
dengan lingkungan. Klien sebagai suatu sistem dapat didefinisikan sebagai orang,
keluarga, kelompok, komunitas, atau masalah sosial (Neuman, 2011c). Klien
dipandang sebagai keutuhan yang bagian-bagiannya berada dalam interaksi dinamis.
Model mempertimbangkan semua variabel secara bersamaan mempengaruhi sistem
klien: fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual. Neuman
memasukkan variabel spiritual dalam edisi kedua (1989). Dia mengubah ejaan istilah
tersebut menyeluruh untuk menyeluruh dalam edisi kedua untuk meningkatkan
pemahaman tentang istilah yang merujuk pada pribadi seutuhnya (B. Neuman,
komunikasi pribadi, 20 Juni 1988).

2.6. Sistem terbuka


Suatu sistem terbuka ketika ada aliran masukan dan proses, keluaran, dan umpan balik
yang terus menerus. Stres dan reaksi terhadap stres adalah komponen dasar dari
sistem terbuka ( Neuman, 2011c , hal. 328; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995,
2002b).

1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.5.1. Fungsi atau Proses
Klien sebagai suatu sistem bertukar energi, informasi, dan materi dengan
lingkungan serta bagian dan sub-bagian lain dari sistem karena ia menggunakan
sumber daya energi yang tersedia untuk bergerak menuju stabilitas dan

5
keutuhan. ( Neuman, 2011c , hal. 328; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995,
2002b).

2.5.2. Masukan dan keluaran


Untuk klien sebagai sistem, input dan output adalah materi, energi, dan
informasi yang dipertukarkan antara klien dan lingkungan ( Neuman, 2011c ,
hal. 328).

2.5.3. Umpan balik


Keluaran sistem berupa materi, energi, dan informasi berfungsi sebagai umpan
balik bagi masukan masa depan untuk tindakan korektif dalam mengubah,
menyempurnakan, atau menstabilkan sistem ( Neuman, 2011c , hal. 327)

2.5.4. Negentropy
Proses konservasi energi yang membantu sistem dalam kemajuan menuju
stabilitas atau kebugaran disebut negentropi ( Neuman, 2011c , hal. 328; lihat
juga 1982, 1989, 1995, 2002b).

2.5.5. Stabilitas
Stabilitas adalah keadaan keseimbangan yang dinamis dan diinginkan di mana
pertukaran energi dapat berlangsung tanpa mengganggu karakter sistem, yang
mengarah pada kesehatan dan integritas yang optimal ( Neuman, 2011c , hal.
328; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995, 2002b).

2.7. Lingkungan
Seperti yang didefinisikan oleh Neuman, kekuatan internal dan eksternal yang
mengelilingi klien, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh klien, pada setiap titik waktu
”(Neuman, 2011c, p. 327; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995, 2002b).
2.7.1. Lingkungan yang Dibentuk
Lingkungan yang dibentuk dikembangkan secara tidak sadar oleh klien untuk
mengekspresikan keutuhan sistem secara simbolis. Tujuannya adalah untuk
memberikan perlindungan untuk fungsi sistem klien dan untuk melindungi klien
dari penyebab stres ( Neuman, 2011c , hal. 327; lihat juga Neuman, 1982, 1989,
1995, 2002a).

6
Lingkungan adalah arena vital yang jerman untuk sistem dan fungsinya.
Lingkungan dapat dipandang sebagai semua faktor yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh sistem. Dalam Model Sistem Neuman mengidentifikasi tiga
lingkungan yang relevan: (1) internal, (2) eksternal, dan (3) dibuat.
a. Lingkungan internal ada dalam sistem klien. Semua kekuatan dan pengaruh
interaktif yang semata-mata dalam batas-batas sistem klien membentuk
lingkungan ini.
b. Lingkungan eksternal ada di luar sistem klien.
c. Lingkungan yang dibuat secara tidak sadar dikembangkan dan digunakan
oleh klien untuk mendukung mengatasi pelindung.

