Anda di halaman 1dari 28

TUGAS SAINS DALAM KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN BETTY NEUMAN


MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

AGUS PURNAMA LUSIANA PRIMASARI


AMELIA ANDINI NENENG ILAH ROHILAH
DEDEH ERNAWATI NURMAWATI
DESI LUANDA DEWI ROHANI
DODDY FIRMANSYAH SRI MURTINI
GANJAR KUNDI PRASETYA SRI SULAMSIH
HANA FEBRIYANTI TETI OKTIANINGSIH
IDA FARIDAH WAWAN KURNIAWAN
IDAWATI YARWIN YARI
ILHAMSYAH YUNI SHANTI RITONGA
IRFAN HARDIAN YUSUP DWIYANTO
IRMA GITA WARDANI

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Model Keperawatan Betty Neuman: Model Sistem Konseptual”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar Sains Dalam
Keperawatan pada program Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Penyusunan makalah model keperawatan Betty Neuman: Model Sistem Konseptual ini dapat
diselesaikan atas bantuan, bimbingan dan kerjasama berbagai pihak.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak
demi perbaikan dan penambahan wawasan kami di masa yang akan datang. Besar harapan
kami sekiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Jakarta, 03 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Tujuan ...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Dan Riwayat Pendidikan...............................................................................3
B. Teori Dan Konsep Keperawatan.................................................................................5
C. Penerapan Teori Betty Newman Dalam Keperawatan...........................................14
D. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Betty Newman..................................................21

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan …………………………………………………………………………. 23
B. Saran ………………………………………………………………………………… 23

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Teori-teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam memperbaiki praktek


keperawatan, melalui riset keperawatan, dan praktik keperawatan memberikan fenomena
yang perlu dilakukan riset untuk dapat memperkokoh teori keperawatan. Teori-teori
keperawatan yang disusun secara jelas meningkatkan pemahaman terhadap fenomena
keperawatan yang ada dan mengarahkan perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktek
keperawatan itu sendiri. Teori keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari perkembangan pemikiran dan ide-ide yang dituangkan ahli keperawatan
berdasarkan filosofi, paradigma, serta latar belakang pendidikan dan kehidupan para ahli
tersebut, sehingga masing-masing teori mempunyai perbedaan asumsi terhadap praktek
keperawatan. Akan tetapi pada dasarnya semua teori keperawatan yang ada mempunyai
apresiasi yang sama yaitu terhadap proses pemberian asuhan keperawatan, dimana klien
diberikan kesempatan dan ruang untuk dapat berkembang secara mandiri dalam
memenuhi kebutuhan kesehatannya selama rentang kehidupan. Penerapan teori
keperawatan dalam praktek layanan keperawatan memberikan dasar kerja dan
memberikan kerangka kerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Teori
keperawatan sekarang ini sedang berkembang pesat untuk menjadi sebuah sain
keperawatan mulai dari teori pada ranah filosofi, grand theory, middle range theory
maupun practice theory, dalam makalah ini akan dibahas tentang teori Betty Neuman:
Model Sistem Konseptual, yang dapat diterapkan oleh perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan.
Betty Newman menjelaskan model konsep dan teori keperawatan, tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu: klien, perawat,
masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit dan proses interpersonal.
Ilmu keperawatan terus berkembang, karena ilmu keperawatan merupakan ilmu
terapan yang selalu berubah. Oleh karena itu penting bagi profesi keperawatan dalam
mengembangkan sebuah teori dan model keperawatan yang dapat digunakan untuk
memberikan pengetahuan untuk meningkatkan praktik, penuntun penelitian dan
kurikulum, serta mengidentifikasikan bidang dan tujuan dari praktik keperawatan.

1
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami dan menganalisa model konseptual menurut Betty
Neuman: “Model Sistem Konseptual” dalam penerapan pelayanan asuhan
keperawatan.

2. Tujuan Khusus
a. Memahami model konseptual keperawatan menurut Betty Neuman
b. Menganalisa empat konsep sentral dalam paradigma keperawatan menurut
konsep model Betty Neuman
c. Menganalisis kelebihan dan kelemahan teory Betty Neuman

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI DAN RIWAYAT PENDIDIKAN

Betty M. Neuman, R.N., B.S.N., M.S., Ph.D., PLC., FAAN

B
etty Neuman dilahirkan pada tahun 1924 dan dibesarkan di daerah pertanian
di Ohio, Amerika. Ayahnya seorang petani dan ibunya seorang bidan
mandiri. Dia anak kedua dari tiga bersaudara dan merupakan anak perempuan
satu-satunya. Ayahnya meninggal karena penyakit Chronic Renal Failure pada umur 36
tahun, ketika beliau berumur 11 tahun. Rasa cinta pada tanah kelahiran membuat beliau
bertekad untuk membangun desanya, Ohio. Latar belakang kehidupan di pedesaan
membantu dirinya mengembangkan rasa kasih sayang terhadap orang-orang yang
membutuhkan, seperti yang dilakukan sepanjang kariernya. Setelah lulus SMA Neuman
bekerja sebagai teknisi pada perusahaan pesawat terbang dan sebagai juru masak di
Ohio dalam rangka menabung untuk pendidikannya dan membantu ibu serta adiknya.
Adanya program militer di keperawatan mempercepat masuknya Neuman ke sekolah
keperawatan.

Pendidikan Tinggi Betty Neuman

1947 Menyelesaikan pendidikan keperawatannya dengan penghargaan (double


honors) pada Peoples Hospital School of Nursing (sekarang General
Hospital) di Akron, Ohon.
1957 Meraih gelar sarjana kesehatan masyarakat dan psikologi
1966 Meraih gelar master dalam bidang kesehatan jiwa dan konsultasi masyarakat
dari University of California, Los Angeles (UCLA)

3
1985 Menyelesaikan pendidikan doktor dalam bidang psikologi klinis di Pasific
Western University
(Komunikasi pribadi dengan Betty Neuman, 3 Juni 1984)

Karir Betty Neuman


Neuman adalah seorang perintis pengembangan kesehatan jiwa. Dia dan Donna Aquila
merupakan perawat pertama yang mengembangkan peran konselor perawat dalam pusat krisis
komunitas di Los Angeles (B. Neuman, komunikasi pribadi, 21 Juni 1992).
Dia mengembangkan, mengajar, dan menyempurnakan program kesehatan mental komunitas
untuk perawat tingkat pasca-master di UCLA.