2.8. Sistem Klien


Sistem Klien Sistem klien merupakan gabungan dari lima variabel (fisika, psikologis,
sosiokultural, perkembangan, dan spiritual) dalam interaksi dengan lingkungan.
Variabel fisiologis mengacu pada struktur dan fungsi tubuh. Variabel psikologis
mengacu pada proses mental dalam interaksi dengan lingkungan. Variabel
sosiokultural mengacu pada efek dan pengaruh kondisi sosial dan budaya. Variabel
perkembangan mengacu pada proses dan aktivitas terkait usia. Variabel spiritual
mengacu pada keyakinan dan pengaruh spiritual ( Neuman, 2011c , hal. 327; lihat
juga Neuman, 1982, 1989, 1995, 2002a).
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.7.1. Struktur dasar
Klien sebagai sistem terdiri dari inti pusat yang dikelilingi oleh cincin
konsentris. Lingkaran dalam diagram (lihat Gambar 16–1) mewakili faktor

7
kelangsungan hidup dasar atau sumber energi klien. Struktur inti ini “. . . terdiri
dari faktor kelangsungan hidup dasar yang umum bagi manusia, "seperti fitur
bawaan atau genetik ( Neuman, 2011c , hal. 327; lihat juga Neuman, 1982, 1989,
1995, 2002a).

2.7.2. Garis Resistensi


Serangkaian cincin putus yang mengelilingi struktur inti dasar disebut garis
perlawanan. Cincin ini mewakili faktor sumber daya yang membantu klien
mempertahankan diri dari pemicu stres (lihat Gambar 16–1 ). Garis resistensi
berfungsi sebagai faktor perlindungan yang diaktifkan oleh stresor yang
menembus garis pertahanan normal ( Neuman, 2011c , hal. 328)

2.7.3. Garis Pertahanan Normal


Garis pertahanan normal adalah lingkaran padat luar model (lihat Gambar 16–1).
Ini mewakili tingkat adaptasi kesehatan yang dikembangkan selama ini waktu
dan berfungsi sebagai standar yang digunakan untuk mengukur penyimpangan
kesehatan. ( Neuman, 2011c, hal. 328; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995).
Perluasan garis pertahanan normal mencerminkan keadaan kesehatan yang
ditingkatkan, dan kontraksi menunjukkan keadaan kesehatan yang berkurang
(Neuman, 2001, p. 322).

2.7.4. Garis Pertahanan Fleksibel


Cincin luar model yang rusak disebut garis pertahanan fleksibel (lihat Gambar
16–1). Ini dianggap sebagai penyangga pelindung untuk mencegah stresors
menerobos keadaan kesehatan biasa seperti yang diwakili oleh garis pertahanan
normal. Faktor-faktor situasi dapat mempengaruhi tingkat perlindungan yang
diberikan oleh garis pertahanan yang fleksibel, baik secara positif maupun
negatif (Neuman, 2011c, hal. 327; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995, 2002a).
Neuman menggambarkan garis pertahanan fleksibel sebagai mekanisme
perlindungan pertama sistem klien. “Ketika garis pertahanan yang fleksibel
meluas, hal itu memberikan perlindungan jangka pendek yang lebih besar
terhadap invasi stresor; ketika berkontraksi, itu memberikan lebih sedikit
perlindungan "( Neuman, 2011 , hal. 322).

8
9
2.8. Kesehatan
Kesehatan adalah rangkaian dari kebugaran hingga penyakit yang sifatnya dinamis.
Kesehatan optimal ada ketika total kebutuhan sistem terpenuhi sepenuhnya
( Neuman, 2011c , hal. 328).
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.8.1. Penyakit
Penyakit ada di ujung yang berlawanan dari kontinum dari kesehatan dan
mewakili keadaan ketidakstabilan dan penipisan energi ( Neuman, 2011c , hal.
329; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995, 2002b).

2.8.2. Stresor
Stresor adalah rangsangan penghasil ketegangan yang berpotensi mengganggu
stabilitas sistem, yang menyebabkannya hasil yang mungkin positif atau negatif.
Mereka mungkin muncul dari yang berikut:
a. Kekuatan intrapersonal yang terjadi dalam individu, seperti respon
terkondisi.

10
b. Kekuatan interpersonal yang terjadi antara satu atau lebih individu, seperti
ekspektasi peran.
c. Kekuatan ekstrapersonal yang terjadi di luar individu, seperti keadaan
keuangan ( Neuman, 2002b , hal. 324; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995).

2.9. Derajat Reaksi


Derajat reaksi menunjukkan ketidakstabilan sistem yang terjadi ketika tekanan
menyerang garis pertahanan normal ( Neuman, 2011c , hal. 327; lihat juga Neuman,
1982, 1989, 1995, 2002a). Pencegahan Sebagai Intervensi Intervensi adalah tindakan
yang bertujuan untuk membantu klien mempertahankan, mencapai, atau memelihara
stabilitas sistem. Mereka dapat terjadi sebelum atau setelah garis pelindung
pertahanan dan perlawanan ditembus. Neuman mendukung intervensi awal ketika
stres dicurigai atau diidentifikasi. Intervensi didasarkan pada kemungkinan atau
derajat aktual dari reaksi, sumber daya, tujuan, dan hasil yang diharapkan. Neuman
mengidentifikasi tiga tingkat intervensi: (1) primer, (2) sekunder, dan (3) tersier
(Neuman, 2011, hlm. 328; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995).
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.
2.9.1. Pencegahan Primer
Pencegahan Primer digunakan ketika stresor dicurigai atau diidentifikasi. Reaksi
belum terjadi, tetapi tingkat risikonya diketahui. Tujuannya adalah untuk
mengurangi kemungkinan bertemu dengan stresor atau untuk mengurangi
kemungkinan reaksi ( Neuman, 1982 , hal. 15; 2011c, hal. 328).

2.9.2. Pencegahan Sekunder

11
Pencegahan sekunder melibatkan intervensi atau pengobatan yang dimulai
setelah gejala stres terjadi. Sumber daya internal dan eksternal klien digunakan
untuk memperkuat garis resistensi internal, mengurangi reaksi, dan
meningkatkan faktor resistensi (Neuman, 1982, hal. 15; lihat juga Neuman,
2011c, p. 328).

2.9.3. Pencegahan Tersier


Pencegahan tersier terjadi setelah pengobatan aktif atau tahap pencegahan
sekunder. Ini berfokus pada penyesuaian kembali menuju stabilitas sistem klien
yang optimal. Tujuannya adalah untuk menjaga kesehatan yang optimal dengan
mencegah terulangnya reaksi atau regresi. Pencegahan tersier mengarah kembali
ke mode melingkar menuju pencegahan primer (Neuman, 2011c, p. 328; lihat
juga Neuman, 1982).

2.10. Rekonstitusi
Rekonstitusi terjadi setelah pengobatan untuk reaksi stresor. Ini mewakili kembalinya
sistem ke stabilitas, yang mungkin berada pada tingkat kesehatan yang lebih tinggi
atau lebih rendah daripada sebelum invasi stresor ( Neuman, 2011c , hal. 328).

BAB III
KONSEP MODEL KEPERAWATAN DIKAITKAN
DENGAN PARADIGMA KEPERAWATAN

12
2.1. Asumsi Utama
1.
2.
3.
3.1.
3.1.1. Keperawatan
Neuman (1982) percaya bahwa keperawatan berkaitan dengan keseluruhan
pribadi. Dia memandang keperawatan sebagai "profesi unik yang berkaitan
dengan semua variabel yang mempengaruhi respons individu terhadap stres"
(hal. 14). Persepsi perawat mempengaruhi asuhan yang diberikan; karena itu
Neuman (1995) menyatakan bahwa bidang perseptual antara pengasuh dan klien
harus dinilai.

3.1.2. Manusia
Neuman menyajikan konsep orang sebagai sistem klien terbuka dalam interaksi
timbal balik dengan lingkungan. Klien mungkin merupakan masalah individu,
keluarga, kelompok, komunitas, atau sosial. Sistem klien adalah gabungan
dinamis dari hubungan timbal balik antara faktor fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan, dan spiritual (Neuman, 2011b, p. 15).

3.1.3. Kesehatan
Neuman menganggap karyanya sebagai model kebugaran. Dia memandang
kesehatan sebagai rangkaian dari kebugaran hingga penyakit yang bersifat
dinamis dan terus berubah. Neuman menyatakan bahwa “Kesehatan atau
stabilitas optimal menunjukkan bahwa kebutuhan sistem total terpenuhi. Kondisi
kesehatan yang berkurang adalah hasil dari kebutuhan sistemik yang tidak
terpenuhi ”(2011c, p. 328).