Dia mengembangkan dan menerbitkan model pengajaran dan praktik eksplisit pertamanya untuk
konsultasi kesehatan mental pada akhir 1960-an, sebelum model sistemnya dibuat. (Neuman,
Deloughery, & Gebbie, 1971).

Neuman merancang model konseptual keperawatan untuk mahasiswa di UCLA pada tahun 1970
untuk memperluas pemahaman mereka tentang variabel klien di luar model kedokteran (Neuman
& Young, 1972).

Neuman pertama kali menerbitkan modelnya pada awal 1970-an (Neuman & Young, 1972;
Neuman, 1974). Edisi pertama dari The Neuman Systems Model: Aplication to Nursing
Education and Practice telah diterbitkan pada tahun 1982; pengembangan lebih lanjut dan revisi
dari model tersebut dijelaskan pada beberapa edisi berikutnya (Neuman, 1989, 1995, 2002b,
2011b).

Sejak pertama kali sistem model ini dikembangkan, Neuman telah melakukan banyak publikasi,
presentasi makalah, konsultasi, kuliah, dan konferensi terkait dengan penggunaan model tersebut.
Dia adalah Anggota dari American Association of Marriage and Family Therapy dan American
Academy of Nursing. Dia mengajar pada program pendidikan keperawatan berkelanjutan di
UCLA dan institusi kesehatan masyarakat selama 14 tahun serta berperan sebagai seorang
praktisi terapis mandiri untuk pernikahan dan keluarga, yang berfokus pada konseling pastoral.
Meskipun sudah pensiun, Neuman terus melakukan konseling pastoral dan nutrisi sesekali.
Neuman tinggal di Ohio dan mempertahankan peran kepemimpinannya pada yayasan model
sistem Neuman (The Neuman System Model Trustees Group).

Dia bekerja sebagai konsultan baik untuk skala nasional atau internasional yang berkaitan dengan
implementasi dari model untuk program pendidikan keperawatan dan agensi praktik klinis.

4
B. TEORI DAN KONSEP KEPERAWATAN
1. Dasar Perkembangan Teori Neuman
Model konsep yang dikemukan oleh Betty Neuman adalah konsep Health Care
System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang
ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan
diri secara fleksibel atau normal maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah
komunitas. Filosofi dari perkembangan teori sistem Neuman adalah berdasarkan
pendekatan perorangan total untuk memandang masalah pasien. Sistem yang
digunakan adalah sistem terbuka sehingga menghasilkan interaksi yang dinamis.
Variabel interaksi mencakup semua aspek yaitu fisiologis, psikologis, sosio kultural,
perkembangan dan spiritual.
Sistem Neuman terbentuk dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
yang berinteraksi secara konstan dengan stressor di lingkungan secara dimensional.
Model fokus pada klien terhadap stress serta faktor pemulihan (adaptasi). Asumsi
dasar dari teori Neuman yaitu individu merupakan sistem yang unik dengan respon
yang berbeda. Kurang pengetahuan, perubahan lingkungan dapat merubah stabilitas
individu (fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual). Individu
dalam memberikan respon harus mempunyai koping yang stabil terhadap stressor,
karena lingkungan internal dan eksternal dapat menyebabkan stress. Untuk itu
individu akan bereaksi terhadap stressor dari lingkungan dengan mekanisme
pertahanan diri. Pencegahan primer berdasarkan teori sistem Neuman yaitu
mengidentifikasi faktor resiko dan membantu masyarakat dalam meningkatkan
kesehatan dan aktifitas pendidikan kesehatan. Pencegahan sekunder yaitu inisiatif
dalam bentuk intervensi jika terjadi masalah. Perawat berperan sebagai Early Case
Finding, pengobatan setelah pasien terdiagnosa mengidap suatu penyakit.
Pencegahan tersier yaitu mempertahankan kesehatan, perawat membantu adaptasi
dan reduksi untuk mencegah komplikasi.

2. Sumber Teori
Model sistem Neuman berasal dari teori sistem yang umum dan merupakan
refleksi dari organisme yang dialami sebagai suatu si stem yang terbuka

5
(Bertalanffy, 1968). Dalam modelnya, Neuman mensitensis keilmuan dari beberapa
disiplin dan menyatukan dalam kepercayaan filosofinya dan keahlian klinis
keperawatannya terutama dalam bidang keperawatan kesehatan mental.
Salah satu teori yang digunakan adalah teori Gestalt (Persl, 1973). Gestalt yang
menjelaskan tentang hemeostasis yang menggambarkan keseimbangan sebagai suatu
proses dimana organisme (makhluk hidup) memelihara keseimbangan dan
konsekuensinya adalah sehat dengan berbagai kondisi. Neuman menjelaskan bahwa
penyesuaian sebagai proses dimana kepuasan organisme (makhluk hidup) adalah
suatu kebutuhan. Banyaknya kebutuhan dan adanya gangguan keseimbangan dan
stabilitas. Oleh karena itu proses penyesuaian bersifat dinamis dan terus menerus.
Kehidupan ditandai oleh adanya suatu proses yang terus menerus saling
mempengaruhi antara keseimbangan dan ketidakseimbangan dalam organisme
(makhluk hidup). Ketika proses stabilisasi gagal pada tingkatan tertentu atau ketika
organisma tersebut tidak dapat mengatasi keadaannya karena penyakit yang
dideritanya, maka kematian mungkin bisa terjadi (Neuman & Young, 1972). Teori
Gestalt menyatakan bahwa individu berada dalam interaksi antara organisme dan
lingkungan dan melihat tingkah laku sebagai refleksi dari hubungan dalam interaksi
tersebut (Perls, 1973).
Model sistem Neuman juga menggunakan pandangan filosofi dari de Chardin
dan Marx (Neuman, 1982). Filosofi Marxist menjelaskan bahwa milik dari suatu
bagian akan ditentukan secara khusus oleh bagian terbesar dari keseluruhan dalam
sistem yang bersifat dinamis. Melalui pandangan ini, Neuman yakin bentuk dari
keseluruhan akan mempengaruhi munculnya bagian-bagian, hal ini juga dinyatakan
dalam filsafat Chardin tentang keseluruhan kehidupan.
Neuman juga menggunakan definisi stress dari Selye’s yang menjelaskan bahwa
stress merupakan respon non spesifik tubuh terhadap kebutuhan pada saat itu. Stress
meningkatkan kebutuhan untuk menyesuaikan kembali. Kebutuhan tidak spesifik,
memerlukan adaptasi terhadap masalah, tanpa memandang asal dari masalah. Oleh
karena itu, inti dari stress adalah kebutuhan yang tidak spesifik untuk terjadinya
suatu aktivitas tertentu (Selye, 1974). Stressor adalah stimulus yang menyebabkan
tekanan yang menghasilkan stressbaik yang bersifat negatif atau positif.
Neuman mengadaptasi konsep tahapan pencegahan dari konsep model Caplan
(1964) dan menghubungkan tahapan pencegahan untuk keperawatan. Pencegahan
primer digunakan organisme (makhluk hidup) sebelum menghadapi suatu stressor
6
yang berbahaya. Pencegahan primer meliputi pengurangan pertemuan dari stressor
atau memperkuat garis pertahanan normal klien untuk mengurangi reaksi terhadap
stressor. Garis pertahanan primer dan sekunder digunakan setelah klien terpapar oleh
stress yang mengancam dirinya. Pencegahan sekunder merupakan suatu upaya untuk
mengurangi efek atau kemungkinan efek yang ditimbulkan akibat terpaparnya
individu terhadap diagnose penyakit yang ditimbulkan. Hal ini digambarkan oleh
Neuman untuk memperkuat garis resistensi internal. Pencegahan tersier meruapakan
suatu upaya untuk mengurangi upaya residu dari stressor yang muncul dan
mengembalikan klien kepada keseimbangan setelah mendapatkan penanganan
tertentu (Capres, 1996; Neuman, 2002b) (Alligood, 2017).

3. Penggunaan Bukti Empiris


Neuman mengkonseptualisasikan model ini dari beberapa teori yang sudah
ada sebelum riset keperawatan tentang model ini dimulai. Pada awalnya dia
melakukan evaluasi dari penggunaan model tersebut dengan cara
mengujicobakannya kepada mahasiswa keperawatan pasca sarjana di UCLA dan
kemudian hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Nursing Research (Neuman &
Young, 1972). Penelitian selanjutnya yang dilakukan telah menghasilkan bukti
ilmiah yang mendukung model sistem Neuman (Gambar 14-1).

7
Konsep utama yang teridentifikasi dalam model tersebut merupakan
pendekatan yang wholistik, sistem yang terbuka (meliputi fungsi, input dan out put,
feed back, negentropy, negentropy dan stabilitas), lingkungan (termasuk
lingkungan bentukan (created environment), sistem klien (meliputi lima variable,
struktur dasar, garis pertahanan, garis pertahanan normal, dan garis pertahanan
fleksibel), kesehatan (rentang sehat-sakit), stressor, tingkatan reaksi, pencegahan
sebagai intervensi (tiga tingkatan) dan peulihan (rekonstruksi) (Neuman, 2011c,
hal. 327-329; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995, 2002b). Adapun maksud dari
konsep-konsep utama tersebut adalah:
a. Pendekatan ‘Wholistik’
Model Sistem Neuman adalah pendekatan sistem yang dinamis dan
terbuka untuk asuhan klien dalam merawat klien yang pada awalnya dibuat
untuk memberikan satu kesatuan dalam mendefinisikan masalah keperawatan
dan untuk memahami interaksi klien dalam mendefinisikan masalah
keperawatan dan untuk memahami interaksi klien dengan lingkungan. Klien

8
sebagai suatu sistem yang bisa didefinisikan sebagai seorang manusia,
keluarga, kelompok, masyarakat, atau isu sosial (Neuman, 2011c).
Klien dipandang sebagai suatu kesatuan keutuhan yang berinteraksi satu
sama lainnya secara dinamis. Model tersebut mempertimbangkan berbagai
variable yang mempengaruhi sistem klien: fisiologis, psikologis, sosiokultural,
tumbuh kembang (developmental), dan spiritual. Neuman memasukkan
variabel spiritual kedalam buku edisi kedua (1989). Dia telah mengubah
penulisn kata ‘holistik’ menjadi kata ‘wholistik’) pada buku terbitannya yang
kedua dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman tentang istilah yang
merujuk pada manusia yang seutuhnya (B. Neuman, komunikasi pribadi, 20
Juni 1988).
b. Sistem Terbuka
Suatu sistem disebut ‘sistem terbuka’ ketika didalamnya terdapat satu
aliran input yang kontinyu, prosesm keluaran dan umpan balik. Stress dan
reaksinya terhadap stress merupakan komponen utama dari suatu sistem yang
terbuka. (Neuman, 2011c; hal. 328; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995,
2002b). Adapun bagian dari sistem terbuka meliputi :

1) Fungsi atau Proses


Klien sebagai sistem bertukar energi, informasi, berbagai hal dengan
lingkungannya dan menggunakan sumber energi yang didapat untuk
bergerak kearah stabilitas yang utuh.
2) Input dan Out put
Klien sebagai suatu sistem, yang memiliki input dan output berupa suatu
materi, energy dan informasi dimana hal tersebut memungkinkan untuk
mengalami proses pertukaran antara klien dan lingkungannya (Neuman,
2011c, hal. 328)
3) Feed Back
Sistem output dalam bentuk zat, energi, dan informasi memberikan
sebagai feed back untuk input selanjutnya untuk memperbaiki tindakan
untuk merubah, meningkatkan, atau menstabilkan sistem.
4) Negentropy