3.1.4. Lingkungan
Neuman mendefinisikan lingkungan Hidup karena semua faktor internal dan
eksternal yang mengelilingi dan mempengaruhi sistem klien. Stresor
(intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal) penting untuk konsep
lingkungan dan digambarkan sebagai kekuatan lingkungan yang berinteraksi
dengan dan berpotensi mengubah stabilitas sistem (2011c, p. 327).

13
Neuman (1995) mengidentifikasi tiga lingkungan yang relevanments: (1)
internal, (2) eksternal, dan (3) dibuat. Lingkungan internal bersifat intrapersonal,
dengan semua interaksi yang terkandung di dalam klien. Lingkungan eksternal
adalah interpersonal atau ekstrapersonal, dengan semua faktor yang muncul dari
luar klien. Lingkungan yang diciptakan secara tidak sadar dikembangkan dan
digunakan oleh klien untuk mendukung koping protektif. Ini terutama
intrapersonal. Lingkungan yang diciptakan bersifat dinamis dan memobilisasi
semua variabel sistem untuk menciptakan efek isolasi yang membantu klien
mengatasi ancaman stresor lingkungan dengan mengubah diri atau situasi.
Contohnya adalah penggunaan penolakan (variabel psikologis) dan kelanjutan
siklus hidup pola kelangsungan hidup (variabel perkembangan). Neuman, 1995,
2011b).

2.2.
2.3.
2.4. Aplikasi Teori
1.
2.
3.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.4.1. Keperawatan
Alligood (2010) menjelaskan bahwa model konseptual memberikan kerangka
acuan, sedangkan teori besar mengusulkan arah atau tindakan yang dapat diuji.
Model Sistem Neuman adalah model dan teori keperawatan besar. Sebagai
model, ini memberikan kerangka kerja konseptual untuk praktik keperawatan,
penelitian, dan pendidikan (Freese, Russell, Neuman, & Fawcett, 2011; Louis,
Neuman, Gigliotti, dkk., 2011; Newman, Lowry, & Fawcett, 2011). Sebagai
teori besar, ia mengusulkan cara untuk melihat fenomena keperawatan dan
tindakan keperawatan yang dianggap benar tetapi dapat membentuk proposisi
untuk pengujian (Neuman, 2002a).

14
Model ini berfungsi sama baiknya untuk semua tingkat pendidikan keperawatan
dan untuk berbagai bidang praktik. Ini beradaptasi dengan baik secara
transkultural dan sering digunakan untuk perawatan kesehatan masyarakat di
negara lain.

3.4.2. Praktek
Penggunaan Model Sistem Neuman untuk praktik keperawatan memfasilitasi
pendekatan yang diarahkan pada tujuan, terpadu, menyeluruh untuk asuhan
klien, namun model tersebut juga sesuai untuk penggunaan multidisiplin untuk
mencegah fragmentasi asuhan klien. Panduan telah diterbitkan untuk
penggunaan model dalam praktik keperawatan klinis (Freese, Russell, Neuman,
& Fawcett, 2011) dan untuk administrasi layanan perawatan kesehatan
( Shambaugh, Neuman, & Fawcett, 2011)

Format Proses Keperawatan Neuman terdiri dari tiga langkah: (1) diagnosis
keperawatan, (2) tujuan keperawatan, dan (3) hasil keperawatan. (Ketika
digunakan oleh disiplin lain, istilah perawatan diubah sesuai.) Diagnosis
melibatkan perolehan basis data yang luas dan komprehensif dari mana varian
dari kesehatan dapat ditentukan. Tujuan ditetapkan dengan negosiasi antara klien
dan pengasuh untuk perubahan preskriptif yang diinginkan untuk mengoreksi
varians dari kesehatan. Hasil ditetapkan dalam kaitannya dengan tujuan untuk
satu atau lebih dari tiga mode pencegahan-sebagai-intervensi. Evaluasi
kemudian digunakan untuk memastikan bahwa hasil yang diinginkan telah
dicapai atau untuk merumuskan kembali tujuan atau hasil. Neuman (2011a )
menguraikan format proses keperawatannya, mengklarifikasi langkah-langkah
dalam proses penggunaan modelnya dalam Lampiran C (hlm. 338–350).

3.4.3. Pendidikan
Model ini diterima dengan baik di sekolah dan digunakan secara luas sebagai
pedoman kurikulum. Ini telah digunakan di seluruh Amerika Serikat dan di
negara lain, termasuk Australia, Kanada, Denmark, Inggris, Belanda, Jepang,
Korea, Kuwait, Portugal, dan Taiwan (Beckman, Boxley-Harges, Bruick-Sorge,
et al. , 1994; Lowry, 2002 ).

15
Perspektif keseluruhan model memberikan kerangka kerja yang efektif untuk
pendidikan keperawatan di semua tingkatan. Lowry dan Newsome (1995 )
melaporkan studi terhadap 12 program gelar associate yang menggunakan model
tersebut sebagai kerangka kerja konseptual untuk pengembangan kurikulum.
Hasil menunjukkan bahwa lulusan menggunakan model paling sering dalam
peran guru dan penyedia perawatan, dan bahwa mereka cenderung melanjutkan
praktik dari perspektif berbasis Model Sistem Neuman setelah lulus. Model
Neuman telah dipilih untuk program baccalauate berdasarkan perspektif teoritis
dan komprehensif untuk kurikulum holistik, dan karena potensinya untuk
digunakan dengan individu, keluarga, kelompok kecil, dan masyarakat.

3.4.4. Penelitian
Sejumlah besar penelitian telah dilakukan selama dekade terakhir pada
komponen model untuk menghasilkan teori keperawatan dan penggunaan model
sebagai kerangka konseptual untuk memajukan keperawatan sebagai disiplin
ilmu. Pedoman lain telah diterbitkan untuk memandu penggunaan model untuk
penelitian keperawatan ( Louis, Gigliotti, Neuman, dkk., 2011. Sistem Neuman
Model sering digunakan oleh peneliti perawat sebagai kerangka kerja
konseptual, karena model ini cocok untuk metode kuantitatif dan kualitatif.
Contoh terbaru dari studi kualitatif termasuk studi gejala gangguan stres pasca
trauma pada perawat darurat (Lavoie, Talbot, & Mathieu, 2011) dan pengalaman
pasien setelah mastektomi (Alves, Mourão, Galvão, dkk, 2010).

16
BAB IV
KASUS DAN APLIKASI DALAM TEORI

1.
2.
3.
4.
4.1. Studi Kasus
An. C umur 6 tahun, dibawa ke IGD RS X oleh orangtuanya. Pasien tiba di di IGD
dengan keluhan terdapat luka robek sedalam 2 cm di region frontal sinistra, mengenai
kelopak mata kiri karna tertimpa etalase kaca. Sambil menangis Ibu pasien mengatakan
anaknya terus mengatakan sakit dan mata kirinya tidak bisa dibuka. Orangtua pasien
mengatakan anaknya sedang bermain ditempatnya berdagang dan saat pasien berlari-lari,
pasien menyenggol lemari yang diatasnya etalase kaca dan akhirnya etalase tersebut
jatuh dan menimpa kepala pasien. Pada saat pengkajian didapatkan Nadi : 102 x/mnt, RR
: 28 x/mnt, T: 37,3 C, Spo2 100 %. Saat dilakukan pemasangan infus An. C meronta-
ronta karena sakit dan terlihat takut pada tim medis. Terlihat anak selalu menarik diri
saat tim medis datang dan melakukan tindakan, sehingga menghambat proses
pengobatan.

Dokter menjelaskan bahwa di IGD hanya bisa melakukan tindakan darurat saja, dan
menjahit luka secara situasional. Untuk tindakan lebih lanjut pasien dianjurkan untuk
dioperasi, yaitu debridement dan hecting area luka. Keluarga pasien menolak karna
mengetahui pembiayaannya mahal. Karena masalah terkait biaya, akhirnya dokter IGD
menyarankan untuk memakai BPJS, dan akhirnya keluarga pasien setuju.