9
Suatu proses konservasi energy yang membantu suatu sistem pada saat
melakukan aktivitas untuk mencapai stabilitas atau kesejahteraan yang
disebut sebagai negentropy (Neuman, 2011c, hal.328; lihat juga Neuman,
1982, 1989, 1995, 2002b).
c. Lingkungan
Sebagaimana didefinisikan oleh Neuman ‘kekuatan internal dan eksternal
seorang klien, dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh klien pada suatu
waktu tertentu’ (Neuman, 2011c, hal. 327; lihat juga Neuman, 1982, 1989,
1995, 2002b). termasuk lingkungan bentukan (Created Enviroment),
lingkungan ini dibentuk secara tidak disadari oelh seorang klien untuk
mengekspresikan sistem yang menyeluruh (wholeness) secara simbolis.
Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan bagi fungsi sistem klien
tersebut dan mencegah klien terpapar terhadap stresor (Neuman, 2011c, hal.
327; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995, 2002a).
d. Sistem Klien
Sistem klien adalah suatu gabungan dari lima variable (Fisiologis mengacu
kepada struktur dan fungsi tubuh manusia; Psikologi mengacu kepada proses
mental pada saat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya; Sosial Budaya
mengacu kepada akibat dan pengaruh kondisi social dan budaya; Tumbuh
Kembang mengacu kepada proses dan aktivitas berdasarkan usia; Spiritual
mengacu kepada kepercayaan spiritual beserta pengaruhnya (Neuman, 2011c,
hal. 327; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995, 2002a). Selain dari lima
variable diatas, sistem klien juga meliputi :
1) Struktur Dasar
Klien sebagai sistem terdiri dari inti pusat yang dikelilingi oleh lingkaran
konsentris. Lingkaran terdalam seperti yang tergambar pada gambar 14-1
menunjukan faktor pertahnaan dasar atau sumber energy yang dimiliki
oleh klien tersebut. Struktur inti tersebut “terdiri dari faktor pertahanan
dasar umum bagi semua manusia,” seperti faktor keturunan atau genetika
(Neuman, 2011c, hal. 327; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995, 2002a).
2) Garis Resistensi
Lingkaran dengan garis putus-putus yang mengelilingi struktur inti dasar
disebut garis resistensi. Lingkaran ini menunjukkan sumber faktor yang
membantu klien untuk mempertahankan dirinya melawan suatu stresor
10
yangmuncul (lihat Gambar 14–1). Garis pertahanan ini bertindak sebagai
faktor perlindung yang diaktivasi oleh stresor yang memasuki garis
pertahanan normal (Neuman, 2011, hal. 328).
3) Garis Pertahanan Normal
Garis pertahanan normal adalah lingkaran dengan garis tegas yang berada
paling luar dari struktur inti (lihat Gambar 14–1). Lingkaran ini
menunjukkan tingkatan dari adaptasi kesehatan individu yang bisa
berubah sepanjang waktu dan bertindak sebagai standar pengukuran dari
penyimpnagan kesejahteraan (wellness deviation). (Neuman, 2011c, hal.
328; lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995). Perluasan garis pertahanan
normal merefleksikan adanya peningkatan keadaan sejahtera sedangkan
penyempitan garis pertahanan tersebut menunjukkan adanya penurunan
kondisi sejahtera (Neuman, 2001. Hal 322).
4) Garis Pertahanan Fleksibel
Garis lingkaran patah-patah terluar dinamakan garis pertahanan fleksibel.
Hal ini dinamis dan dapat berubah dengan cepat dalam waktu yang
singkat. Hal ini dipersepsikan sebagai penahan yang melindungi terhadap
stressor dari pecahnya/berubahnya kondisi kesehatan yang stabil yang di
presentasikan sebagai garis pertahanan normal. Faktor situasi baik yang
bersifat positif atau negative dapat memengaruhi tingkat perlindungan
yang diberikan oleh garis pertahanan fleksibel (Neuman, 2011c, hal. 427;
lihat juga Neuman, 1982, 1989, 1995, 2002a).
Neuman menggambarkan pertahanan garis fleksibel meluas, hal ini akan
memberikan pertahanan yang lebih besar dalam waktu yang singkat
terhadap invasi stressor. Demikian sebaliknya, akan memberikan lebih
sedikit pertahanan.
e. Kesehatan
Kesehatan adalah suatu rentang dari sejahtera menuju sakit yang bersifat
dinamis.
1) Sejahtera
Keadaan sejahtera merupakan kondisi ketika tiap bagian dari sistem klien
berinteraksi secara harmoni dengan seluruh sistem. Kebutuhan sistem
terpenuhi
2) Sakit
11
Sakit terjadi ketika kebutuhan tidak terpenuhi yang mengakibatkan
keadaan tidak seimbang dan penurunan energi.
f. Stressor
Merupakan stimulus yang dapat menimbulkan tekanan yang berpotensi untuk
merusak stabilitas sistem yang dapat menghasilkan luaran positif atau
negative. Mereka dapat muncul karena hal sebagai berikut:
1) Kekuatan intrapersonal yang ada pada tiap individu, seperti respon
kondisional seseorang.
2) Kekuatan interpersonal yang terjadi antara satu atau lebih individu, seperti
harapan peran.
3) Kekuatan ekstrapersonal yang terjadi diluat individu, seperti keadaan
finansial.
g. Derajat Reaksi
Derajat reaksi merupakan jumlah energi yang diperlukan oleh klien untuk
menyesuaikan terhadap stressor.
h. Pencegahan sebagai intervensi
Intervensi adalah tindakan yang bertujuan untuk membantu klien menahan,
mencapai, atau mempertahankan stabilitas sistem. Intervensi dapat terjadi
sebelum dan sesudah garis perlindungan dan perlawanan yang dilakukan pada
fase reaksi dan rekonstitusi. Intervensi didasarkan pada kemungkinan atau
faktual dari tingkat reaksi, sumber daya, tujuan, dan hasil antisipasi. Neuman
mengidentifikasi tiga level intervensi:
1) Pencegahan primer, pencegahan primer dilakukan ketika stressor dicurigai
atau diidentifikasi. Reaksi belum terjadi tetapi tingkat resiko diketahui.
Neuman menyatakan sebagai berikut: Pelaku atau pengintervensi akan
berusaha untuk mengurangi kemungkinan pertemuan individu dengan
stressor, atau dengan kata lain usaha untuk memperkuat seseorang
bertemu dengan stressor, atau menguatkan garis pertahanan fleksibel
untuk menurunkan kemungkinan reaksi.
2) Pencegahan sekunder, pencegahan sekunder meliputi intervensi atau
treatment awal sesudah gejala dari stress telah terjadi. Sumber daya
internal dan eksternal digunakan agar sistem stabil dengan menguatkan
garis internal resistensi, mengurangi reaksi, dan meningkatkan faktor
resistensi.
12
3) Pencegahan tersier, pencegahan tersier terjadi sesudah treatment atau
pencegahan sekunder. Pencegahan ini difokuskan pada penyesuaian
kearah kestabilan sistem yang optimal. Tujuan utamanya yaitu
meningkatkan resistensi terhadap stressor untuk membantu mencegah
terjadinya kembali reaksi atau regresi. Proses ini mendorong untuk
kembali pada tipe siklus ke pencegahan primer. Sebagai contoh akan
dihindarinya suatu stressor yang telah diketahui akan membahayakan
klien.
i. Rekonstitusi
Rekonstitusi terjadi mengikut treatment reaksi stressor. Hal ini
menggambarkan kembalinya sistem stabil dimana tingkat kesejahteraannya
lebih tinggi atau lebih rendah dari sebelumnya untuk melawan stressor. Hal ini
mencakup faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal, dan lingkungan
yang berhubungan dengan variable sistem klien fisiologi, psikologi,
sosiokultural, tumbuh kembang, dan spiritual)