17
4.2. Identifikasi Stressor
4.2.1. Fisiologis
Kepala: Tidak tampak kelainan pada kepala, kulit kepala bersih, rambut kotor,
konjungtiva anemis, terdapat luka robek diarea frontal sinistra
Ekstremitas atas: Tidak tampak kelainan
Dada: Pernapasam spontan dengan RR 28x/I, gerakan dada simetris, sianosis (-),
Ronchi (-/-), HR: 102x/mnt
Abdomen: abdomen tampak simetris, Bising Usus normal, tidak ada nyeri tekan
pada seluruh area abdomen
Ekstremitas bawah: Tidak tampak kelainan
Genitalia : Tidak ada kelainan

4.2.2.Psikologis
Ibu Anak C mengatakan anaknya tidak berhenti menangis sejak tiba di IGD
karna merasakan sakit. Ibu anak C juga mengatakan anaknya meronta-ronta saat
diberikan tindakan darurat di IGD, selalu menangis dan menarik diri saat tim
medis datang. Terlihat anak C menggenggam erat tangan ibunya, takut ibunya
meninggalkannya, karena saat dikamar operasi tidak boleh ditemani oleh ibunya.

4.2.3.Sosiokultural
An. C merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara. Selain berdagang orangtua An C
juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan RT/RW. An. C adalah anak yang aktif,
selalu ceria, dan setiap hari bermain dengan teman-teman sebayanya di
rumahnya. Sejak dibawa kerumah sakit anak C menjadi rewel, menarik diri.

4.2.4.Pengembangan
Sebelum dirawat di RS, Anak C memiliki fase perkembangan sebagai toodler,
memiliki fisik yang baik serta menjadi anak yang aktif dan ceria.

4.2.5.Spiritual
Keluarga An. C patuh dalam beribadah, shalat berjamaah ke masjid, ibu anak C
juga mengikuti kegiatan pengajian setiap hari jummat.

18
4.3. Faktor Interpersonal, Intrapersonal dan Ekstrapersonal pada pasien
4.3.1. Faktor intrapersonal:
Ibu An. C mengatakan anak nya terus menangis karena sakit, dan saat tim medis
menghampirinya. Anak C selalu memegang tangan ibunya karna cemas ibunya
tidak ada disampingnya. Anak C akan menangis jika ibunya melepas genggaman
tangannya

4.3.2. Faktor interpersonal:


Orang tua anak C berharap bahwa anaknya bisa kembali sehat dengan dilakukan
operasi seperti yang disarankan dokter, agar bisa melakukan aktivitas sehari-hari
seperti biasanya, dan berharap anak nya tidak mengalami gangguan pada
penglihatan.

4.3.3. Faktor Ekstrapersonal:


Pada awalnya orangtua anak C mengalami kesulitan terkait biaya operasi dan sempat
ragu untuk mengikuti saran dokter.

4.4. Garis pertahanan


4.4.1. Garis Pertahanan Fleksibel
An. C sehari-hari adalah anak yang ceria dan aktif, namun setelah sakit An. C
cendrung menangis dan menarik diri dari tim medis.

4.4.2. Garis Pertahanan Resisten


Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan terdapat luka robek sedalam 2 cm dan
seluas 3 cm di daerah regio frontal sinistra di bawah alis dan mengenai kelopak
mata. Saat tiba di IGD tampak darah mengalir sedikit demi sedikit dari luka
tersebut, An. C terus menangis dan mengatakan tidak bisa membuka mata kirinya.

4.4.3. Garis Pertahanan Normal


Ibu An. C mengatakan bahwa anaknya selalu menangis, dan selalu menggenggam
tangan ibunya karena takut ditinggalkan, menarik diri jika ada tim medis yang
datang. Ibu An. C juga terus memastikan bahwa mata anaknya akan baik-baik saja.

19
4.5. Analisa Data

No Symtomp Etiologi Problem

1 Gelisah, kontak mata buruk, Hospitaliosasi Ansietas


ketakutan, menangis

2 Perubahan dalam pola Ketidak adekuatan Koping Tidak

komunikasi yang biasa, kesempatan untuk bersiap efektif


menarik diri terhadap stressor

4.6. Diagnosa Keperawatan


Ansietas
Koping Tidak efektif

4.7. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi


Hasil
1. Ansietas NOC NIC
b.d 1. monitor intensitas Definisi: rasa takut, cemas, merasa dalam bahaya atau