4. Asumsi Utama
a. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan adalah memperhatikan semua aspek
manusia. Dia juga menggambarkan bahwa keperawatan adalah profesi yang
unik yang memperhatikan semua variabel yang mempengaruhi respon individu
terhadap stress. Persepsi perawat mempengaruhi terhadap pelayanan yang
diberikan sehingga Neuman menyatakan bahwa persepsi antara pemberi
pelayanan dan pasien harus dikaji. Dia mengembangkan instrument pengkajian
dan intervensi untuk membantu melakukan tugas tersebut.
b. Manusia
Manusia sebagai klien atau sistem klien, model sistem Neuman menyatakan
konsep klien sebagai sistem yang dapat berupa individu, keluarga, kelompok,
komunitas, atau kelompok sosial tertentu. Sistem klien adalah gabungan
hubungan yang dinamik antara faktor fisiologi, psokologi, sosiokultural,
perkembangan, dan spiritual. Sistem klien digambarkan sebagai perubahan atau
pergerakan konstan yang hidup sebagai system terbuka dalam hubungan timbal
balik dengan lingkungan.
c. Kesehatan
13
Neuman mempertimbangkan kerjanya sebagai model kesejahteraan (wellness
model). Dia memandang kesehatan sebagai kodisi yang terus menerus dari
sehat menuju sakit yang secara alamiah dinamis dan secara konstan seseorang
berubah untuk mencapai kondisi sehat yang optimal atau stabil yang
diindikasikan seluruh kebutuhan sistem terpenuhi. Menurunnya kondisi sehat
merupakan akibat dari tidak terpenuhi kebutuhan sistem. Klien berada dalam
kondisi dinamis baik sehat atau sakit dalam beberapa tahap yang diberikan
pada waktu itu.
d. Lingkungan
Lingkungan dan manusia diidentifikasi sebagai dasar fenomena dari model
sistem Neuman, bahwa hubungan manusia dengan lingkungan adalah
hubungan yang timbal balik. Lingkungan didefinisikan sebagai semua faktor
internal dan eksternal yang berada disekelilingi manusia dan berinteraksi
dengan manusia dan klien. Stressor (intrapersonal, interpersonal, dan
ekstrapersonal) adalah signifikan terhadap konsep lingkungan dan digambarkan
sebagai kekuatan lingkungan yang berinteraksi dengan dan secara potensial
dapat mengubah stabilitas sistem. Neuman mengidentifikasi tiga lingkungan
yangberkaitan yaitu lingkungan internal, eksternal dan bentukan (created).

14
C. PENERAPAN TEORI BETTY NEUMAN DALAM KEPERAWATAN
Alligood (2010) mengklarifikasi bahwa suatu model konseptual memberikan suatu
kearangka acuan, sedangkan teori utama (grand theory) memberikan arah atau tindakan
yang dapat diuji secara empiris. Model system Neuman merupakan model sekaligus teori
utama. Sebagai suatu model, kerangka konsep untuk praktek, riset dan pendidikan
keperawatan sudah tercakup didalamnya (Freese, Rus ell, Neuman & Fawcett 2011).
Sebagai suatu grand theory model ini memberikan cara pandang terhadap fenomena
keperawatan dan tindakan keperawatan yang diasumsikan benar akan tetapi masih bisa
membentuk proposisi yang dapat diuji (Neuman, 2002a). Model ini dapat digunakan
diberbagai jenjang pendidikan keperawatan dan area praktek keperawatan.
1. Praktik
Model sistem Neuman memiliki relevansi luas untuk praktek keperawatan.
Penggunaan model ini oleh perawat dilengkapi fasilitas tujuan yang terarah, terpadu
dengan pendekatan holistik untuk perawatan klien, namun juga cocok untuk
digunakan multidisiplin dalam mencegah fragmentasi perawatan pada klien. Model
tersebut membatasi sistem klien dan klasifikasi stres yang dapat dimengerti dan
digunakan oleh seluruh anggota tim perawatan kesehatan (Mirenda, 1986). Panduan
penggunaan model ini telah dipublikasikan oleh beberapa penulis terkait praktik
keperawatan klinis (Freese, Russell, Neuman & Fawcet, 2011) dan
manajemen pelayanan kesehatan (Shambaugh, Neuman, & Fawcett, 2011).
Neuman telah mengembangkan beberapa instrumen untuk memfasilitasi
penggunaan model. Instrumen tersebut meliputi alat penilaian dan intervensi untuk
membantu perawat dalam mengumpulkan dan mensintesa data klien, sebuah format
untuk pencegahan sebagai intervensi, dan sebuah format untuk aplikasi proses
keperawatan dalam kerangka model sistem neuman. Format proses keperawatan
Neuman terdiri dari 3 tahap berikut: diagnosa keperawatan, tujuan
keperawatan dan hasil keperawatan. Diagnosis keperawatan berdasarkan pengkajian
awal yang komprehensif. Tujuan ditetapkan melalui negosiasi antara klien dan
perawat untuk melakukan perubahan yang diharapkan untuk memperbaiki
penyimpangan atau penurunan kesejahteraan. Hasil keperawatan ditentukan oleh
intervensi keperawatan yang diberikan. Evaluasi dilakukan untuk mengkonfirmasi
tujuan hasil yang diinginkan atau untuk reformasi tujuan keperawatan.

15
Fawcett (1995) telah memasukkan format proses keperawatan Neuman dan
format pencegahan intervensi untuk menggambarkan langkah-langkah dari proses
keperawatan berdasarkan model sistem Neuman. Russell (2002) memberikan
tinjauan klinis menggunakan model untuk panduan praktek keperawatan pada
individu, keluarga, komunitas dan organisasi.
Luasnya model Neuman telah berpengaruh dalam aplikasi dan adaptasi berbagai
pengaturan praktek keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Banyak contoh yang dikutip dalam buku-buku Neuman. Model ini telah digunakan
dengan sukses pada klien dalam pengaturan pelayanan kesehatan, termasuk rumah
sakit, panti jompo, pusat rehabilitasi, dan tempat penampungan anak. Model
pendekatan holistik dibuat terutama berlaku bagi klien yang mengalami stres yang
kompleks dan mempengaruhi variabel beberapa klien.
Model Neuman's memberikan perspektif sistem yang memungkinkan perawat
untuk menilai dan memelihara keutuhan keluarga sebagai klien. Issel (1995) Tommey
dan Alligood (2002) menggunakan sebagai kerangka teoritis untuk program
manajemen kasus yang komprehensif pada keluarga klien maternitas. Dalam konteks
yang lebih luas dari unit pengasuh sebagai sebuah sistem, Jones (1996)
mengidentifikasi stresor intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal dari pengasuh
utama orang dengan cedera kepala traumatis. Lin, Ku, Leu, Chen (1996)
menggambarkan keterkaitan antara stres, perilaku koping dan status kesehatan pada
pengasuh keluarga pasien dengan hepatoma.
 
2. Pendidikan
Model ini telah diterima di kalangan akademisi dan digunakan secara luas sebagai
panduan kurikulum. Telah digunakan disemua tingkat pendidikan keperawatan di
seluruh Amerika Serikat dan di negara lain, termasuk Australia, Kanada, Denmark,
Inggris, Korea, Kuwait, Portugal, Taiwan, Belanda dan Jepang. Dalam tinjauan
integratif penggunaan model dalam program pendidikan di semua tingkatan, Lowry
(2002) melaporkan bahwa "meskipun trennya adalah menuju eklektisme dalam
pendidikan keperawatan saat ini, model sistem Neuman menjabat banyak program
dengan baik" dan sering dipilih di negara lain untuk memfasilitasi belajar siswa.
Pedoman ini telah dipublikasikan untuk penggunaan model dalam pendidikan profesi
kesehatan.

16
Model perspektif wholistik menyediakan kerangka kerja afektif untuk pendidikan
keperawatan pada semua tingkatan. Hal ini digunakan untuk program keperawatan
praktis di Community College Baltimore County dan untuk tingkat pendidikan
keperawatan asosiasi di Central Florida Community College. Lowry dan Newsome
(1995) Tommey dan Alligood (2002) melaporkan terdapat 12 program gelar associate
yang menggunakan model tersebut sebagai kerangka kerja konseptual untuk
pengembangan kurikulum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lulusan paling sering
menggunakan model ini dalam peran sebagai pendidik dan penyedia perawatan (care
giver) dan mereka cenderung untuk terus berlatih dari perspektif sistem model
berbasis Neuman. Baru-baru ini telah diungkapkan mengenai model ini yang
diterjemahan ke dalam bahasa Arab untuk digunakan dalam pendidikan keperawatan.
Model Neuman telah dipilih untuk program sarjana muda berdasarkan perspektif
teoretis dan komprehensif untuk kurikulum holistik, dan karena ber potensi untuk
digunakan pada individu, keluarga, kelompok kecil, dan masyarakat. Divisi Perawatan
Neuman College adalah sekolah pertama yang memilih model sistem Neuman sebagai
dasar konseptual untuk kurikulum dan pendekatan untuk perawatan klien pada tahun
1976. Fakultas ini telah mengembangkan alat penilaian dan intervensi berdasarkan
kerangka Neuman dan telah mengembangkan alat evaluasi klinis berdasarkan model
Neuman dan format evaluasi Bondy's. The University of Pittsburgh  di Pennsylvania
adalah salah satu program keperawatan Baccalaureat pertama yang
mengimplementasikan model dalam kurikulum yang terintegrasi. Model ini telah
digunakan di Lander University di Greenwood, South Carolina, sebagai kerangka
untuk pendidikan sarjana muda keperawatan sejak tahun 1987.
Model ini digunakan sebagai kerangka kerja yang komprehensif untuk mengatur
data yang dikumpulkan dari pasien bersalin oleh mahasiswa sarjana keperawatan di
University of South Florida. Di Universitas Texas di Tyler, tingkatan Neuman tentang
pencegahan intervensi digunakan untuk materi dalam program kurikulum. Minnesota
antar Konsorsium Keperawatan, terdiri dari tiga perguruan tinggi swasta yang
berhubungan dengan gereja, telah mengembangkan kerjasama sebuah program sarjana
muda keperawatan yang menggunakan Neuman System Model sebagai kerangka
kurikulum pengorganisasian perusahaan (Glazebrook, 1995). Model ini menyediakan
kerangka kerja untuk mengembangkan program sarjana muda keperawatan di Palm
Beach Atlantic University, dengan kelulusan kelas pertama di 2007 (Alligood, 2004)
Hal ini digunakan di Malone College di Ohio (Mallone College, nd), di Missouri
17
Southern State University (MSSU, nd), dan di College Anslem Saint di New
Hampshire (Saint Anselm College, nd)
Efektivitas model ini telah dibuktikan dalam mendukung transisi konseptual
antara tingkat pendidikan keperawatan. Hilton dan Grafton (1995) membahas
aplikasinya sebagai kerangka kerja untuk transisi dari diploma pendidikan gelar
associate di Los Angeles Country Medical Center Scholl of Nursing. Sipple dan
Freese (1989) menggambarkan transisi dari rekan gelar sarjana muda pendidikan
Neuman Systems Model berbasis di Lander College di Greenwood, South Carolina.
Di universitas Tennese di Martin, model yang diberikan kerangka kurikulum untuk
Bachelor of Science dalam program sarjana Perawatan dimulai pada tahun 1988;
Strickland-Seng (1995) dijelaskan menggunakan sebagai dasar untuk evaluasi klinis
siswa dalam Bachelor of Science dalam mereka Perawatan program sarjana.
The Neuman System Model telah digunakan secara efektif dalam dasar akhir
pendidikan keperawatan dan seterusnya. Bunn (1995) menggambarkan
pengembangan dan pelaksanaan program keperawatan kesehatan jiwa komunitas
berdasarkan prinsip-prinsip perawatan kesehatan di Kanada untuk perawat
terdaftar dalam Bachelor of Science di dalam Keperawatan Program di Univensity
Ottawa. Model ini memungkinkan siswa untuk mempelajari populasi klien yang
dipilih, seperti Cina tua, sebagai keseluruhan berisiko tinggi dan budaya untuk
merencanakan kegiatan pencegahan kesehatan yang relevan di tingkat primer,
sekunder, dan tersier. Martin (1996) menyatakan bahwa transisi pendidikan perawat
anestesi ke dalam program pascasarjana keperawatan akan membutuhkan
penggabungan teori keperawatan maju dan menerapkan Neuman Systems Model
praktek perawat anestesi.