Hospitaliosasi kecemasan ketidaknyamanan terhadap sumber yang tidak


2. menyingkirkan tanda diketahui Intervensi :
kecemasan 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
3. menurunkan stimulus 2. Pahami perspektif pasien terhadap situasi stres
lingkungan ketika 3. Dorong keluarga untuk menemani anak
cemas 4. Ciptakan lingkungan yang terapeutik

4. merencanakan 5. Dengarkan dengan penuh perhatian

strategi koping untuk 6. Identifikasi tingkat kecemasan

situasi penuh stress 7. Bantu pasien mengenai situasi yang menimbulkan

5. menggunakan teknik kecemasan

relaksasi untuk 8. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,

mengurangi cemas ketakutan, persepsi


9. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
6. tidak ada manifestasi
10. Berikan pasien fasilitas yang membuatnya merasa
perilaku kecemasan
nyaman dan aman
7. melaporkan

20
kebutuhan tidur 11. Berikan permainan, dekatkan dengan keluarga
adekuat
2 Koping tidak NOC NIC
efektif b.d Mengidentifikasi pola 1. Orientasi lingkungan kamar

Ketidak koping yang efektif, 2. Orientasi petugas medis yang merawat


3. Gunakan pendekatan yang tenang dan
adekuatan mengungkapkan secara
meyakinkan.
kesempatan verbal tentang koping
4. Therapy bermain : mewarnai, menonton tv
untuk yang efektif
5. Bantu pasien identifikasi strategi positif untuk
bersiap
mengatur pola nilai yang dimiliki.
terhadap 6. Bantu pasien mengidentifikasi, keuntungan,
stressor kerugian dari keadaan.
7. Menfasilitasi pasien untuk membuat keputusan.
8. Berikan informasi actual yang terkait dengan
diagnosis, terapi dan prognosis.

BAB V
KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI BETTY NEUMAN

5.
5.1. Kekuatan
5.1.1. Kekuatan model ini terletak pada adanya pencegahan atau promosi kesehatan,
pendidikan kesehatan dan kesejahtraan sebagaimana mengelola sehat sakit.
5.1.2. Model Newman ini flexible sehingga dapat bekerja sama dengan tim kesehatan
dalam memberikan pelayanan keperawatan.
5.1.3. Neuman menggunakan diagram yang jelas, diagram ini digunakan didalam
semua penjelasan tentang teori sehingga teori terlihat menarik.
5.1.4. Tujuan mudah dicapai pada system yang sudah solid dan mekanisme system lebih
jelas dan terarah.
5.1.5. Model keperawatan neuman selama perkembangannnya telah banyak diterima dan
diaplikasikan oleh beberapa pakar-pakar keperawatan dan diaplikasikan pada
berbagai tempat perawatan, seperti keperawatan komunitas, keperawatan anak,
keperawatan jiwa, keperawatan gawat darurat, dan dalam peran keperawatan
anastesi.

21
5.1.6. Konsep Model Betty Neuman mempermudah pearawat dalam pengaplikasiannya,
bagaimana perawat mearawat secara comperhensive kepada pasien. Melibatkan
kekuatan interpersonal, intrapersonal dan ekstrapersonal.

1.
2.
3.
4.
5.
5.1.
5.2. Kelemahan
1.
2.
3.
4.
5.
5.1.
5.2.
5.2.1. Model Neuman dapat digunakan oleh semua profesi, sehingga untuk profesi
keperawatan kurang spesifik.
5.2.2. Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan ekstrapersonal masih
dirasa belum ada perbedaan yang jelas.
5.2.3. Model neuman tidak membahas secara detail tentang perawat-klien, padahal
hubungan perawat-klien merupakan domain penting dalam Asuhan keperawatan.

5.2.4.

22
REFERENSI

Alligood, M. R. (2013). Nursing Theory-E-Book: Utilization & Application. Elsevier Health Sciences.


Alligood, M. R. (2017). Pakar Teori Keperawatan. Singapore.
PPNI, t. p. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta.
PPNI, t. p. (2018). standar Intervensi Keperawatan Indonesia . Jakarta.
Nurselabs.com. (August 21, 2019) “Betty Neuman System”, Diakses pada 2 oktober 2021,
dari https://nurseslabs.com/betty-neuman-systems-model-nursing
heory/#biography_of_betty_neuman

23
24

Anda mungkin juga menyukai