3. Penelitian
Penelitian sangat penting bagi keperawatan untuk maju sebagai suatu disiplin
ilmu. Penelitian komponen model untuk penjelasan tambahan dan generasi teori
keperawatan dapat diuji melalui penelitian adalah contoh kontribusi potensi Model
Neuman untuk kegiatan penelitian dan pengetahuan keperawatan (Fawcett, 1990,
1995a; Mirenda, 1986; Ross & Bourbannais, 1985; J Russel, komunikasi pribadi,
Jan.10, 1988). Aturan untuk penelitian keperawatan Neuman Sistem berbasis Model
telah ditetapkan oleh Fawcett, seorang wali model Neuman, berdasarkan isi model

18
dan literatur terkait (Fawcett & Gigliotti, 2001). Pedoman telah dipublikasikan untuk
panduan penggunaan model untuk penelitian keperawatan (Louis et al, 2002).
Neuman melaporkan bahwa dia adalah salah satu dari tiga model yang paling
sering digunakan untuk penelitian keperawatan (B. Neuman, komunikasi pribadi, 18
Juli 1996). Penelitian yang dilaporkan oleh dukungan komunitas keperawatan
meningkatkan penggunaan empiris dari model. Dalam edisi ketiga model Sistem
Neuman, Louis (1995) dibahas penggunaannya dalam penelitian keperawatan dan
diidentifikasi hampir 100 studi yang dilakukan antara tahun 1989 dan 1993, yang
model menyediakan kerangka kerja. Edisi ketiga juga berisi bibliografi beranotasi
penelitian terpilih dilakukan dari 1989 sampai 1993, dengan lampiran daftar studi
penelitian yang diterbitkan dalam jurnal, disertasi, dan tesis master's.

STUDI KASUS
Sebuah keluarga sedang mengalami perasaan duka cita. Sang ibu yang telah mengandung
2 bulan mengalami pendarahan dan mengharuskan untuk dilakukan aborsi untuk
menyelamatkan jiwa ibunya. Perasaan duka cita dari pasangan tersebut memiliki
karakteristik yang kompleks. Sang ibu berduka karena calon bayinya tidak bisa
dipertahankan (kehilangan interpersonal), atau barangkali merasa bersalah kepada
anggota keluarga lainnya karena tidak sesuai harapan mereka (kehilangan
ekstrapersonal).

Penyuluhan
kepada ibu hamil Psikologis Fleksibel
mengenai resiko
keguguran

Biologis Sosial
Core Normal
Mendeteksi sedini
mungkin adanya
gangguan pada Resisten
rahim Spiritual Kultural

Diberikannya
pengobatan atau
terapi psikolognya

19
Dari kasus diatas, diperlukan pengkajian yangmeliputi aspek : fisiologis, spiritual,
psikologis, perkembangan, dan sosial budaya. Untuk membantu pasangan tersebut
mencapai rekonstitusi, dukungan interpersonal dan ekstrapersonal merupakan 3 hal
penting yang perlu dikaji. Setiap orangtua akan memberikan reaksi yang berbeda dan
respon terhadap pengalaman duka cita bagi masing-masing orang tidak akan sama
termasuk rentang waktu pemulihannya pun berbeda. Setelah dilakukan pengkajian
secara menyeluruh, selanjutnya tahapan perencanaan, intervensi, dan evaluasi akan
menggunakan proses yang sama. Perangkat penilaian akan mengukur hal-hal yang
akan berdampak secara khusus kehilangan pada masa perinatal merupakan suatu
pengalaman yang sangat pribadi bagi banyak orang. Perawat perlu
mempertimbangkan aspek perkembangan seseorang dari perasaan berduka. Intervensi
yang sesuai untuk ibu muda primigravida tentunya akan sangat berbeda dengan ibu
yang telah memiliki anak sebelumnya.
Menurut aplikasi teori Betty Neuman dalam menangani kasus ini adalah dengan
cara pencegahan tersier (Preventif Tersier) untuk pertahanan resistensi, dimana
intervensi yang bersifat kuratif dikarenakan dalam kasus ini telah terjadi keguguran
pada ibu muda primigravida yang menyebabkan ibu muda tersebut merasa stress.
Untuk mengatasinya adalah dengan cara diberikan terapi perilaku kognitif yaitu
perubahan pola pikir pasien yang negatif menjadi positif sehingga dapat mengubah
perilaku pasien menjadi lebih baik lagi dan permanen. Dengan melakukan terapi ini
pasien dapat termotifasi untuk mempunyai anak lagi tanpa adanya trauma. Selain
menghilangkan rasa stres dan trauma yang dialami dengan melakukan sebuah terapi
pasien juga dapat menghilangkannya dengan adanya dukungan dari keluarga
khususnya orang terdekat seperti keluarga, suami dan sahabat. Dengan adanya
dukungan dari keluarga pasien akan lebih termotifasi dan akan menghilangkan
kesedihan akibat keguguran yang dialami serta juga dilakukannya pengurangan
penderitaan akibat penyakit dengan melakukan terapi biologis, terapi ini juga terdapat
faktor besar dengan keluarga maupu orang orang terdekat pasien pasien dapat
menghilangkan rsa stres dan depresinya dengan menlakukan hal hal yang bermanfaat,
namun semua itu akan sia-sia jika tidak adanya kemauan untuk berinteraksi dan
berkomunikasi dari pasien itu sendiri.
20
Pengaruh dukungan suami pasien dapat berupa adanya komunikasi yang bersifat
menghibur dan memecahkan masalah yang mengganggu pikiran sang ibu. Sikap
suami yang dilakukan selain menghibur adalah dapat dilakukan dengan cara
memahami kondisi atau perasaan dari sang ibu dengan tetap memberikan motivasi
dan yang paling penting adalah dengan meluangkan waktu untuk selalu berada
disamping istrinya agar dapat mengurangi stres dan gangguan mental yang dialami.
Selain suami peran keluarga juga sangat dibutuhkan sebagai kerabat dari sang pasien
terutama adalah sang ibu dari pasien tersebut yaitu dengan cara membiarkannya untuk
meluapkan segala kesedihan yang dirasakan setelah itu mengajaknya untuk
melakukan kegiatan bersama dan memberikan motivasi agar dapat melupakan
masalah yang sedang dihadapinya.
Tidak hanya peran suami dan juga keluarga, sahabat juga berpengaruh dalam
proses mengurangi stres yang dialami karena sahabat adalah orang terdekat dari
pasien yaitu dengan cara memulai pembicaraan secara perlahan dan mengajaknya
untuk membagi beban dan kesedihan yang dirasakan, memerlihatkan kekhawatiran
dan kasih sayang kepadanya, mendampingi untuk mendengarkan, membantu tugas-
tugas kecil, menjaga anak yang lain atau apapun yang diperlukan saat itu. Seringkali
teman bersedia membantu, namun sama sekali tidak tahu harus bagaimana. Padahal
mereka bisa saja membantu dengan cara yang praktis, dengan menyiapkan makanan,
mencuci atau berbelanja. Mereka juga dapat membantu secara emosional yakni
dengan membicarakan kejadian itu. Dibutuhkan teman sejati dan berani untuk
melakukannya.
Peran perawat, bidan atau dokter juga berpengaruh. Salah satu realita
menyakitkan yang harus diketahui oleh setiap wanita yang mengalami keguguran
adalah bahwa sering kali bila terancam keguguran, sangat sedikit hal yang bisa
dilakukan perawat atau penolong medis lainnya untuk mencegahnya. Ini merupakan
situasi yang sulit karena wanita yang bersangkutan cenderung merasa bahwa bidan,
perawat atau dokternya telah mengecewakan mereka dengan tidak melakukan apa-
apa. Bidan, perawat atau dokter yang bersangkutan cenderung merasa bahwa wanita
itu tidak realistis karena mengharapkan sesuatu yang tidak dapat terwujud. Dokter,
bidan atau perawat dilatih untuk aktif melakukan sesuatu dan keguguran seringkali
menghadapkan mereka pada situasi dimana tidak ada lagi yang bisa dilakukan.
Keadaan ini dapat membuat frustasi dan menghancurkan hati. Jika ada tindakan yang
bisa menyelamatkan kehamilan, tenaga medis tentu dengan senang hati megambil
21
tindakan. Keguguran tidak hanya membuat stress wanita yang bersangkutan tetapi
juga dokter, bidan dan petugas kesehatan lainnya. Dapat dipahami bahwa sebagian
bidan, perawat dan dokter merasa perlu membuat jarak, tidak hanya untuk
mempertahankan efisiensi, tetapi juga sebagai pelindung diri melawan keterlibatan
sakit hati dan stress. Namun seperti halnya orang yang telah mengalami keguguran,
mereka perlu menyeimbangkan kepedulian dan perhatian. Sebagian besar dokter,
perawat dan bidan peduli tetapi yang dibutuhkan adalah agar pasien melihat bahwa
mereka peduli.

D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Betty Neuman


1. Kelebihan
a. Kekuatan model ini terletak pada adanya pencegahan, pendidikan kesehatan dan
kesejahteraan sebagaimana mengelola sehat sakit dan pendekatan interdisiplin.
b. Model keperawatan ini selama perkembangannya telah banyak diterima dan
diaplikasikan oleh beberapa pakar-pakar keperawatan dan diaplikasikan pada
berbagai tempat perawatan meliputi intensif care, gawat darurat, perawatan mental,
perawatan anak, perawatan dewasa dan keperawatan komunitas. Kemudian peran
keperawatan anastesi.
c. Model Neuman ini fleksibel sehingga dapat bekerja sama dengan tim kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan.
d. Neuman menggunakan diagram yang jelas, diagram ini digunakan dalam semua
penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat menarik. Diagram ini
mempertinggi kejelasan dan menyediakan perawat dengan tantangan-tantangan
untuk pertimbangan.
e. Tujuan mudah dicapai pada sistem yang sudah mantap dan solid dan mekanisme
sistem lebih jelas dan terarah
f. Neuman mengemukakan bahwa lingkungan sebagai kekuatan eksternal dan
internal yang berada disekitar klien. Dimana lingkungan diciptakan untuk menjaga
homeostasis. Lingkungan sebagai sistem terbuka yang dipengaruhi oleh stresor.
g. Adanya pengakuan bahwa individu mempunyai kemampuan belajar dan
berkembang.
h. Tingkat adaptasi klien tinggi, dan adanya kontuinitas serta peningkatan kualitas.

22
i. Model Neuman terus menerus dikembangkan oleh lembaga Neuman dan
mendapatkan umpan balik dari seluruh dunia sehingga Model Neuman terus-
menerus mengalami perbaikan.

2. Kelemahan
a. Model Neuman berawal dari sintesis berbagai disiplin ilmu, tidak berdasarkan riset
empiris murni keperawatan sehingga perlu teori keperawatan lain sebagai
pendukung agar dapat di terapkan didalam keperawatan secara praktis.
b. Karena Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan, teori ini gagal
mengidentifikasi kontribusi unik perawat terhadap pelayanan kesehatan.
c. Hubungan antara perawat dan klien dianggap sebagai domain keperawatan tidak
teridentifikasi, dan peran dari individu sendiri kurang karena lebih banyak
melibatkan sistem.
d. Intervensi keperawatan berfokus pada upaya pencegahan (primer, sekunder,
tersier), yang harus melibatkan orang banyak, penanganannya multidimensional
dan membutuhkan biaya yang banyak.
e. Teori Neuman menganggap manusia lebih mengandalkan kemampuan belajar,
sedangkan manusia juga sebagai sistem adaptif memiliki mekanisme koping, atau
dengan kata lain manusia dipandang hanya sebagai elemen dalam pelayanan.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menurut Neuman, asuhan
keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi reaksi tubuh akibat adanya
stresor, peranan keperawatan berada pada tiga tingkatan yaitu pertama Sehat (prevensi
primer) adalah proses meningkatkan kemampuan masyarakat, kedua Ancaman (prevensi
sekunder) yaitu intervensi yang bersifat skrining (deteksi dini atau screening awal
gangguan kesehatan), ktiga Nyata/Aktual (prevensi tersier) yaitu intervensi yang bersifat
kuratif (kegiatan pengobatan yang ditunjukkan untuk penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan pengendalian penyakit) dan rehabilitatif.
Asuhan keperawatan Neuman digunakan dalam pelaksanaan keperawatan komunitas dan
dapat digunakan dalam kasus apa saja.

B. Saran
Sehingga dalam penerapan aplikasi teori tokoh keperawatan baik teori Betty Neuman
maupun yang lain harus mengedepankan perlakuan yang terbaik. Teori dari Betty
Neuman harus diaplikasikan sebagaimana seperti tingkatan asuhan keperawatan
komunitas kerena berpengaruh dalam mencegah atau mengurangi stres yang diakibatkan
adanya stresor dan juga dapat berkelanjutan pada perkembangan mental pasien dimasa
depannya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, Martha Raile. 2014. Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka Edisi Indonesia
Ke 8 Volume 2. Jakarta : AIPNI.

Hidayat AA. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Potter And Perry. 2009. Fundamental Of Nursing Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika

25

Anda mungkin juga menyukai